Minggu, 28 Agustus 2011

Sajak dan Puisi


CELOTEH CINTA

Bersorak tempatku berpijak,
Senandungku dan kerinduan
Suaramu menerangi hampaku
Menyambut hangat sapamu
Jujur aku hampa tanpa celotehmu
Akupun rindu padamu

Hangat pelukmu
Kamu membuat detak jantungku
berpacu

Hmmm terima kasih
Aku menerimamu dalam dekapku
Dikala hati merindu dan jiwa menuntut
kehangatanmu tulus
Aku menantimu dalam rembulan yang syahdu

Dan bibir kita berjumpa tanpa malu
Kita melayang di angkasa perawan
menggelora asa dan mmmm oh

Romantis banget, jadi deg-degan
I love you

Kasih
Satukan rindu, kuatkan cinta
Tautkan hati dalam gejolak jiwa
Merenda asmara ‘tuk landaskan kesempurnaan cinta

Damai aku dalam pelukmu
Menemani dengan malammu
Menghapus resahmu
Tidurlah kasih
Aku menemani tidurmu

Aku sambut dirimu
Mendekapnya tak terpisahkan
Dan tanganku melumat kamu penuh gairah
Serta mengencanimu bagaikan bayi kayangan
Tanpa pakaian oh malam nan spesial

Kamu membuat wajahku memerah
Aku sembunyikan wajahku di dadamu
Dan kamu menghanyutkan aku

Aku pun tak sabar ingin menubruk
Memetik buah cemara di dadamu
Dan nafasku kian memburu bagaikan
orang kejantungan ah ah ah

Hotel Sesandi Mbay, 15 Agustus 2011

Read more...

Kamis, 25 Agustus 2011

Sajak dan Puisi


TUHAN TELAGA CINTA MANUSIA

akhirnya …
dari telaga cinta pun
mengalirlah kebencian
permusuhan
pertentangan
kecurigaan
antara ayah dan ibunda
kakak dan adik
sesama teman sendiri
lalu
manusia dan anak-anak
terkubur
dalam mimpi malam
para penguasa

Tuhan
masih ada harikah untuk berharap
masih ada hatikah untuk berpijak
manusia dunia kami
pada telaga cinta – MU
yang sejati …

Ledalero, 7 Maret 1996

Read more...

Minggu, 07 Agustus 2011

Sepenggal Kisah di Koperasi Kredit

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Mei 1997, saya berkarya di koperasi kredit terutama sebagai karyawan Pusat Koperasi Kredit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo (Puskopdit BENN) yang dulu masih dikenal dengan nama BK3D NTT Barat (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Nusa Tenggara Timur bagian Barat) dan sejak Rapat Anggota Khusus (RAK) tanggal 5-6 Februari 2011 serta dikukuhkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2010 tanggal 27-28 Mei 2011 telah menjadi Puskopdit Flores Mandiri.

Waktu itu memang masih cukup langka bagi gerakan koperasi kredit di wilayah Ende-Ngada (dan kini Nagekeo, Kabupaten Baru 8 Desember 2006) bagi seorang jebolan perguruan tinggi untuk menjadi karyawan atau bekerja di koperasi kredit atau Puskopdit. Paling tinggi pendidikannya adalah sekolah menengah lanjutan atas.
Kalau ada yang dari perguruan tinggi, hanyalah untuk mengisi waktu luang atau sebagai batu loncatan sebelum beralih ke tempat lain yang dianggap lebih layak atau dianggap lebih bergengsi yang menjadi kebanggaan orangtua kebanyakan di pulau Flores dan Lembata yakni menjadi pegawai negeri sipil.

Secara pribadi, saya mengalami hal itu. Saat awal bekerja di Puskopdit waktu itu BK3D, orang-orang dari kampung saya memandang sebelah mata dan bahkan menganggap saya sebagai warga kelas dua. Pernah seorang bapak dari kampung asal saya menginap di rumah kontrakan saya di Ende hendak mengunjungi anaknya di Kupang. Beliau tiba sore hari. Keesokan harinya, saya mempersiapkan diri dan seperti biasa mengenakan pakaian seragam kantor swasta; putih-hitam. Spontan ia menanyakan kepada saya, “Anak kerja di kantor apa?” Saya menjawab, Kantor BK3D atau koperasi kredit. Ia diam.

Siang hari, saya pulang kantor adik-adik saya memberitahu bahwa bapak itu mengatakan “Saya kira kerja di kantor apa padahal kerjanya di kantor koperasi kredit. Tamat perguruan tinggi termasuk PT terkenal di Flores (STFK Ledalero) lalu bekerja hanya di kantor koperasi kredit”. Cerita ini bukan untuk menonjolkan diri tetapi menjadi bagian pengalaman terindah buat saya pribadi mengabdi di koperasi kredit pada saat-saat awal terutama pada saat koperasi kredit sedang dalam masa krisis.

Masa Krisis
Paro waktu 1997-2000 merupakan masa-masa sulit bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit di wilayah BK3D NTT Barat yang meliputi Kabupaten Ende dan Ngada. Ada banyak koperasi kredit atau credit union yang dimekarkan oleh DELSOS (kini PSE) Keuskupan Agung Ende pada periode 1970-1980-an satu per satu gugur.

Bukan itu saja. Para karyawan bekerja 4 hari seminggu dan 2 harinya libur untuk mencari makan (kala itu masih bekerja 6 hari dan kini 5 hari seminggu). Gaji staf kurang dari 100 ribu rupiah. Itu pun dibayar secara cicilan 2-3 kali dalam sebulan. Salah satu koperasi kredit primer besar dengan simpanannya Rp20 juta mengajukan pinjaman ke BK3D hanya Rp10 juta saja tidak bisa dilayani.
Peristiwa ini menimbulkan luka traumatis yang mendalam bagi masyarakat di dua kabupaten yakni Kabupaten Ende dan Ngada. Sehingga tidaklah heran banyak orang tidak lagi percaya dengan koperasi maupun koperasi kredit.

Masa Konsolidasi
Walaupun terasa berat dan menyesakkan dada namun selalu saja timbul semangat untuk berjuang mengembalikan kejayaan koperasi kredit seperti pernah dialami pada tahun 1970-1990-an awal. Sesungguhnya koperasi kredit atau credit union dari segi kelembagaan an sich maupun visi-misi ataupun rohnya tidak ada yang salah namun kesalahan itu lebih terletak pada mis-management.

Tidak ada yang patut dipersalahkan. Semuanya dilihat dalam kerangka membangun kembali rasa ketidakpercayaan anggota atau masyarakat terhadap cikal bakal koperasi kredit sebagai jembatan meretas kemiskinan, kemelaratan dan keterbelengguan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Masa ini lebih dikenal dengan masa konsolidasi dan reposisi keanggotaan dengan tuntutan kriteria yang mengikat seperti anggota individu minimal 1.000 orang, kekayaan minimal satu miliar rupiah, menggunakan sistem komputerisasi, memiliki manajer, memiliki kantor baik milik sendiri atau sewa dan setiap tahun harus menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan.

Masa Konsolidasi Organisasi dan Reposisi Keanggotaan dimulai sejak tahun 2002 dan finalnya tahun 2008 yang selanjutnya merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan. Sejak diterapkannya aturan ini, koperasi kredit-koperasi kredit di wilayah Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo (Puskopdit Flores Mandiri) seakan bangkit dari tidur panjang atau mati suri. Mulai tampil banyak koperasi kredit yang beranggotakan 1000 orang dan memiliki asset 1 miliar yang tahun 2000 ke bawah dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Ternyata jika ada tekad, kerja keras dan kerja cerdas, semuanya bisa diraih.

Masa Pertumbuhan dan Perkembangan
Tiga pilar koperasi kredit: swadaya, pendidikan dan solidaritas seolah menjadi perekat untuk memajukan koperasi kredit meski badai krisis ketidakpercayaan anggota apalagi masyarakat terus menderanya. Perjuangan yang disertai dengan pengorbanan nan tulus akhirnya menuai hasil yang berlipat ganda.

Siapa pernah menyangka koperasi kredit di wilayah ini bisa bangkit dan mekar begitu indahnya. Kini koperasi kredit bagaikan gadis cantik yang sedang laris dilirik oleh banyak orang. Per Desember 2010, pertumbuhan anggota: 70 ribu lebih, simpanan saham: Rp297 miliar lebih, simpanan non saham: Rp96 miliar lebih, pinjaman beredar: Rp306 miliar lebih dan kekayaan: Rp368 miliar lebih.

Kopdit/Puskopdit Masa Depan
Berangkat dari pengalaman nyata yang pernah dirasakan baik suka maupun duka maka diharapkan ke depan koperasi kredit atau Puskopdit dan jaringannya hendaknya dikelola secara sungguh-sungguh dan serius dengan tetap berpedoman pada tiga pilarnya; swadaya, pendidikan dan solidaritas. Tidak ada lagi tunggu waktu luang setelah bekerja di tempat lain. Perlu pembedaan yang jelas antara pengurus sebagai penetap pola kebijakan dan manajemen sebagai pelaksana operasional yang didukung dengan kontrol yang konstruktif dari pengawas yang berkemampuan secara intelektual dan moralitas.

Sistem perekrutan staf atau karyawan perlu dilakukan secara transparan dan selektif sesuai mekanisme perekrutan perusahaan modern. Tidak ada lagi staf atau manajer titipan. Menduduki suatu posisi baik dalam kepengurusan terutama dalam manajemen tidak lagi bergantung pada kemauan atau katabelece satu dua orang tetapi berpedoman pada kemampuan dan kinerja.

Koperasi kredit atau puskopdit bisa dikembangkan sesuai perkembangan lembaga keuangan lainnya. Apalagi sekarang ini ada soft-ware yang memungkinkan lembaga Koperasi Kredit atau Puskopdit dan Inkopdit dapat melakukan transaksi on-line serta ATM dengan program SIKOPDIT CS. Profesionalisme pengelolaan yang ber-branding bukan lagi hal tabu bagi gerakan koperasi kredit. Hendaknya kita menjaga lembaga ini akan tetap tumbuh dan berkembang secara profesional sampai generasi anak cucu dengan meningkatkan SDM manajemen, pengurus, pengawas dan seluruh anggota.


Read more...

Koperasi Kredit dan Analisis SDM


Oleh: Kosmas Lawa Bagho

Sebentar lagi kita akan merayakan Hari Ulang Tahun Koperasi Republik Indonesia yang ke-64. Enam puluh empat tahun, koperasi malang melintang di tanah pertiwi ini meretas masyarakat dari berbagai keterbelengguan sesuai amanat UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1. Namun pertanyaan mendasar mengemuka bahwa apakah koperasi Indonesia pada umumnya dan koperasi kredit pada khususnya memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mewujudkan visi dan misi awal perjuangannya yakni untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan yang lebih bermartabat.

Ulasan sederhana ini terasa semakin urgen berhadapan dengan era globalisasi ekonomi dunia seperti sekarang ini, dikala setiap lembaga bisnis keuangan berusaha sekuat kemampuan untuk saling mengungguli satu dari yang lain sehingga menimbulkan persaingan bisnis bebas dalam menawarkan variasi produk dan performance pelayanan yang berkualitas tinggi.

Untuk mencapai pelayanan yang dimaksud, seyogianya organisasi keuangan mana pun membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi pula. Tanpa kajian dan analisis yang njelimet tentang SDM akan menjadi kerugian besar bagi lembaga bisnis keuangan seperti koperasi (kredit). Atas dasar pemikiran itu maka kebutuhan akan analisis pekerjaan dalam hubungannya dengan perekrutan karyawan/SDM koperasi (kredit) merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak dilakukan.

Agar mampu bersaing dengan lembaga pelayanan usaha keuangan lainnya, mau tidak mau, suka tidak suka, gerakan koperasi kredit hendaknya sejak dini memperhatikan secara sungguh-sungguh manajemen SDM agar visi, misi, tujuan serta strategi organisasinya dapat dicapai secara lebih optimal dan efektif. Keberhasilan dan keberlanjutan sebuah institusi pemberdayaan publik koperasi (kredit) pada era pasar bebas seperti sekarang ini sangat bergantung pada pengelolaan sumber daya manusianya yang efisien, cakap, terampil dan profesional.

Dengan demikian, koperasi kredit akan mampu menerapkan strategi yang jitu dengan inovasi yang kreatif sehingga menghasilkan koperasi (kredit) yang besar, kuat dan aman serta memperoleh suatu penampilan yang meyakinkan termasuk tersedianya kantor dengan interior yang menarik untuk pelayanan, staf yang profesional, anggota yang sadar dan bertanggungjawab, penggunaan tekhnologi yang canggih untuk komunikasi dan informasi serta penggunaan sistem komputerisasi yang jauh dari tindakan koruptif-manipulatif.

Untuk membantu pemahaman kita tentang analisis SDM maka kita perlu memiliki persepsi yang sama atau kesepakatan awal tentang apa itu manajemen sumber daya manusia? Tentu banyak pakar manajemen memberikan berbagai teori atau pengertian yang amat bervariasi sesuai bidang kegiatan yang digelutinya. Bahkan mungkin pengertian yang ditampilkan ‘terlalu dekat kaki langit’ sehingga terkesan kurang menyentuh kebutuhan riil masyarakat apalagi masyarakat akar rumput yang menjadi anggota mayoritas di dalam gerakan koperasi (kredit).

Demi maksud dan kebutuhan gerakan koperasi kredit maka ditampilkan batasan yang sangat sederhana tetapi lebih praktis sesuai dengan praktek atau pengalaman lapangan yang telah dijalani.

Manajemen SDM yang dulu lebih dikenal dengan sebutan Manajemen Personalia merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi dari dalam maupun dari luar lembaga yang berhubungan dengan pelaksanaan dan kewajiban suatu pekerjaan atau jabatan.

Melalui analisis SDM dimaksud dapat menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan, mengapa dan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan! Hal ini penting dilakukan koperasi kredit agar dalam merekrut fungsionaris (pengurus, pengawas dan manajemen) perlu mengetahui rincian tugas, tanggungjawab dan kualifikasi utama dalam suatu jabatan yang dibutuhkan sehingga pekerjaan tersebut dapat dieksekusi dengan hasil yang memuaskan.

Mengapa perlu?
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama ini memperoleh fakta dan data bahwa masih ada sebagian koperasi (kredit) belum memiliki manajer dan karyawan dengan kompetensi purna mutu. Kenyataan ini kerapkali menyebabkan pelayanan usaha keuangan koperasi kredit kepada anggota dan masyarakat menjadi amat terbatas. Kadang-kadang pelayanan kepada anggota masih mengharapkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran para fungsionaris secara belum optimal. Pada hal jika dioptimalisasi kemampuan dan ketrampilan secara lebih produktif akan meningkatkan kinerja pelayanan koperasi (kredit) bersangkutan secara luar biasa. Peningkatan SDM fungsionaris akan berbanding lurus dengan pertumbuhan anggota dan aset koperasi (kredit) serta peningkatan mutu kesejahteraan dan kecerdasan anggota.

Oleh karena itu, perekrutan staf manajemen harus diikuti dengan pemberian bekal pengatahuan dan keahlian yang memadai serta mendorong kesungguhannya dalam berkarya di koperasi (kredit). Bukan hanya itu saja, sebelum pemilihan staf hendaknya menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilakukan dan kualifikasi (keahlian) apa yang dibutuhkan sesuai bidang kerja serta pendapatan kopdit untuk memberikan imbalan gaji yang layak.

Jadi tidak ikut-ikutan saja mengangkat karyawan tanpa analisis pekerjaan secara teliti dan serius sesuai kebutuhan koperasi kredit bersangkutan. Hal tersebut penting karena dalam banyak kasus, orang yang bekerja di kopdit hanya sekedar mengisi waktu luang untuk melompat ke pekerjaan yang lebih bergengsi. Fakta ini bisa dimaklumi karena sebagian koperasi kredit secara finansial belum menjamin salari karyawan yang pantas atau karir di kopdit belum memiliki prospek yang menjanjikan sementara di sisi lain kemajuan koperasi menuntut manajemen yang profesional, dinamis dan inovatif.
Koperasi Kredit/Puskopdit melakukan analisIS manajemen sumber daya manusia memiliki manfaat seperti: mengetahui rincian tugas, tanggungjawab dan kualifikasi utama suatu jabatan yang dibutuhkan sesuai pendapatan kopdit agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dengan hasil yang optimal, mengevaluasi tantangan-tantangan koperasi kredit di tengah persaingan lembaga usaha keuangan lain dengan menggunakan analisIS SWOT dan kini lebih dikenal TOWS, menetapkan ukuran prestasi kerja yang realistik-objektif dan memberikan penghargaan yang cukup kepada karyawan serta pengembangan sistem kompensasi yang adil, menempatkan karyawan pada pekerjaan yang sesuai dengan pengatahuan, ketrampilan dan minat pribadi secara tepat, merencanakan kebutuhan SDM koperasi (kredit) yang akan datang dan sebagai dasar pertimbangan lamaran maupun pengisian lowongan pekerjaan, menganalisis kebutuhan pengembangan/pelatihan (OJT= On Job Training) karyawan yang potensial baik yang lama maupun yang baru demi menjawab kebutuhan SDM jangka panjang secara berlapis dan berkelanjutan serta menetapkan garis promosi maupun demosi dalam semua bidang pelayanan koperasi kredit.

Mekanisme Analisis SDM
Dalam membuat analisis SDM (personalia) koperasi (kredit) memerlukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Pertama: Deskripsi Pekerjaan (Job Description). Deskripsi pekerjaan adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi, tugas, tanggungjawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek pekerjaan yang mempunyai bentuk yang sama. Sebaiknya wewenang dan tanggungjawab staf dipisahkan secara jelas dan berdayaguna. Wewenang menunjukkan hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan tanggungjawab adalah kewajiban dari si pemegang jabatan. Perlu juga menyebutkan atasan seperi manajer, koordinator, kepala bidang serta staf pembantu. Deskripsi kondisi pekerjaan mencakup jam kerja, bahaya, keamanan dan kesehatan kerja, kemungkinan perjalanan dinas, kondisi fisik tempat kerja dan aspek-aspek pekerjaan lainnya.

Kedua: Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification). Hal ini lebih menunjukkan pada siapa yang melakukan pekerjaan dan faktor-faktor manusia yang dipersyaratkan. Yang ditonjolkan di sini adalah profil, karakter manusia yang diperlukan untuk suatu pekerjaan di lembaga koperasi kredit. Persyaratan menyangkut pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan dan mental maupun fisik yang sehat.

Ketiga: Standar Pekerjaan (Job Performance Standard). Standar ini memberikan manfaat sebagai sasaran atau target bagi pekerjaan karyawan. Tantangan untuk mencapai sasaran yang ideal bisa memotivasi karyawan kopdit dan mengukur atau menilai keberhasilan kerja karyawan pada suatu periode tertentu. Tanpa ada standar prestasi, tidak ada sistem pengawasan yang dapat mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan koperasi kredit. Tanpa penilian, kita tidak pernah tahu sejauh mana aktualisasi potensi SDM karyawan.

Setelah mengadakan analisis SDM secara sungguh-sungguh, kini gilirannya untuk melakukan perekrutan karyawan koperasi. Perekrutan tersebut hendaknya mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan organisasi koperasi kredit/Puskopdit yang bersangkutan dan juga kemampuan para tenaga yang akan dipekerjakan.

Read more...

Koperasi Kredit, Pemberdayaan yang Memandirikan

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Menurut catatan sejarah, Koperasi Kredit atau Credit Union masuk ke Indonesia paroh waktu 1970-an dan masuk ke Flores 1971. Oleh karena itu, merujuk pada pembenihan pertama maka Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo dan sejak Rapat Anggota Khusus (RAK) tanggal 5-6 Februari 2011 berubah nama menjadi Puskopdit Flores Mandiri pada tahun ini merayakan Panca Windu (40 Tahun) berkarya memberdayakan Masyarakat Flores khusus Masyarakat Kabupaten Ende, Ngada, Nagekeo dari berbagai keterbelengguan secara ekonomis, politik, sosial-budaya dan sumber daya manusia.

Rentang waktu 40 tahun bukanlah aliran waktu yang pendek dan tanpa makna bagi seluruh masyarakat yang pernah mengalami madu dan butir-butir emas pemberdayaan Koperasi Kredit/Credit Union. Untuk itu, tidaklah berlebihan bahwa dalam perayaan 40 tahun (Panca Windu) Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo (Flores Mandiri) memberikan makna tersendiri dengan menerbitkan Buku Kenangan Pancawindu yang berjudul "Koperasi Kredit Membangun Peradaban Bermartabat" yang telah dilaunching pada tanggal 27 Mei 2011 oleh Yang Mulia Uskup Agung Ende, Mgr. Vincent Potokota dengan tim editor Drs. Mikhael Hongkoda Jawa, Drs. Frans Obon, Kosmas Lawa Bagho, S.Fil dan Paskali X. Hurint, S.Fil. M.si.

Koperasi Kredit/Credit Union yang berkembang pesat saat ini di seluruh dunia dikembangkan pertama kali di Jerman oleh dua orang pelopor dalam waktu yang hampir bersamaan. Pertama adalah Hermann Schulze Delitzsch pada tahun 1850 dan kedua Friederich Wilhelm Raiffeisien yang koperasi pertamanya disebut Heddesdorf Credit Union (Heddesdorf adalah kota dan Raiffeisien menjadi walikotanya) pada tahun 1864 (bdk. Koperasi Kredit Indonesia: Menyongsong Tantangan Abad ke-21, Inkopdit-Jakarta, 1995).

Tolak Bantuan Modal
Salah satu aspek percaya diri ialah kesadaran menabung sebagai upaya swadaya masyarakat di bidang ekonomi, menolong diri sendiri untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dengan modal sendiri. Bukankah modal tabungan adalah salah satu ukuran keswadayaan?

Pengalaman mengajarkan bahwa modal dari dana bantuan yang datang terlalu awal karena belas kasihan perorangan atau badan yang menaruh keberpihakan pada orang kecil bisa menghambat tumbuhnya jiwa swadaya yang nampak pada pertumbuhan modal swadaya. Tidaklah bijak mencari modal bantuan dari luar selama modal dari dalam masih memungkinkan. Koperasi Kredit mengandalkan anggota sebagai pemodal utama.

Bambang Ismawan pernah menulis, “Koperasi Kredit atau yang lebih dikenal dengan sebutan Credit Union merupakan suatu terobosan untuk membantu masyarakat kecil dalam mengatasi permodalan dengan kekuatannya sendiri. Koperasi Kredit berusaha untuk mengubah mentalitas masyarakat bawah yang seringkali kurang percaya diri. Dengan menjadi anggota Koperasi Kredit, masyarakat diyakinkan bahwa mereka mampu menolong diri sendiri dengan kekuatan mereka sendiri secara bersama-sama. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa pendekatan koperasi kredit langsung pada pemecahan masalah pembangunan paling dalam yakni merombak ketergantungan menjadi kemandirian”.

Selama ini, berbagai bantuan modal kerja kepada koperasi atau pun bantuan lainnya kepada masyarakat semakin membuat masyarakat tidak berdaya dan bergantung. Bahkan secara kasat mata dapat dikatakan bahwa bantuan beras miskin (raskin) dan bantuan langsung tunai (BLT) yang sempat menghebohkan negara kita beberapa waktu lalu serta mungkin hingga saat ini merupakan musuh besar keswadayaan dan martabat manusia. Sebab melalui berbagai program apalagi bersifat proyek akan semakin mematikan kreativitas masyarakat untuk berusaha sekeras mungkin mempertahankan hidup (e’lan vitae) dan semakin meninabobokan masyarakat penerima. Proyek raskin dan blt, juga akan mewarisi kepada generasi anak cucu sebagai generasi yang hanya tahu menerima tanpa mau bekerja keras dan cerdas sehingga tidak heran banyak orang mencari jalan pintas dan melahirkan berbagai kerusuhan sosial di kota dan sekrang mulai dirasakan di desa-desa.

Pemberdayaan yang Memandirikan
Pendekatan pemberdayaan pada intinya memberikan fokus pada otonomi pengambilan keputusan suatu kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumber daya pribadi, langsung demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengelaman langsung.

Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris yakni ‘empowerment’ yang berarti pemberdayaan atau daya atau kekuatan. Pemberdayaan dimaknai sebagai segala usaha atau upaya untuk membebaskan masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan yang menghasilkan suatu situasi berbagai kesempatan ekonomis tertutup bagi mereka karena kemiskinan tidak bersifat alamiah semata melainkan hasil berbagai macam faktor yang menyangkut kekuasaan dan kebijakan maka pemberdayaan harus juga melibatkan dua faktor bersangkutan.

Kemandirian (self-reliance) harus lebih dilihat sebagai sikap mental ialah sikap tergantung pada kemampuan dan sumberdaya sendiri. Dalam pelaksanaannya kemandirian dinyatakan sebagai sikap ada atau tidak ada bantuan, kegiatan berjalan terus (bdk. Ibnoe Soedjono, Membangun Koperasi Mandiri dalam Koridor Jatidiri, LSP2I-Jakarta 2007).

Menolong diri sendiri telah menjadi tradisi dan sekaligus nilai yang dianut koperasi dalam melaksanakan kemampuannya sehari-hari. Kemandirian seharusnya ditempatkan dalam kerangka hidup dengan menolong diri sendiri. Sebenarnya kebijakan untuk membantu koperasi dalam situasi seperti sekarang ini bukannya apriori salah, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai bantuan yang diberikan justru mematikan upaya koperasi untuk menolong diri sendiri, untuk dapat hidup mandiri. Bantuan harus merupakan perangsangnya dan benar-benar diberlakukan secara selektif, sifatnya sementara dan tepat momentum dalam arti “memberikan minum pada saat orang haus atau memberi makan pada saat orang lapar”.

Walaupun demikian Almarhum Ibnoe Soedjono menulis, “Meski pun demikian kita masih beruntung karena masih cukup banyak koperasi yang sejak puluhan tahun mampu mempertahankan kemandiriannya tanpa menerima bantuan modal dari pemerintah seperti halnya koperasi-koperasi kredit (CU) yang membiayai seluruh kegiatannya dari sistem internalnya sendiri. Juga dalam rangka kebijakan pemerintah pada waktu ini yang menyodor-nyodorkan ‘bantuan modal’ masih ada koperasi-koperasi yang menolak bantuan tersebut karena tidak ingin kehilangan kemandiriannya”.

Lebih lanjut, Ibnoe Soedjono mengeritik cukup tajam pemerintah yang memberikan bantuan modal kepada koperasi. Dia pun menulis, “Dibiayainya gerakan koperasi oleh anggaran belanja negara dan daerah sepintas lalu kelihatannya sebagai kebijakan yang membantu koperasi akan tetapi pada hakekatnya memberi peluang dan membiarkan koperasi menelan ‘narkoba’ yang akan membuat koperasi ketagihan, melumpuhkan mental kemandirian dan mati secara pelan-pelan. Bagi sekelompok orang yang kebetulan memimpin koperasi, pembiyaan seperti itu bisa disalahgunakan sebagai sumber “kekuatan dan kekuasaan politik” yang dapat merusak koperasi itu sendiri”.

Berdasarkan refleksi pengelaman pribadi penulis, sudah kurang lebih 14 tahun berkiprah di koperasi kredit, saya mempunyai satu kesimpulan sederhana bahwa gerakan koperasi kredit lebih menggerakkan masyarakat untuk hidup mandiri dari apa yang ada pada mereka (pengetahuan, ketrampilan, sikap/karakter) yang disokong dengan berbagai sumber daya alam yang tersedia. Juga ketika saya ke Thailand (Februari 2008 & Januari 2009), koperasi kredit di sana memobilisasi sikap hidup hemat dengan cara menabung Rp.1,000.- per hari misalnya serta memprakarsai lahirnya jiwa kewirausahaan anggota (masyarakat) yang akhir-akhir ini menghasilkan kurang lebih 3-4% penduduknya berwirausaha dan mengurangi jumlah masyarakatnya untuk memilih bekerja sebagai orang upahan.

Tentunya semua impian tersebut tidak mudah untuk direalisasikan namun paling kurang secara strategis; cara kerja pemberdayaan ala koperasi kredit rasanya lebih cocok untuk masyarakat kita menuju standar ideal negara maju secara ekonomis sekurang-kurang penduduknya 2,5% bergerak di bidang wirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup secara mandiri. Viva Koperasi Kredit!

Read more...

Puisi dan Sajak

K E M B A L I
(Dimuat Pos Kupang, 1 Desember 1996)

Aku melangkah kembali
merengkuh tengkorak-tengkorak yang telah lapuk
tertabur lepas di bumi pertiwi ini

kembali
aku kembali menyadari
bumi ini milik kita bersama

mengapa kau kianati
dengan taburan nyawa tak bersalah ???

kembali
kembalilah kasihku …

Ledalero, 20 Oktober 1996
Read more...

Puisi dan Sajak

D E M O K R A S I
(Dimuat Pos Kupang, 3 November 1996)

Puisi lama yang terpendam
menyeruak bahana
membedah jiwa
pengantin baru negeri ini

Rakyat!
nyanyikan kisah jelata
yang telah kusam gelombang lautan

Ledalero, 28 April 1996
Read more...

Puisi dan Sajak

K E L A M B U
(Apresiasi Hari Sumpah Pemuda)

Penjerat nyamuk dan laba-laba
Namun kini ia penjerat …

Kalau malam manusia merasa aman berkelambu
Tapi jika di siang hari justru sangat mengganggu

Kelambu
digunakan manusia
untuk menjerat sesamanya

Ledalero, 28 Oktober 1996
Read more...

Kamis, 04 Agustus 2011

Puisi dan Sajak

KEMERDEKAAN
(Apresiasi HUT Kemerdekaan RI)

Sejak lama kami menanti
Pencerahan hatimu paling murni
Membasahi nurani jiwa insani
Yang terus mengering … kerdil

Merdeka …
Mutiara indah yang terlupakan
Katakan padaku jua
Dimanakah kau menghilang
Atau sengaja dilenyapkan

Kemerdekaan
Wajahmu yang patriot
Kini makin susah dicari …

Ledalero, 17 Agustus 1996
Read more...

Puisi dan Sajak

L E L U C O N
(Apresiasi Perjuangan Reformasi)

Kawan,
adakah siang pernah terang
dan malam pernah gelap
lantaran siang atau malam
ku tak tahu dimana
tirai pembatasanya!

pernahkah benar jadi salah
salah dikatakan benar
di saat benar dan salah
telah menjadi satu

Kawan,
entahkah ini sebuah kenyataan
atau cuma sekedar lelucon ???

Kawan,
inilah komedi yang sedang
kita mainkan dalam
kenyataan yang lucu

Ledalero, 2 November 1996
Read more...

Kumpulan Puisi dan Sajak

M I M P I
(Buat sang diktator negeri ini diujung kekuasaannya)

Mimpi-mimpi indahku telah berlalu
bumi ini terlalu tua
untuk dihidupi

saat-saat jayaku telah kusam
diri, pikiran dan tenagaku
telah terlalu lelah
untuk memimpin bangsa ini
menuju era kesejahteraan
dan kemerdekaan sejati

saat ini
yang ada cuma nostalgia
untuk bercerita kepada
anak cucu negeri ini
bahwa aku pernah
berada di depan massa
mendaki bukit pembangunan
mengarungi lautan kemerdekaan …

aku manusia
ada letih, lemah
serta mau berhenti

kuberikan secara satria
kuwarisi secara bijaksana
kekuasaan milik bangsa … rakyat
Indonesiaku

Ledalero, 18 Desember 1996
Read more...