Senin, 25 Mei 2015

Komunikasi Pemasaran & Periklanan Internasional Terintegrasi 4

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang



7      Perbedaan Budaya
Permasalahan yang terkait dengan menjalin komunikasi dengan orang-orang yang memiliki latar budaya berbeda merupakan tantangan terbesar dalam periklanan. Hampir semua periklanan internasional mengerikan karena kebanyakan orang tidak memahami bahasa dan budaya. Komunikasi menjadi lebih sulit karena faktor budaya secara signifikan menentukan cara mempersepsikan berbagai fenomena. Apabila kerangka persepsinya berbeda naka persepsi orang terhadap suatu pesan pun akan berbeda.

Persepsi yang telah ada berdaarkan tradisi dan warisan budaya sering kali sulit diatasi. Misalnya, para peneliti pemasaran di Hongkong menemukan bahwa keju dikaitkan dengan Yeung-Yen (orang asing) dan ditolak oleh sebagian orang Cina. Iklan pertama Procter & Gamble untuk popok merek Pampers gagal karena perbedaan budaya antara Amerika Serikat dan Jepang.
Selain memperhatikan perbedaan antar bangsa, pengiklan juga menemukan bahwa cabang budaya juga penting diperhatikan. Masyarakat Hongkong memiliki 10 pola sarapan yang berbeda. Generasi muda sebuah Negara biasanya memiliki budaya konsumsi yang berbeda dari generasi yang sebelumnya dan penduduk kota sangat berbeda dengan penduduk desa. Di banyak Negara, orang-orang memegang teguh adat-istiadat namun ada mulai keterbukaan pada budaya modern. Orang muda Jepang kini mulai senang minum kopi sebagai justifikasi sebagai orang muda yang ke-eropaan.

7.1         Keterbatasan Media
Keterbatasan media dapat mengurangi peran iklan dalam program promosi dan mendorong pemasar untuk menekankan elemen bauran promosi lainnya. Kreativitas pemasar tentu tertantang ketika sebuah iklan televisi dibatasi hanya 10 kali tayang dalam setahun tanpa dua kali tayang dalam waktu 10 hari seperti yang terjadi di Italia.
Pengiklan kreatif di sebagian Negara bahkan telah mengembangkan medianya sendiri untuk mengatasi keterbatasan media. Di sebagian Negara Afrika, para pengiklan mengendarai kapal mengarungi sungai sambil memainkan music popular dan menyiarkan iklan ke pedeaan yang dilalui.
  
7.2         Keterbatasan Produksi dan Biaya
Kreativitas menjadi sangat penting ketika jumlah anggaran yang tersedia sedikit atau ketika terdapat keterbatasan produksi yang parah seperti kualitas cetak yang buruk dan bahan kertas berkualitas tinggi. Misalnya, rendahanya kualitas majalah yang mengkilap yang memiliki sirkulasi tunggu dan kualitas publikasi lainnya di Eropa bagian timur menyebabkan Colgate-Palmolive tidak lagi menggunakan media cetak langganannya di Barat dan memilih menggunakan media lain.
Surat kabar berkualitas rendah di Cina sehingga iklan Kodak yang biasanya penuh warna di Barat tidak mungkin dilakukan. Solusi Kodak adalah mencetak lembaran berwarna tersendiri dan disertakan sebagai suplemen koran. Kebutuhan atas produksi rendah biaya di pasar kecil menimbulkan permasalahan lain di banyak Negara. Misalnya papan iklan yang dilukis tangan lebih dipilih dari pada gambar cetakan karena jumlah papan iklan yang terbatas tidak menjamin produksi gambar cetak.

