Rabu, 06 Agustus 2014

Diversifikasi Produk dan Net Profit Kopdit

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Dalam dunia pemasaran dikenal dengan istilah marketing mix atau bauran pemasaran. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh ahli Jerome Mc. Karthy seperti yang dikutif oleh Josephus Ronsumbre dalam disertasinya yang berjudul,"Analisis Produk Wisata, Bauran Pemasaran, Kualitas Layanan, Kondisi Lingkungan dan Kepuasan Pelanggan serta Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Wisatawan" program doktoral Ilmu Manajemen FEB Universitas Brawijaya Malang, 2012.


Menurut Josephus bahwa bauran pemasaran yang diperkenalkan oleh Jerome tersebut mencakup 4 P yakni Product, Price, Promotion dan Place. Masing-masing dari itu dijelaskan secara terperinci. Namun melalui postingan ini, saya hanya mengungkapkan apa yang dimaksud dengan diversifikasi produk dalam kaitannya dengan pendapatan bersih (net profit) Koperasi Kredit.

Sudah diketahui oleh umum bahwa koperasi kredit atau lebih dikenal dengan credit union itu lahir pertama di Indonesia pada tahun 1970-an. Kala itu hingga tahun 1990-an, koperasi kredit atau credit union sangat setia dengan produk tunggalnya yakni simpan-pinjam tanpa diversifikasi apa pun. Berbagai produk tersebut didukung dengan pendidikan kritis anggota atau pun calon anggota serta Daperma (Dana Perlindungan Bersama).

Periodisasi ini lebih dikenal dengan mobilisasi simpanan saham anggota untuk meningkatkan permodalan dan aset koperasi kredit. Produk pinjaman juga cuma satu kalau toh lebih yakni cuma jenis pinjaman umum dan pinjaman khusus yang penggunaannya juga sangat terbatas sehingga banyak menimbulkan kredit bermasalah serta anggota dalam meminjam tidak memiliki prospek tujuan pinjaman yang jelas, terarah dan fokus.

Ada perbadaan periodisasi waktu penerapan variasi atau diversifikasi produk di dalam koperasi kredit atau credit union. Teman-teman aktivis di Kalimantan, Sumatra dan Jawa mungkin menerapkan diversifikasi produk ini lebih awal ketimbang teman-teman di Flores, Nusa Tenggara Timur. Diversifikasi produk ini dilakukan selain untuk menjawab variasi kebutuhan dan keinginan anggota atau pun pelanggan namun juga untuk meningkatkan pendapatan bersih koperasi kredit atau credit union. Memang untuk net profit dalam koperasi kredit atau credit union menimbulkan diskusi yang hangat namun disepakati bahwa net profit harus sudah dikurangi biaya-biaya termasuk deviden atau SHU anggota sehingga SHU akhir tinggal yang bersih.

Untuk sebelum penerapan diversifikasi produk baik simpanan maupun pinjaman apabila hendak meningkatkan pendapatan maka koperasi kredit atau credit union kerap meningkatkan jumlah simpanan wajib yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun atau dari RAT ke RAT berikutnya. Umumnya anggota tidak mengajukan keberatan namun hasilnya kurang memuaskan sebab kebanyakan anggota menunggak Simpanan Wajib Bulanan (SW). SW seharusnya disetor anggota setiap bulan secara tertib dengan besarnya nominal yang telah disepakati bersama dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Dalam perkembangan selanjutnya, strategi senantiasa meningkatkan jumlah simpanan wajib kurang baik dan tidak berhasil maka khususnya koperasi kredit di Flores (Puskopdit Flores Mandiri yang sebelumnya bernama Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada dan berubah lagi menjadi Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo) baru mulai digencarkan awal tahun 2000-2001 seiring dengan program Kopdit Model 2000 secara nasional dan adaptasi model mandiri 2001 oleh Puskopdit Flores Mandiri sendiri.

Cara dan strategi pengembangan diversifikasi produk awalnya ditantang oleh sejumlah pengurus dan pengawas koperasi kredit lantaran untuk produk simpanan saham saja sudah susah mengelolanya apalagi ditambah dengan produk non saham yang bermacam-macam dengan perhitungan manual yang kelihatan rumit belum ada ketakutan sebagian pengurus akan 'idle cash' atau kas nganggur. Puskopdit dibawah manajer baru, Mikhael H. Jawa, terus melakukan desiminasi informasi dan tindakan konkret seperti pengadaan komputer yang juga tidak kalah seru mendapat penolakan serta aplikasi program komputer akuntansi yang disponsori Puskopdit Bali Artha Guna  (BAG) dengan progrmaner Yoel Filemon.

Kerja-kerja konkret memberikan hasil yang memuaskan sehingga pengurus dan pengawas serta seluruh anggota mulai tertarik dan memberikan dukungan penuh. Mulailah berbagai produk simpanan non saham dihasilkan dan uang mengalir begitu cepatnya ke koperasi kredit. Untuk meningkatkan kredibilitas pengelolaan, adanya pelatihan keterampilan serta pembukaan calon karyawan dari kalangan akademik.

Seiring dengan perjalanan waktu, aset koperasi kredit melonjak tajam. Mulai banyak koperasi kredit dengan aset Rp1 miliar ke atas. Aset ini menjadi daya tarik tersendiri sehingga masyarakat ramai-ramai masuk koperasi kredit. Pertanyaannya, apakah diversifikasi produk mempengaruhi secara signifikan dengan net profit atau paling profit di dalam koperasi kredit.

Secara mata telanjang boleh kita katakan ya namun hal ini mesti didukung dengan penelitian ilmiah. Mudah-mudahan ini menjadi garapan baru bagi para aktivis yang akan melanjutkan studi pascasarjana yang akan melakukan pengkajian mendalam, apakah diversifikasi produk memiliki pengaruh langsung yang signifikan dengan pendapatan (bersih) meski sudah banyak penelitian baik di dalam negeri maupun luar negeri pada lembaga lain selain koperasi kredit yang menyatakan "ya".

Malang, 6 Agustus 2014

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus