Jumat, 15 Mei 2015

Manajemen Straegis Internasional 1

Oleh Dwi Putra Syakur Raharjo & Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang


1    Pendahuluan
“Pertahanan yang baik adalah menyerang. Supaya tidak dapat dikalahkan, seseorang harus membuat dirinya pertama-tama tidak dapat dikalahkan dan kemudian menunggu keadaan lawan untuk dapat dikalahkan” demikian strategi perang yang sangat terkenal oleh Sun Tzu (535 SM). Strategi yang digunakan Sun Tzu tidak lazim dan dapat berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi lapangan (medan pertempuran) dan orang atau bangsa yang dihadapi sehingga musuh tidak dapat mengetahui strategi apa yang digunakan. Dengan demikian dapat memenangkan pertempuran.

Saat ini, pertempuran atau perang tidak lagi mengalahkan orang atau manusia melainkan pertempuran dalam bidang manajemen untuk memenangkan persaingan pasar baik domestik terutama di pasar internasional. Memasuki pasar internasional tentu hanya satu kata adalah kompetisi. Kompetisi berarti menggunakan strategi tertentu agar bisa memenangkan persaingan tersebut.  Kompetisi dalam bisnis juga menarik perhatian Sun Tzu. Beliau mengatakan bahwa “Perang adalah kegagalan. Menang itu sangat penting, tetapi seni perang adalah menang tanpa bertempur. Ada saatnya untuk menggencarkan kekuatan.” Sun Tzu (535 SM) dalam Yuwie, 2013.

Oleh karena itu, apabila pasar internasional adalah medan perang maka Sun Tzu menulis strategi sebagai berikut:
Umpanlah mereka dengan bayangan untung, bingungkan dan silaukan mereka. Gunakanlah amarah untuk membuat mereka murka, rendah hatilah agar mereka sombong. Letihkan mereka dengan jalan berputar-putar, bikin mereka bertengkar sendiri. Serang mereka tidak menduganya, di saat mereka lengah. Haluslah agar kau tidak terlihat. Misteriuslah agar kau tak teraba. Maka kau akan kuasai nasib lawanmu. Sun Tzu (535 SM) dalam Yuwie, 2013.

Strategi bisnis yang ditawarkan Sun Tzu tersebut, entahkah masih relevan dunia persilatan kompetisi pasar internasional saat ini, tak seorang pun yang tahu dengan pasti. Akan tetapi apabila kita mengamati berbagai strategi dan taktik perdagangan bebas yang diberlakukan di hampir semua kawasan sangat menginginkan perdagangan yang bersih dan baik yang lebih dikenal dengan sebutan mentereng “Good Coorporate Governance”. Pengelolaan bisnis yang baik dengan memuat beberapa prinsip. Ada sebagian ahli memperkenalkan dua belas prinsip namun ada yang hanya memuat lima prinsip GCG, salah satunya Chi-Kun Ho (2005) dalam Wahyu Mujardin (tanpa tahun) menyatakan bahwa GCG memiliki lima prinsip seperti (1) transparency (keterbukaan), (2) responsibility (tanggungjawab), (3) fairness (berkeadilan), (4) indenpendency (mandiri) dan (5) accountability (kredibilitas). 

Merujuk pada apa yang telah diutarakan di atas maka perdagangan atau bisnis internasional yang mengusung kompetisi sebagai penglimanya memandang strategi adalah sesuatu yang penting dan urgen. Oleh karena itu, bukan suatu kebetulan pada makalah ini menyoroti “Manajemen Strategis Internasional”. 
***
Diposting Malang, 15 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar