Selasa, 23 Desember 2014

Kompensasi Bisnis 2

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang



BAB II
PEMBAHASAN MELALUI PENJELASAN BAGAN
2.1. Produktivitas Person Karyawan
            Galbraith menulis, “Uang yang menggerakkan masyarakat industri. Namun, dalam masyarakat informasi, penggerak dan kekuatan utamanya adalah pengetahuan. Sekarang kita bisa melihat sebuah struktur golongan masyarakat baru yang dibedakan oleh mereka yang memiliki informasi dan mereka yang harus mundur karena kebodohannya. Golongan masyarakat baru ini mendapatkan kekuatan baru bukan dari uang, bukan dari tanah (perusahaan) tetapi dari pengatahuannya” (John Kennet Galbraith dalam Antony Robbins, 2014).

            Jelas bagi kita bahwa masyarakat modern tidak menggantukan kualitas kehidupannya pada uang, tanah (boleh dibaca perusahaan) melainkan pada kompetensi manusia (produktivitas person karyawan). Produktivitas person karyawan diperoleh melalui potensi alami sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa dalam bentuk bakat, talenta serta proses belajar. Thomas Alfa Edison telah membuktikan pernyataannya dalam karya nyata, “1 persen ilham (bakat) alami, 99 persen ketekunan”. Proses belajar untuk meningkatkan produktivitas pribadi karyawan dapat diperoleh melalui sekolah formil (mulai dari tingkat SD hingga S3, professor dan lain sebagainya).
Dalam proses belajar yang panjang itu tentu semakin membuat pribadi karyawan lebih produktif sebelum memasuki dunia kerja. Bukan hanya itu saja. Produktivitas diperoleh juga melalui kegiatan informal seperti penanaman nilai-nilai seperti kejujuran, loyalitas, tanggungjawab, tunduk pada kebenaran sejati, tidak mau korupsi serta melalui sekolah non-formal seperti seminar, lokakarya, diskusi, debat, studi banding dan karya-karya pengembangan lainnya. Aktivitas-aktivitas itu membuat seorang calon karyawan menjadi produktif sehingga membawa dampak produktivitas perusahaan yang akan dimasukinya. Perusahaan membutuhkan orang-orang demikian. Meski patut diakui bahwa saat ini, kita belum mempersiapkan diri secara penuh, terprogram dan sungguh-sungguh.



2.2. Produktivitas Perusahaan
            Tjutju Yuniarsi dalam Wahyuni Alimuddin (2012) menjelaskan secara detail bahwa produktivitas perusahaan dapat diukur melalui indikator efektivitas, efisiensi dan inovasi. Semakin efektif, efisien dan inovatis sebuah perusahaan maka semakin produktif perusahaan dimaksud. Untuk itu, perusahaan dalam perekrutan karyawan adalah calon karyawan yang berkualitas unggul atau produktivitasnya tinggi maka akan semakin efektif, efisien dan inovatiflah perusahaan dimaksud. Untuk semakin produktif sebuah perusahaan selain calon karyawan yang sudah produktif tadi perlu didukung dengan hal-hal yang secara internal maupun eksternal.
Yuniarsi menjelaskan bahwa faktor internal dipengaruhi oleh individu dan organisasi. Individu yang berkualitas diukur melalui komitmen, loyalitas, minat, motivasi, etos kerja, kedisiplinan, keterampilan, kepribadian dan latar belakang karyawan itu sendiri. Nah, di sini letak titik penting tingkat produktivitas karyawan sebelum masuk pada sebuah perusahaan. Modal dasar sudah ada, perusahaan hanya terus memberi api motivasi atau re-training sang karyawan yang produktivitas unggul. Perusahaan akan semakin efisien dan efektif serta mudah melakukan inovasi dari pada perusahaan menerima karyawan ‘mentah’ yang tidak punya apa-apa. Sementara dari sisi organisasi dapat diukur melalui visi, misi, tujuan, sistem dan praktek manajemen, sumber daya (kunatitas dan kualitas), it, kepemimpinan, komunikasi, SOP, SOM, struktur organisasi, budya organisasi yang dijalankan.
Yuniarsi menambahkan pada faktor eksternal seperti kultur lingkungan, kebijakan pemerintah, pengaruh politis, dampak globalisasi, umpan balik masyarakat, kemitraan dan dukungan stakeholder. Semuanya itu akan menciptakan produktivitas perusahaan. Perusahaan semakin produktif akan meningkatkan profit atau laba dan tentu akan berpengaruh positif pada kompensasi. Pengayaan manusia akan memperkaya perusahaan dan kembali didapatkan manusia dalam bentuk kompensasi baik berupa finansial maupun non finansial.


2.3. Kompensasi
            Berangkat dari konsep pikir di atas, apabila person karyawan produktif meningkatkan produktivitas perusahaan maka pribadi karyawan itu akan memperoleh hadiah dalam bentuk kompensasi. Kompensasi yang diterima dalam dua bentuk yakni kompensasi bersifat finansial dan kompensasi non finansial.
            Gary Dessler (2007) dalam Alimuddin (2012) menjelaskan bahwa kompensasi finansial seperti gaji, upah, komisi-komisi, bonus, tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, tunjangan pendidikan, tunjangan keluarga, tunjangan kematian, tunjangan kompetensi & jabatan serta THR. Teori ini searah dengan pengalaman penulis alami selama bekerja di Puskopdit Flores Mandiri selama 17 tahun lebih hingga sekarang diberi kesempatan mengenyam pendidikan S2 dengan segala pembiayaan dari lembaga bersangkutan. Penghargaan ini lahir dari komitmen seluruh karyawan senior yang terus bertahan meski perusahaan waktu itu dalam keadaan krisis. Komitmen dan perjuangan yang tak kenal lelah, tentu dibayar dengan berbagai pengahargaan finansial termasuk non finansial.
            Kompensasi non finansial menurut R. Wayne Mondy (2008) dalam Alimuddin (2012) adalah kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau tempat orang bekerja. Kompensasi non finansial dapat diukur melalui indikator kebijakan perusahaan yang sehat, pekerjaan yang sesuai, menarik dan menantang, peluang untuk dipromosikan, pemberian jabatan sebagai simbol status, rekan kerja dan suasana yang kondusif dan saling mendukung, lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman serta fasilitas kerja yang baik.


BAB III
SARAN/REKOMENDASI MANAJERIAL
3.1 Untuk Para Calon Karyawan Perusahaan
            Untuk para calon karyawan hendaknya mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pengembangan bakat alami yang dianugerahkan secara cuma-cuma dari Tuhan (Allah) yang maha kuasa serta meningkatkan proses belajar untuk meningkatkan kompetensi diri secara fisik dan kepriabdian sehingga menjadi orang-orang atau calon karyawan yang produktif. Produktivitas sang calon akan menentukan posisi tawar kompensasi termasuk posisi tawar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai kompetensi yang telah dimiliki. Belajarlah pada semua proses secara baik dan serius baik secara informal, non formal dan formal. Kompetensi dan produktivitas diri memberikan paradigma baru bahwa diri kita sendirilah yang menggaji (memberikan kompensasi) bukan perusahaan atau orang lain. Tentu butuh perjuangan dan pengorbanan yang tidak kecil. Ingat, Thomas Alfa Edison “1 persen ilham (bakat), 99 persen ketekunan”. Tekun dan setia dalam mempersiapkan diri tentu akan memperoleh kompensasi financial atau pun non financial dari perusahaan yang telah kita berikan kontribusi sehingga perusahan itu produktif dan memiliki profit yang berlipat ganda.
3.2 Untuk Perusahaan
            Untuk perusahaan, hendaknya menetapkan standar kriteria SDM yang memadai serta memperketat sistem perekrutan agar mendapatkan karyawan-karyawan yang benar-benar berkualitas dan unggul. Bukan merekrut kayarawan “mentah” atau yang tidak memiliki kompetensi dan tidak produktif sehingga karyawan bersangkutan tidak memberikan kontribusi bagi produktivitas perusahaan bahkan menjadi ‘beban’ bagi perusahaan bersangkutan.
 ***

 DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin Wahyuni, 2012. “Pengaruh Kompetensi Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT. Bakrie Telecom Area Makasar”, didownload tanggal 22 November 2014.
Galbraith Kenneth John dalam Antony Robbins. 2014. Unlimeted Power terjemahan Syarir Iryani & Purwadanri Dieni. Jakarta, PT. Ufuk Publishing House.
Edison Alfa Thomas dalam Buzan Tony. (2005). Buku Pintar Mind Map. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kuster Ines & Canales Pedro, 2011. “Compensation and control sales policies and sale performance: the field sales manager’s point of view”, Journal of Business & Industrial Marketing, Volume 26. Number 4. 2011. 273-285.
Rivai Veithzal & Sagala Jauvani Ella. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Siagian P. Sondang. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara.
Tanjung Andriani, 2005. “Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Karyawan Bagian Personalia PT. Agronesia Divisi Industri Makanan & Minuman Bandung” didownload tanggal 22 November 2014.
Tjutju Yuniarsi dalam Alimuddin Wahyuni, 2012. “Pengaruh Kompetensi Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT. Bakrie Telecom Area Makasar”, didownload tanggal 22 November 2014.
Waskito Sarwo, 2011. “Pengaruh Pemberian Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada UD. Morinaga di Surabaya” didownload tanggal 22 November 2014
Wibowo. (2013). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar