Minggu, 01 Juni 2014

Sehari di Dalam Pesawat

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Pagi itu cerah sekali. Pukul 05.30 wita, saya bergegas menuju kantor Puskopdit Flores Mandiri untuk bersama-sama 40 teman lainnya melakukan koordinasi agar bisa check in di bandara Abroesman Ende. Sudah ada beberapa utusan koperasi kredit terutama yang lebih tua dari usia saya, sudah sarapan pagi dan mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke bandara.



Saya bersama teman Hendrikus Tewa mengkoordinasikan koper-koper peserta yang menjadi bagasi pesawat dan KTP masing-masing orang serta sejumlah tiket utnuk keberangkatan. Koordinasi sekilas, semuanya lancar dan bersama sopir kendaraan kantor, Om Gabriel Mani, kami segera meluncur ke bandara.

Semuanya berjalan lancar sampai pengurusan boarding pass. Saat hendak naik ke pesawat ada dua peserta tidak mendapat kartu boarding-pass sementara tiketnya genap 41 lembar. Kami mengurusnya kembali 2 peserta bersama manajer Puskopdit Flores Mandiri. Kami lancar melakukan perjalanan menuju Medan dengan transit di berbagai kota (bandar udara).

Perjalanan menuju Medan, Sumatra Utara untuk menghadiri Lokakarya Nasional (Loknas), Open Forum dan Rapat Anggota Nasional (Ratnas) Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Tahun Buku 2013 mulai tanggal 25-30 Mei 2014.

Perjalanan kami dari Ende, transit di bandara Komodo Labuan Bajo. Tidak ada yang unik atau gangguan apapun. Awan putih cerah sehingga membuat perjalanan udara sungguh menyenangkan. Transit di bandara Komodo, ada penumpang yang turun dan ada yang naik. Penumpang yang naik datang segerombolan putra-putri usia rata-rata smp dan smta. Ternyata mereka rombongan dari Perkemi (Persatuan Kempo Manggarai) untuk mengikuti pertandingan kempo nasional antar pelajar di Riau-Pekanbaru. Lengkaplah sudah rombongan ketemu rombangan. Ternyata Indonesia Timur - Flores-NTT juga bisa berbicara di tingkat nasional hehehehe.

Transit 30 menit di Komodo, kami melanjutkan penerbangan menuju transit bandara kedua di Bali-Denpasar. Penerbangan kali ini memang tidak ada gangguan berarti hanya sedikit guncangan di dekat Mataram. Kami tiba di Denpasar tepat waktu sesuai yang direncanakan. Apabila di bandara Komodo, kami tetap di pesawat sementara di Ngura Rai, kami harus turun dan melaporkan diri pada bagian transit. Tidak lama di sana. Kami melanjutkan penerbangan menuju transit di Jakarta.

Penerbangan ke Jakarta cukup menguji nyali. Pesawat yang agak besar dan lebar itu beberapa kali menabrak awan hitam dan menghasilkan guncangan yang cukup terasa. Masing-masing kami saling melirik seolah meminta kekuatan agar tidak terjadi apa-apa dengan pesawat yang kami tumpangi. Ada yang nyeletuk "hehehe jangan-jangan seperti pesawat Malaysia MH370 yang raib entah ke mana, hingga saat ini belum ditemukan!". Yang lain menghardik, "Jangan omong begitu le" kata yang lain dengan logat Bajawa yang kental. (Bajawa adalah sebuah daerah etnis di Flores yang dikenal dengan suara yang tertelan di tenggorokan).

Penerbangan hampir dua jam itu, pesawat yang membawa kami tiba dengan selamat di bandara Soekarno-Hatta. Rombongan kami turun melewati beberapa langkah dan tiba pada meja transit. Pesawat yang akan membawa kami ke Medan, sudah membunyikan mesinnya. Kami dijemput dengan mobil bandara, tanpa mengurus boarding pass, kami langsung diangkut menuju pesawat yang akan terbang ke bandara internasional Kuala Namu Medan. Sebagian dari kami beranjak ke pintu pesawat sementara manajer Puskopdit Flores Mandiri mengurus boarding pass.

Akhirnya semuanya beres, penerbangan dari Jakarta menuju Medan juga memakan waktu 2 jam lebih. Pukul 18.00 waktu Medan, pesawat kami mendarat mulus di Kuala Namu Medan yang barusan diresmikan SBY beberapa tahun lalu. Lokasi bandara sangat luas mungkin lebih luas dari bandara Soekarno-Hatta dengan tata rias yang luar biasa. Hal ini berbeda 360 derajat dari kami mendarat pertama kali di sana pada tahun 2005 ketika masih menggunakan bandara Polonia Medang.

Wah, Indonesia Barat terus bergelayut dengan pembangunan dan kemajuan sementara di daerah kami masih seperti biasa-biasa. Ada yang berkomentar, semoga presiden baru pilihan rakyat perlu memperhatikan serius pemerataan pembangunan fisik dan mental untuk seluruh Indonesia.

Tulisan ini dibuat untuk dikenang sebagai anak desa petani kecil hanya karena kegiatan koperasi kredit bisa naik pesawat sehari penuh. Pukul 08.00 wita naik di Ende tiba di Medan pukul 18.00 wib. Itulah kemajuan. Untuk itu, di dalam hati muncul suatu komitmen untuk memenej koperasi kredit dan puskopdit secara sungguh-sungguh agar semua anggota bisa naik pesawat kesejahteraan lahir dan batin secara bersama-sama. Anggota kopdit sejahtera dan kopdit serta puskopdit berkelenjutan dengan tata kelola yang humanis, prosfesional dan bermartabat.

Ende, 2 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar