Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Universitas Negeri Malang
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
2
|
Hari/Tanggal
|
Rabu, 24 Februari 2016
|
Nama Informan
|
Wenslaus Naru/WN
|
Waktu
|
16.30 – 18.45 Wita
|
Jabatan
|
Sekretaris Pengawas
|
Tempat
|
Kantor Kopdit Sangosay
|
Topik
|
1. Pengembangan
Kopdit
2. Pemberdayaan
Wirausaha Anggota
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Wenslaus Naru (WN) sebagai berikut:
P :
Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk wawancara. Kita berdiskusi
tentang peran koperasi kredit dalam
memberdayakan wirausaha anggota dalam kaca mata sebagai pengawas. Menurut bapak,
mengapa Koperasi Kredit Sangosay dibentuk?
WN : Terima
kasih juga pak Kosmas. Memang saat ini, saya dipercayakan anggota sebagai
pengawas namun saya ikut koperasi kredit ini sejak awal sejak Simpanan Wajib
masih Rp100. Saya melihat bahwa alasan mendasar pembentukan koperasi kredit
yang awalnya KST untuk menjawab berbagai kesulitan yang dialami para guru dan
pegawai Yayasan (Yasukda). Ia, kesulitan kebutuhan ekonomi rumah tangga. Dalam
perjalanan selanjutnya, koperasi kredit ini juga menyiapkan dana pinjaman agar
anggota bisa berusaha atau mengembangkan usaha produktif.
P :
Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
WN : Ya,
sebagai pengawas, saya juga anggota. Sebagai anggota, tentu saya mengembangkan
koperasi kredit dengan tertib memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota
seperti setia menyetor simpanan, mengikuti pertemuan dan pendidikan koperasi
serta meminjam dan mengembalikan secara teratur. Namun sebagai pengawas, saya
pun memiliki tugas tambahan yaitu melakukan kontrol, pemeriksaan secara rutin
baik setiap bulan untuk pemeriksaan kas maupun pemeriksaan setiap tiga bulan;
pemeriksaan lengkap. Waktu pemeriksaan lengkap itu ada lima (5) aspek yang kami
periksa yakni hukum, organisasi, kuangan, permodalan dan manajemen. Selain
pemeriksaan, kami pun menjaga agar perjalanan pengelolaan koperasi kredit tidak
keluar dari aturan dan jati diri.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
WN : Hehehe
ada banyak capaian. Saya hanya melihat capaian sebagai pengawas. Secara
keseluruhan Koperasi Kredit ini sehat. Kami nilai sesuai Peraturan Menteri Nomor:
14/Per/M.KUKM/XII/2009. Kedua, kami melakukan audit setiap cabang pelayanan
untuk memastikan ketertiban pengelolaan, melihat rencana-realisasi program
pengurus dan yang dilakukan manajemen. Ketiga, Koperasi Kredit Sangosay ,
pengelolaannya semakin jujur, transparan dan professional. Semuanya itu membuat
koperasi kredit memiliki citra yang baik di tengah anggota dan maasyarakat.
P :
Tantangan apa yang paling Bapak rasakan sebagai pengawas dalam karya pelayanan
koperasi kredit kepada anggota?
WN : Ada
cukup banyak tantangan yang dihadapi, saya pikir ini juga dialami semua lembaga
keuangan. Saya melihat sebagai pengawas bahwa tantangan Koperasi Kredit
Sangosay adalah pemanfaatan kredit oleh anggota yang belum terarah sehingga
masih ada kredit macet. Walaupun prosentasinya kecil tetapi secara angka mutlak
cukup besar hehehe. Ada sebagian besar anggota yang mau bergabung pada koperasi
kredit yang mereka pikirkan adalah pinjaman. Selain itu, ada anggota ganda
sehingga ada peminjam ganda (satu anggota bisa menjadi anggota pada lebih dari
satu koperasi kredit). Dengan demikian, kalau ada macet pun ganda. Yang
terakhir ini, saya melihat ada semacam kompetisi dengan lembaga keuangan lain.
P : Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk
mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan
berkembang hingga saat ini?
WN : Saya pikir pendidikan dan pelatihan yang
terus menerus kepada anggota, pengurus dan pengawas. Melalui pendidikan dan
pelatihan, semua orang tahu akan kewajiban dan haknya masing-masing dan sadar
berkoperasi kredit. Tidak kalah penting adalah menciptakan variasi produk
simpanan dan pinjaman serta perlindungan. Pemberian suku bunga simpanan dan
pinjaman yang kompetitif dan juga bagian SHU kepada anggota lebih baik sehingga
anggota puas. PUAS menurut saya itu Pasti Urusan Anggota Selesai.
P : Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan
usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian
ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
WN : Pertanyaan
menarik. Mungkin lebih tahu adalah pengurus namun sebagai pengawas saya melihat
bahwa koperasi kredit ini harus sudah mulai memprioritaskan pinjaman produktif
agar meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota dan mengurangi kredit
macet. Dengan demikian koperasi kredit akan berkelanjutan. Juga, perlu
pendampingan yang teratur dan terprogram usaha-usaha anggota serta pendampingan
usaha yang lebih melekat. Tantangan yang
dihadapi adalah anggota masih lebuh suka pinjaman untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti biaya anak sekolah, beli tanah, bangun rumah, beli kendaraan dan
lain-lain. Pinjaman untuk usaha produktif masih kurang meski volume pinjaman
untuk usaha produktif terus meningkat dari tahun ke tahun. Nanti pak Kosmas
bisa cek laporan keuangan yang ada pada pengurus ataupun manajemen. Solusi yang bisa ditawarkan adalah
sekali lagi ‘jangan bosan-bosan’ melakukan pendidikan dan pendampingan, sharing
pengalaman usaha dan dilibatkan dalam pameran usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar