Minggu, 19 Juni 2016

Wawancara Informan Wirausaha Anggota 6

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Manajemen Universitas Negeri Malang



TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
6
Hari/Tanggal
Kamis,  18 Fenruari 2016
Nama Informan
Theresia Ngewi/TN
Waktu
11.00 – 13.00 Wita
Jabatan
Anggota
Tempat
Rumah Kediaman Anggota
Topik
1.      Pengembangan Kopdit
2.      Pengembangan Wirausaha Anggota

Hasil wawancara antara peneliti (P) dengan Ibu Theresia Ngewi (TN) sebagai berikut:
P            : Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami proses pengembangan koperasi kredit Ibu dan pengembangan wirausaha anggota. Sejak kapan Ibu menjadi anggota koperasi kredit? Mengapa Ibu mau menjadi anggota?

TN         : Saya menjadi anggota koperasi sejak 1981. Saya menjadi anggota karena saya percaya, Koperasi Kredit dapat menjawab persoalan-persoalan dan kebutuhan saya dan keluarga. Waktu itu, saya yakin bahwa koperasi kredit ini membuat saya bahagia karena dimulai dari gereja. Setelah saya menjadi anggota, saya menarik orang lain untuk menjadi anggota juga sebab koperasi kredit punya prinsip terbuka dan sukarela.
P            : Bagaimana Ibu mengembangkan koperasi kredit?
TN         : Koperasi kredit melatih saya untuk hidup hemat, tidak boros dan berkorban serta bekerja keras untuk memperoleh sesuatu dalam meraih tingkat tingkat hidup yang lebih baik. Karena koperasi kredit sudah mengarahkan hidup saya pada hal-hal yang baik maka saya berkewajiban memenuhi kewajiban-kewajiban saya pada koperasi kredit sehingga bisa membahagiakan orang lain sebab saya percaya Koperasi Kredit Sangosay adalah kendaraan pemberdayaan menuju kesejahteraan orang yang mau menjadi anggota. Sejak awal saya ikut kegiatan yang dilakukan koperasi kredit seperti pertemuan, pendidikan dan pelatihan.
P            : Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan Ibu setelah menjadi anggota Koperai Kredit Sangosay?
TN         : Saya bangga bahwa melalui koperasi kredit ini; anak saya bisa sekolah sampai tingkat perguruan tinggi; saya bisa membangun rumah (tempat tinggal) yang layak; buka usaha bengkel yang diteruskan anak-anak. Yang paling penting dari semuanya itu, saya merasa aman dan terharu melihat koperasi kredit ini berkembang sangat luar biasa saat ini. Saya berdoa, semoga ia tetap tumbuh, berkembang dan berkelanjutan sehingga lebih banyak orang merasakan apa yang saya rasakan bahkan hidup mereka lebih baik dari kami anggota awal rasakan atau alami. Koperasi kredit ini sebagai berkah bagi hidup kami sekeluarga.
P            : Tantangan apa yang paling Ibu rasakan ketika menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay?
TN         : Anggota itu pemilik koperasi kredit namun kadang anggota pinjam tidak mengembalikan pada waktunya sehingga anggota lain tidak mudah mendapatkan pelayanan pinjaman. Ia, kredit macet mungkin hehehe (sambil tertawa kecil).
P            :  Apa jalan keluar yang telah Ibu tempuh dalam mengatasi tantangan sebagai anggota Koperasi Kredit Sangosay?
TN         :  Tidak muluk-muluk. Saya sebagai anggota apabila sudah pinjam harus mengembalikan tepat waktu agar bisa dimanfaatkan anggota lain. Inilah kita mengamalkan sikap tolong menolong dalam kopersi kredit. Pengurus dan manajemen hendaknya terus melakukan pendidikan, motivasi dan peningkatan kesadaran anggota untuk memenuhi kewajiban dan mendapatkan hak-haknya.
P            :  Apa saja produk dan pelayanan Koperasi Kredit Sangosay yang paling Ibu minati? Mengapa?
TN         :  Kalau simpanan, saya suka simpanan untuk peningkatan modal sendiri juga simpanan bunga harian (bisa simpan dan ambil jika dibutuhkan kapan saja) dan simpanan untuk pendidikan anak (sibudi). Sementara pinjaman adalah pinjaman produktif agar mampu mengelola keuangan untuk kesejahteraan dan mengangsur pinjaman tepat waktu. 
P            : Bagaimana koperasi kredit mengembangkan usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit  membidik bagian ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
TN         : Mungkin pengurus dan manajemen koperasi kredit perlu memilikirkan unutk mengiventarisasi potensi usaha atau usaha anggota yang sudah jalan. Kedua, mereka perlu memberikan pelatihan keterampilan usaha berdasarkan kategori dengan memberikan pinjaman yang cepat menghasilkan. Ketiga, perlu juga beri penejlasan tetnang pembukuan usaha anggota. Kami sering campur buku kas keluarga dan buku kas usaha bahkan tidak ada buku catatan sama sekali sehingga tidak tahu untung ruginya. Tantangan yang kami hadapi adalah kami membuka usaha karena tetangga sebelah membuat usaha itu sehingga kurang bisa berkembang; modal usaha kadang digunakan untuk hal-hal yang menghabiskan serta tidak ada buku catatan.  Jalan keluar yang bisa kami usulkan adalah (1) pendidikan, pelatihan, pendampingan; (2) tingkatkan terus sharing usaha anggota sukses (3) konsisten membawa anggota pada kunjungan usaha sukses dan (4) ikutkan kami lebih sering pada pameran-pameran usaha atau di kantor perlu ada ruang khusus untuk pamer karya atau usaha anggota. Saya yakin, usaha-usaha produktif anggota dikembangkan secara baik maka anggota akan lebih cepat dan lancar mengembalikan angsuran dan mau pinjam lagi di koperasi kredit dengan angka yang lebih besar sesuai perkembangan usahanya. Dampingi lebih serius pada usaha-usaha anggota yang cepat menghasilkan dan memberikan pinjaman kepada anggota yang benar-benar mau berwirausaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar