Jumat, 01 Mei 2015

Tenaga Kerja Indonesia & MEA 2015 2

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang


2.1   MEA atau AEC 2015
2.1.1        2.1.1  Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN
Dunia saat ini dirasakan semakin sempit dan homogen (global village) maka setiap Negara atau kawasan berkompetisi untuk meraih pasar entah sebagai pemimpin pasar atau pengikut pasar. Negara-negara di planet bumi ini tak merasa sendiri dan tidak bisa lagi hidup sendirian dalam sebuah ‘gheto’ atau istilah Thomas Merton penulis spiritual dari Inggris menggunakan istilah Negara atau manusia tidak pernah hidup sendirian bagaikan pulau yang tak berpenghuni. Merton menulisnya dengan judul “No man is island”.

Atas dasar itu, manusia secara kodrati memang hidup senantiasa berelasi dengan orang lain. Hubungan atau relasi ini bisa dalam kondisi saling memperkuat atau mengharga akan tetapi tidak jarang saling berkompetisi bahkan bisa saling memangsa satu denga yang lain. Walau pun demikian, sifat dasar manusia yang senantiasa mencintai kemanusiaan meski kerapkali bersaing atau berkompetisi namun tetap dalam koridor saling bekerja sama saling menguntungkan.
Hubungan dan relasi demkian juga mempengaruhi Negara atau bangsa. Bangsa –bangasa di dunia hidup saling berelasi satu dengan yang lain meski naluri bersaing teetap dirasakan dan dipraktikkan. Kompetisi dan persaingan menciptakan dinamika perubahan kehidupan manusia dalam suatu Negara mengarah kepada suasana atau kondisi yang lebih baik. Kendati harus disadari bahwa perubahan tidak selalu mendatangkan kebaikan namun bagi manusia atau bangsa ingin hidup lebih baik harus melakukan perubahan agar tidak tertinggal atau pun ditinggalkan.
Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai disadari pada pertemuan informal para Kepala Negara ASEAN di Kuala Lumpur tanggal 15 Desember 1997 (Humphrey Wangke, 2014) yang menyepakati ASEAN Vision 2020 yang ditindaklanjuti dengan pertemuan di Hanoi dengan menghasilkan HPA (Hanoi Plan of Action). Visi 2020 termasuk HPA adalah “orientasi ke luar, hidup berdampingan secara damai dan menciptakan perdamaian internasional”. Atas dasar semangat dan inspirasi tersebut maka KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003 mempertajam visi bersama dengan tiga pilar utama ASEAN yakni ASEAN Political-Security Community (kestabilan politik); ASEAN Economic Community (ekonomi) dan ASEAN Socio-Culture (sosial-budaya). MEA adalah tujuan akhir integrasi ekonomi seperti yang dicanangkan dan visi ASEAN 2020 adalah menciptakan kestabilan, memiliki wilayah ekonomi ASEAN yang berprospek dan bekompetitif tinggi dengan arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas tenaga kerja terampil, arus bebas modal, pengembangan ekonomi yang maju serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi.
Visi ASEAN 2020 dalam bahasa Inggris “To create a stable, prosperous and highly competitive ASEAN economic region in which there is free flow of goods, services, investment, skill labour and freer flow of capital, equitable economic development and reduced poverty and socio-economic disparitas” (Humphrey Wangke, 2014).
Dalam aras pemikiran tersebut maka dapat dikatakan bahwa konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai jawaban persaingan pasar internasional yang makin tajam dan makin menjadi pasar desa (global village). Menurut konsep ini, dunia yang begitu luas dan berjarak telah menjadi satu desa atau dalam bahasa Ohmae dan Druker (1995) dalam Agung Utama (2003) adalah global village. Keduanya menyatakan bahwa “mekanisme perdagangan (pasar) dunia saat ini digambarkan sebagai sebuah pasar di desa. 
Global village artinya pasar semakin kecil (compressed) dengan sunia yang terasa semakin kecil karena dukungan kemajuan teknologi dan informasi yang tidak pernah terbayangkan oleh siapa pun sebelumnya”.  Artinya, mau tidak mau, suka tidak suka, Negara-negara ASEAN masuk dalam mekanisme pasar yang liberalis dengan membentuk benteng pertahanan ekonomi, politik, sosial-budaya alternasti sebagai sesame Negara ASEAN. Apabila dihadapi sendiri-sendiri maka membutuhkan sumber daya yang lebih banyak namun apabila dalam kebersamaan bisa saling memperkuat satu Negara dengan Negara ASEAN lainnya.

***
Diposting Malang, 1 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar