Selasa, 30 Juni 2009

Membangun Jiwa Wirausaha Anggota

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Demikianlah tema sentral Rapat Anggota Tahunan ke-15 Tahun Buku 2008 Koperasi Kredit Serviam Ende di Aula Marinus Krol Paroki Onekore tanggal 08 Februari 2009 lalu. Tema ini mau menggugah kurang lebih 1000 anggota yang hadir serta puluhan undangan dalam rangka membudayakan jiwa enterpreunership (wirausaha) untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dan seluruh masyarakat Kabupaten Ende serta menjawabi keluhan mayoritas anggota akan kekurangan naluri untuk membangun usaha sendiri.

Para undangan yang hadir adalah Drs. Abdul Syukur, Kepala Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Ende, Drs. Mikhael H. Jawa, Manajer Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo, Sr. Kristofora, OSU Ketua Yayasan Nusa Taruni Bhakti Santa Ursula Ende, Drs. Lukas Lege, Anggota DPRD Kabupaten Ende periode 1999-2004. Semua peserta yang hadir larut dalam perayaan demokrasi paling nyata koperasi kredit.

Koperasi Kredit Serviam yang dipelopori oleh beberapa anak muda di lingkungan Yayasan Nusa Taruni Bakhti pada tanggal 09 Januari 1993 untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan para guru, dosen dan karyawan yayasan akibat gempa bumi 12 Desember 1992 dengan anggota awal 27 orang dan modal Rp. 607 ribu memiliki kemauan kuat untuk berkompetisi dengan lembaga keuangan lain secara elegan dan manusiawi.

Tak pernah disangka bahwa dalam rentang waktu 15 tahun, Koperasi Kredit ini menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang cukup signifikan untuk membantu meminimalisir kemiskinan yang senantiasa melilit sebagian besar masyarakat Flores terutama masyarakat Kabupaten Ende dan sekitarnya.

Meskipun patut diakui bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi dan ditingkatkan lebih progresif ke depan seperti kualitas anggota, kredit bermasalah, kurangnya jiwa wirausaha dll namun Kopdit Serviam pada Tahun Buku 2008 mendapat berbagai prestasi karena keterlibatan dan kerjasama yang saling menguntungkan dari semua pihak.

Tahun ini Kopdit Serviam mendapatkan penghargaan monumental dari Pemerintah Kabupaten Ende yang diterima pada tanggal 14 Juli 2008 di Aula BBK Ende sebagai Koperasi Berpretasi Terbaik 1 Tingkat Kabupaten Ende untuk Jenis Koperasi Simpan-Pinjam serta memperoleh apresiasi positif dari jaringan Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo sebagai salah satu koperasi kredit yang mampu merealisasi target pencapian memenuhi 1000 anggota. Tahun 2008, Kopdit Serviam memiliki kekayaan Rp. 3,6 M naik sekitar 1,5 M dari tahun buku 2007.

Syukur kepada Tuhan bahwa kerinduan 1,046 anggota dan seluruh fungsionaris untuk mendapatkan seorang manajer sebagai penanggungjawab operasional demi menjawabi kebutuhan pelayanan anggota yang semakin banyak juga dapat diraih berkat kerja keras pengurus dan tangan-tangan terulur lainnya.

Berdasarkan suara sepakat Pengurus pada rapatnya tanggal 17 Desember 2008 dan Rapat Gabungan tanggal 22 Desember 2008 telah mengangkat Saudari Ermelinda Ani, SE yang sebelumnya sebagai Act. Manajer terhitung mulai tanggal 02 Januari 2009 menjadi manajer dengan pelimpahan wewenang dan kewajiban yang lebih luas untuk lebih memajukan koperasi kredit Serviam ke arah yang lebih besar, kuat, sehat, aman dan profesional.

Memang tingkat keberhasilan sebuah koperasi kredit tidak hanya diukur dengan indikator-indikator di atas. Namun paling kurang tingkat keberhasilan kecil-kecilan ini semakin memotivasi seluruh anggota dan fungsionaris untuk meraih impian yang lebih besar.


 Mengenakan Tenunan Daerah Flores di Forum Kopdit Asia

Robert T. Kiyosaki, warga keturunan Jepang (Asia) yang menjadi salah seorang terkaya di Amerika Serikat pernah menulis, “Besar kecilnya seseorang sangat bergantung pada impiannya. Orang besar mempunyai impian besar sedangkan orang kecil memiliki impian kecil. Jika (anda) koperasi kredit mau berubah ke arah yang lebih besar maka hendaknya mulailah dengan mengubah ukuran impian. Banyak orang miskin berada dalam keadaan miskin karena mereka telah berhenti bermimpi.”

Setelah koperasi kredit berjuang sekian lama, apakah para aktivis kopdit ini sudah puas dan tidak lagi memiliki impian ? Ataukah seperti Martin Luther King ... tetap memiliki impian (i have a dream) untuk lebih besar meski harus berhadapan dengan terpaan angin taupan tantangan dan bencana banjir kegagalan dalam perjalanan kopdit selama 15 tahun terutama pada tahun buku 2008.

Walaupun demikian Robert T. Kiyosaki memberikan wanti-wanti tentang 5 tipe pemimpi :
Pertama: Tipe pemimpi yang bermimpi di masa lampau meski ia sudah berada pada masa kini. Pemimpi jenis ini selalau mengidolakan dan mengenangkan masa-masa romantis pada masa lalu. Terkadang mereka bertindak tetap seperti anak kecil walaupun usianya sudah dewasa. Hidupnya berorientasi dan berkiblat pada masa lalu. Susah dan tidak mau berubah. Seseorang yang bermimpi tentang masa lampau adalah orang yang hidupnya sudah berakhir. Orang seperti ini perlu menciptakan impian di masa depan agar kembali hidup.

Kedua: Pemimpi yang hanya memimpikan impian kecil. Jenis pemimpi ini akan memimpikan impian-impian kecil karena mereka ingin merasa yakin mereka dapat mencapainya. Yang ini sudah baik untuk apa mau diubah lagi. Pemimpi jenis ini terkadang yang paling berbahaya. Hidup mereka seperti kura-kura, makan dan minum dalam ruangan yang tenang tanpa terusik berbagai peluang kemajuan yang lebih besar dan tetap diam di tempat tidak pernah pergi kemana-mana.

Ketiga: Pemimpi yang telah mencapai impian dan belum menentukan impian baru. Jenis pemimpi seperti ini ketika telah mencapai satu impian mulai merasa bosan dan frustrasi. Mereka tidak berani lagi menentukan impian atau petualangan baru karena takut gagal dan takut dikritik atau pun takut prestise pribadinya luntur apalagi sampai hilang.

Keempat: Pemimpi yang mempunyai impian besar tetapi tidak mempunyai rencana bagaimana mencapainya sehingga tidak mencapai apa-apa. Mereka hanya mampu bermimpi besar tetapi tidak memiliki kemauan untuk mewujudkannya. Semua impian hanya tinggal impian sambil terus berangan-angan untuk merubah hidup ke arah yang lebih baik.

Orang yang banyak rencana tetapi tidak berusaha untuk melakukannya. Biasanya mereka membuat aturan tetapi enggan mentaatinya dalam tindakan nyata. Terkadang orang-orang jenis ini banyak omong dan banyak memberikan kritik tetapi tidak mau dan tidak mampu melakukan sesuatu atau bahkan tidak memberikan teladan yang baik dan positif.

Kelima: Pemimpi yang mempunyai impian besar, mencapai impian dan terus mempunyai impian yang lebih besar lagi. Tidak pernah berhenti dan terus-menerus memiliki impian baru setelah berjuang keras mencapainya.

Untuk menjadi pemimpi jenis ke-5 tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen atau spiritualitas yang kuat dan pengorbanan yang tidaklah kecil. Akan tetapi tidak berarti tidak bisa. Ada banyak contoh di negara Asia lainnya seperti Korea Selatan, Jepang, Philipina dan Thailand. Mengacu pada pengembangan Koperasi Kredit/Credit Union di Thailand, saya melihat ada suatu spirit jenis pemimpi ke 5 ini.


Umumnya mereka menyadari bahwa gerakan koperasi kredit atau credit union adalah lembaga yang berorientasi dan memberdayakan orang-orang miskin tetapi bukan lembaga orang-orang miskin. Mereka menyiapkan dana keberlanjutan untuk membangun gedung kantor bertingkat mulai tingkat 2 sampai tingkat 8, dana pengembangan SDM dan IT untuk profesionalisasi pelayanan serta pengembangan wirausaha termasuk pemasaran produk anggota, dana pengembangan masyarakat sebagai realisasi tanggungjawab sosial, gaji karyawan serta untuk deviden.

Yang mengherankan saya bahwa Kopdit atau Credit Union di Philipina maupun Thailand tidak lagi terlalu memperhatikan deviden namun yang penting koperasi kredit/credit union mengakses dana secara mudah untuk peningkatan usaha anggota. Kopdit Serviam tidak mengadopsi secara membabi buta tetapi mungkin bisa mengadaptasi secara kritis-rasional menuju profesionalisasi pelayanan pada masa yang akan datang sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat untuk membangun kualitas kesejahteraannya.

Semua yang telah bergabung dalam rumah besar (sao’ meze) Koperasi Kredit Serviam merupakan para pemimpi tipe ke-5. Memiliki impian besar dan berjuang meraihnya serta terus berikhtiar untuk memiliki impian yang lebih besar lagi. Sebab keberhasilan yang telah dicapai selama ini belum seberapa jika dibandingkan dengan koperasi kredit lain ataupun lembaga keuangan lain, bank misalnya. Oleh karena itu, tipe pemimpi 1-4 tentu bukanlah pilihan yang cerdas.



Read more...

Minggu, 21 Juni 2009

Koperasi Kredit Terbaik Tahun 2008

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Suatu berkat Tuhan bagi perjalanan Koperasi Kredit (Credit Union) Serviam Ende-Flores-Nusa Tenggara Timur memasuki usia yang ke-15 (dibentuk 09 Januari 1993) meraih penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Ende sebagai Koperasi Terbaik Jenis Simpan Pinjam pada perayaan HUT ke-61 Koperasi Tingkat Kabupaten Ende pada tanggal 14 Juli 2008.

Memang sedikit mengejutkan bagi fungsionaris dan anggota Kopdit Serviam walaupun dalam penilaian menurut Dinas Koperasi & PKM Kabupaten Ende selama 3 tahun berturut-turut (2006-2008) selalu mendapat predikat SEHAT dengan nilai 88. Walaupun sedikit terkejut dengan penghargaan yang diterima namun pengurus berjanji bahwa penghargaan dapat memotivasi anggota dan seluruh fungsionaris bekerja lebih serius yang mengarahkan Koperasi Kredit Serviam ke arah pengelolaan profesional tahun 2012 agar bisa mewujudkan visi dan misinya menyejahterakan anggota dan masyarakat Kabupaten Ende.

“Penghargaan ini sebagai prestasi dan juga tantangan bagi anggota dan pengurus untuk bekerja lebih optimal ke depan” kata Ketua Kopdit, Kosmas Lawa Bagho ketika diwawancarai Flores Pos, sebuah media lokal Flores pada tanggal 17 Juli 2008.

Yang hadir dalam penerimaan Sertifikat Penghargaan dengan uang Rp. 1,000,000 adalah Kosmas Lawa Bagho sebagai ketua mewakili unsur pengurus serta David Sola mewakili pengawas dan Lambertus Liki Mare mewakili manajemen.

Koperasi Kredit Serviam dibentuk pada tanggal 09 Januari 1993 di lingkungan Yayasan Nusa Taruni Bhakti Ordo Susteran Ursulin mendapat badan hukum sebagai legalitas formal dari pemerintah pada tanggal 08 Juli 2006 dengan nomor: 02/BH/DKPKM/VII/2006. Sejak awal pendiriannya, Kopdit Serviam sangat komit pada asas swadaya atau kemandirian.

Unsur kemandirian ini ditunjukkan dengan tidak menerima bantuan modal dari siapapun untuk penguatan modal. Kopdit Serviam mengandalkan anggota sebagai pemodal utama. Yang diterima: bantuan pengembangan SDM dan pengadaan fasilitas.

Koperasi kredit yang baru melaksanakan RAT Tahun Buku 2007, tanggal 03 Pebruari 2008 memiliki rencana stratejik 3 tahun yang berfokus pada pengembangan anggota dan asset sebagai berikut :
Tahun      Anggota          Asset
2008        1000            3,500,000,000
2009        1500            5,000,000,000
2010        2000            6,500,000,000

Direncanakan juga Bulan Januari 2010, pengurus melaunching buku yang berjudul ‘KOPDIT SERVIAM ENDE DAN KEMISKINAN MASYARAKAT FLORES’ dalam rangka merayakan 15 tahun berkiprah di Kabupaten Ende serta promosi koperasi kredit melalui ungkapan pengalaman seluruh anggota, simpatisan dan fungsionaris.

Saat ini Koperasi Kredit yang berkantor pada jalur utama kota Ende, Jl, Eltari dengan luas kantornya 552m2 itu melemparkan berbagai variasi produk simpanan, pinjaman dan program pendidikan. Ada produk simpanan yang lazim seperti simpanan saham (simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan kapitalisasi) juga simpanan non saham seperti: Sibuhar (Simpanan Bunga Harian, SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka: 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan), Siwajar (Simpanan Wajib Belajar) sebagai pendidikan nilai menabung pada anak-anak sejak usia dini.

Kini sedang menjajaki anak-anak usia Sekolah Dasar pada KUB (Komunitas Umat Basis: Kelompok Doa Katolik,red), SIPENDIK (Simpanan Pendidikan) sebagai persiapan kelanjutan sekolah di Perguruan Tinggi. Simpanan ini untuk meminimalisir masalah orang tua tentang permasalahan biaya keuangan sekolah terutama di Perguruan Tinggi.

SIAGAM (Simpanan Ziarah Keagamaan): simpanan untuk mengantisipasi biaya kegiatan keagamaan sesuai iman dan agama anggota seperti naik haji, sunatan, ziarah ke Gua Lordes, permandian, sambut baru dll, SIMAPAN (Simpanan Investasi Masa Depan). Jenis simpanan untuk masa pensiun bagi semua anggota dari berbagai latar belakang pekerjaan. Simpanan Investasi Masa Depan  juga ingin merubah anggapan bahwa yang punya dana pensiunan hanyalah PNS, TNI dan POLRI.

Simpanan jenis ini sekaligus mau mengubah mindset masyarakat Flores untuk tidak hanya mengandalkan pekerjaan PNS sebagai pekerjaan yang kaya, aman dan nyaman. Pekerjaan boleh beda tetapi pencapaian kesejahteraan sama. Jalan boleh beda tetapi dermaga kehidupan yang dicita-citakan sama yakni SEJAHTERA LAHIR & BATIN. Sementara Produk pinjaman seperti pinjaman umum, pinjaman investasi dan pinjaman microfinance sedangkan produk pendidikan: Pendidikan Dasar 7 Jam, pendidikan spesialisasi, pendidikan internal fungsionaris, pendidikan kelompok, pendidikan wirausaha anggota (prioritas perempuan) dan pendidikan khusus anggota anak-anak.

Pemberdayaan Kaum Perempuan (Gender)

Semua produk pendidikan mau mengajak anggota sadar, bertanggungjawab dan fanatik dengan koperasi kredit. Kini sedang dikembangkan setelah pendidikan diikuti dengan sumpah/janji setia yang menyatakan bahwa setiap anggota bertanggungjawab terhadap pertumbuhan, perkembangan dan keberlanjutan koperasi kredit, berikrar setia mengikuti pendidikan, simpan teratur, pinjam bijaksana dan angsur tepat waktu terhadap kopdit serta menjauhkan sikap-sikap yang merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan koperasi kredit Serviam. Janji adalah komitmen yang patut diwujudnyatakan dalam kata dan tindakan nyata. TIDAK MAIN-MAIN MENJADI ANGGOTA KOPDIT SERVIAM ….

Pertumbuhan dan Perkembangan Kopdit Serviam dalam Statistik:
(dalam ribuan kecuali anggota) 
                    2005          2006          2007           April 2009
Anggota    251 org     424 org         584 org       1.205 org
Saham      576,781     861,882      1,209,793      2,503,098
Non Shm  241,649    346,918         600,643      1,540,778
P Anggt.   612,538     903,733      1,288,169      3,128,416
Pendptan 120,841     137,529          186,830        222,658
Biaya        117,474      136,379          185,830        221,800
Asset      1,082,449 1,533,883      2,042,098     4,431,854

Kepengurusan Kopdit Serviam Ende untuk periode 2008-2010 adalah :
Pengurus: Ketua, Kosmas Lawa Bagho,S.Fil, Wakil Ketua, Benediktus Deo, Sekretaris, Paskalis X. Hurint, S.Fil, M.Si, Bendahara, Maria Magdalena Bhiju Boro, S.Pd, Anggota, Yohanes Satu, S. Pd. Pengawas: Ketua, Andreas Ngea, S.Sos, Sekretaris, David Sola, S.H, Anggota, Petronela N. Adan. Sementara Penasihat: Drs. Aloysius B. Kellen, M.Si, Bernadus Gadobani, S.Ag (Wakil Bupati Ende 2004-2009), Rafael Bale, S. Ag, dan Darius Ibu, AM.Pd. Manajemen: Manajer, Ermelinda Ani, SE, Accounting/PL, Lambertus Liki Mare, S.Sos, dan Perkreditan/PL, Klemens Lae, Amd.


Read more...

Kamis, 18 Juni 2009

Belajar BDC (Pengembangan Usaha) di Thailand

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Suatu kesempatan berharga bagi saya bersama 4 orang teman yakni Bapak Fransiscus de Fransu, Manajer Puskopdit Swadaya Utama Maumere, Bapak Piter C. Patiladjar, Manajer Kopdit Ankara Lewoleba Maumere dan Bapak R. Anang Tinosaputra, Staf Diklat Puskopdit Bali Arthaguna dan Bapak Christophorus Sukirman, Ketua Pengurus Puskopdit Bogor-Banten melakukan studi atau kunjungan lapangan (Exposure) tentang Pusat Pengembangan Bisnis (BDC) di Koperasi Kredit Thailand, Bangkok sejak tanggal 21 – 27 Februari 2008.


Kegiatan ini dikenal dengan nama ‘2nd CULT Exposure Program 2008’ yang disponsori oleh Credit Union League of Thailand Limited (CULT) merupakan lembaga nasional koperasi kredit Thailand seperti di Indonesia kita kenal Induk Koperasi Kredit (Inkopdit-Jakarta) bekerjasama dengan Association of Asian Confederation of Credit Union (ACCU); pusat koperasi kredit Asia yang berkantor pusat di Bangkapi-Bangkok, Thailand. Ada 8 negara mengirimkan utusannya yakni Thailand sebagai tuan rumah (11 orang) , Mongolia (2 orang) , Philipina (2 orang), Malaysia (3 orang), Korea (1 orang), Srilanka (1 orang), Nepal (1 orang) dan Indonesia (5 orang). Total peserta : 26 orang.

Sharing Pengatahuan dan Pengelaman
Kruewan Chonlanai; Manajer Kantor CULT sekaligus sebagai pelaksana Program Exposure dalam acara pembukaan melaporkan bahwa kegiatan exposure dilakukan untuk sharing pengelaman pengembangan koperasi kredit di masing-masing Negara, membuat jaringan informasi untuk mengatasi kemiskinan masyarakat melalui koperasi kredit serta yang perlu dilakukan selama 1 minggu adalah sharing pengembangan BDC di masing-masing Negara lalu mencari strategi-strategi baru pengembangan BDC dalam rangka membantu anggota mengembangkan usaha produktif demi meningkatkan pendapatan per kapita per keluarga terutama masyarakat di daerah pedesaan.

Sementara itu, Mr. Ranjith Hettiarachchi, General Manager ACCU menekankan kembali makna BDC yakni bukan lembaga untuk membeli dan menjual produk anggota melainkan lembaga konsultasi untuk membangkitkan dan mengembangkan jiwa wirausaha serta berwirausaha anggota, membantu anggota untuk dapat menghitung cashflow, membantu anggota (orang miskin) mendesain produk dan kemasan yang menarik yang memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar, membantu promosi dengan menggunakan teknologi IT seperti email dan web-site khusus promosi produk serta membantu memperluas pasar produk anggota. “Di sini kita saling tukar ketrampilan dan pengalaman” kata Ranjith dalam bahasa Inggris dengan aksen Srilanka.

Sedangkan Mr. Sahaphon Sangmek, General Manager CULT mengatakan bahwa peran CULT sesungguhnya memperkuat koperasi kredit di Thailand serta diharapkan melalui kegiatan sharing ‘best practice’ ini dapat memperkuat koperasi kredit di Negara masing-masing terutama 8 negara yang mengambil bagian dalam kegiatan exposure saat ini.

Kegiatan ini juga mau membangun mitra CULT dengan Induk Koperasi Kredit di Negara masing-masing sebagai tempat pembelajaran, sharing pendapat dan pengetahuan. ‘Diharapakan setelah mengikuti kegiatan ini masing-masing orang dapat melakukannya di Negara masing-masing tentu yang dianggap baik’, katanya mengajak.

CULT adalah lembaga sekunder nasional yang bertindak sebagai pusat pelayanan keuangan, IT, dan pengembangan SDM. Dalam pengembangan koperasi kredit, CULT berkomitmen menerapkan nilai kejujuran, kerja keras/pengorbanan, tanggungjawab, empati dan kebenaran.


Berkenalan dengan CULT (Credit Union League of Thailand Limited)

CULT dibentuk pada tahun 1968. Pembentukan CULT sebagai lembaga sekunder tingkat nasional diinspirasi oleh sejarah gerakan koperasi kredit dunia tahun 1914 di India (Sir Bernard Hunter), 1915 di Jerman (Raffaisien), Pendaftaran Koperasi pertama di Thailand (Koperasi Wat Chan) tanggal 26 Februari 1916 dan Bulan Februari menjadi Hari Koperasi Nasional Thailand yang dirayakan secara meriah hingga kini sebagai bentuk promosi. Tahun 1935, terdaftar koperasi pertanian pada pemerintah diikuti koperasi konsumsi tahun 1938 dan tahun 1968 beberapa koperasi kecil beramalgamasi.

Hingga kini Negara Thailand memiliki 7 tipe koperasi yakni Koperasi Pertanian, Koperasi Jasa Akomodasi, Koperasi Perikanan, Koperasi Simpan-Pinjam, Koperasi Konsumsi, Koperasi Pelayanan dan Koperasi Kredit. Masing-masing berotonomi tetapi tetap bermitra saling menguntungkan.Menarik bahwa semua jenis koperasi ini diperlakukan sama di mata pemerintah dan hukum. Intinya semua jenis koperasi harus bisa memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup secara perorangan dan kelompok.

Tidak kalah menarik juga ada perbedaan jelas antara koperasi simpan pinjam yang berbasis pada pengembangan lembaga (Institutional Based) dengan lembaga nasionalnya bernama FSCT (Federation of Savings and Credit Cooperative of Thailand, Ltd) yang juga ikut mengembangkan koperasi kredit dalam negeri dan di negara lain seperti pengembangan Koperasi Kredit di Laos, MOCCU (Mongolian Confederation of Credit Union) di Mongolia, Koperasi Kredit Barangka di Philipina dan Puskopdit Swadaya Utama Maumere, Indonesia sementara koperasi kredit berbasis pada pengembangan masyarakat (Community Based) dengan lembaga nasionalnya bernama CULT (Credit Union League of Thailand, Ltd) yang juga tidak kalah agresif membantu pengembangan koperasi kredit Asia dengan mengadakan kegiatan-kegiatan berskala Asia seperti 2nd CULT Exposure Program 2008 dan program pemberdayaan lainnya yang melibatkan para utusan dari negara lain. Kedua lembaga ini memiliki hubungan kerja yang erat dan bahu membahu memperkuat koperasi kredit. Keduanya tidak saling memojokkan apalagi saling melenyapkan.


Program Pendidikan dan Pelatihan CULT:
Materi Dasar (Basic Subject) : Peran dan tanggungjawab RAT, peran dan tanggungjawab pengurus, pengawas, manajemen dan anggota, Akuntansi tingkat 1 dan 2, Perencanaan dan Anggaran, Teknik Rapat yang Efektif, Manajemen Keuangan di Koperasi Kredit.

Materi Pengembangan : (Advance Subject): TOT para pelaksana pendidikan, pelatihan manajer dan staf, Pengembangan Lembaga Koperasi Kredit, promosi/iklan moderen (IT), Pelayanan yang Mengesankan (CRM/Service Excellent), Pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD), Microfinance, IT dalam Koperasi Kredit, Manajemen Perkreditan, Pola Kebijakan atau Tata Aturan Pelayanan dalam Koperasi Kredit, Kepemimpinan yang Transformatif serta Pembelajaran Orang Muda (youth campus).House Training: Keuangan, Pengembangan Produk dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD).

CULT memiliki 6 kantor cabang pada 75 provinsi dengan 1,277 koperasi kredit serta anggota perorangan 754,981 menurut data per 31 Desember 2007.



Konsep dan Strategi BDC (Pusat Pengembangan Bisnis)

Ranjith Hettiarachchi, General Manajer ACCU mengawali pemaparannya dengan menampilkan data tentang orang miskin di dunia. Masih banyak penduduk dunia yang masih sangat miskin kurang lebih 20% dan akan bertambah sesuai kondisi di Negara masing-masing. Untuk itu Kopdit hendaknya mengakses mereka melalui program CUMI.

CUMI (Credit Union Microfinance Inovation) adalah sebuah produk desain khusus untuk menyediakan akses kepada orang miskin untuk menabung secara berkelanjutan dan meminjam secara bertanggungjawab, menyediakan pendidikan dan pelatihan, memberikan akses lembaga keuangan bagi orang miskin yang berwirausaha yang tidak memiliki kesempatan menabung dan meminjam uang pada lembaga keuangan formal, membangkitkan wirausaha anggota dari kalangan orang miskin, menggabungkan anggota yang pendapatan kecil kedalam lembaga yang kuat seperti koperasi kredit.


Program CUMI berhubungan sangat erat dengan BDC (Business Development Center). Dalam pengembangan BDC perlu memperhatikan, ‘Mengapa kita membutuhkan BDC, Bagaimana mengembangkannya, Apa pelayanan BDC, Apa keuntungan BDC dan Bagaimana Kopdit/Puskopdit mendukung BDC?.

Kita butuh BDC karena tingkat pertumbuhan ekonomi orang miskin sangat lamban termasuk tidak adanya jiwa wirausaha, anggota/orang miskin memiliki kesempatan yang terbatas mengembangkan bisnis, terbatasnya akses informasi dan pasar yang lebih luas, membutuhkan konsultasi bisnis (perencanaan bisnis, manajemen keuangan, manajemen operasi produksi, pemasaran dan IT, sponsor perdagangan produk serta penghubung antara pembeli dengan pembuat tanpa melalui orang kedua).

Cara pengembangan BDC adalah membuat proposal kegiatan BDC untuk mendapat persetujuan pengurus, manajer dan anggota, merekrut staf BDC melalui pengumunan terbuka yang diikuti seleksi yang profesional, melakukan kontrak dan orientasi tugas bagi staf yang telah direkrut, menyediakan show-room BDC yang dilengkapi dengan IT, memperkenalkan kegiatan dan hasil BDC kepada anggota dan publik melalui pertemuan, brosur, bulletin, media elektronik seperti RRI dan media massa misalnya Flores Pos. Sedangkan centra pelayanan BDC adalah analisis produk termasuk analisis kebutuhan anggota (kebutuhan makanan, elektronik, pertanian: peralatan & produk, tranportasi, akomodasi dll), promosi penjulan produk-produk anggota (pamphlet, bulletin, siaran radio, email, web-site dll), menyediakan pelayanan kepada anggota (pembayaran telepon,transfer uang, desain kartu nama, fax, foto copy, internet dll).

Sementara itu keuntungan BDC seperti adanya relasi yang harmonis antar anggota dengan koperasi kredit terutama proses produksi yakni para pembuat produk, penjualan dan pelayanan, produk lebih banyak dan bervariasi yang dipasarkan kepada anggota dan publik dengan harga murah namun tetap bermutu tinggi, menigkatkan lebih banyak pendapatan, anggota lebih banyak mendapat pendapatan dan deviden serta Kopdit dapat melakukan kerjasama dengan toko lain dan citra Kopdit lebih baik di tengah masyarakat.

Tentang dukungan Kopdit/Puskopdit terhadap BDC adalah memasukan program pengembangan BDC dalam perencanaan strategis koperasi kredit, menyediakan show-room untuk menampilkan sampel usaha anggota, menyediakan dana secukupnya, menyiapkan sarana dan prasarana serta komit mengembangkan BDC secara berkelanjutan. BDC bukan lembaga baru dalam koperasi kredit/Puskopdit melainkan salah satu devisi mendongrak wirausaha anggota terutama perempuan dan orang miskin.


Kunjungan Lapangan
Tanggal 23 Februari 2008, peserta berkesempatan melakukan kunjungan langsung pada Koperasi Kredit Klongchan dan Kopdit St. Peter yang diangap cukup berhasil menerapkan BDC. Ada banyak pembelajaran pada 2 Koperasi Kredit yang dikunjungi namun saya meringkasnya sebagai berikut :

Best Brand Image:
Kedua koperasi kredit (Klongchan dan St. Piter) menerapkan manajemen profesional yang didukung dengan kepengurusan yang visioner. Mereka sungguh-sungguh fokus mengembangkan koperasi kredit sebagai salah satu lembaga keuangan alternatif yang dikelola secara serius dan sungguh-sungguh. Koperasi kredit memang lembaga pelayanan yang berpihak pada orang miskin namum bukan lembaga orang-orang miskin. Mereka membangun kantor megah berlantai 3 dengan interior yang representatif dilengkapi high technologi (IT). Setiap kantor dilengkapi dengan asrama penginapan serta garasi mobil yang diset secara menarik. Rasanya kantor sudah menjadi tempat yang aman bagi anggota dan siapa saja untuk bertransaksi dan menginvestasi uang dan ketrampilan (HRD).

Pusat Pengembangan Bisnis (BDC) digarap sangat sungguh-sungguh dan fokus. Kedua koperasi kredit sadar bahwa apabila hanya memobilisasi simpanan tanpa pengembangan produk/usaha anggota maka akan terjadi idle cash (kas ngaggur) atau menabung tidak berkelanjutan yang akan menimbulkan kredit macet. Oleh karenanya mereka sungguh-sungguh menggarap BDC sebagai salah satu jalan keluar untuk meningkatkan pendapatan anggota dengan sendirinya meningkatkan pendapatan kopdit dan federasi. BDC bukanlah lembaga yang terpisah dari koperasi kredit. Dia hanya salah satu devisi yang membantu pendidikan dan pelatihan anggota, bantuan teknologi (IT), desain produk dan pemasaran (website dan email), menyediakan ruangan semacam ‘show-room’ untuk memamerkan sampel-sampel produk anggota.

Pengembangan SDM (HRD). Pendidikan tetap menjadi prioritas pertama dan utama dalam seluruh gerakan koperasi kredit di Thailand. Pintu masuk menjadi anggota kopdit melalui pendidikan. Anggota harus mengikuti pendidikan dasar dan lanjutan yang diikuti dengan pre-test dan past-test secara ketat dan tanpa kompromi. Apabila ada anggota yang belum lulus past-test maka ia harus mengikuti dari awal. Pendidikan dan pengembangan ini diikuti ketersediaan dana 15% dari pendapatan kotor setiap tahun. Pengembangan SDM bisa dilakukan dalam negeri maupun di luar negeri yang penting bisa memajukan koperasi kredit dan terutama meningkatkan pendapatan anggota perorangan dengan memanfaatkan pelayanan koperasi kredit.

Perencanaan Strategis yang SMART dan memiliki komitmen untuk melakukan. Mungkin kita sudah biasa melakukan perencanaan strategis namun terkadang hanya menjadi hiasan di laci atau lemari dan terkadang SP-nya dibuat sangat diawang-awang yang agak sulit untuk diwujudkan dalam tindakan nyata. Mereka melakukan SP secara SMART dan berkomitmen untuk menerapkan. Tidak hanya banyak bicara tetapi banyak bicara dan banyak melakukan sehingga hasilnya sangat mengagumkan. Setiap koperasi kredit memilik SP. SP-nya nampak sederhana seperti : latihan teknik (administrasi dan akuntansi), promosi kopdit melalui web-site, seminar dan lokakarya dengan mengundang tenaga ahli bagi pengurus dan staf serta pendidikan bagi staf BDC.

Pengembangan Anggota Perempuan dan Kaum Muda (Youth: 0-13, 14-21 thn). Koperasi kredit-koperasi kredit di Thailand memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan pemberdayaan perempuan dan kaum muda untuk terlibat aktif dalam keseluruhan aktivitas koperasi kredit. Perempuan dan kaum muda diberi pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa serta bimbingan yang ketat namun dibuat secara manarik sehingga banyak perempuan dan kaum muda mulai menjadi anggota koperasi kredit. Tidak hanya itu saja. Bahkan kini perempuan dan kaum muda menjadi pengurus atau manajemen dalam koperasi kredit dengan perbandingan 70 : 30. Sekedar contoh di CULT sendiri dari 100 karyawan : 70 orangnya perempuan dan belum menikah dan di Kopdit Klongchan dari 400 karyawan 300 orangnya perempuan dan muda. Kita tidak heran kalau yang menyambut kita adalah orang-orang muda dan perempuan-perempuan cantik. Katanya sebagai best promosi.

Program Penghargaan. Kedua Kopdit memiliki program permanen untuk memberikan penghargaan kepada orang-orang yang berjasa mengembangkan koperasi kredit baik pendiri, kepengurusan, manajemen dan anggota termasuk orang memiliki keahlian khusus dari luar koperasi yang ikut mengembangkan koperasi kredit. Penghargaan juga diberikan kepada setiap orang yang melakukan kunjungan ke koperasi kredit. Penghargaan bisa dalam bentuk plakat/piagam. Tindakan kecil tetapi berimplikasi pada image koperasi kredit. Pemberian penghargaan juga bermakna untuk tidak melupakan sejarah. Mereka bersedia mengumpulkan barang-barang rongsokan yang bermakna sejarah misalnya mesin ketik tua, telelpon tua, meja, kursi, foto dll sejak awal pendirian. Ini tanda penghargaan pada jerih lelah yang telah ditumpahkan oleh para perintis.

Program Tanggungjawab Sosial. Kedua koperasi kredit juga mengembangkan program tanggungjawab sosial seperti sumbangan kematian kepada anggota selain program Daperma, menyediakan tempat olahraga bagi anak-anak dan kaum muda serta menyediakan program beasiswa bagi kaum muda, menyediakan tempat pembelajaran kreatif bagi orang muda, mendukung sekolah dasar di daerah pedesaan dan mensuport tenaga dan dana bagi pengembangan koperasi kredit internasional. Hal ini dirancang sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecemburuan dan tetap dilakukan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi tanpa muncul perdebatan dalam RAT.

Koperasi Kredit-Koperasi Kredit di Thailand maju karena kesungguhan dan keseriusan dilandasi kejujuran para fungsionaris maupun anggota untuk mengembangkannya serta tidak kalah penting adanya kerja sama lintas sektor baik pemerintah, LSM dan Swasta lainnya. Kapan tiba waktunya untuk Gerakan Koperasi Kredit di Indonesia khususnya di Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada?
Dimuat pada Buletin BK3 Jakarta, edisi III Tahun 2008

Read more...

Minggu, 07 Juni 2009

Kopdit: Melangkah Lintas Batas

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Menjadi Garam dan Terang Dunia. Itulah tema Perayaan Ekaristi Syukur Rapat Anggota Tahunan IX Pusat Koperasi Kredit Bekatigade Ende-Ngada (PUSKOPDIT BEN) Tahun Buku 2007 yang dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 25 Januari 2008, bertempat di Aula Pusdiklat Koperasi Kredit, Jalan Melati No.1 Ende.


Studi Lapangan (Exposure) di Bangkok, Februari 2008

Perayaan ini sebagai kegiatan awal pembukaan RAT sekaligus puncak perayaan syukur segenap insan koperasi kredit yang tergabung dalam Puskopdit BEN atas seluruh penyertaan YANG KUASA terhadap perjalanan gerakan Koperasi Kredit (Credit Union) sejak pembentukan hingga saat ini.

Menurut catatan perjalanan Koperasi Kredit Indonesia dalam buku ‘Menyongsong Tantangan Abad ke-21’ terbitan Induk Koperasi Kredit (Inkopdit)-Jakarta tahun 1995, terbentuknya koperasi kredit (credit union) pertama di Nusa Tenggara Timur bagian Barat pada tahun 1972. Saat itu sekelompok anak muda guru SMAK Syuradikara Ende membentuk credit union di lingkungan asramanya dengan nama ‘Jayakarta’. Juni 1974, CU (credit union) Jayakarta bekerjasama dengan Delsos (kini PSE) Ende (Pater Ir. B. J. Baack, SVD) dan CUCO (kini Inkopdit) menyelenggarakan kursus dasar credit union yang diikuti oleh peserta dari daerah Flores.

Sejak itulah Credit Union (koperasi kredit) berkembang di seluruh Flores dan untuk daerah wilayah barat hingga daratan Sumba berpayung pada Badan Koordinasi Koperasi Kredit wilayah Barat yang lebih dikenal dengan BK3D NTT Barat. BK3D NTT Barat dengan kegiatan utamanya Silang Pinjam Daerah (SPD) dimulai pada tanggal 07 Juli 1985 yang meliputi Kabupaten Ende, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.

Tahun 1992, Sumba Timur dan Sumba Barat berdiri sendiri dan 3 tahun kemudian tepatnya tahun 1995, Manggarai pun berdiri sendiri yang langsung difasilitasi dari Inkopdit – Jakarta. BK3D NTT Barat berubah nama atau lebih tepatnya peningkatan perannya menjadi Pusat Koperasi Kredit Bekatigade Ende-Ngada (PUSKOPDIT BEN) pada tanggal 22 Agustus 1998 dalam sebuah forum Rapat Anggota Khusus dan mendapat pengakuan formal dari pemerintah pada tanggal 30 Maret 1999 dengan nomor: 03/BH/KWK.
24/III/1999.


Dipanggil Menjadi Garam dan Terang Dunia Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada bersama kopdit primer sejak awal pembentukannya hingga saat ini dipanggil untuk menjadi garam dan terang bagi kurang lebih 33 ribu masyarakat akar rumput/anggota di tiga Kabupaten: Ende, Ngada dan Nagekeo. Tidak berlebihan bahwa selama kurun waktu 30 tahun lewat, Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada dan 62 primernya telah berusaha sekuat tenaga dan berjuang ekstra keras menggarami sekat-sekat primordial dan menerangi gaya hidup menghabiskan agar masyarakat di wilayah ini bisa hidup sedikit lebih maju dan sejahtera tanpa melihat warna suku, ras, agama dan status sosial.

Puskopdit dan primernya seolah telah berubah wujudnya menjadi taman luas yang sejuk dan damai bagi seluruh masyarakat di daerah ini. Puskopdit berkomitmen memberdayakan masyarakat akar rumput terutama perempuan dan anak-anak. Tentang pemberdayaan perempuan merupakan gerakan seluruh koperasi kredit/credit union di tingkat Asia (ACCU Bangkok-Thailand). Walaupun harus diakui bahwa perjalanannya tidak selalu manis dan penuh cahaya keberhasilan namun lembaga ini tetap eksis sebagai salah satu butir garam pembebasan orang-orang miskin, cahaya pertobatan bagi para tawanan hidup boros serta terang perubahan perilaku ijon dan rentenir demi meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui usaha simpan-pinjam yang lahir atas inisiatif dan kekuatan murni masyarakat itu sendiri. Ia hadir bagaikan oase di tengah padang gurun kemunduran hidup mandiri akibat rasa ketergantungan berlebihan kepada pihak lain termasuk kepada negara sekalipun.

Menjadi garam dan terang dunia merupakan komitmen Puskopdit dan primer dalam keseluruhan karya dan pelayanannya bagi anggota dan seluruh masyarakat di wilayah ini. Apabila garam pelayanan Puskopdit dan primer telah menjadi tawar akibat Pengurus dan manajer salah urus maka apa gunanya selain ditinggalkan anggota dan seluruh masyarakat. Untuk itu Forum Rapat Anggota dijadikan ajang refleksi kritis seluruh anggota Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada terhadap apa yang telah dihasilkan serta mencari strategi-strategi baru pemberdayaan untuk lebih mendongkrak tingkat kesejahteraan anggota maupun masyarakat luas di Flores terutama masyarakat di Ende, Ngada dan Nagekeo. Juga diharapkan agar para fungsionaris yang terpilih nanti tetap bersemangat menjadi garam dan terang dunia dengan karya-karya nyata meski harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan hambatan.

Anggota dan Asset terus bertambah Rasanya pertumbuhan anggota dan asset atau kekayaan 62 koperasi kredit di wilayah Puskopdit BEN belumlah spektakuler seperti apa yang dilakukan teman-teman gerakan di Kalimantan khususnya Kalimantan Barat yang senantiasa langganan menduduki peringkat 1 di tingkat Induk Koperasi Kredit (Inkopdit). Walaupun demikian Puskopdit BEN telah mengukir prestasi tersendiri dengan merangkul 33 ribu anggota per Desember 2007 dari tahun lalu hanya 25 ribu anggota sementara modal sendiri mencapai 75 M dari 53 M tahun lalu, non saham 24 M dari 17 M, pinjaman yang dimanfaatkan 33 ribu anggota 109 M dari 77 M tahun lalu dan kekayaan (asset) 131 M dari 91 M tahun buku 2006. Kini Puskopdit komit menerapkan manajemen professional berbasiskan ‘service excellent atau customer relationship management’ dengan memanfaatkan teknologi informasi (IT) komputerisasi. Yang membanggakan bahwa pada tanggal 25 Januari 2008, Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada meluncurkan web-sitenya. Bravo Puskopdit BEN.

Pernah dimuat di HU Flores Pos, 24 Januari 2008

Read more...