Selasa, 23 Desember 2014

Komunikasi Efektif Meningkatkan Kinerja Organisasi 3

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang



2.1    Tujuan  Komunikasi yang Efektif
Setiap kegiatan apa pun di dunia tentu memiliki tujuan  tertentu. Demikian juga denga komunikasi bisnis. Everet M Rogers (2003) dalam Prasakti (2010) menyatakan bahwa tujuan komunikasi bisnis yang efektif sebagai berikut:

2.2.1   Perubahan dan Partisipasi Sosial
Komunikasi bisnis yang efektif dapat memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Komunikasi tentang produk dan pelayanan agar menarik minat masyarakat sehingga terjadi perubahan dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan labat perusahaan juga mengubah cara pandang dan cara penggunaan produk yang dipasarkan perusahaan. Komunikasi juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberikan masukan gar perusahaan itu benar-benar bermanfaat bagi perubahan dan partisipasi masyarkat.

2.2.2   Perubahan Sikap
Komunikasi bisnis yang efektif memberikan kualitas mutu produk yang dihasilkan dan dipasarkan perusahaan dan benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Informasi yang diberikan perusahaan tentang mutu produk dan pelayanan sehat bisa mengubah sikap masyarakat dalam mengkonsumsi produk-produk yang aman dan sehat bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Komunikasi membuat orang (masyarakat) berubah dari cara penggunaan yang salah (kurang sehat) terhadap pola hidup yang lebih sehat dalam mengkonsumsi produk perusahaan.

2.2.3   Perubahan Pendapat
Komunikasi bisnis yang efektif memberikan pemahaman dan pencerdasan pemahaman akan mutu dan kesehatan produk-produk yang diproduksi di dalam negeri.  Persepsi masyarakat kadang sudah melekat bahwa produk dalam negeri, mutu dan keamanan atau kesehatannya diragukan. Untuk itu melalui komunikasi bisnis yang tepat dan efektif, bisa mengubah pelanggan masyarakat Indonesia untuk percaya dan mulai berubah pendapat bahwa produk di dalam negeri juga tidak kalah saing mutu  dan kesehatannya dengan produk dari luar negeri, yang penting informasi yang diberikan perusahaan benar-benar sesuai data objektif dari suatu produk.  Kejujuran informasi sangat penting agar masyarakat atau pelanggan merasa yakin dan boleh berubah pendapat.
  
2.3      Jenis-Jenis Komunikasi Bisnis yang Efektif
Komunikasi bisnis di dalam perusahaan memiliki jenis atau pengklasifikasian. Wursanto (2003) dalam Prasakti (2010) mengklasifikasikan sebagai berikut:
2.3.1  Komunikasi Bisnis Menurut Ruang Lingkup
Wursanto membagi komunikasi bisnis menurut ruang lingkup terdiri atas dua jenis yakni komunikasi internal dan komunkasi eksternal. Komunikasi internal oganisasi atau perusahaan juga dibagi lagi atas dua macam yakni komunikasi vertical dan komunikasi horisontal, sementara komunikasi eksternal terdiri atas dua macam juga yakni  komunikasi dari organisasi kepada kalayak (pelanggan) dan komunikasi dari kalayak (pelanggan) kepada organisasi. Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan antara karyawan perusahaan untuk kepentingan perusahaan tersebut seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antar sesame karyawan.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan. Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi kepada bawahannya sedangkan bawahan memberikan komunikasi melalui laporan-laporan, usul-saran dan pengaduan kepada pimpinan.
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antar pimpinan organisasi dengan kalayak di luar organisasi. Organisasi besar, komunikasi jenis ini banyak dilakukan oleh humas (hubungan masyarakat) dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan pimpinan hanya yang bersifat kebijakan yang penting-penting saja.

Komunikasi dari organisasi kepada kalayak, lebih banyak bersifat informative yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin dengan organisasi (perusahaan). Komunikasi jenis ini bisa seperti majalah, press release, artikel surat kabar, talk-show radio, brosur, poster, pamphlet bahkan film. Komunikasi dari kalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan yang dilakukan perusahaan atau pun saran usul, pengaduan terhadap produk dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
2.3.2   Komunikasi Bisnis Menurut Cara Penyampaiannya
Komunikasi bisnis menurut cara penyampaiannya juga dibedakan atas dua jenis yakni komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Komunikasi lisan adalah cara penyampaian komunikasi secara lisan dapat dilakukan secara langsung maupun tak langsung. Dalam penyampaian komunikasi lisan secara langsung, waktu dan jarak tidak dibatasi seperti waktu rapat atau wawancara atau studi banding. Komunikasi lisan secara tidak langsung lebih dibatasi oleh jarak dan waktu seperti melalui telpon.
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat, email dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu. Dalam komunikasi tertulis juga mesti diperhatikan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan serta perlu mempertimbangkan resiko misalnya aman, mudah dimengerti dan tidak menimbulkan pengertian yang berbeda dari maksud yang ada.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar