Jumat, 09 Desember 2011

Kopdit Serviam Kupang Studi Banding di Flores

Oleh Frans Obon, Redaktur Pelaksana HU Flores Pos

(Flores Pos, 10 Desember 2011). Meski dari segi kekayaan dan jumlah anggotanya sudah tergolong besar, namun Koperasi Kredit (Kopdit) Serviam Kupang masih melakukan studi banding pada koperasi-koperasi kredit di Flores dibawah Puskopdit Flores Mandiri.

Studi banding di antara kalangan gerakan koperasi kredit ini dipandang sebagai langkah bersama untuk saling memperkaya dan saling belajar karasteristik dari tiap koperasi yang pada akhirnya akan menjadi bahan referensi bagi perbaikan-perbaikan seperlunya pada institusi masing-masing.

Manajer Kopdit Serviam Kupang Benediktus Seran dalam pertemuan dan diskusi di Kopdit Serviam Ende, Jumat (9/12) mengatakan, rombongan Kopdit Serviam Kupang melakukan studi banding di Kopdit Sangosay di Kabupaten Ngada dan Kopdit Serviam di Kabupaten Ende, sekaligus bertemu dengan pimpinan Puskopdit Flores Mandiri.

Kekayaan Kopdit Serviam Kupang yang didirikan tahun 1985 sebesar Rp37 miliar dengan jumlah anggota 5,600 orang. Kepada Flores Pos, Bene Seran mengatakan, kunjungan mereka ke Flores lebih dimaksudkan sebagai media saling belajar dan untuk bisa melihat realitas kemajemukan Nusa Tenggara Timur terutama untuk membandingkan karakteristik gerakan koperasi kredit di Flores dan Timor. Apalagi di kota Kupang, ada keberagaman sehingga penting untuk mempelajari karateristik masyarakat.

Menurut dia, pasti ada perbedaan dan kesamaan dan dari sana aka nada saling membagi pengalaman demi perbaikan gerakan koperasi kredit. Dalam sambutannya dia mengatakan, dalam kunjungan ini tim Kopdit Serviam Kupang akan “mengambil sebanyak mungkin (pengalaman) dan di Kupang akan disaring lagi apa yang perlu dilakukan” dan “ pengalaman dari kunjungan ini akan dijadikan referensi”.

“Itu semua berproses,” katanya. “Kami bawa pulang banyak ole-ole yang bukan ditaruh di tas, melainkan pengalaman kekayaan yang nanti akan berproses untuk melakukan adaptasi seperlunya,” katanya.

Penasihat Kopdit Serviam Ende Darius Ibu menyampaikan terima kasih kepada tim Kopdit Serviam Kupang. Namun Darius bilang, jika membandingkan jumlah kekayaan dan jumlah anggota, mestinya Kopdit Serviam Ende yang menimba pengalaman dari Kopdit Serviam Kupang.

Kekayaan Kopdit Serviam Ende Rp9,9 miliar, non saham Rp3,6 miliar, kredit Rp5,8 miliar dan jumlah anggota 2,035 orang.

Ketua Kopdit Serviam Ende Kosmas Lawa Bagho mengatakan, rombongan Kopdit Serviam Kupang ingin mendapatkan pengalaman dalam hal strategi pengembangan anggota terutama usaha-usaha untuk menjangkau kaum muda, anak-anak dan kelompok perempuan.

Selain itu, rombongan Serviam Kupang mau membagi pengalaman soal pendampingan anggota yang melakukan usaha-usaha produktif, pengembangan sumber daya manusia baik anggota maupun pengurus dan pengawas.

“Kopdit Serviam Ende lahir dari rahim lembaga pendidikan dan gerakan koperasi kredit bukanlah pertama-tama soal uang tapi soal hati. Bagaimana kita bisa mengubah hati dan cara berpikir orang. Kita ingin mengubah pikiran orang bahwa berkoperasi bukan pertama-tama soal meminjam uang melainkan bagaimana menyimpan uang dan menggunakannya untuk tujuan produktif. Melalui koperasi kredit, kelompok kaum muda akan memberikan kontribusi pada gerakan koperasi kredit,” katanya.

Selain itu, kedua belah pihak saling belajar soal pelayanan, pemberian kredit, pendidikan dan pendokumentasian. Pada akhir dialog, Kopdit Serviam Ende memberikan buku kenangan yang diterbitkan Kopdit Serviam Ende berjudul “Kopdit Serviam dan Kemiskinan di Flores” yang diterbitkan tahun 2010 lalu.

Rombongan Kopdit Serviam Kupang juga melakukan studi banding ke gerakan koperasi kredit di Maumere.
Read more...

Puskopdit Manggarai Raya Studi Banding di Ende

Oleh Frans Obon

(Flores Pos, 12 November 2011). Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Manggarai Raya melakukan studi banding ke koperasi-koperasi kredit dibawah Puskopdit Flores Mandiri, selama dua hari, Jumat dan Sabtu (11-12/11) untuk memperkuat gerakan koperasi kredit di tiga kabupaten di Manggarai.

Manajer Puskopdit Manggarai Raya, Inocentius Peni di sela-sela kunjungan ke Kopdit Serviam di Jln Eltari, Jumat (11/11) mengatakan, kunjungan ke Ende dan Boawae ini bertujuan untuk mengetahui mengapa gerakan koperasi kredit di bawah Puskopdit Flores Mandiri begitu maju baik dari segi anggota maupun pertumbuhan kekayaannya.

“Kita ingin mengetahui strategi pengembangan anggota, pertumbuhan asset dan pengelolaan koperasi kredit,” kata Ino. Menurut Ino, gerakan koperasi kredit di Manggarai ingin belajar dari gerakan koperasi kredit di bawah Puskopdit Flores Mandiri terutama mengenai strategi pengembangan anggota, asset dan manajemen. “Tiga hal ini yang mau dipelajari,” katanya.

Selama di Ende, kata Ino, mereka berdiskusi dengan Manajer Puskopdit Flores Mandiri, mengunjungi Kopdit Bahtera dan Kopdit Serviam. Sabtu (12/11) mereka akan mengunjungi Kopdit Boawae. Jumat (11/11) malam mereka akan merumuskan kembali hal-hal yang menjadi komitmen mereka ketika kembali ke Manggarai.

Soal nama Puskopdit Manggarai Raya, Ino mengatakan, pada awalnya nama Puskopdit adalah Puskopdit Manggarai. Tapi setelah Manggarai dibagi menjadi tiga kabupaten, dua kabupaten mekaran menuntut supaya mereka diakomodasi dalam nama Puskopdit sehingga namanya diubah menjadi Puskopdit Manggarai Raya.

Dalam dialog dan sharing pengalaman di Kopdit Serviam, Bendahara Kopdit Serviam Paskalis X. Hurint dan Magdalena Bhiju Boro dari Badan Pengawas Kopdit Serviam memberikan penjelasan soal strategi pengembangan koperasi kredit. Mulai dari soal manajemen, kepemimpinan, pendidikan, studi banding dan perekrutan anggota serta bagaimana menghadapi persaingan antar koperasi.

Dikatakan, kunci utama keberhasilan dalam gerakan koperasi kredit adalah adanya pemisahan pengurus dan manajemen, pembagian tugas yang jelas, kepemimpinan kolegial dan moralitas seperti kejujuran, komitmen dan kerja keras.
Read more...

Senin, 05 Desember 2011

Tips 100 Cara Menabung

Disarikan oleh Kosmas Lawa Bagho dari bahan financial literacy Drs, Munaldus, M.A

Usia kehidupanku sudah mencapai 44 tahun dan sudah malang melintang dalam dunia kerja nyata selama 14 tahun sejak Mei 1997. Tidak tanggung-tanggung, aku juga mengabdi diri pada lembaga pemberdayaan masyarakat akar rumput, koperasi kredit/credit union yang berbasiskan pendidikan, swadaya (kemandirian) dan solidaritas.

Lembaga koperasi kredit sangt berperan mengubah mindset dan perilakuku pribadi terhadap perencanaan keuangan pribadi dan masyarakat yang diabdi. Kebebasan finansial bahasa kerennya yang dimulai dari tahap demi tahap dengan cara menabung agar tidak mengalami kesulitan keuangan meski suatu saat tidak bekerja lagi secara aktif.

Pertanyaan reflektif muncul di dalam hati kecilku, "Apakah aku sudah sukses menerapkannya dalam tindakan nyata?" Memang mudah diucapkan tetapi susah diterapkan. Aku masih mengalami kesulitan dengan berbagai alasan pembenaran diri.

Cara-cara menabung yang baik baru saya temukan atau segarkan kembali dan menjadi obat motivasi tambahan dalam usaha keras menabung yang produktif pada saat pelatihan financial literacy di aula pusdiklat Puskopdit Flores Mandiri tanggal 20-21 Oktober 2011. Demikian beberapa tips menabung yang cerdas untuk membangun tugu monas kehidupan keuangan pribadi dan keluarga saat ini dan masa depan:

1.Belanja jangan lebih besar pasak dari pada tiang
2.Carilah penghasilan tambahan
3.Gaya hidup sederhana
4.Terapkan Anggaran Belanja Keluarga secara sungguh-sungguh
5.Jangan menggunakan Kartu Kredit
6.Belanja jangan pakai mata, tetapi pakai rencana
7.Hematlah menggunakan pulsa hp, maksimalkan sms
8.Belanja barang dengan membandingkan harga di tempat lain
9.Belanja dengan cara menawar
10.Jangan belanja barang hanya semata-mata karena ada penjualan besar-besaran atau cuci gudang
11.Jangan membeli barang yang tidak berkualitas
12.Membeli barang pada saat harga turun
13.Jika anda bisa mencapai target tabungan yang sudah anda tetapkan, hadiahi diri anda, misalnya dengan membawa keluarga makan mie tiaw/bakso di luar
14.Jangan mengkonsumsi makanan sesuka hati anda
15.Lakukan sebanyak mungkin kegiatan di rumah
16.Tabungan paling tidak 10% dari pendapatan yang anda peroleh
17.Tetapkan taget menabung tiap bulan, misalnya Rp 500.000,- tiap bulan. Jangan melanggarnya
18.Menyimpan uang di rumah hanya secukupnya saja, yang lain disimpan di CU
19.Terus asah kemampuan dan ketrampilan anda
20.Gunakan waktu luang anda untuk hal-hal yang berguna. Jangan suka bermalas-malasan
21.Kembangkan hobi anda. Kelak hobi andapun bisa menghasilkan uang
22.Berhentilah merokok (jangan merokok)
23.Jangan berpoya-poya
24.Hindari hiburan yang tidak sehat (minuman keras, ke kafe, ke diskotik, begadang, pesta pora)
25.Berdietlah dan kurangi berat badan anda
26.Tingkatkan semangat membaca supaya pola pikir anda berkembang
27.Jangan bersaing dengan tetangga atau orang lain
28.Jangan membanding-bandingkan diri anda dengan orang lain. Anda adalah anda.
29.Jual mobil anda jika hanya menambah beban keuangan anda
30.Belilah asuransi kesehatan sebelum anda menggunakannya
31.Masuklah jadi anggota CU sebelum anda memerlukannya
32.Angsurlah pinjaman anda tepat waktu dan tepat jumlah
33.Jangan menggunakan TV lebih dari satu
34.Belanjalah pakaian anda di tempat yang murah meriah
35.Antar-jemput anak sekolah cukup dengan sepeda motor saja
36.Belilah perabot rumah tangga secukupnya dan jangan yang mahal-mahal
37.Cat ulang meja kursi tamu anda daripada harus membeli yang baru
38.Bawalah bekal ketika anda pergi bekerja, daripada harus makan di warung/restoran
39.Daripada berlangganan surat kabar, lebih baik pergi ke perpustakaan dan membacanya di sana, atau membeli surat kabar bekas
40.Jangan kecanduan minuman kaleng, buat sendiri jus atau teh es
41.Jangan membeli buku yang mahal-mahal, pergilah ke perpustakaan
42.Tidak perlu meng-krimbat rambut anda, tetapi cukup sampo sendiri di rumah
43.Kendalikan kebiasaan mengemil
44.Berolahragalah secara teratur dan jaga pola makan anda
45.Sikat dan rawatlah gigi anda secara teratur, daripada tergantung kepada dokter gigi
46.Service-lah kendaraan anda secara teratur, supaya jangan sampai terjadi kerusakan berat
47.Rajin-rajinlah mencuci pakaian anda, daripada cepat rusak dan anda harus membeli yang baru
48.Jangan menggunakan perhiasan berlebihan
49.Tampilan rambut harus tetap sederhana
50.Menggunakan kendaraan roda dua pakailah helm standar dan titipkan di tempat yang aman
51.Pergi menyetir gunakan sabuk pengaman
52.Jangan mengendarai kendaraan anda ugal-ugalan
53.Jika sakit pergilah ke dokter, jangan menggunakan obat sembarangan
54.Jangan makan ikan dari hasil tuba potas atau tuba kimia yang membahayakan
55.Jangan suka keluyuran malam
56.Kendalikan uang saku anak
57.Hindari sering-sering makan di luar, sukai hidangan buatan sendiri di rumah
58.Konsumsilah minuman air mineral biasa atau bersih yang dimasak di rumah
59.Kendalikan belanja mainan anak
60.Bepergian ke luar kota sendirian jangan menggunakan kendaraan pribadi, naiklah bis
61.Hindari pergi ke acara keramaian di kampung seperti karaoke tempel, gang gong, ganjur, dan sejenisnya
62.Jauhi perjudian bola
63.Nonton tv jangan terlalu larut malam
64.Setialah kepada pasangan anda
65.Jangan mudah menyerah
66.Sabar
67.Jangan menunda menabung
68.Memberi kolekte setiap minggu dengan jumlah yang pantas
69.Tulis semua pemasukan dan pengeluaran anda setiap hari secara disiplin
70.Menanam karet sebanyak mungkin
71.Kilokan barang-barang bekas anda dan jualah
72.Cuci sendiri kendaraan anda daripada harus ke tempat pencucian
73.Jangan menggunakan hp lebih dari satu
74.Jangan menggunakan merek hp yang mahal-mahal
75.Beli perabot rumah tangga yang sederhana
76.Beli genset secara kongsi
77.Jangan mudah menjual lahan
78.Rawat kaplingan sawit yang sudah dikonversi, jangan dijual
79.Jangan menebang pohon durian untuk membuat mebel
80.Kendalikan pengeluaran anak sekolah/mahasiswa
81.Cari beasiswa untuk anak sekolah
82.Kuliah sambil kerja atau kerja sambil kuliah
83.Cari bapak/ibu angkat
84.Cari teman sebanyak mungkin
85.Jauhi ngerumpi
86.Jauhi arisan tembak
87.Jauhi rentenir
88.Cari sewa rumah di tempat yang terpencil
89.Sewakan kamar di rumah anda
90.Pelihara anjing untuk keamanan rumah
91.Memancing ikan di sungai daripada membeli ikan di pasar ikan
92.Memetik sayuran di hutan daripada beli di pasar
93.Berladanglah daripada semua harus membeli
94.Jual karet ketika harga naik
95.Tingkatkan saldo rekening tabungan darurat
96.Hindari meminjam di banyak CU
97.Hindari kesenangan meminjam barang tetangga
98.Hormati ayah dan ibu anda
99.Untuk mengurangi ruangan yang panas pakai kipas angin saja
100.Pakai tikar buatan sendiri, daripada pakai karpet
Read more...

Minggu, 27 November 2011

Kaum Muda dalam Gerakan Koperasi Kredit

Oleh Maria Eufemia Bunga
Anggota Kelompok Menulis Kopdit Serviam Ende

Gerakan Koperasi Kredit di Indonesia termasuk di Flores sudah memasuki usia 40 tahun. Dalam kurun waktu 40 tahun itu gerakan Koperasi Kredit mengalami jatuh dan bangun. Tetapi oleh pembaharuan yang terus menerus, komitmen dan kerja para penggiat koperasi kredit, maka sampai saat ini sudah 60-ribuan orang telah bergabung dengan gerakan Koperasi Kredit. Pertumbuhan aset (kekayaan) juga meningkat tiap tahun dan sekarang kekayaan koperasi kredit di bawah Pusat Koperasi Kredit Flores Mandiri mencapai ratusan miliar.

Namun kalau dilihat dari komposisi anggota koperasi kredit, telah terjadi ketimpangan dalam jumlah anggota kaum muda. Jumlah anggota dari kaum muda (usia sekitar 25-40 tahun) hanya berkisar 35 persen lebih, yang berarti jauh dibawah jumlah anggota yang berusia di atas 40 tahun. Ini berarti gerakan koperasi kredit di Flores telah kehilangan kelompok potensial yang sering disebut sebagai lokomotif gerakan perubahan. Padahal peranan kaum muda di dalam pembangunan bangsa sebagai kelompok produktif sangat besar. Dengan kata lain peranan kelompok kaum muda dalam komposisi penduduk Indonesia sangat potensial untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Jika kita lihat dalam konteks gerakan kemerdekaan Indonesia, sejak 1928 peranan kaum muda sebagai pelopor pembangunan dan lokomotif perubahan sangat vital. Ikarar kaum muda untuk satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa telah menjadi titik pangkal kesadaran baru dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.

Di dalam konteks yang sangat vital itu, dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, tujuan artikel ini adalah mau menggugah kaum muda untuk menjadi anggota koperasi kredit sebagai lembaga keuangan alternative untuk merencanakan masa depan mereka dan menjadi sumber pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan produktivitas ekonomi di masa depan. Dengan masuk menjadi anggota koperasi kredit berarti kaum muda menyimpan uang (saving) dan meminjam uang untuk tujuan produktif. Saving di koperasi kredit berarti kaum muda mau merencanakan masa depannya dan meminjam uang dari koperasi kredit untuk tujuan ekonomi produktif merupakan salah satu langkah penciptaan lapangan kerja bagi diri sendiri.

Dengan demikian gerakan koperasi kredit tidak saja menjadi lembaga keuangan alternatif, tempat di mana seseorang bisa menabung dan meminjam, melainkan sebagai tempat terjadinya transformasi cara berpikir.

Fenomena Empirik
Jika kita lihat dari pola hidup kaum muda saat ini, tawaran produk-produk teknologi telah membuat kaum muda sebagai pemakai yang konsumtif. Pola konsumtif itu lebih dipengarahui oleh prestise yang dalam bahasa anak muda sekarang hanya karena “gengsi gede-gedean”. Penggunaan handphone (HP) yang tidak terkendali, misalnya, telah menyebabkan sebagian besar uang anak muda dihabiskan untuk membeli voucher.

Tawaran-tawaran pola konsumsi global itu telah memerosotkan nilai, penghargaan terhadap hal-hal religious dan kemerosotan nilai-nilai moral. Dampak negatif lainnya adalah pola pikir dan pola perilaku kaum muda berubah. Egoime dan invidualisme sangat menonjol.
Pola konsumtif itu menyebabkan kaum muda tidak merencanakan masa depannya dengan lebih baik. Banyak uang dihabiskan untuk konsumsi sesaat dan tidak dipakai untuk tujuan produktif. Karena itu tidak mengherankan bahwa kaum muda kehilangan momentum menggunakan usia produktifnya untuk menghasilkan ekonomi produktif.

Karena kaum muda tidak memiliki saving untuk masa depan mereka maka tidak mengherankan bila di masa depan, mereka tidak dapat berbuat banyak. Mereka tidak bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri.

Peran Koperasi
Pertanyaan yang hendak kita jawab adalah apa yang bisa dilakukan oleh gerakan koperasi kredit untuk menolong kaum muda agar mereka bisa merencanakan masa depannya dengan lebih baik dan agar kaum muda bisa berdiri di atas kaki sendiri secara ekonomi sebagai semboyan dari Soekarno, presiden pertama Indonesia.

Pertama, koperasi mengajarkan agar seseorang merencanakan masa depannya secara teratur. Gerakan koperasi kredit mengajarkan anggotanya untuk menyimpan secara teratur, meminjam dengan bijaksana dan mengembalikan kredit dengan teratur.

Seorang motivator asal Bali pernah mengatakan “Jika anda lunak terhadap hidup Anda maka hidup Anda akan menjadi keras, sebaliknya jika Anda keras terhadap hidup Anda maka hidup Anda akan lunak”.

Pesan ini mau mengatakan kepada kita bahwa jika kita memenej hidup kita dengan baik, menabung sedikit demi sedikit dari penghasilan yang kita dapat, niscaya kita akan dapat dengan leluasa mengatur hidup kita dengan lebih muda. Karena hanya dengan cara ini kaum muda tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain, tetapi di tangannya sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa merubah nasib kita sendiri selain adanya kesadaran dan kemauan dari diri sendiri untuk merubah masa depan.

Untuk sampai pada sasaran ini, peranan orang tua menjadi penting dalam membimbing dan menuntun langkah kaum muda dalam menggunakan pendapatan dengan lebih bijaksana. Sebab melalui aktivitas menabung, kaum muda mampu merencanakan masa depannya dengan lebih baik. Seperti kata pepatah, “ sedia payung sebelum hujan”.

Kedua, gerakan koperasi kredit dalam menarik kaum muda untuk menjadi anggota koperasi perlu menggunakan pendekatan kategorial. Ini tidak lain adalah gerakan koperasi kredit perlu mendekati kelompok kategorial dan menggugah kesadaran mereka agar merencanakan masa depan mereka melalui koperasi kredit.

Mendekatkan diri dengan kaum muda seturut semangat dan jiwa kaum muda adalah jalan terbaik untuk menarik perhatian kaum muda, mengguggah kesadarannya bahwa mereka sendiri yang bertanggungjawab atas masa depan mereka. Bahwa perubahan perilaku di dalam kaum muda akan berdampak positif bagi kemajuan masyarakat. Dengan kata lain proses transformasi nilai-nilai seperti komitmen, bertanggungjawab dan mandiri dilakukan oleh kaum muda sendiri dengan pendekatan kategorial.

Ketiga, Kopdit goes to school/ campus. Gerakan koperasi kredit perlu mengkampanyekan apa keuntungan menjadi anggota koperasi kredit di sekolah-sekolah. Karena sekolah adalah lembaga sosial di mana transfer nilai, pengatahuan dan perubahan perilaku terjadi. Dengan demikian sekolah menjadi tempat yang tepat agar terjadi perubahan dan transformasi nilai dalam diri kaum muda. Karena itu koperasi kredit mesti dari sekolah ke sekolah atau dari kampus ke kampus dan mulai merencanakan keuangannya dengan baik demi masa depan mereka sendiri.

Keempat, para pegiat koperasi kredit dapat menceritakan kembali kisah-kisah sukses orang-orang yang pernah mendapatkan pinjaman dari koperasi untuk mengembangkan usaha-usaha produktif ekonomis. Dengan kisah-kisah sukses ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada kaum muda.

Kesimpulan
Beberapa pendekatan yang telah disebutkan di atas diyakini bisa menarik minat kaum muda untuk menjadi anggota koperasi. Menjadi anggota koperasi tentu bukanlah tujuan utama dari usaha terrsebut, melainkan menjadikan koperasi sebagai lembaga keuangan alternative agar kaum muda merencanakan hidupnya lebih baik dan mendapatkan pembiayaan bagi kegiatan ekonomi produktif mereka. Dengan demikian kaum muda dapat menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri. Kemandirian dalam menciptakan lapangan kerja jauh lebih baik mendesak sifatnya dan lebih relevan pesannya ketika kita merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Read more...

Selasa, 25 Oktober 2011

Kopdit Serviam Bentuk Kelompok Menulis

Oleh Frans Obon, Redaktur Pelaksana Flores Pos

(Flores Pos, 26 Oktober 2011). Koperasi Kredit (Kopdit) Serviam membuat satu terobosan membentuk kelompok menulis dengan nama Kelompok Menulis Koperasi Kredit Serviam. Pelatihan menulis opini dan feature dilakukan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (22-23/10) bertempat di kantor Kopdit Serviam di Jln Eltari Ende.

Ketua Kopdit Serviam Kosmas Lawa Bagho mengatakan pada acara pembukaan, sabtu, kelompok menulis Kopdit Serviam ini bertujuan melatih para anggota koperasi kredit untuk bisa menuangkan gagasan dan menyumbangkan pemikirannya bagi kemajuan gerakan koperasi kredit di Flores dan menulis berbagai isu lainnya di Flores.

Kelompok menulis ini, kata Kosmas, dimaksudkan pula untuk membudayakan menulis daripada berbicara. "Kita suka dengan budaya lisan daripada budaya menulis," katanya.

Menulis yang baik membutuhkan komitmen, disiplin, ketekunan, sebab "menulis yang baik merupakan buah dari latihan yang terus menerus".

Dia mengingatkan peserta pelatihan agar "jangan takut terhadap kritikan dari orang lain tetntang tulisan kita, sebab saat kita takut dikritik saat itu juga kita berhenti menulis".

Tema-teman yang digarap adalah mengenai gerakan koperasi kredit, generasi muda dan perempuan. Menurut dia, dari komposisi anggota koperasi kredit, jumlah orang muda dan kaum perempuan masih tergolong sedikit. Padahal kelompok muda dan perempuan adalah kelompok strategis dan kelompok potensial di dalam masyarakat.

Magdalena Bhiju Boro, peserta pelatihan yang juga guru SMPK Santa Ursula Ende, mengatakan, pelatihan dan pembentukan kelompok menulis ini sangat bagus. "Kegiatan dua hari ini menunjukkan bahwa Kopdit Serviam selalu punya gebrakan-gebrakan baru. Diharapkan kelompok menulis ini terus berlanjut," katanya.

Maria Eufemia Bunga peserta lainnya, mengatakan, kegiatan menulis ini merupakan proses pembelajaran untuk mengasah kemampuan menulis.

Yohanes Satu, guru SMPK Santa Ursula, mengatakan, kegiatan tersebut memiliki nilai plus, menambah wawasan dan ajang bagi ketrampilan menulis.

Matinianus Pegu menyampaikan terima kasih kepada Kopdit Serviam yang merencanakan gebrakan baru bagi kemajuan para anggotanya. "Momen ini sangat baik karena kita bisa berusaha untuk bisa melihat kemampuan menulis," katanya.

Theodorus Yankiter Jawa mengatakan, kegiatan ini menunjukkan bahwa gerakan koperasi kredit amat peduli dengan pengembangan sumber daya manusia anggotanya. Dia menilai dengan kegiatan dan pembentukan kelompok menulis seperti ini menunjukkan bahwa gerakan koperasi kredit tidak hanya mengumpulkan uang, tetapi juga mengembangkan potensi dalam diri anggota.

Jawa berikrar pada Minggu bahwa dia akan mendaftarkan diri menjadi anggota Kopdit Serviam.
Read more...

Jumat, 21 Oktober 2011

Tips Hidup Sukses

Oleh Kosmas Lawa Bagho & Michelle Semwogerere

1.Defenisikan Tujuan Hidup secara Tertulis.
2.Kembangkan Keyakinan akan Tujuan Hidup.
3.Bangun Sikap Mental Positip.

4.Hargailah Perjalanan atau Proses.
5.Aturah Pikiran secara Bijak.
6.Berpikir Akurat dan Cermat.
7.Disiplin Diri.
8.Merakit Kepribadian yang Menyenangkan.
9.Inisiatif Pribadi.
10.Antusiasme.
11.Tim Kerja.
12.Belajar dari Kekalahan.
13.Visi Kreatif.
14.Aturlah Waktu dan Uang.
15.Jagalah Kesehatan Fisik dan Mental.
16.Gunakan Kekuatan Kebiasaan Alami.
17.Kekuatan Iman.
Read more...

Tips Cerdas Keuangan (Financial Literacy)

Ditulis ulang oleh Kosmas Lawa Bagho
dari bahan financial literacy Bapak Drs. Munaldus, M.A.
waktu Pelatihan Financial Literacy, Ende, 20-21 Oktober 2011


Modul 1 : Misi Koperasi Kredit/CU: Membantu anggota menolong dirinya sendiri untuk mencapai kemandirian keuangan.

Tujuan :
1. Memperoleh kejelasan tentang misi asli koperasi kredit/cu “membantu anggota mencapai kemandirian keuangan dan kemauan anggota menolong dirinya sendiri”.
2. Menemukan tindakan yang perlu diambil dalam menerapkan prinsip-prinsip koperasi kredit kedalam pelayanan koperasi kredit.

Modul 2 : Produk dan Pelayanan Koperasi Kredit/CU: Menawarkan solusi keuangan untuk memecahkan berbagai masalah/kebutuhan anggota pada setiap tahap kehidupan.

Tujuan :
1. Mengelompokkan kebutuhan dan sasaran keuangan para anggota pada setiap “stages of life” (tahap-tahap kehidupan).
2. Menjelaskan life stages para anggota dan calon anggota koperasi kredit/cu.
3. Mengidentifikasi produk-produk koperasi kredit/cu yang membangun kekayaan dan memenuhi kebutuhan keuangan para anggota.
4. Mengenal berbagai masalah dan kebutuhan keuangan para anggota pada life stages yang berbeda.

Modul 3 : Mempelajari Bahasa Penciptaan Kekayaan:
berapa banyak kekayaan bersih saya miliki saat ini?

Tujuan :
1. Mengelompokan asset-aset, hutang dan kekayaan bersih pribadi.
2. Mendefenisikan makna asset, hutang dan kekayaan bersih.
3. Mengidentifikasi strategi membangun kekayaan pribadi/keluarga.

Modul 4 : Aturan Manajemen Keuangan Pribadi

Tujuan :
1. Mengetahui 12 aturan manajemen keuangan dan penerapannya sehari-hari.
2. Memahami alasan mengapa para anggota banyak yang gagal memenuhi kebutuhan keuangan sehingga selalu menghadapi berbagai masalah keuangan.



Modul 5 : Cara-Cara Menabung Uang.

Tujuan : Mendapatkan tips-tips dan cara-cara menabung uang secara praktis.

Modul 6: Mengapa Kita Perlu Memiliki Dana Darurat?

Tujuan :
1. Mampu memperkirakan hal-hal tak terduga yang dapat terjadi di masa depan.
2. Menentukan jenis-jenis hal-hal tak terduga dalam kehidupan yang dapat mempengaruhi rencana keuangan setiap orang.
3. Sadar bahwa setiap orang harus siap uang tunai apabila terjadi keadaan tak terduga.

Modul 7 : Perencanaan Keuangan Keluarga

Tujuan : Mendapatkan pemahaman bahwa return on life (RoL) adalah proporsi nilai dari koperasi kredit/CU tidak semuanya tentang uang.

Modul 8 : Anggaran Belanja Keluarga: Membuat peta jalan keuangan

Tujuan :
1. Dapat membuat tujuan hidup yang ingin dicapai dan bagimana mencapainya.
2. Memiliki visi yang jelas tentang sasaran keuangan dan bagaimana mencapainya.
3. Menghindari sesat di jalan yang akan memperlambat pencapaian tujuan “mandiri dalam bidang keuangan”.
Read more...

Kamis, 20 Oktober 2011

Tips Menciptakan Kekayaan Pribadi

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Tanggal 20-21 Oktober 2011, kami pengurus, manajer dan staf koperasi kredit yang berpayung dibawah Puskopdit Flores Mandiri (48 peserta0 mengikuti Lokakarya Financial Literacy yang dipandu langsung oleh Drs. Munaldus, M.A. Ketua Puskopdit Khatulistiwa dan Ketua Koperasi Kredit/CU Kelikumang Kalimantan Barat. Ada 8 modul Financial Literacy yang merupakan adaptasi materi financial Literacy yang diperkenalkan oleh CCA-Kanada dan ACCU-Bangkok.

Hari pertama (20 Oktober 2011) kami jalani 4 modul dengan penuh antusias apalagi diselingi diskusi kelompok dan sharing pengalaman baik dari Bapak Munaldus maupun dari peserta generasi pendiri. Sungguh suatu lokakarya yang sangat saling memperkaya bagaimana menciptakan kekayaan pribadi betapa sering disepelekan sehingga selalu berada di bawah piramida kemiskinan secara turun temurun.

Ada banyak pembelajaran yang penulis terima namun yang paling berkesan adalah membuat neraca keuangan pribadi untuk menemukan kekayaan bersih saat ini dan lima tahun ke depan didukung dengan 12 Aturan Menciptakan Kekayaan Bersih Pribadi.

Adapun 12 Aturan tersebut adalah:
1. Tetapkan Tujuan Keuangan Anda Pribadi.
2. Hiduplah sesuai Kemampuan Anda, jangan besar pasak dari tiang.
3. Bebaskan diri Anda dari Jeratan Utang.
4. Jangan pernah menunggak pengembalian pinjaman.
5. Kendalikan pengeluaran.
6. Pahami Biaya-Biaya yang Anda Keluarkan.
7. Pahami Nilai Waktu dari Uang.
8. Pahami Bunga Majemuk dari Uang.
9. Ambil Resiko dengan Penuh Perhitungan.
10. Menabung Uang.
11. Berinvestasi dengan Kerangka Berpikir yang baru.
12.Investasi dan Kekayaan yang beragam.
Read more...

Senin, 10 Oktober 2011

Tips Hidup yang Sempurna

Oleh Kosmas Lawa Bagho & Michelle Semwogerere

Langkah- Langkah Presentasi
Peta Hidup Saya
yang Sempurna

Materi Motivasi Pribadi
Peserta On Job Training (OJT)

Ende, 9-10 Oktober 2011

Hari Pertama
1.Perekenalan pribadi (Impian) gambar impian – money makes go around
2.Penjelasan tentang tujuan Lokakarya Motivasi Hidup Pribadi --- introduction video
3.Sesi 1 : Jika saya hanya memiliki waktu hidup tinggal 24 jam saja (if you had 24 hours to live)
4.Video lagu ayah Ebiet G. Ade
5.Sesi 2 : Visualisasi 7 Kebiasaan
6.Video Orang Mati (death of a relative)
7.Sesi 3: 5 Harapan
8.Video Orang Cacat (Nick Video)
9.Sesi 4 : Penilaian Diri
10.Video (music 7 habits of visualization)
11.Sesi 5 : Mentor (Orang teladan)
12.Gambar Orang Sukses (Role Model)
13.Sesi 6: Menulis Naskah Hidup
14.Video Putus sekolah, Anom jadi pengusaha sukses
15.Sesi 7 : Visi Pribadi
16.Video (life’s porpouse video)
17.Sesi 8 : Misi Pribadi
18.Video life chaging video
19.Sesi 9 : Mensyukuri hal2 yang sudah diterima
20.Video (Never fear indo version)
21.Sesi 10 Prestasi Pribadi
22.Terakhir (Menulis Riwayat Hidup meninggal saat 90 tahun)
23.Video Hidup adalah perjuangan –Failure
24.Refleksi bersama di depan lilin (peserta menulis kelalaian selama OJT atau sebelum OJT dan buat komitmen/ janji apa yang akan dilakukan setelah OJT 60 hari dan membca dengan ekspresi lalu membakarnya pada lilin yang sedang bernyala). Hal ini disesuaikan dengan konteks peserta!

Hari Kedua (10 Oktober 2011)
1.Sesi 1 : Ibu Mengajarkan Anak yang Jatuhkan
2.Music iringan
3.Orang mencari kunci
4.Musik iringan
5.Sesi 2 : rumus E + R = O
6.video
7.Aturan Lima
8.Video
9.17 Prinsip Sukses
10.Pesan dan kesan peserta!

Catatan:
1.Apabila seluruh peserta bisa menemukan diri dan menyadari kelebihan maupun kelemahan dengan ekspresi menangis ataupun penyesalan lainnya maka keseluruhan proses ini bisa dikatakan 80% berhasil.
2.Apabila tidak ada tanda-tanda perubahan fisik maka tingkat keberhasilan dibawah 40%.
3.Tangisan, teriakan dan air mata saat awal proses akan menentukan langkah-langkah selanjutnya dan hendaknya diakhiri dengan komitmen untuk hidup makin sempurna baik secara pribadi, kelompok, keluarga dan dalam lembaga koperasi kredit tempat kita abdi.
4.Bisa disesuaikan dengan kondisi namun sebaiknya lokakarya ini dibuat setelah pelatihan yang panjang dengan waktu minimal 2 hari hehehe
5.Video dan music iringan kami download dari internet secara gratis. Kami perlu menyampaikan terima kasih kepada para donator untuk pencerdasan karakter para calon dan staf serta pemimpin dalam gerakan koperasi kredit.
6.Selamat mencoba dan jika mengalami kesulitan, bisa hubungi Tim DIKLAT Puskopdit Flores Mandiri melalui email: kbagho@yahoo.com atau web: www.puskopditbenn.com.
Read more...

Minggu, 09 Oktober 2011

Kisah Perjalanan ke Negeri Jiran, Malaysia

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Hubungan Indonesia dan Malaysia tak selalu mesra meski keduanya bangsa serumpun Melanesia-Melayu.
Hubungan kedua Negara serumpun itu makin kurang harmonisketika ketiga petugas perbatasan RI ditukar dengan 8 orang penangkap ikan ilegal dari Malaysia beberapa waktu lalu. Sempat tegang; pemuda dan mahasiwa RI turun ke jalan memprotes tindakan tersebut.

Penulis termasuk orang yang tidak setuju dengan tindakan Malaysia dimaksud. Namun tak diyana, penulis justru berkesempatan mewakili 77.000 anggota koperasi kredit dibawah Puskopdit Flores Mandiri (PFM) mengikuti Asian Forum ACCU (Asian Confederation of Credit Union) Dewan Koperasi Kredit Asia yang berpusat di Bangkok tahun 2011 di Villa Holiday Subang, Selangor, Malaysia.

Berangkat dari Ende tanggal 13 September 2011, menggunakan Trans Nusa/AirAsia dengan pilot Charly Simanjuntak tepat pukul 16.30 wita bersama Bapak Theofilus Woghe bersama ibu.

Perjalanannya lancar dan kami tiba di Denpasar pukul 17.30 waktu setempat dan dengan taxi langsung menuju Rumah Ret-Ret Betania, biaya ongkosnya Rp45.000.- Penginapannya sungguh nyaman dengan aksesori khas Katolik kepunyaan Keuskupan Denpasar.

Pagi tanggal 14 September 2011 pkl. 11.00 wita, kami check in di Bandara Ngurah Rai menuju Jakarta dengan pesawat Lion Air. Tiba di Jakarta pukul 15.00 wib dan rombongan kami pun berpisah. Bapak Theofilus bersama ibu menginap di keluarga untuk persiapan pernikahan putra sulung mereka tanggal 24 September 2011 dan penulis dengan Bus Damri menuju Terminal Pulogadung dan selanjutnya dengan taxi menuju Hotel Farrel di Jalan Gunung Sahari 2 Jakarta Pusat.

Penulis berkesempatan ke Kantor Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) di Jalan Gunung Sahari 3 dan bertemu dengan General Managernya Bapak Abat Elias, Puspo Chayo yang juga akan ke Malaysia, mbak Roma, mbak Carla dll. Penulis bersama Puspo sempat ke Toko Gunung Mas untuk menukar uang (money changer) dari rupiah ke US$.

Malamnya penulis menghantar berkas-berkas Daperma dari Puskopdit Flores Mandiri (PFM) dan bertemu abang Bram Paulson. Beliau mengajak penulis untuk makan malam di Restaurant Golden. Makanannya mayoritas sayuran (vegetables) enak sekali bebas lemak lagi hehehe.

Kembali nginap sendiri di Hotel Farrel. Pagi sekali pkl 05.00 wib, penulis dengan taxi ke bandara Soekarno-Hatta terminal 2d. Biaya taxi Rp150,000.- lumayan mahal; iya sesekali sosial juga hehehehe.

Check in bersama Bapak Theofilus Woghe sebelum Bapak Abat Elias, Bapak Puspo Chayo, Bapak Joko Setyono, mbak Maria Andina datang. Kami berenam bersama teman-teman dari Kalimantan berangkat dari Jakarta pkl. 09.00 wib dengan GA 280 menuju Kualalumpur, Malaysia.

Tiba di Kualalumpur 1,25 jam kemudian dengan sedikit deg-degan ketika ada pengumuman cuaca sedikit buruk dan goncangan cukup dirasakan. Syukur bisa tiba dengan selamat dan langsung dijemput panitia dengan bus pelancong (pesiaran) dengan biaya RM (Ringgit Malaysia) 28 = 84,000 rupiah Indonesia dari bandara menuju Holiday Villa Subang, Selangor, Malaysia.

Pendaftaran administrasi dan mendapatkan pembagian kamar. Malam ada makan malam di hotel dan kami berempat (penulis, Joko, Puspo dan Andin) berjalan kaki cukup jauh untuk mencari soket yang berkaki dua sebab semua fasiltas soket di hotel semuanya berkaki tiga. Kembali ke hotel menggunakan taxi dengan biaya RM 10 = 30,000 rupiah lalu Puspo menyeletuk hehehe beli apa ya dengan RM 10! Bagi orang kecil (sopir taxi) uang segitu bisa sangat berharga hahahahaha …………………

Selangor, Malaysia, 15 September 2011
Pkl 24.00 waktu Malaysia = waktu Indonesia Tengah
Read more...

Pantaskah Diriku Disejajarkan dengan Para Pakar SDM

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Hari mulai menununjukkan pukul 13.30 wita, tanggal 7 September 2011. Tanpa sadar penulis berdiskusi cukup hangat tentang efektivitas suatu struktur manajerial koperasi kredit terbesar di Puskopdit Flores Mandiri, Sangosay dengan 4 Tempat Pelayanan (TP) atau Cang dengan anggota individual mencapai 14 ribu diluar anggota anak-anak 8 ribu orang dan asset Rp140 miliar lebih.

Sembari berdiskusi, penulis juga memberikan masukan untuk persiapan powerpoint untuk ditampilkan pada saat kunjungan (studi banding) teman-teman gerakan dari Koperasi Kredit Kubu Gunung Tegal Jaya, Denpasar, Bali tanggal 08-09 September 2011.

Cukup lama memang dan memuncak pada suatu kesepakatan. Tanpa sengaja, penulis melihat Tabloid Mentik hasil penawaran langganan dari kru Puskopdit Bali Artha Guna (BAG). Dan disana ada terpampang foto penulis yang cukup besar disejajarkan dengan Drs. Munaldus, M.A; Ketua CU Kelikumang yang juga Ketua Puskopdit BKCU Khatulistiwa, Kalimantan Barat yang banyak malang melintang dalam pengembangan SDM baik di dalam maupun di luar negeri dan Alex P. Chandra, Direktur Utama BPR Lestari Denpasar, Bali.

Memang spontan, ada rasa bangga. Akan tetapi dibalik itu ada pertanyaan menggelayut di hati kecil, “Pantaskah aku disejajarkan dengan para pakar SDM hehehe”!

Kendati demikian, penulis patut menyampaikan terima kasih kepada pemimpin Redaksi Tabloid Mentik BAG, Agust G. Turu dan orang yang telah menuliskannya dengan kode GET pada sajian khusus “Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia” Edisi 15, THN II September 2011, hal. 6-7.
Read more...

Senin, 12 September 2011

Orang Muda dan Celengan Masa Depan

Oleh Klemens Lae & Kosmas Lawa Bagho

Tulisan ini terinspirasi ketika saya mengikuti kegiatan National Youth Credit Union Gathering pada pertengahan bulan Juli 2011 di Denpasar yang diselenggarakan oleh Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT)-Indonesia. Selama kegiatan, saya mendapatkan celengan berupa ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru. Sebagai ungkapan rasa solidaritas dan hormat saya kepada sesama kawula muda, berikut ini saya menurunkan tulisan pengalaman dimaksud sebagai media pembelajaran bersama.

Konteks Kehidupan Orang Muda
Orang tidak menjadi tua karena bertambahnya usia,
tapi karena ia menyerah dan mengucapkan selamat tinggal kepada cita-citanya.
Ia tidak menjadi tua karena kisut kulitnya,
tapi karena meringkus jiwanya.
Anda akan tua setua keraguanmu, anda akan muda semuda harapanmu dan
akan tua setua keputusasaanmu.

(Dr. Albert Schweitzer)

Dr. Albert Schweitzer sangat yakin dengan kiprah dan potensi diri kaum muda. Kaum muda bisa menentukan masa depan sebuah bangsa dan diri pribadi secara lebih bermartabat apabila mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya. Dia menulis, “Anda akan tua setua keraguanmu, anda akan muda semuda harapanmu dan akan tua setua keputusasaanmu”.

Predikat kaum muda seperti agen perubahan, punya idealisme yang kritis, tokoh melahirkan kebudayaan baru (berjiwa inovatif dan kreatif) serta generasi penerus penentu masa depan bangsa maupun pribadi merupakan pelabelan yang mudah untuk ditulis, dibaca atau diucapkan namun kerapkali sulit untuk diwujudkan dalam tindakan nyata.

Keadaan dimaksud semakin diperkeruh dengan berbagai hantaman perubahan zaman dan derasnya arus globalisasi dewasa ini telah mengantarkan kaum muda berada dipersimpangan jalan atau biasa disebut masa mengambang. Suatu masa, kaum muda sedang mencari identitas diri dalam merealisasikan berbagai harapan dan potensi didalam diri untuk kepentingan diri dan publik secara universal.

Di sini menuntut proses pemurnian (discernment) diri orang muda untuk menentukan pilihan hidup yang benar dan tepat di tengah berbagai tawaran yang memanjakan serta serba instan. Dalam hal memilih (choice) tentu memiliki syarat dengan alasan-alasan yang argementatif. Akan tetapi apakah pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan rasional, kritis dan tidak beresiko untuk kepentingan diri dan publik ataukah justru sebaliknya membuahkan kecelakaan?

Tentu tidak mudah untuk dijawab. Pola pergaulan orang muda yang tidak terkendali dan terkontrol secara baik dan benar seperti kebiasaan mabuk-mabukan, tawuran, menggunakan narkoba, merokok, berbusana yang tidak etis, hingga pada tindakan demoralisasi serta pelanggaran kode etik merupakan beberapa ciri dari ribuan ciri negatif yang juga sering dilabelkan kepada orang muda saat ini. Sikap ramah, sopan santun, tahu menghargai, menghormati, rendah hati serta nilai-nilai universal lainnya makin jauh dari jangkauan kaum muda sehingga orang muda kerap kehilangan jati dirinya. Dr. Schweitzer sekali lagi menulis, “Orang tidak menjadi tua karena bertambahnya usia, tapi karena ia menyerah dan mengucapkan selamat tinggal kepada cita-citanya. Ia tidak menjadi tua karena kisut kulitnya, tapi karena meringkus jiwanya”.

Orang Muda dan Proses Penemuan Diri
Seorang remaja yang memasuki usia 17 tahun ke atas, tentu terus berupaya untuk mencari dan menemukan jati dirinya. Proses alamiah seperti ini mudah terkontaminasi dengan pelbagai tawaran sesuai perubahan zaman. Mulai dari mengadopsi style penampilan busana, mencari idola, penggunaan aksesoris dan teknologi komunikasi sampai pada proses perubahan cara berpikir (mindset) yang terkesan overlapping.
Sebagai orang tua ditantang untuk menghadapi karakter anaknya yang sedang menghadapi masa transisi proses penemuan diri menuju dewasa. Oleh karena itu, perlu pola pendekatan orang tua yang lebih persuasif dan bijaksana. Untuk menghindari perilaku agar anak tidak terjebak ke dalam dunia gelap, maka sangat perlu orang tua untuk selalu menyiapkan waktunya untuk berdialog, berdiskusi, bertukar pikiran, mencari kegiatan-kegiatan yang sifatnya produktif dan bernilai ekonomis.

Salah satunya adalah melalui aktivitas menabung berjangka panjang sebagai salah satu bentuk investasi masa depan anak/generasi muda. Orang muda diajak untuk mampu merencanakan keuangan, biaya pernikahan dan siklus kehidupan selanjutnya. Orang tua berkewajiban membantu membangun mental kemandirian pada anak (kaum muda). Apabila kaum muda sudah mampu hidup mandiri maka tanggung jawab sebagai orang tua niscaya akan semakin lebih ringan.

Untuk mengorganisir kaum muda agar mampu mengaktualisasikan diri secara baik dan bertanggungjawab; selain bertukar pikiran, berdialog dengan orang tuanya di rumah, perlu juga sebuah media atau wadah yang familiar bagi kaum muda untuk mengeskpresikan ide-ide atau gagasannya secara lebih bebas tetapi dalam nuansa cerdas.

Misalkan pada Gereja Katolik ada kelompok kategorial Orang Muda Katolik, yang Islam ada Remaja Mesjid dan masih banyak kelompok kategorial lainnya. Salah satu tujuannya adalah untuk membina, membentuk mental atau karakter kaum muda sehingga memiliki jati diri yang positif, militan dan bertanggungjawab.

Pendekatan komunikasi yang dibangun adalah sebuah proses penanaman nilai-nilai positif dalam diri kaum muda agar lebih akrab dan bahkan harus mengakar dalam dirinya hingga menjadi sebuah keyakinan. Hal ini sangat penting untuk akan melahirkan generasi penerus yang bertanggungjawab dengan kehidupannya baik pribadi maupun publik.

Orang muda perlu diberdayakan hingga bisa mandiri tanpa selalu menggantungkan diri lagi pada orang tuanya. Sebagai kaum muda harus memiliki impian, misalnya suatu saat akan memperoleh kendaraan bermotor, memiliki modal atau tabungan untuk berwirausaha, memiliki rumah sendiri dan dapat memasuki usia pernikahan serta rencana atau harapan-harapan selanjutnya.

Apakah kaum muda sudah memikirkan dan merencanakan masa depannya? Merencanakan masa depan memang mudah, tetapi sangat sulit dan sukar untuk mewujudkannya. Karena salah satu karakter dasar pikiran manusia adalah mudah untuk memikirkan, mendesign, memiliki gagasan yang cemerlang tetapi sering tunda dan bahkan batal atau gagal untuk melakukannya.

Masa depan kaum muda bukan berada ditangan orang lain. Harus berani merubah nasibnya sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa merubah nasib kita sendiri selain adanya kesadaran dan kemauan dari diri sendiri untuk merubah masa depan. Pada hakekatnya perubahan nasib atau masa depan adalah perubahan paradigma berpikir. Pepatah bijak mengatakan, “Mengubah cara berpikir berarti mengubah kepercayaan Anda. Mengubah kepercayaan berarti mengubah harapan Anda. Mengubah harapan berarti merubah sikap Anda. Mengubah sikap berarti mengubah perilaku Anda. Mengubah perilaku berarti mengubah kinerja Anda. Mengubah kinerja berarti mengubah kehidupan Anda.”

Apabila kita melakukan reformasi cara berpikir seperti ini, niscaya kita akan menghasilkan generasi-generasi yang cerdas, bijaksana untuk menata masa depannya sendiri dan dengan sendirinya bagi kehidupan publik yang lebih bermartabat. Perencanaan keuangan bagi kaum muda untuk masa depannya menjadi sebuah tuntutan yang mendasar bagi masa depannya. Menabung atau menyisihkan sedikit dari pendapatan/penghasilan dalam waktu tertentu merupakan sebuah cara untuk menyiapkan celengan masa depannya .

Orang Muda dan Membangun Karakter Menabung
Tidak ada orang kaya sejati di dunia yang memulai hidupnya tanpa menabung. Banyak diantara kita yang mengeluh tidak bisa menabung dengan alasan tidak ada lagi yang bisa ditabung karena pemasukan lebih kecil dari pengeluaran. Padahal, menabung sebenarnya hanya soal kemauan dan kebiasaan. Berapa uang yang didapatkan tidaklah penting, yang lebih penting adalah berapa banyak uang yang bisa ditabung.

Menabung belum menjadi kebiasaan apalagi karakter sebagian besar masyarakat Indonesia terutama yang sedang berdomisili di Pulau Bunga, Flores. Sebagian besar masyarakat wilayah ini lebih tertarik pada hal-hal konsumtif dari pada menunda kesenangan melalui budaya menabung untuk menikmati kegembiraan masa nanti. Rasanya tidak ‘gaul’ jika tidak menghambur-hamburkan uang di masa muda. Untuk itu tindakan membangun karakter menabung masih menjadi pekerjaan yang membutuhkan keuletan dan perjuangan yang tidaklah kecil.

Pendapat ini dibuktikan dengan hasil penelitian sikap masyarakat terhadap budaya menabung serta di mana hal paling besar masyarakat menghabiskan uangnya oleh sebuah LSM Internasional yang berkarya di Kabupaten Ende. NGO Swisscontact pernah melakukannya pada tahun 2006. Mereka melakukan secara sampel di Kelurahan Tanalodu Kabupaten Ngada, Bajawa dan Desa Mautenda, Kabupaten Ende. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hal yang tidak mengejutkan bagi kita bahwa mamang sebagian besar masyarakat tidak segera membangun karakter menabung.

Penelitian tersebut memberikan angka-angka pembiayaan masyarakat Flores umumnya adalah bidang makan-minum dan konsumeris lainnya dengan prosentase tertinggi yakni 42%, diikuti pesta adat 12%, pendidikan 10%, transport, listrik, telepon dan pengembalian pinjaman sama-sama 9%, pertanian, peternakan dan perkebunan 8%, kesehatan, asuransi dan menabung masing-masing 1%.

Menarik untuk disimak secara serius dan sungguh-sungguh bahwa prosentase pembiayaan masyarakat kita untuk asuransi dan tabungan hanyalah 1% dari seluruh pendapatan atau penerimaan. Bayangkan! Menabung masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar masyarakat kita. Kita belum mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih manusiawi dan bahagia dengan penciptaan kekayaan/asset melalui menabung. Data-data kuantitatif ini dipertegas lagi dengan data kualitatif yaitu sebagian masyarakat apabila mau masuk Koperasi Kredit misalnya, selalu bertanya berapa rupiah yang bisa dipinjam bukan berapa rupiah yang disimpan.

Berdasarkan rekam jejak pengalaman pribadi selama 14 tahun bekerja di koperasi kredit, apabila ada motivasi menabung selalu ada seribu alasan yang membuat masyarakat untuk tidak menyisihkan sesen dua untuk masa depan yang lebih berkualitas dan bermartabat. Oleh karena itu tidaklah heran data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (www.peaklifestyle.com) menyatakan bahwa setelah bekerja 40 tahun (dalam usia 65 tahun) hanya ada 1% yang hidup sejahtera. Lalu di manakah yang 99%? Sangat tragis bahwa 36% dari antaranya telah meninggal dunia, 54%-nya hidup dalam keadaan miskin dan 9% hidup hanya bergantung pada belaskasihan ‘rumah jompo’. Semua itu terjadi lantaran semua masyarakat belum membangun karakter menabung.

Pola pikir yang keliru bahwa kebiasaan atau karakter menabung itu hanya berlaku apabila seseorang memiliki uang lebih atau menabung harus dengan angka yang lumayan besar. Artinya orang yang hidup pas-pasan tidak perlu menabung. Pola pikir seperti ini yang perlu dievaluasi secara jujur serta harus lahir dari kesadaran hati dan otak (“sa ate, sa ote”: Bahasa Lio-Ende, Flores). Sesungguhnya menabung itu bisa dilakukan oleh siapapun, apapun profesinya dan di manapun juga.

Menabung tidak harus dalam jumlah yang besar tetapi Rp1000 per hari juga sudah cukup. Apabila itu yang kita lakukan berarti 1 minggu sudah 7,000 rupiah, 1 bulan 30-31,000 dan setahun 365 ribu rupiah, 10 tahun 3,650,000 rupiah dstnya. Tabungan juga bisa menggunakan sarana celengan agar uang yang seribu rupiah per hari tidaklah tercecer atau cepat berubah bentuk menjadi es, ikan tongkol, rokok dan lain sebagainya.

Untuk bisa menjadi penabung yang baik ada trend pada koperasi kredit yaitu mengajak anggota agar tidak menghitung berapa rupiah sehari yang perlu ditabung melainkan tanyakan dan hitung berapa rupiah yang dihabiskan sehari sebagai pengeluaran. Misalnya perokok surya 12 merokok dua bungkus sehari. 1 bungkus surya 12 diasumsi 8,000 rupiah maka sehari, perokok bersangkutan menghabiskan uang hanya untuk rokok 16,000 rupiah, dalam sebulan menghabiskan 496,000 rupiah, setahun menghabiskan 5,952,000 rupiah.

Apabila dia merokok 10 tahun berarti 10 x 5,952,000 = 59,520,000. Bayangkan jika perokok tidak merokok dan menginvestasikan uangnya pada koperasi kredit. Itu belum kita hitung bunga simpanan setiap hari x setiap minggu x setiap bulan x setiap tahun x 10 tahun x 20 tahun dstnya. Berapa rupiah kekayaannya ... ?

A. Suman Kurik dalam bukunya ‘Ekonomi Kerakyatan’ pernah menyentil bahwa mayoritas masyarakat kita bertumpu pada pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan hendaknya melakukan gerakan menabung sebagai investasi untuk membangun kekayaan demi meningkatkan mutu kesejahteraan keluarga maupun pribadi. Seiring dengan memperkuat budaya hidup hemat dan memulai gerakan menabung tanpa harus menunggu hari esok yang sedang gencar digalakkan dari berbagai LSM dan koperasi kredit/credit union.
Manfaat menabung adalah memiliki asset (kekayaan) yang tidak berkurang jumlahnya melainkan terus bertambah karena pemberian bunga dari Koperasi Kredit seperti perhitungan di atas. Manfaat lain adalah mengantisipasi apabila sewaktu-waktu ada kebutuhan yang sangat mendesak memerlukan uang untuk pembiayaan dikala sakit, meninggal dunia, melahirkan, biaya panen, dll.

Untuk itu kita perlu menahan diri agar tidak menghabiskan uang dengan secara serampangan melakukan pembelanjaan setelah sepanjang hari berusaha keras mendapatkan uang. Bahkan kerapkali kita melakukan hal-hal yang sangat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Seperti melakukan perjudian dengan aneka macamnya, minum minuman mabuk, pesta pora, dll tanpa upaya untuk menyisihkan sebagian pendapatan kita untuk menabung demi menciptakan kehidupan yang lebih cerah ceria pada masa yang akan datang.

Agar menabung bisa menjadi bagian dari rutinitas kehidupan, beberapa tips sederhana ini bisa membantu kaum muda;
(1) Buat rekening Tabungan
Jika memiliki niat untuk menabung, buatlah rekening khusus untuk tabungan. Memilih produk tabungan sesuai dengan kebutuhan misalnya; untuk pendidikan anak, dana pensiun dan jenis lainnya.
(2) Pilah-Pilih Lembaga Keuangan
Pilih tempat menabung yang tidak membebani rekening biaya bulanan yang besar agar uang yang sudah susah payah dikumpulkan tidak habis hanya untuk membayar biaya administrasi bulanan. Sekedar contoh bahwa di KOPDIT SERVIAM menerapkan biaya administrasinya hanya Rp. 1.000/bulan tanpa melihat saldo simpanan dan inipun hanya 1 produk yaitu Simpanan Bunga Harian (SIBUHAR), sedangkan produk lainnya bebas biaya bulanan.
(3) Pay yourself first (pertama membayar untuk diri sendiri)
Jika selama ini kita lebih memprioritaskan kewajiban atau kebutuhan lain untuk segera dibayar saat menerima gaji, bonus atau hasil penjualan komoditi, ubahlah kebiasaan ini mulai dari sekarang juga. “Bayar” diri kita sendiri sebagai prioritas untuk ditabung, baru kemudian kewajiban lain yang harus dibayar.
(4) Auto Debet (rutin menambah)
Kita harus berkomitmen bahwa sudah menjadi hukum wajib untuk selalu tambahkan uang direkening tabungan masa depan dan jangan mengambil sebelum tibanya kebutuhan. Memegang prinsip bahwa merasa bersalah dengan diri sendiri bila tidak menambahkan atau menabung dalam waktu tertentu. Rumus untuk menabung adalah penghasilan dikurangi tabungan sama dengan konsumsi atau kebutuhan. (PENGHASILAN/PENDAPATAN-TABUNGAN=KONSUMSI/KEBUTUHAN. Rumusan penggunaan keuangan ini sangat tepat untuk membangun karakter menabung secara rutin dan berkelanjutan.

P e n u t u p
George S.Claso berpesan, “Jangan sentuh sepersepuluh dari penghasilan anda untuk menggemukan dompet anda”. Pesan sederhana ini mengandung makna yang mendalam. Dia mengisyaratkan kepada kita bahwa, jangan sesekali membiasakan diri untuk menyimpan uang di dompet karena sangat rentan dengan berbagai transaksi diberbagai kondisi diluar dugaan dan mendadak. Kita sering terpengaruh dan tergiur dengan iklan-iklan seperti; harga obral, penawaran uang muka rendah, angsuran kecil dan lain sebagainya. Kita lebih memaksa diri kita untuk membeli dengan alasan; produk ini paling bagus/cocok atau kesempatan ini hanya sekali saja, atau saya harus beli untuk anak saya karena dulu tidak pernah dinikmati seperti saat ini. Hindarilan pengeluaran mendadak dan tanpa rencana. Oleh karena itu, buatlah rencana anggaran belanja secara tertulis. Salah satu manfaat dari dari rencana anggaran belanja adalah untuk menghindari pengeluaran yang tak terkontrol dan dapat mengetahui rasio antara pendapatan/penghasilan dan pengeluaran.

Apabila kita sudah bisa mengendalikan uang, niscaya kita akan menjadi tuan atas uang bukan sebagai budaknya. Jika hal ini terjadi maka, kita telah cerdas mengatur keuangan (financial literacy). Kecerdasan keuangan bukan melihat berapa pendapatan/atau penghasilan yang diperoleh, tetapi bagaiamana memiliki kemampuan untuk mengatur sirkulasi keuangan kita agar makin baik. Sehingga apabila kita kerja keras tetapi tidak cerdas untuk mengatur penghasilan/pendapatan, sampai kapanpun kita tidak tidak punya tabungan atau simpanan. Kekayaan tidak diukur melalui pendapatan atau penghasilan, namun diukur berapa besar yang kita tabung atau investasi. Kita juga perlu mengubah mindset bahwa kita mudah mendapatkan uang dan sulit menghabiskan dari pola piker sulit memperoleh uang tetapi begitu mudahnya kita menghabiskannya. Selamat berinvestasi melalui celengan menabung untuk masa depan yang lebih ceria dan bermartabat baik lahir maupun batin.
Read more...

Selasa, 06 September 2011

Surat buat Bapa dan Mama

Catatan:
Saya suka menulis surat buat Bapak dan Mama sejak masih SMP dan tambah intens ketika di SMA Seminari Santu Yohanes Berchmans Toda-Belu Mataloko. Kegiatan itu terus saya lakukan ketika di Seminari Tinggi Santu Yohanes Paulus Ledalero. Namun sayang berbagai tulisan dimaksud tidak ditemukan rimbanya dan hanya satu surat yang sempat saya selamatkan lantaran ditulis dalam buku harian. Surat ini saya tulis ketika sudah mengambil jalan berhenti menjadi calon Imam tahun 1996 dan sebelum ujian skripsi 15 Maret 1997. Demikian surat saya kutip sesuai aslinya.

Kost Sepi, 29 Januari 2007

Bapa dan Mama tercinta,
Salam bertemu kembali lewat lembaran tak berharga ini. Saya di sini masih sehat-sehat. Besar harapanku, aku dapat menemui Bapa dan Mama sekeluarga dalam keadaan sehat walafiat. Bagaimana cerita Natal dan Tahun Baru yang lalu? Tentu saja penuh kenangan dan bahagia. Anak Kos di Maumere, menyambut Natal dan Tahun Baru dengan segudang perasaan resah dan tak menentu karena penulisan skripsi belum diselesaikan; sampai-sampai harus menunda satu tahun lagi.

Memang rencananya ujian skripsi pertengahan Januari 1997 ini, namun pastor pembimbing baru tiba di Ledalero tanggal 20 Januari 1997 maka mungkin sekitar bulan Februari-Maret 1997. Jika tidak juga, saya akan pulang untuk mencari uang dahulu demi mengurus adik Reny (adikku nomor 4, saat itu sudah tamat SMA namun belum lanjut kuliah). Saya memang akhir-akhir ini dipenuhi rasa bersalah kepada keluarga terutama adik Reny karena tidak cepat menyelesaikan studi yang menyebabkan adik Reny harus tinggal di luar tanpa melanjutkan kuliah.

Sudah merupakan keputusan bebasku, agar aku segera kembali untuk memperhatikan mereka. Saya berjanji, biar saya gagal tapi tidak boleh menyengsarakan adik-adikku dengan ulahku. Saya telah bosan dengan sekolah. Apapun nasib yang akan kuhadapi meski dalam penderitaan pun, aku rela menjalaninya dengan penuh ketabahan, yang penting aku harus memperhatikan adik-adikku sejauh kemampuanku. Saya kembali bulan Maret nanti.

Bapa dan Mama tak usah terlalu memikirkan nasibku di Maumere, tapi berjuanglah untuk nak Reny, Feny dan Sensi (Ade Reny, saya urus kuliahnya sampai selesai dan sekarang sudah berkeluarga dengan menyandang PNS di Nagekeo, Ade Feny mengurus biaya SMK dan kuliah dan sekarang sudah berkeluarga dengan menyandang pegawai kontrak di Nagekeo, Ade Sensi, saya urus sejak SMP, SMA dan kuliah walau masih DO sekarang yang juga sudah berkeluarga). Saya tak bisa memenuhi harapan Bapa dan Mama sekeluarga karena aku selalu gagal meraih kesuksesan.

Biarlah aku menjalani hidup ini dengan caraku sendiri. Lalu bagaimana dengan suratku itu hari? Kalau sudah diterima, tolong diberitakan. Kalau belum ada uang, biar cukup memberi berita tentang Bapa dan Mama sekeluarga. Memang saya di sini hidup dalam keadaan yang sangat memprihatinkan tapi tidak usah dipikirkan, saya masih sanggup menanggungnya sendiri. Inilah resiko dari pilihan hidupku. Tidak usah terlalu memikirkannya.

Cup sayang putra sulung Bapa dan Mama,
Kosmas Lawa Bagho
Read more...

Minggu, 04 September 2011

Lima Belas Maret 1997

Di bawah remang surya tanggal 15 Maret 1997, aku melangkah gundah meski mengandung segudang harapan meraih keberhasilan. Sore itu tepat pukul 17.00 wita, aku memasuki ruangan ujian skripsi STFK Ledalero. Ujian ini merupakan dambaan dan saat paling menentukan proses belajar setiap mahasiswa, apalagi diriku menunggu waktu begitu lama (7 tahun) untuk mengalami peristiwa sejarah tersebut.

Saat ini merupakan saat-saat sejarah kehidupan dan masa depan intelektualku belajar di STFK Ledalero. Tak tanggung-tanggung 7 tahun aku belajar di sana. Memang patut aku syukuri, setelah berada dalam situasi tak menentu, aku akhirnya bisa mengalaminya.

Aku bertambah puas sebab usahaku bertahun-tahun mewujudkan hasil yang memuaskan. Skripsiku berdasarkan dewan penguji; Pastor Drs. Ansel Dore Dae, SVD, MA dan Pastor Dr. Leo Kleden, SVD meraih angka 8.

Puas atau tidak, peristiwa hari ini merupakan titik awal yang baik bagi perjalanan intelekku selanjutnya. Aku mesti terus berusaha membaca, melihat, menyelidiki, meresapi dan melahirkan gagasan-gagasan baru berhadapan dengan berbagai kemajuan pesat hampir pada seluruh sendi kehidupan manusia baik sebagai warga bangsa maupun umat Kristen Katolik yang nasionalis 100%.

“Hal-hal sulit telah aku lalui, meski di depan mataku masih ada seribu pintu yang tertutup …!”

Wisma Thomas Morus (Wisthom) Wairpelit, Maumere
Read more...

Empat Belas Maret yang Kelabu

Hari itu, 14 Maret 1996. Pagi sekali aku bangun, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Semua penghuni masih terlelap dalam buana mimpi, cuma satu dua kokokan ayam tetangga menghiburku di pagi yang kelabu itu.

Sebetulnya biasa saja. Tapi aku gelisah dan frustrasi menghadapi realitas sebagai mahasiswa STFK Ledalero. Fakultas kebanggaan seluruh masyarakat cendekiawan Flores. Di sana ada persemaian bermutu bagi orang-orang pilihan untuk menjadi pekerja kebun anggur Tuhan. Namun ada juga calon-calon awam yang berkualitas secara moral, iman, intelektual dan kepribadian.

Aku memasuki ruangan kamar kost sepi pagi itu, setelah membersihkan diri. Aku bingung mulai dari mana. Aku lesu dan lemah tiada berdaya. Aku bimbang dan ragu. Namun demikian, aku masih memiliki sisa tenaga. Dengan sedikit tenaga, aku merobek secarik kertas putih, mengambil sebatang bolpoin kaca Rp100 dan mulailah menulis perasaan hatiku.

“ … betapa sulit menggarapi suatu pemikiran yang runut salah seorang pemikir ulung dan besar. Jalan penalaran intlektualnya tak pernah ada batasnya. Beliau berbicara lepas tanpa tirai yang bisa menghalanginya. Ia bebas berjalan sesuai oanggilan kebenaran nuraninya. Ide-idenya bagaikan ada kaki yang bebas bergerak ke mana saja.

Dialah Soedjatmoko sang cendekiawan brilian yang punya komitmen ekstra pada nilai-nilai kemanusiaan dalam derap gerak laju pembangunan. Saya sendiri heran, mengapa aku yang malas dan terbatas dalam petualangan intelektual, berinterese penuh padanya. Sudah dapat dibayangkan, hamper dua tahun, aku belum mampu menyelesaikan skripsiku dengan thema “ HAM dalam Pembangunan menurut Soedjatmoko”.

Apakah ini suatu kegagalan? Kebodohan? Atau sebuah dapur emas yang menguji pengalaman intelekku. Aku sendiri tak tahu. Agak pasti, aku mulai frustasi dan putus asa, kehilangan gairah dan kerap berpikir, aku sulit merampungkan skripsiku ini!

Tuhan … mungkinkah Engkau membiarkan diriku berjalan sendirian dalam kegagalan, kekelaman dan kepekatan cara berpikirku. Tuhan … masih adakah kesempatan bagiku untuk membaharui diri, meretas cita-cita suramku! Hari demi hari, aku lalui tanpa karya berarti. Sebagian besar waktuku, kugunakan untuk tidur dan bersenang. Tiada doa dan kerja. Masih pantaskah aku ciptaan Sang Khalik???

Rupanya diriku terhempas kompleksitas prefeksionis diri. Aku terbuang ke samudera berpikir keliru bahwa dunia ini cuma berputar balik kembali ke asalnya semula …!”


Wisma Thomas Morus (Wisthom) Wairpelit-Maumere

Read more...

Jumat, 02 September 2011

Bersama Membangun Kemandirian Desa

Sambutan Kepala Desa Induk (Nagerawe)
pada peresmian dan pelantikan Desa Pemekaran dan para pejabat
Desa Focolodorawe (22 September) & Alorawe (23 September 2008)
Oleh Severinus Keka (disiapkan oleh Kosmas Lawa Bagho, S. Fil)

Yth. Penjabat Bupati Nagekeo, Bapak Elias Jo bersama rombongan ..
Ketua DPRD Nagekeo, Bapak Paul Nuwa Feto dan rombongan ...
Camat Boawae, Bapak Immanuel Ndun bersama rombongan ....
Para Penjabat Desa pemekaran (Focolodorawe dan Alorawe) bersama staf ...
Para kepela sekolah TK, SD dan SMP bersama staf ....
Teman-teman staf desa induk ....
Masyarakat, mosalaki, tuan tanah dan para undangan yang tak dapat saya sapa satu
persatu ...
Singkatnya hadirin yang saya muliakan ....

Rasanya kakiku bergetar dan bibirku gemetar untuk menyampaikan satu dua pikiran pada hari yang sangat bersejarah seperti hari ini. Namun berkat dorongan kasih TUHAN yang maha besar atau dalam bahasa kita ‘Dewa zeta, gae zale, ine ame ebu kajo’ dan dukungan kita semua yang hadir memampukan saya untuk menyampaikan satu dua pikiran pada hari spesial ini. Oleh karena itu pada kesempatan pertama, sudah sepatutnya kita melambungkan pujian dan hormat berlimpah kehadirat TUHAN yang telah melakukan berbagai keajaiban bagi masyarakat dan desa kita selama ini seperti yang kita saksikan pada hari ini. Tak pernah kita bayangkan sebelumnya bahwa semuanya terjadi dan berubah begitu cepat ....

Bapak Penjabat Bupati dan hadirin yang berbahagia ........
Peristiwa hari ini harus kita catat dengan tinta emas bukan saja di atas kertas berharga tetapi di dalam hati kita masing-masing sebagai peristiwa sejarah yang penuh rahmat dan keajaiban. Mengapa berahmat? Karena hari ini kita tidak merayakan peresmian perpisahan 2 anak desa dari induknya atau sara gita “gita bire pia wisa negha bire papa sabu wali”, tetapi “gita ka inu puu poza sa poo nee nika sa podo kedhi moo saghe begha nee ana taa negha nuka sao’.

Kita tidak saling memisahkan diri satu sama lain tetapi hanya makan minum bersama merayakan kedewasaan anak-anak kita (Focolodorawe dan Alorawe) yang dianggap sudah mampu dan mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Peristiwa hari ini merupakan pemekaran atau pembagian beban tanggungjawab agar semua masyarakat bisa lebih cepat menikmati kesejahteraan lahir dan batin.

Peresmian pemekaran dan pelantikan hari ini sebagai jalan tol pemberdayaan dan pemandirian masyarakat bukannya suatu momen untuk membagi-bagi kekuasaan dan juga membagi-bagi tindakan korupsi. Peristiwa hari ini harus mampu mendorong kita semua untuk bekerja lebih keras dan lebih cerdas agar kita bisa selangkah lebih maju dari hari-hari sebelumnya. Hari ini juga menjadi titik start awal buat kita semua untuk keluar dari rasa rendah diri, warga kelas dua, “au lowo”, tidak mampu, kolot, miskin dan lain sebagainya.

Kejadian hari ini menunjukkan kepada dunia lain bahwa kita masih ada dan sama bermartabat seperti mereka yang lain. Kita memiliki banyak potensi untuk hidup lebih sejahtera dan tidak bergantung kepada orang lain. Namun sayang kita memiliki berbagai keterbatasan terutama keterbatasan sumber daya manusia dan sarana jalan yang belum memadai.

Oleh karena itu saya mengharapkan agar kita memanfaatkan peristiwa hari ini sebagai media melihat potensi diri dan wilayah kita masing-masing untuk melakukan perubahan demi peningkatan mutu hidup semua kita “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dan berlari sama cepatnya” (tepuk tangan buat kita semua....)

Atas dasar itu, saya ingin memberikan beberapa pikiran pada hari bersejarah ini:
Pertama: Kami perlu menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah tingkat atas, DPRD dan semua pihak yang telah bekerja keras untuk pemberdayaan 1 desa menjadi 3 desa sebagai momen untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah ini.

Kedua: Kepada Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan maupunn DPRD bahwa kami masih memiliki berbagai keterbatasan seperti bapak/ibu saksikan hari ini. Kami tidak minta ikan tetapi kami minta kail agar kami mampu mandiri. Kami sudah memiliki lembaga pendidikan seperti 1 TK/Kelompok Bermain, 3 SD dan 1 SMP. Kami masih membutuhkan 1 sekolah lagi yakni SMA atau SMK. Untuk lembaga pendidikan yang sudah ada, kami masih membutuhkan pendampingan dan bantuan dana terutama sekolah TK atau Kelompok Bermain yang lahir atas inisiatif masyarakat sendiri dan bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Heritage Fund (IHF)-Jakarta tahun 2007 namun mulai tahun depan (2008) honor guru (2 orang) dan gedung harus ditangani sendiri.

Kami berusaha untuk menangani sendiri namun kelihatan belum mampu. Kami juga memiliki beberapa anak yang sedang dan akan menamatkan kuliah di Perguruan Tinggi, tolong seleksi mereka sesuai kriteria yang berlaku dan kalau berkenan mereka juga mambantu bapak/ibu entah sebagai guru atau pegawai baik itu tenaga honorer maupun pegawai negeri. Kami memang tidak memberi apa-apa kepada pemerintah namun menurut cerita para pendahulu kami bahwa kami juga pernah memberikan sejengkal tanah kepada pemerintah untuk peningkatan derajat hidup orang banyak dan juga kami teristimewa anak cucu kami di kemudian hari. Jikalau mereka sejahtera maka apa yang telah dilakukan pendahulu kami, tidak akan diutak atik lagi akan tetapi saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi seandainya janji kesejahteraan tidak pernah mereka nikmati ...

Ketiga: Kepada kedua anak kami yang mulai dewasa dan mandiri. Janganlah melihat peristiwa hari ini sebagai hari pemisahan diri. Kita tetap masih satu keluarga yang lahir dari rahim yang sama Rawe ulu wena tanpa kecuali. Kita hanya beda nama tetapi satu. Janganlah kita saling mencelakakan di kemudian hari hanya karena batas wilayah. Batas wilayah hanyalah batas administratif ketatanegaraan tetapi kita masih satu hak ulayat yang tidak bisa diobrak-abrik begitu saja karena berbagai dorongan kepentingan jangka pendek.

“Kolo menga sa toko, tali menga sa tebu, gita uma lange wai toko pare moo manu kaku menga papa talu, rusa me menga papa zenge. Bire miu, kau tetapi gita”. Tidak ada kau, kamu tetapi kita. Saya ulangi lagi petuah pendahulu: tanah ini boleh digarap sampai anak cucu tetapi tidak diperjualbelikan dengan alasan apapun. Tidak ada milik pribadi menyangkut tanah yang ada hanyalah milik suku, milik kita semua untuk keberlanjutan penghidupan yang lebih layak di kemudian hari.

Keempat: Untuk para penjabat dan para kepala desa. Saya ingatkan bahwa “dulu menjadi kepala desa itu mudah dan enak. Rakyat diajak apa saja mau. Tidak rewel. Sekarang susah. Rakyat sekarang sudah pintar dan sangat kritis”. Gunakan jabatan sebagai kesempatan untuk membuat rakyat atau orang lain berharga, bernilai bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat. Jangan menjadi raja-raja kecil yang sewenang-wenang. Jangan korupsi uang terutama jabatan dan waktu untuk melayani diri sendiri, keluarga dan kroni-kroni. Kita ada untuk masyarakat.

Kelima: Untuk kita semua. Hari ini sejarah telah kita buat bersama. Tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Pemekaran harus memberdayakan kita semua untuk semakin memiliki kedaulatan, harga diri dan tidak lagi bergantung pada orang lain. Memang berat tetapi apabila kita bersama kita mampu memandirikan desa kita masing-masing untuk sejajar dengan yang lain.

Akhirnya saya menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan perjuangan kita semua sehingga semua acara hari ini dapat berlangsung dengan aman dan sukses. Meski saya sadar masih ada banyak kekurangan yang sudah dan akan kita alami. Saya atas nama masyarakat 3 desa menyampaikan permohonan maaf. Mari kita bergandengan tangan untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat ke depan.

Sekian dan terima kasih
Kepala Desa Induk.
Read more...

Kamis, 01 September 2011

Sajak dan Puisi


EMPATI JIWA

Resah bergayut,
Bertahta rindu membisu
Membisik indahnya kasih
Mengurung dalam buaian asmara
Hangat merentang jiwa, mengisi relung hati
Mengusap rindu, kau … aku
Menaungi sejuk ladang hati

Kita tertatap diam
Hati berbisik cinta
Tangan nan lemas menggapai angan
Tak tertuntaskan
Ah cinta …

Hati diam tanpa kata
Mencari makna rahasia hati
Menyemai kasih dalam selubung
Gerbang cinta untuk kita
Tak terkuak juga tak tercelah pada keasingan
Ini kelopak jiwa yang terpendar dalam
manisnya kasih

Cinta mengembara dalam sepi
Jiwa memberontak mesra menggapai kehangatan
di awan kelabu … bolehkah kita satu kelambu !

Saat kau sentuh tubuhku dalam dunia imajinasimu
ada getar halus dalam jiwaku

Hmmm aku merapat dirimu berselendang sutra transparan
Menggenjot kasmaran yang lagi menggelora
Tubuh kian liar bergetar antara cinta dan nafsu

Kamu telah menyejukkan hati dan jiwaku
Kamu telah mengusap laraku dan membuatku tersenyum …

Dirimu diam membeku
Membiarkan jiwa kita menari dalam kegembiraan
Jangan lagi bersedih kasih
Hati dan cinta kita telah menyatu dalam empati senasib


Hotel Jhoni Bajawa, 17 Agustus 2011

Read more...

Minggu, 28 Agustus 2011

Sajak dan Puisi


CELOTEH CINTA

Bersorak tempatku berpijak,
Senandungku dan kerinduan
Suaramu menerangi hampaku
Menyambut hangat sapamu
Jujur aku hampa tanpa celotehmu
Akupun rindu padamu

Hangat pelukmu
Kamu membuat detak jantungku
berpacu

Hmmm terima kasih
Aku menerimamu dalam dekapku
Dikala hati merindu dan jiwa menuntut
kehangatanmu tulus
Aku menantimu dalam rembulan yang syahdu

Dan bibir kita berjumpa tanpa malu
Kita melayang di angkasa perawan
menggelora asa dan mmmm oh

Romantis banget, jadi deg-degan
I love you

Kasih
Satukan rindu, kuatkan cinta
Tautkan hati dalam gejolak jiwa
Merenda asmara ‘tuk landaskan kesempurnaan cinta

Damai aku dalam pelukmu
Menemani dengan malammu
Menghapus resahmu
Tidurlah kasih
Aku menemani tidurmu

Aku sambut dirimu
Mendekapnya tak terpisahkan
Dan tanganku melumat kamu penuh gairah
Serta mengencanimu bagaikan bayi kayangan
Tanpa pakaian oh malam nan spesial

Kamu membuat wajahku memerah
Aku sembunyikan wajahku di dadamu
Dan kamu menghanyutkan aku

Aku pun tak sabar ingin menubruk
Memetik buah cemara di dadamu
Dan nafasku kian memburu bagaikan
orang kejantungan ah ah ah

Hotel Sesandi Mbay, 15 Agustus 2011

Read more...

Kamis, 25 Agustus 2011

Sajak dan Puisi


TUHAN TELAGA CINTA MANUSIA

akhirnya …
dari telaga cinta pun
mengalirlah kebencian
permusuhan
pertentangan
kecurigaan
antara ayah dan ibunda
kakak dan adik
sesama teman sendiri
lalu
manusia dan anak-anak
terkubur
dalam mimpi malam
para penguasa

Tuhan
masih ada harikah untuk berharap
masih ada hatikah untuk berpijak
manusia dunia kami
pada telaga cinta – MU
yang sejati …

Ledalero, 7 Maret 1996

Read more...

Minggu, 07 Agustus 2011

Sepenggal Kisah di Koperasi Kredit

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Mei 1997, saya berkarya di koperasi kredit terutama sebagai karyawan Pusat Koperasi Kredit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo (Puskopdit BENN) yang dulu masih dikenal dengan nama BK3D NTT Barat (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Nusa Tenggara Timur bagian Barat) dan sejak Rapat Anggota Khusus (RAK) tanggal 5-6 Februari 2011 serta dikukuhkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2010 tanggal 27-28 Mei 2011 telah menjadi Puskopdit Flores Mandiri.

Waktu itu memang masih cukup langka bagi gerakan koperasi kredit di wilayah Ende-Ngada (dan kini Nagekeo, Kabupaten Baru 8 Desember 2006) bagi seorang jebolan perguruan tinggi untuk menjadi karyawan atau bekerja di koperasi kredit atau Puskopdit. Paling tinggi pendidikannya adalah sekolah menengah lanjutan atas.
Kalau ada yang dari perguruan tinggi, hanyalah untuk mengisi waktu luang atau sebagai batu loncatan sebelum beralih ke tempat lain yang dianggap lebih layak atau dianggap lebih bergengsi yang menjadi kebanggaan orangtua kebanyakan di pulau Flores dan Lembata yakni menjadi pegawai negeri sipil.

Secara pribadi, saya mengalami hal itu. Saat awal bekerja di Puskopdit waktu itu BK3D, orang-orang dari kampung saya memandang sebelah mata dan bahkan menganggap saya sebagai warga kelas dua. Pernah seorang bapak dari kampung asal saya menginap di rumah kontrakan saya di Ende hendak mengunjungi anaknya di Kupang. Beliau tiba sore hari. Keesokan harinya, saya mempersiapkan diri dan seperti biasa mengenakan pakaian seragam kantor swasta; putih-hitam. Spontan ia menanyakan kepada saya, “Anak kerja di kantor apa?” Saya menjawab, Kantor BK3D atau koperasi kredit. Ia diam.

Siang hari, saya pulang kantor adik-adik saya memberitahu bahwa bapak itu mengatakan “Saya kira kerja di kantor apa padahal kerjanya di kantor koperasi kredit. Tamat perguruan tinggi termasuk PT terkenal di Flores (STFK Ledalero) lalu bekerja hanya di kantor koperasi kredit”. Cerita ini bukan untuk menonjolkan diri tetapi menjadi bagian pengalaman terindah buat saya pribadi mengabdi di koperasi kredit pada saat-saat awal terutama pada saat koperasi kredit sedang dalam masa krisis.

Masa Krisis
Paro waktu 1997-2000 merupakan masa-masa sulit bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit di wilayah BK3D NTT Barat yang meliputi Kabupaten Ende dan Ngada. Ada banyak koperasi kredit atau credit union yang dimekarkan oleh DELSOS (kini PSE) Keuskupan Agung Ende pada periode 1970-1980-an satu per satu gugur.

Bukan itu saja. Para karyawan bekerja 4 hari seminggu dan 2 harinya libur untuk mencari makan (kala itu masih bekerja 6 hari dan kini 5 hari seminggu). Gaji staf kurang dari 100 ribu rupiah. Itu pun dibayar secara cicilan 2-3 kali dalam sebulan. Salah satu koperasi kredit primer besar dengan simpanannya Rp20 juta mengajukan pinjaman ke BK3D hanya Rp10 juta saja tidak bisa dilayani.
Peristiwa ini menimbulkan luka traumatis yang mendalam bagi masyarakat di dua kabupaten yakni Kabupaten Ende dan Ngada. Sehingga tidaklah heran banyak orang tidak lagi percaya dengan koperasi maupun koperasi kredit.

Masa Konsolidasi
Walaupun terasa berat dan menyesakkan dada namun selalu saja timbul semangat untuk berjuang mengembalikan kejayaan koperasi kredit seperti pernah dialami pada tahun 1970-1990-an awal. Sesungguhnya koperasi kredit atau credit union dari segi kelembagaan an sich maupun visi-misi ataupun rohnya tidak ada yang salah namun kesalahan itu lebih terletak pada mis-management.

Tidak ada yang patut dipersalahkan. Semuanya dilihat dalam kerangka membangun kembali rasa ketidakpercayaan anggota atau masyarakat terhadap cikal bakal koperasi kredit sebagai jembatan meretas kemiskinan, kemelaratan dan keterbelengguan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Masa ini lebih dikenal dengan masa konsolidasi dan reposisi keanggotaan dengan tuntutan kriteria yang mengikat seperti anggota individu minimal 1.000 orang, kekayaan minimal satu miliar rupiah, menggunakan sistem komputerisasi, memiliki manajer, memiliki kantor baik milik sendiri atau sewa dan setiap tahun harus menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan.

Masa Konsolidasi Organisasi dan Reposisi Keanggotaan dimulai sejak tahun 2002 dan finalnya tahun 2008 yang selanjutnya merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan. Sejak diterapkannya aturan ini, koperasi kredit-koperasi kredit di wilayah Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo (Puskopdit Flores Mandiri) seakan bangkit dari tidur panjang atau mati suri. Mulai tampil banyak koperasi kredit yang beranggotakan 1000 orang dan memiliki asset 1 miliar yang tahun 2000 ke bawah dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Ternyata jika ada tekad, kerja keras dan kerja cerdas, semuanya bisa diraih.

Masa Pertumbuhan dan Perkembangan
Tiga pilar koperasi kredit: swadaya, pendidikan dan solidaritas seolah menjadi perekat untuk memajukan koperasi kredit meski badai krisis ketidakpercayaan anggota apalagi masyarakat terus menderanya. Perjuangan yang disertai dengan pengorbanan nan tulus akhirnya menuai hasil yang berlipat ganda.

Siapa pernah menyangka koperasi kredit di wilayah ini bisa bangkit dan mekar begitu indahnya. Kini koperasi kredit bagaikan gadis cantik yang sedang laris dilirik oleh banyak orang. Per Desember 2010, pertumbuhan anggota: 70 ribu lebih, simpanan saham: Rp297 miliar lebih, simpanan non saham: Rp96 miliar lebih, pinjaman beredar: Rp306 miliar lebih dan kekayaan: Rp368 miliar lebih.

Kopdit/Puskopdit Masa Depan
Berangkat dari pengalaman nyata yang pernah dirasakan baik suka maupun duka maka diharapkan ke depan koperasi kredit atau Puskopdit dan jaringannya hendaknya dikelola secara sungguh-sungguh dan serius dengan tetap berpedoman pada tiga pilarnya; swadaya, pendidikan dan solidaritas. Tidak ada lagi tunggu waktu luang setelah bekerja di tempat lain. Perlu pembedaan yang jelas antara pengurus sebagai penetap pola kebijakan dan manajemen sebagai pelaksana operasional yang didukung dengan kontrol yang konstruktif dari pengawas yang berkemampuan secara intelektual dan moralitas.

Sistem perekrutan staf atau karyawan perlu dilakukan secara transparan dan selektif sesuai mekanisme perekrutan perusahaan modern. Tidak ada lagi staf atau manajer titipan. Menduduki suatu posisi baik dalam kepengurusan terutama dalam manajemen tidak lagi bergantung pada kemauan atau katabelece satu dua orang tetapi berpedoman pada kemampuan dan kinerja.

Koperasi kredit atau puskopdit bisa dikembangkan sesuai perkembangan lembaga keuangan lainnya. Apalagi sekarang ini ada soft-ware yang memungkinkan lembaga Koperasi Kredit atau Puskopdit dan Inkopdit dapat melakukan transaksi on-line serta ATM dengan program SIKOPDIT CS. Profesionalisme pengelolaan yang ber-branding bukan lagi hal tabu bagi gerakan koperasi kredit. Hendaknya kita menjaga lembaga ini akan tetap tumbuh dan berkembang secara profesional sampai generasi anak cucu dengan meningkatkan SDM manajemen, pengurus, pengawas dan seluruh anggota.


Read more...

Koperasi Kredit dan Analisis SDM


Oleh: Kosmas Lawa Bagho

Sebentar lagi kita akan merayakan Hari Ulang Tahun Koperasi Republik Indonesia yang ke-64. Enam puluh empat tahun, koperasi malang melintang di tanah pertiwi ini meretas masyarakat dari berbagai keterbelengguan sesuai amanat UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1. Namun pertanyaan mendasar mengemuka bahwa apakah koperasi Indonesia pada umumnya dan koperasi kredit pada khususnya memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mewujudkan visi dan misi awal perjuangannya yakni untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan yang lebih bermartabat.

Ulasan sederhana ini terasa semakin urgen berhadapan dengan era globalisasi ekonomi dunia seperti sekarang ini, dikala setiap lembaga bisnis keuangan berusaha sekuat kemampuan untuk saling mengungguli satu dari yang lain sehingga menimbulkan persaingan bisnis bebas dalam menawarkan variasi produk dan performance pelayanan yang berkualitas tinggi.

Untuk mencapai pelayanan yang dimaksud, seyogianya organisasi keuangan mana pun membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi pula. Tanpa kajian dan analisis yang njelimet tentang SDM akan menjadi kerugian besar bagi lembaga bisnis keuangan seperti koperasi (kredit). Atas dasar pemikiran itu maka kebutuhan akan analisis pekerjaan dalam hubungannya dengan perekrutan karyawan/SDM koperasi (kredit) merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak dilakukan.

Agar mampu bersaing dengan lembaga pelayanan usaha keuangan lainnya, mau tidak mau, suka tidak suka, gerakan koperasi kredit hendaknya sejak dini memperhatikan secara sungguh-sungguh manajemen SDM agar visi, misi, tujuan serta strategi organisasinya dapat dicapai secara lebih optimal dan efektif. Keberhasilan dan keberlanjutan sebuah institusi pemberdayaan publik koperasi (kredit) pada era pasar bebas seperti sekarang ini sangat bergantung pada pengelolaan sumber daya manusianya yang efisien, cakap, terampil dan profesional.

Dengan demikian, koperasi kredit akan mampu menerapkan strategi yang jitu dengan inovasi yang kreatif sehingga menghasilkan koperasi (kredit) yang besar, kuat dan aman serta memperoleh suatu penampilan yang meyakinkan termasuk tersedianya kantor dengan interior yang menarik untuk pelayanan, staf yang profesional, anggota yang sadar dan bertanggungjawab, penggunaan tekhnologi yang canggih untuk komunikasi dan informasi serta penggunaan sistem komputerisasi yang jauh dari tindakan koruptif-manipulatif.

Untuk membantu pemahaman kita tentang analisis SDM maka kita perlu memiliki persepsi yang sama atau kesepakatan awal tentang apa itu manajemen sumber daya manusia? Tentu banyak pakar manajemen memberikan berbagai teori atau pengertian yang amat bervariasi sesuai bidang kegiatan yang digelutinya. Bahkan mungkin pengertian yang ditampilkan ‘terlalu dekat kaki langit’ sehingga terkesan kurang menyentuh kebutuhan riil masyarakat apalagi masyarakat akar rumput yang menjadi anggota mayoritas di dalam gerakan koperasi (kredit).

Demi maksud dan kebutuhan gerakan koperasi kredit maka ditampilkan batasan yang sangat sederhana tetapi lebih praktis sesuai dengan praktek atau pengalaman lapangan yang telah dijalani.

Manajemen SDM yang dulu lebih dikenal dengan sebutan Manajemen Personalia merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi dari dalam maupun dari luar lembaga yang berhubungan dengan pelaksanaan dan kewajiban suatu pekerjaan atau jabatan.

Melalui analisis SDM dimaksud dapat menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan, mengapa dan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan! Hal ini penting dilakukan koperasi kredit agar dalam merekrut fungsionaris (pengurus, pengawas dan manajemen) perlu mengetahui rincian tugas, tanggungjawab dan kualifikasi utama dalam suatu jabatan yang dibutuhkan sehingga pekerjaan tersebut dapat dieksekusi dengan hasil yang memuaskan.

Mengapa perlu?
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama ini memperoleh fakta dan data bahwa masih ada sebagian koperasi (kredit) belum memiliki manajer dan karyawan dengan kompetensi purna mutu. Kenyataan ini kerapkali menyebabkan pelayanan usaha keuangan koperasi kredit kepada anggota dan masyarakat menjadi amat terbatas. Kadang-kadang pelayanan kepada anggota masih mengharapkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran para fungsionaris secara belum optimal. Pada hal jika dioptimalisasi kemampuan dan ketrampilan secara lebih produktif akan meningkatkan kinerja pelayanan koperasi (kredit) bersangkutan secara luar biasa. Peningkatan SDM fungsionaris akan berbanding lurus dengan pertumbuhan anggota dan aset koperasi (kredit) serta peningkatan mutu kesejahteraan dan kecerdasan anggota.

Oleh karena itu, perekrutan staf manajemen harus diikuti dengan pemberian bekal pengatahuan dan keahlian yang memadai serta mendorong kesungguhannya dalam berkarya di koperasi (kredit). Bukan hanya itu saja, sebelum pemilihan staf hendaknya menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilakukan dan kualifikasi (keahlian) apa yang dibutuhkan sesuai bidang kerja serta pendapatan kopdit untuk memberikan imbalan gaji yang layak.

Jadi tidak ikut-ikutan saja mengangkat karyawan tanpa analisis pekerjaan secara teliti dan serius sesuai kebutuhan koperasi kredit bersangkutan. Hal tersebut penting karena dalam banyak kasus, orang yang bekerja di kopdit hanya sekedar mengisi waktu luang untuk melompat ke pekerjaan yang lebih bergengsi. Fakta ini bisa dimaklumi karena sebagian koperasi kredit secara finansial belum menjamin salari karyawan yang pantas atau karir di kopdit belum memiliki prospek yang menjanjikan sementara di sisi lain kemajuan koperasi menuntut manajemen yang profesional, dinamis dan inovatif.
Koperasi Kredit/Puskopdit melakukan analisIS manajemen sumber daya manusia memiliki manfaat seperti: mengetahui rincian tugas, tanggungjawab dan kualifikasi utama suatu jabatan yang dibutuhkan sesuai pendapatan kopdit agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dengan hasil yang optimal, mengevaluasi tantangan-tantangan koperasi kredit di tengah persaingan lembaga usaha keuangan lain dengan menggunakan analisIS SWOT dan kini lebih dikenal TOWS, menetapkan ukuran prestasi kerja yang realistik-objektif dan memberikan penghargaan yang cukup kepada karyawan serta pengembangan sistem kompensasi yang adil, menempatkan karyawan pada pekerjaan yang sesuai dengan pengatahuan, ketrampilan dan minat pribadi secara tepat, merencanakan kebutuhan SDM koperasi (kredit) yang akan datang dan sebagai dasar pertimbangan lamaran maupun pengisian lowongan pekerjaan, menganalisis kebutuhan pengembangan/pelatihan (OJT= On Job Training) karyawan yang potensial baik yang lama maupun yang baru demi menjawab kebutuhan SDM jangka panjang secara berlapis dan berkelanjutan serta menetapkan garis promosi maupun demosi dalam semua bidang pelayanan koperasi kredit.

Mekanisme Analisis SDM
Dalam membuat analisis SDM (personalia) koperasi (kredit) memerlukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Pertama: Deskripsi Pekerjaan (Job Description). Deskripsi pekerjaan adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi, tugas, tanggungjawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek pekerjaan yang mempunyai bentuk yang sama. Sebaiknya wewenang dan tanggungjawab staf dipisahkan secara jelas dan berdayaguna. Wewenang menunjukkan hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan tanggungjawab adalah kewajiban dari si pemegang jabatan. Perlu juga menyebutkan atasan seperi manajer, koordinator, kepala bidang serta staf pembantu. Deskripsi kondisi pekerjaan mencakup jam kerja, bahaya, keamanan dan kesehatan kerja, kemungkinan perjalanan dinas, kondisi fisik tempat kerja dan aspek-aspek pekerjaan lainnya.

Kedua: Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification). Hal ini lebih menunjukkan pada siapa yang melakukan pekerjaan dan faktor-faktor manusia yang dipersyaratkan. Yang ditonjolkan di sini adalah profil, karakter manusia yang diperlukan untuk suatu pekerjaan di lembaga koperasi kredit. Persyaratan menyangkut pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan dan mental maupun fisik yang sehat.

Ketiga: Standar Pekerjaan (Job Performance Standard). Standar ini memberikan manfaat sebagai sasaran atau target bagi pekerjaan karyawan. Tantangan untuk mencapai sasaran yang ideal bisa memotivasi karyawan kopdit dan mengukur atau menilai keberhasilan kerja karyawan pada suatu periode tertentu. Tanpa ada standar prestasi, tidak ada sistem pengawasan yang dapat mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan koperasi kredit. Tanpa penilian, kita tidak pernah tahu sejauh mana aktualisasi potensi SDM karyawan.

Setelah mengadakan analisis SDM secara sungguh-sungguh, kini gilirannya untuk melakukan perekrutan karyawan koperasi. Perekrutan tersebut hendaknya mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan organisasi koperasi kredit/Puskopdit yang bersangkutan dan juga kemampuan para tenaga yang akan dipekerjakan.

Read more...