Selasa, 10 Juni 2014

Acara Pembukaan Open Forum Inkopdit di Medan

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Pembukaan Open Forum cukup meriah. Diawali dengan tarian penjemputan dan diiringi koor SMUK Santa Maria Medan. Open Forum sendiri direncanakan menghadirkan juga Wakil Gubernur Sumatra Utara, namun setelah menunda-nunda ternyata wakil gubernur tidak bisa hadir dan diwakilkan kepada Kepala Dinas Koperasi & UMKM Provinsi SUMUT saudara Siregar. Open Forum selain dimeriahkan tarian dan koor, juga dengan 6 sambutan yakni Ketua Puskopdit SUMUT, Ketua INKOPDIT Jakarta, Deputi Koperasi &UMKM Indonesia, Kepala Dinas Koperasi & UMKM Provinsi SUMUT, Ketua DEKOPIN Indonesia.



Tulisan ini hanya merangkum apa yang disampaikan pihak-pihak yang memberikan sambutan, siapa tahu ada manfaat juga bagi pengembangan koperasi kredit/CU di tempat kita masing-masing di seluruh pelosok negeri ini. Tulisan ini hanya menguatkan apa yang telah diperoleh peserta di Open Forum Medan, tanggal 28 Mei 2014.

P.M. Sitanggang, Ketua Puskopdit SUMUT membuka sambutan pertama kali. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa pertumbuhan gerakan CU/Kopdit Indonesia kalau diibaratkan dengan pertumbuhan usia manusia berarti saat ini gerakan kita memasuki masa pancaroba kedua. Pancaroba periode pertama berkisar usia 17-25 tahun dan pancaroba kedua berkisar usia di atas 40 tahun. Gerakan kita rata-rata sudah di atas 4o tahun sejak tahun pembentukannya sekitar tahun 1970-an.

Menurut Sitanggang dalam masa-masa pancaroba itu ditandai dengan ciri-ciri yang berbeda. Pancaroba pertama ditandai dengan gerakan mencari identitas diri namun saat ini ketika pancaroba kedua ditandai dengan perselingkungan. Hati-hati ada gerakan yang mulai selingkuh dengan nilai-nilai jati diri serta empat (4) pilar yakni pendidikan, swadaya, solidaritas dan inovasi. Apabila kita tidak lagi setia pada jati diri berarti "Kita selingkuh" ditanggapi tawa peserta namun pernyataaan ini sungguh penting dan sarat makna. Kopdit tidak boleh melakukan perselingkungan apalagi menyangkut nilai, prinsip dan jati diri koperasi sejati.

Sitanggang juga menyinggung mengenai ada juga orang luar mau menjadi anggota tanpa melalui prosedur yang telah berlaku secara pakem di dalam CU atau Kopdit. Orang yang masuk tanpa prosedur kadang mengalami kemacetan dalam pengembalian pinjaman. Orang-orang jenis ini masuk ke CU/Kopdit untuk merusak CU/Kopdit itu sendiri. Sitanggang juga mengingatkan agar para pengurus dan pengawas yang tidak terpilih lagi jangan menjadi provokator negatif untuk menghancurkan koperasi kredit/CU. Ini sudah ada bukti, ada demo di kantor Dinas Koperasi & UMKM Provinsi SUMUT, lalu Sitanggang menyatakan kepada kepla dinas, coba tanya mereka semua ada NBA? Para pendemo ternyata tidak mengerti NBA berarti bukan anggota toh. NBA sudah diketahui umum anggota CU yakni Nomor Buku Anggota hehehe edan juga CU saat ini ...

Sitanggang juga melanjutkan bahwa ada orang mengatakan bahwa menjadi anggota CU/Kopdit itu haram. Menjadi anggota CU/Kopdit itu tidak haram yang haram adalah sudah pinjam di CU/Kopdit, tidak mengembalikan pinjaman.

Untuk sekedar diketahui bahwa Puskopdit SUMUT memiliki 300,000 anggota individual dengan aset Rp 2 Triliun lebih.

Setelah sesepuh P.M. Sitanggang turun podium dilanjutkan Romanus Woga, Ketua Induk Koperasi Kredit. Romanus menyatakan bahwa peserta yang hadir 715 orang dengan utusan dari koperasi kredit/CU dan Puskopdit seluruh Indonesia. Orang sebanyak itu, pembiayaannya ditanggung secara swadya oleh koperasi kredit atau puskopdit yang mengutusnya. Ini berarti merealisasikan salah satu pilar yakni swadaya. Lebih lanjut, Romanus membedah sambutannya secara tertulis dengan tema "Memberi dengan Sukacita, Membawa Berkah". Satu hal menarik dan bagus dari Romanus adalah setiap kali memberikan sambutan senantiasa dibuat secara tertulis, sebab menurut beliau yang tertulis itu abadi hehehe

Bagi Romanus, kegiatan lokakarya nasional, open form dan ratnas merupakan salah satu media untuk menciptakan pengurus, pengawas unggul, manajemen unggul dan anggota unggul sehingga terciptanya pengelolaan yang prima, unggul dan baik sehingga tema umum kita adalah "Governance Framework of Credit Union". Kerangka umum Pengelolaan Koperasi Kredit yang baik dan unggul.

Ada banyak hal yang disampaikan Romanus namun saya hanya menangkap yang inti-inti saja. Satu hal yang menonjol adalah beliau menyoroti bahwa semua yang dipetik hari ini merupakan impian dari para perintis sehingga inilah tugas dan tanggungjawab generasi sekarang untuk mempertahankan dan membuatnya lebih maju pada saat-saat yang akan datang. "Setiap Impian adalah awal tujuan hidup kita. Setiap orang mulai saat ini untuk suatu akhir yang baru".

Sekedar informasi, Inkopdit saat ini memiliki 2,345,200 anggota individu dengan aset Rp19 Triliun lebih.

Asep dari Deputi Koperasi & UMKM RI menyatakan bahwa koperasi yang paling sombong adalah koperasi kredit, puskopdit dan inkopdit. Menurutnya sombong karena memiliki anggota besar dengan kopdit yang besar-besar dan maju apalagi di Sumatra dan Kalimantan. Hanya beliau mengingatkan agar kopdit/KSP tidak hanya lembaga menyalurkan dan merima uang dari anggota tetapi membina anggotanya menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses. Itulah inti koperasi simpan pinjam.

Koperasi kredit juga harus memiliki data base usaha anggota agar mudah dalam pendampingannya.  Kesombongan kopdit yang kedua adalah gerakan kopdit dari primer sampai sekunder nasional tidak mau menerima bantuan modal perputaran dari pemerintah hehehe. Malah bagus untuk membangun keswadayaan dan kemandirian di atas kaki sendiri disambut tepuk tangan riuh dari peserta.

Siregar, Kepala Dinas Koperasi & UMKM Provinsi SUMUT sekaligus mewakili wakil gubernur SUMUT menyatakan kekagumannya pada gerakan koperasi kredit secara nasional dengan sejumlah prestasi yang telah diraih selama ini. Beliau tetap mengingatkan agar tetap setia pada jati diri dan taat asas pada perundang-undangan yang berlaku. Beliau juga menyampaikan bahwa UU Koperasi Nomor 17/2012 yang kontroversial itu telah dibatalkan oleh MK hari ini di Jakarta tanggal 28 Mei 2014 disambut tepuk tangan meriah peserta. Beliau menambahkan bahwa koperasi itu usaha pemberdayaan masyarakat berarti harus meningkatkan kemampuan rakyat dalam segala bidang kehidupannya sebagai pribadi, berbangsa dan bernegara. Kalau itu terjadi maka lahirlah koperasi yang kuat, sehat dan mandiri.

Nurdin Halid, Ketua Dekopin Indonesia mengagumi kiprah koperasi kredit dari daerah sampai nasional. Kopdit dan gerakannya adalah gerakan jati diri koperasi sejati. "Inkopdit dan gerakan telah menghadirkan di Republik ini, Jati diri koperasi sejati". Untuk itu kita semua berjuang agar tahun 2045, koperasi sebagai pilar negara sesuai pasal 33 ayat 1 UUD 1945. Koperasi perlu revitalisasi lantaran kopdit menghadirkan pilar kebangsaan yakni pluralitas.

Memang kita bersedih bahwa UU Koperasi Nomor 17/2012 dibatalkan MK hari ini pada hal yang diuntungkan dalam UU ini adalah koperasi kredit. Pandangan Nurdin berbeda dengan pandangan gerakan (peserta) yang tetap menyambut antusias pembatalah MK atas UU dimaksud.

Nurdin juga melanjutkan bahwa gerakan kopdit/CU harus siap menjadi bangunan ekonomi RI yang berbasis kerakyatan. Ekonomi kerakyataan; tuannya adalah kebersamaan sementara ekonomi kapitalis, tuannya modal. Untuk itu, bangunan kebersamaan, persatuan dalam keberagaman harus terus diperjuangkan gerakan koperasi di dalam ekonomi bangsa saat ini dan yang akan datang.

Nurdin juga mengingatkan agar Koperasi memang bukan lembaga politik praktis tetapi harus terlibat dalam kebijakan kenegaraan. Bahkan ia menyentil bahwa sudah selayaknya bahwa ketua pengurus Inkopdit menjadi mentri Koperasi & UMKM RI apabila dilihat dari track-record membangun ekonomi bangsa selama ini hehehe masuk politik!

Sentilan ini memang agak politis namun peserta sepertinya mulai antusias. Maklum saat ini lagi dalam nuansa kampanye pilpres menuju pilpres 9 Juli 2014. Ada yang berteriak Prabowo tetapi ada suara yang lebih mayoritas meneriak Jokowi. Tentu pertemuan ini dibatasi dari campur aduk politik praktis. Koperasi harus belajar dari masa lalu. Campur aduk politik telah membawa koperasi terutama Koperasi Unit Desa (KUD) zaman dulu bangkrut sampai titik nol.

Inilah pembelajaran menarik. Untuk dukung mendukung harus atas nama pribadi bukan atas nama koperasi apalagi koperasi kredit/CU. CU/Kopdit dibiarkan murni untuk pemberdayaan masyarakat dengan kekurangan dan kelebihannya.

Ahirnya open forum pun dibuka Nurdin Halid dengan pukulan gong sebanyak 4 kali melambangkan 4 pilar utama koperasi kredit/CU: pendidikan, swadaya, solidaritas dan inovasi.

Demikianlah catatan pribadi atas apa yang terjadi saat itu di Hotel Santika Dyandra Medan tanggal 28 Mei 2014.

***Disari ulang tanggal 11 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar