Senin, 14 Desember 2009

Kopdit Serviam & Orang Miskin Flores

(Catatan Pengantar pada Buku Bunga Rampai yang telah dilaunching di Ende, 19 Maret 2010)

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Naomi Susan dalam bukunya ‘Be Negative = Menjadi Negatif’ pernah menulis, “Anda memiliki kebebasan untuk memilih. Tetapi, mengapa Anda memilih untuk tetap berada dalam keadaan yang sama setiap harinya dan tidak bergerak lebih maju selangkah demi selangkah?”

Koperasi Kredit Serviam Ende yang dibentuk pada tanggal 09 Januari 1993 dengan anggota awal hanya 27 orang dan asset 670 ribu rupiah terus-menerus menata dirinya untuk berkembang selangkah demi selangkah sebagai salah satu wadah dan sarana pemberdayaan yang handal bagi orang-orang miskin, orang-orang yang berpenghasilan rendah terutama berupaya menjawab berbagai kebutuhan mendesak (uang) para guru, dosen, pegawai dan karyawan Yayasan Nusa Taruni Bakhti yang terkena dampak langsung bencana gempa bumi menghantam Flores tanggal 12 Desember 1992. Di atas reruntuhan itu mereka membangun Koperasi Kredit Serviam (saya mengabdi tanpa pamrih).

MEMBANGUN DARI APA YANG ADA
Perjalanan pertumbuhan dan perkembangan Koperasi Kredit ini ada jatuh dan bangun seperti bayi yang baru berlatih untuk jalan. Walaupun demikian koperasi kredit yang pada awalnya hanya diperuntukkan bagi orang-orang lingkungan Yayasan, sejak tahun 2001 mulai membuka pintu keanggotaan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Ende, pertumbuhannya terus menampakkan hasil yang signifikan: per 31 November 2009; anggota: 1.457, asset: 5,4 M dan modal 3,08 M.

Modal ini dikumpulkan dari kekuatan sendiri, mereka menghemat dari pendapatannya dalam jangka waktu 16 tahun mencapai 3,08 Milliar apabila terus dipacu dan didorong maka perhitungan kasar penduduk Kabupaten Ende misalnya: 20.000 saja maka asset yang dimiliki masyarakat : 20.000 x 3,706,246 = Rp.74.124.914.207 (3,706,246 diperoleh dari 5,400,000,000 : 1.457) dan apabila kita menabung 10 tahun dari sekarang (2009) berarti 2019 = Rp. 74.124.914.207 x 10 (thn) = Rp. 741.249.142.073. Masih pantaskah kita menerima raskin dan blt....???

Jika kita tidak secara serius melakukan ini maka kita dan generasi kita turun-temurun terus mendapatkan ‘raskin dan blt’ sampai dunia akhirat.

Beras Miskin atau raskin dan BLT (Bantuan Langsung Tunai) merupakan musuh keswadayaan dan martabat manusia. Sebab melalui berbagai program (apalagi bersifat proyek) akan semakin mematikan kreativitas masyarakat untuk berusaha sekeras mungkin mempertahankan hidup (e’lan vitae) dan semakin meninabobokan mereka. Proyek ini juga akan mewarisi kepada generasi berikut : “generasi yang hanya tahu menerima tanpa mau bekerja keras” sehingga tidak heran banyak orang mencari jalan pintas dan melahirkan kerusuhan sosial baik di kota terutama sekarang mulai di desa.

Mungkin program padat karya yang sharing kapital dari pemerintah dengan sharing tenaga masyarakat rasanya memiliki nilai lebih ketimbang memberikan uang tunai atau beras raskin. Beras raskin dimakan oleh anak-anak akan melahirkan juga otak miskin, cara berpikir miskin sehingga benang kusut kemiskinan atau penyakit turunan kemiskinan tak akan terobati dan tidak akan tersembuhkan.

Berdasarkan refleksi pengalaman pribadi sudah kurang lebih 12 tahun berkiprah di koperasi kredit, saya mempunyai 1 kesimpulan sederhana bahwa gerakan ini lebih menggerakkan masyarakat untuk hidup mandiri dari apa yang ada pada mereka (pengatahun, ketrampilan, sikap/perilaku) yang disokong dengan berbagai sumber daya alam yang ada. Juga ketika saya ke Thailand, Koperasi Kredit di sana memobilisasi sikap hidup hemat dengan menabung serta memprakarsai lahirnya jiwa kewirausahaan anggota (masyarakat) yang akhir-akhir ini menghasilkan kurang lebih 3-4% penduduknya berwirausaha dan mengurangi jumlah masyarakatnya untuk memilih bekerja sebagai orang upahan.

Tentunya semua mimpi tersebut tidak mudah untuk direalisasikan namun paling kurang secara strategis; cara kerja pemberdayaan ala koperasi kredit rasanya lebih cocok untuk masyarakat kita menuju standar ideal negara maju secara ekonomis sekurang-kurang penduduknya 2,5% bergerak di bidang wirausaha.

MEMBANTU TUGAS PEMERINTAH
Cara kerja dan mekanisme pelayanan Koperasi Kredit yang mengandalkan keswadayaan, pendidikan dan solidaritas tidak untuk dirinya sendiri. Melalui cara dan sudut pandang berbeda ikut membantu memberdayakan anggota dan masyarakat yang sama yang menjadi titik fokus kerja pemerintah.

Walaupun kadang-kadang kita berbeda dalam cara dan sudut pandang namun kita memiliki visi dan misi yang sama untuk memberdayakan anggota (masyarakat) keluar dari lilitan kemiskinan. Kita bersama-sama mengurai benang kusut kemiskinan yang menjadi musuh bersama turun-menurun.
                                                     Anggota sedang mengikuti RAT

Koperasi Kredit Serviam dalam keseluruhan kiprahnya baik langsung maupun tidak langsung telah, sedang dan akan membantu tugas-tugas pemerintah sehingga diharapkan saat-saat mendatang ada kerjasama yang lebih aplikatif dan saling menguntungkan dalam nuansa saling percaya yang jujur. Tidak diharapkan ada usaha saling menciderai.


MELIBATKAN AKTIVIS YANG SE-IDE
Koperasi Kredit Serviam sejak awal pembentukannya selalu melibatkan berbagai pihak yang se-ide, se-pikiran agar se-tindakan untuk memberdayakan masyarakat akar rumput dalam perspektif keswadayaan, pendidikan dan solidaritas.

Oleh karena itu Koperasi Kredit Serviam senantiasa merangkul sekolah-sekolah (SD-SMA) meski belum optimal, Yayasan, Perguruan Tinggi (ada pribadi-pribadi yang menjadi anggota) juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa melakukan penelitian untuk penulisan skripsi, LSM baik lokal maupun internasional, Akta Notaris, Media Massa (terutama Flores Pos), Media Elektronik (RRI-Ende) serta Pemerintah setempat (Dinas Koperasi) selain kerjasama jejaring Puskopdit, Inkopdit, ACCU dan WOCCU.

Kita bekerja sama untuk membangun paradigma cara berpikir baru bagi masyarakat menuju habitus baru yang lebih mengandalkan keswadayaan, kewirausahaan dan kesejahteraan yang bermartabat.

TERBIT BUKU BUNGA RAMPAI
Bermula dari suara-suara dan sekaligus rekomendasi anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2008 agar pengurus menerbitkan buku bunga rampai untuk menceritakan kepada anggota, masyarakat dan pihak III terutama generasi penerus tentang apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan aktivis Koperasi Kredit Serviam.

Para generasi penerus harus memiliki sikap optimis dan moralitas harapan memberdayakan kehidupannya yang lebih bermartabat melalui wadah Koperasi Kredit Serviam Ende.

Menerbitkan buku .... suatu pekerjaan sangat besar dan memakan waktu serta biaya yang tidaklah kecil. Lalu apakah buku itu bermanfaat bagi anggota bahkan tidak sebaliknya membebankan anggota?
Namun itulah kenyataan. Anda memiliki kebebasan untuk memilih, mengapa Anda memilih untuk tetap berada dalam keadaan yang sama setiap harinya?

Buku Bunga Rampai ini bukan buku yang super hebat. Namun kami yakin buku ini bisa membantu membuka wacana bagi kita semua. Buku ini lebih banyak bercerita tentang pengalaman, sejarah pembentukan, opini tentang strategi mengatasi kemiskinan, tips-tips untuk berwirausaha dan hal-hal menarik lainnya yang bisa memberikan rasangan dan suntikan ke otak sehingga berpikir positip dan bergerak lebih maju selangkah demi selangkah.

Buku Bunga Rampai ini merupakan buku pertama kami namun bukan yang terakhir. Kritik dan saran kami harapkan dari rekan-rekan aktivis koperasi kredit atau credit union dan sidang pembaca sekalian agar buku-buku karya kami selanjutnya lebih bermutu dan bermakna.

Terima kasih berlimpah kepada semua pihak yang telah terlibat pada penerbitan buku ini : Pemerintah Kabupaten Ende yang bersedia memberikan kata sambutan, General Manager Inkopdit-Jakarta, Para Penyumbang Tulisan, Tim Editor, Fungsionaris dan 1.457 Anggota Kopdit Serviam yang telah memberikan kepercayaan untuk menerbitkan buku ini serta semua saja yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu dan Tuhan Yang Maha Sempurna. “Kita tidak perlu ahli untuk memulai namun kita memulai untuk menjadi ahli”.

Ende, Desember 2009

Read more...

Kamis, 03 Desember 2009

Mengapa Angka 15 ???

(Kata Sambutan Ketua Kopdit Serviam untuk dimuat pada
Buku Bunga Rampai yang telah dilaunching di Ende, 19 Maret 2010)

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Tentu menjadi pertanyaan banyak orang dan terutama kita sebagai anggota ataupun fungsionaris Koperasi Kredit Serviam bahwa mengapa kita rayakan 15 tahun koperasi kredit kita berkiprah di Kabupaten Ende pada tahun 2010? Apabila kita merujuk pada tahun pembentukan 09 Januari 1993 berarti sudah memasuki usia 17 tahun.

Inilah keunikan Koperasi Kredit Serviam yang sejak awal terus melakukan terobosan meski belum berkembang besar sesuai harapan kita semua. Angka 15, kita tarik dari tahun 2008. Tahun 2008 merupakan garis demarkasi kita menyatakan pengelolaan dilakukan secara profesional. Tahun ini juga Kopdit kita memenuhi target anggota 1000 lebih dengan kekayaan di atas 1 Milliar yang tahun-tahun sebelumnya untuk mencapai hal itu terasa tidak mudah dan mungkin hanyalah sebuah mimpi yang tak terwujudkan.

Syukur kepada Tuhan bahwa tahun ini bagaikan tahun rahmat lantaran kita juga secara swadaya membeli gedung pelayanan sendiri yang berluas 552 m2 di Jalan Eltari serta mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Ende sebagai Koperasi Kredit Terbaik Kabupaten Ende. Hingga per November 2009, anggota kita mencapai 1.457 orang dan kekayaan (asset) Rp. 5,4 M lebih.

Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bahwa pada tahun 2008 menjadi titik start kita merayakan berbagai keberhasilan kecil, merefleksi diri dan memberi makna tersendiri sebagai bekal berharga untuk menumbuhkembangkan Kopdit Serviam semakin JAYA dan ANGGOTA SEMAKIN SEJAHTERA ...!

ASSET KEBANGGAAN
Sadar atau tidak bahwa Koperasi Kredit Serviam merupakan juga anak kandung sebagai asset kebanggaan ibu pertiwi Kabupaten Ende yang berjuang bersama komponen masyarakat lain di daerah ini untuk mengurai benang kusut kemiskinan yang melilit sebagian besar masyarakat.

Kemiskinan masyarakat Kabupaten Ende bukan karena mereka tidak mempunyai ‘apa-apa’ untuk memenuhi kebutuhan dasariah namun lebih dikarenakan oleh kemiskinan cara berpikir (mindset) yang hanya menghabiskan tanpa suatu upaya yang serius dan sungguh-sungguh untuk menghemat dari berbagai pendapatannya dengan cara menabung.

Pada titik kritis inilah, Koperasi Kredit Serviam coba tampil untuk mengambil bagian dalam proses perubahan cara berpikir untuk keluar dari berbagai himpitan kemiskinan dan kemelaratan.

Bukan sesuatu yang luar biasa kontribusi yang diberikan Koperasi Kredit Serviam bagi masyarakat Kabupaten Ende namun hal yang biasa apabila dilakukan secara luar biasa akan memberikan dampak yang luar biasa juga.

TIDAK BERHENTI DISINI
Sesuatu yang baik patut dilanggengkan dan ditingkatkan kualitasnya. Para aktivis dan seluruh anggota Koperasi Kredit Serviam tidak boleh berpuas diri dan berhenti pada zona aman. Sebab 95% manusia di muka bumi ini selalu tergoda untuk berada pada zona aman dan tertidur. Mereka mulai malas untuk bergerak lebih maju. Mereka malas melakukan perubahan.

Padahal siapa yang tidak melakukan perubahan pasti akan terpuruk. Diharapkan kita tetap menjadi manusia yang 5% untuk terus menerobos hutan belantara persaingan agar menjadi salah satu lembaga pelayanan keuangan yang dapat dipercaya dengan ‘branding-designed’ yang tidak mudah dilupakan anggota dan masyarakat.

Kita merasa perlu untuk terus memperbaiki diri dan berubah, selalu ada cara dan sistem kerja yang lebih profesional, mekanisme dan prosudur yang lebih cepat serta produk-produk yang lebih bermutu. Hendaknya perubahan dan perkembangan organisasi kita bagaikan ‘never ending story’: sebuah cerita melodrama yang tak pernah selesai’.

S e m o g a!


Read more...