8      Analisis dan Perencanaan Media: Pertimbangan Taktis
Walaupun hampir semua setiap bangsa yang cukup besar memiliki media yang secara garis besar sama, sejumlah pertimbangan tertentu, masalah dan perbedaan muncul di setiap Negara. Dalam periklanan internasional, seorang pengiklan harus mempertimbangkan ketersediaan biaya, cakupan dan kelayakan media. Gabungan beberapa media yang bersaing secara konstan telah membangun lanskap tempat pengambilan keputusan menjadi rumit dan dinamis.
Ketersediaan. Salah satu perbedaan dalam periklanan internasional adalah bahwa sebagian Negara memiliki terlalu sedikit media periklanan, sementara Negara lainnya terlalu banyak. Di sebagian Negara, media periklanan tertentu dilarang secara resmi oleh pemerintah karena menggunakan materi iklan tertentu. Larangan semacam itu paling sering terjadi pada siaran radio dan televisi. Sebagian Negara lain kesulitan mendapatkan cakupan iklan karena kesulitan biaya.
Biaya. Biaya media mudah dipengaruhi dalam negosiasi di sebagian besar Negara. Besarnya diskon untuk pengiklan kadang dibagi dengan klien untuk menurunkan biaya media. Pengiklan mungkin mendapati bahwa biaya untuk mendapatkan sebuah propek melalui iklan bergantung pada kemampuan tawar-menawar agen sehingga kadang membutuhkan biaya besar.
Area Cakupan. Serupa dengan biaya, begitu juga masalah cakupan iklan. Dua hal penting adalah pertama berhubungan dengan kesulitan mencapai sector-sektor tertentu populasi apabila hanya menggunakan iklan dan kedua adalah kurangnya informasi mengenai area cakupan. Di banyak pasar dunia, sejumlah besar variasi media iklan harus digunakan untuk mencapai mayoritas pasar. Di sebagian Negara, sejumlah besar media yang terpisah sudah membagi-bagi pasar sehingga tidak ekonomis sebagai segmen periklanan. Dengan beberapa pengecualian, mayoritas populasi penduduk di Negara belum berkembang tidak dapat langsung diraih melalui media periklanan tradisional.
Kurangnya data pasar. Verifikasi terhadap jumlah sirkulasi dan area cakupan merupakan tugas yang sulit. Walaupun banyak Negara memilki organisasi seperti biro audit sirkulasi di AS namun data sirkulasi tidak terjamin kebenarannya. Kurangnya data pasar sepertinya telah menjadi ciri sebagian besar pasar internasional; pengikalan membutuhkan informasi mengenai pendapatan, umur, distribusi geografis namun data mendasar seperti itu telah begitu lama tidak tersedia dengan baik kecuali di pasar-pasar besar. Menariknya televisi global pun menurun karena kurang tersedianya media riset.
Surat kabar. Industri surat kabar menderita akibat kurangnya atau justru ketatnya persaingan. Sebagian besar kota di AS hanya memiliki satu atau dua harian surat kabar utama namun di banyak Negara terdapat banyak sekali surat kabar sehingga menyulitkan pengiklanan yang meraih cakupan pasar. Di banyak Negara terdapat jedah waktu yang lama sebelum sebuah iklan dapat ditampilkan dalam surat kabar. Di India dan Indonesia karena kurangnya kerta dapat menunda publikasi iklan hingga enam bulan. Lebih jauh lagi karena keterbatasan peralatan, sebagian besar surat kabar tidak dapat dibuat lebih besar untuk mengakomodasi kenaikan permintaan iklan.
Majalah. Penggunaan majalah konsumen asing oleh pengiklan internasional masih terhitung rendah karena beberapa alasan. Hanya sedikit majalah yang memiliki sirkulasi besar atau menyediakan jumlah sirkulasi yang dapat diandalkan. Majalah teknis dapat digunakan untuk barang-barang ekspor namun seperti halnya surat kabar, kurangnya kertas menimbulkan halaman penempatan. Para perencana media sering kali berhadapan dengan majalah terbesar yang menerima hingga dua kali jumlah iklan yang sanggup ditampilkan sehingga harus memutuskan iklan mana yang akan tampil sebelum pemberitahuan pemenang lelang.

Radio dan Televisi. Mungkin karena unsur nilai hiburannya, radio dan televisi telah menjadi media komunikasi terbesar di sebagian Negara. Sebagian area yang padat penduduk telah memiliki fasilitas penyiaran televisi. Di sebagian pasar, Jepang misalnya, televisi telah hampir menjadi obsesi nasional sehingga mampu menyediakan jumlah penonton yang begitu besar untuk pengiklanan. Terdapat tiga pola yang tampak: siaran komersial kompetitif, monopoli komersial dan siaran tanpa iklan. Sebagian Negara melarang iklan dalam siaran radio dan televise seperti Perancis dan Korea Selatan namun kebijakan itu saat ini sudah makin melunak meski tetap membatasi jam siaran iklan pada jam-jam tertentu. Kurangnya data penonton yang terpercaya juga merupakan masalah besar lainnya dalam pemasaran internasional melalui radio dan televisi.
Televisi kabel dan satelit. Salah satu yang membuat iklan televisi berkembang adalah pertumbuhan dan perkembangan siaran televisi satelit. Teknologi memungkinkan setiap keluarga menerima siaran langsung dari satelit. Ekspansi cakupan TV tersebut menantang kreativitas para pengiklan dan mendorong penerapan pesan global yang terstandarisasi. Kebanyakan teknologi satelit melibatkan sejumlah peraturan pemerintah. Singapura, Taiwan dan Malaysia melarang penjualan peralatan satelit dan Jepang mencegah perusahaan kabel dalam negeri untuk menyiarkan ulang acara dari satelit asing namun larangan itu tidak bertahan lama.
Surat langsung. Surat langsung merupakan alat yang semakin diginakan di berbagai Negara. Alat tersebut terutama sangat penting ketika media lain tidak tersedia. Di pasar Asia Tenggara, jumlah media cetak masih terbatas, surat langsung dipandang sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mencapai mereka yang bertanggungjawab atas pembelian barang-barang industri walau daftar alamat surat yang akurat menjadi masalah.
Media lain. Larangan terhadap media tradisional atau ketersediaannya menyebabkan para pengiklan lebih jarang menggunakan media untuk menyelesaikan masalah lokal di suatu Negara. Bioskop merupakan media penting di banyak Negara seperti halnya billboard dan bentuk periklanan luar ruang lainnya. Billboard terutama sangat berguna di Negara-negara yang memiliki tingkat buta huruf tinggi.

*** 
Diposting Malang, 25 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar