Senin, 28 Februari 2011

Minta Perhatian Camat Boawae

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Salah seorang anggota suku Focolodorawe Uluwena

(Aspirasi, Flores Pos, 1 Maret 2011) Kami masyarakat Focolodorawe Uluwena tidak bosan-bosan meminta perhatian serius Camat Boawae atau pun pemerintah setingkat di atasnya atas persoalan rumit yang sedang kami hadapi. Kami sedikit merasa kecewa atas lambannya perhatian dan tanggapan Camat terhadap laporan yang diteruskan oleh Pemerintah Desa Nagerawe melalui surat tertulis tertanggal 02 Februari 2011 dengan nomor: 06/53.16.07.2012/Pem-Ngr/02/2011 dengan perihal Tiklat Laporan Penyerobotan Tanah Ulayat menindaklanjuti pengaduan lisan kami tanggal 29 Januari 2011. Surat ini ditujukan kepada Camat Boawae dengan tembusan: Bupati Nagekeo, Pimpinan DPRD Nagekeo semuanya di Mbay, Kapolres Ngada di Bajawa, Kapolsek dan Danramil Boawae di Boawae serta Lurah Olakile di Olakile.

Pegaduan itu kami buat jauh sebelum ada kegiatan eksploitasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Aebhara oleh PT atau Oknum tertentu. Surat pengaduan di meja Camat Boawae hari Rabu, 02 Pebruari 2011 selang beberapa hari kemudian ada tindakan peresmian dan kegiatan di lokasi yang masih menjadi persengketaan antara warga Kelurahan Olakile dengan Hak Ulayat Masyarakat Focolodorawe Uluwena. Aksi itu semakin tidak terkendali dengan berkekuatan alat berat telah meluluhlantahkan perut bumi Aebhara tanpa masyarakat tahu ada proyek apa gerangan lantaran tidak ada tanda atau simbol sebagaimana biasa dilakukan proyek di suatu lokasi.

Kami tidak tinggal diam. Ada sebagian masyarakat berusia muda mau langsung terjun ke lokasi. Namun masyarakat tua senantiasa menempuh jalur yang bijak dan mempercayakan sepenuhnya kepada pemerintah desa dan telah diteruskan ke Kecamatan Boawae untuk mencari jalan keluar bersama secara produktif. Lama menanti tidak ada jawaban maka kami melakukan pertemuan lagi tanggal 15 Februari 2011 dengan berbagai kesepakatan dan pernyataan sikap yang telah juga disampaikan oleh utusan warga suku dan kepala desa Nagerawe kepada Camat Boawae tanggal 16 Februari 2011. Dihadapan wakil warga suku dan kepala desa Nagerawe, Camat Boawae menjanjikan untuk memfasilitasinya. Namun hingga saat ini tidak ada tanda-tanda untuk mencari jalan keluar bersama sementara tindakan penggusuran di lokasi berjalan sebagaimana biasa.

Untuk itu melalui media terhormat ini, kami sekali lagi memohon bantuan Camat Boawae ataupun Pemerintah di atasnya untuk bisa secara cepat memfasilitasi persengketaan ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pengaduan lisan dan tertulis telah disampaikan kepada pemerintah, sehingga pemerintah perlu segera mengambil tindakan.

Kami nyatakan juga bahwa penggusuran dan pengerukan di lokasi Aebhara tidak mendatangkan keuntungan sedikitpun bagi masyarakat suku (ulayat) Focolodorawe Uluwena dan bahkan akan merusak Daerah Aliran Sungai (DAS) serta kemungkinan besar akan merubuhkan kedua jembatan yang ada disekitar lokasi.
Read more...