Minggu, 04 September 2011

Lima Belas Maret 1997

Di bawah remang surya tanggal 15 Maret 1997, aku melangkah gundah meski mengandung segudang harapan meraih keberhasilan. Sore itu tepat pukul 17.00 wita, aku memasuki ruangan ujian skripsi STFK Ledalero. Ujian ini merupakan dambaan dan saat paling menentukan proses belajar setiap mahasiswa, apalagi diriku menunggu waktu begitu lama (7 tahun) untuk mengalami peristiwa sejarah tersebut.

Saat ini merupakan saat-saat sejarah kehidupan dan masa depan intelektualku belajar di STFK Ledalero. Tak tanggung-tanggung 7 tahun aku belajar di sana. Memang patut aku syukuri, setelah berada dalam situasi tak menentu, aku akhirnya bisa mengalaminya.

Aku bertambah puas sebab usahaku bertahun-tahun mewujudkan hasil yang memuaskan. Skripsiku berdasarkan dewan penguji; Pastor Drs. Ansel Dore Dae, SVD, MA dan Pastor Dr. Leo Kleden, SVD meraih angka 8.

Puas atau tidak, peristiwa hari ini merupakan titik awal yang baik bagi perjalanan intelekku selanjutnya. Aku mesti terus berusaha membaca, melihat, menyelidiki, meresapi dan melahirkan gagasan-gagasan baru berhadapan dengan berbagai kemajuan pesat hampir pada seluruh sendi kehidupan manusia baik sebagai warga bangsa maupun umat Kristen Katolik yang nasionalis 100%.

“Hal-hal sulit telah aku lalui, meski di depan mataku masih ada seribu pintu yang tertutup …!”

Wisma Thomas Morus (Wisthom) Wairpelit, Maumere

Tidak ada komentar:

Posting Komentar