Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Manajemen Universitas Negeri Malang
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
6
|
Hari/Tanggal
|
Kamis, 18 Fenruari 2016
|
Nama Informan
|
Theresia Ngewi/TN
|
Waktu
|
11.00 – 13.00 Wita
|
Jabatan
|
Anggota
|
Tempat
|
Rumah Kediaman Anggota
|
Topik
|
1. Pengembangan
Kopdit
2. Pengembangan
Wirausaha Anggota
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Ibu Theresia Ngewi (TN) sebagai berikut:
P :
Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami proses pengembangan
koperasi kredit Ibu dan pengembangan wirausaha anggota. Sejak kapan Ibu menjadi
anggota koperasi kredit? Mengapa Ibu mau menjadi anggota?
TN : Saya
menjadi anggota koperasi sejak 1981. Saya menjadi anggota karena saya percaya,
Koperasi Kredit dapat menjawab persoalan-persoalan dan kebutuhan saya dan
keluarga. Waktu itu, saya yakin bahwa koperasi kredit ini membuat saya bahagia
karena dimulai dari gereja. Setelah saya menjadi anggota, saya menarik orang
lain untuk menjadi anggota juga sebab koperasi kredit punya prinsip terbuka dan
sukarela.
P :
Bagaimana Ibu mengembangkan koperasi kredit?
TN : Koperasi
kredit melatih saya untuk hidup hemat, tidak boros dan berkorban serta bekerja
keras untuk memperoleh sesuatu dalam meraih tingkat tingkat hidup yang lebih
baik. Karena koperasi kredit sudah mengarahkan hidup saya pada hal-hal yang
baik maka saya berkewajiban memenuhi kewajiban-kewajiban saya pada koperasi
kredit sehingga bisa membahagiakan orang lain sebab saya percaya Koperasi
Kredit Sangosay adalah kendaraan pemberdayaan menuju kesejahteraan orang yang
mau menjadi anggota. Sejak awal saya ikut kegiatan yang dilakukan koperasi
kredit seperti pertemuan, pendidikan dan pelatihan.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan Ibu setelah menjadi anggota
Koperai Kredit Sangosay?
TN : Saya
bangga bahwa melalui koperasi kredit ini; anak saya bisa sekolah sampai tingkat
perguruan tinggi; saya bisa membangun rumah (tempat tinggal) yang layak; buka
usaha bengkel yang diteruskan anak-anak. Yang paling penting dari semuanya itu,
saya merasa aman dan terharu melihat koperasi kredit ini berkembang sangat luar
biasa saat ini. Saya berdoa, semoga ia tetap tumbuh, berkembang dan
berkelanjutan sehingga lebih banyak orang merasakan apa yang saya rasakan
bahkan hidup mereka lebih baik dari kami anggota awal rasakan atau alami.
Koperasi kredit ini sebagai berkah bagi hidup kami sekeluarga.
P : Tantangan
apa yang paling Ibu rasakan ketika menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay?
TN : Anggota
itu pemilik koperasi kredit namun kadang anggota pinjam tidak mengembalikan
pada waktunya sehingga anggota lain tidak mudah mendapatkan pelayanan pinjaman.
Ia, kredit macet mungkin hehehe (sambil tertawa kecil).
P : Apa jalan keluar yang telah Ibu tempuh dalam
mengatasi tantangan sebagai anggota Koperasi Kredit Sangosay?
TN : Tidak muluk-muluk. Saya sebagai anggota apabila sudah pinjam harus mengembalikan
tepat waktu agar bisa dimanfaatkan anggota lain. Inilah kita mengamalkan sikap
tolong menolong dalam kopersi kredit. Pengurus dan manajemen hendaknya terus
melakukan pendidikan, motivasi dan peningkatan kesadaran anggota untuk memenuhi
kewajiban dan mendapatkan hak-haknya.
P : Apa saja produk dan pelayanan Koperasi Kredit
Sangosay yang paling Ibu minati? Mengapa?
TN : Kalau simpanan, saya suka simpanan untuk
peningkatan modal sendiri juga simpanan bunga harian (bisa simpan dan ambil
jika dibutuhkan kapan saja) dan simpanan untuk pendidikan anak (sibudi).
Sementara pinjaman adalah pinjaman produktif agar mampu mengelola keuangan
untuk kesejahteraan dan mengangsur pinjaman tepat waktu.
P : Bagaimana
koperasi kredit mengembangkan usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi
kredit membidik bagian ini? Apa
tantangannya dan apa solusinya?
TN : Mungkin
pengurus dan manajemen koperasi kredit perlu memilikirkan unutk
mengiventarisasi potensi usaha atau usaha anggota yang sudah jalan. Kedua,
mereka perlu memberikan pelatihan keterampilan usaha berdasarkan kategori
dengan memberikan pinjaman yang cepat menghasilkan. Ketiga, perlu juga beri
penejlasan tetnang pembukuan usaha anggota. Kami sering campur buku kas
keluarga dan buku kas usaha bahkan tidak ada buku catatan sama sekali sehingga
tidak tahu untung ruginya. Tantangan
yang kami hadapi adalah kami membuka usaha karena tetangga sebelah membuat
usaha itu sehingga kurang bisa berkembang; modal usaha kadang digunakan untuk
hal-hal yang menghabiskan serta tidak ada buku catatan. Jalan
keluar yang bisa kami usulkan adalah (1) pendidikan, pelatihan,
pendampingan; (2) tingkatkan terus sharing usaha anggota sukses (3) konsisten
membawa anggota pada kunjungan usaha sukses dan (4) ikutkan kami lebih sering
pada pameran-pameran usaha atau di kantor perlu ada ruang khusus untuk pamer
karya atau usaha anggota. Saya yakin, usaha-usaha produktif anggota
dikembangkan secara baik maka anggota akan lebih cepat dan lancar mengembalikan
angsuran dan mau pinjam lagi di koperasi kredit dengan angka yang lebih besar
sesuai perkembangan usahanya. Dampingi lebih serius pada usaha-usaha anggota
yang cepat menghasilkan dan memberikan pinjaman kepada anggota yang benar-benar
mau berwirausaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar