Rabu, 15 Juni 2016

Wawancara Informan Wirausaha Anggota 2

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Universitas Negeri Malang



TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
2
Hari/Tanggal
Rabu, 24 Februari 2016
Nama Informan
Wenslaus Naru/WN
Waktu
16.30 – 18.45 Wita
Jabatan
Sekretaris Pengawas
Tempat
Kantor Kopdit Sangosay
Topik
1.      Pengembangan Kopdit
2.      Pemberdayaan Wirausaha Anggota

Hasil wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Wenslaus Naru (WN) sebagai berikut:
P            : Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk wawancara. Kita berdiskusi tentang peran  koperasi kredit dalam memberdayakan wirausaha anggota dalam kaca mata sebagai pengawas. Menurut bapak, mengapa Koperasi Kredit Sangosay dibentuk?

WN        : Terima kasih juga pak Kosmas. Memang saat ini, saya dipercayakan anggota sebagai pengawas namun saya ikut koperasi kredit ini sejak awal sejak Simpanan Wajib masih Rp100. Saya melihat bahwa alasan mendasar pembentukan koperasi kredit yang awalnya KST untuk menjawab berbagai kesulitan yang dialami para guru dan pegawai Yayasan (Yasukda). Ia, kesulitan kebutuhan ekonomi rumah tangga. Dalam perjalanan selanjutnya, koperasi kredit ini juga menyiapkan dana pinjaman agar anggota bisa berusaha atau mengembangkan usaha produktif.
P            : Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
WN        : Ya, sebagai pengawas, saya juga anggota. Sebagai anggota, tentu saya mengembangkan koperasi kredit dengan tertib memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota seperti setia menyetor simpanan, mengikuti pertemuan dan pendidikan koperasi serta meminjam dan mengembalikan secara teratur. Namun sebagai pengawas, saya pun memiliki tugas tambahan yaitu melakukan kontrol, pemeriksaan secara rutin baik setiap bulan untuk pemeriksaan kas maupun pemeriksaan setiap tiga bulan; pemeriksaan lengkap. Waktu pemeriksaan lengkap itu ada lima (5) aspek yang kami periksa yakni hukum, organisasi, kuangan, permodalan dan manajemen. Selain pemeriksaan, kami pun menjaga agar perjalanan pengelolaan koperasi kredit tidak keluar dari aturan dan jati diri.

P            : Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
WN        : Hehehe ada banyak capaian. Saya hanya melihat capaian sebagai pengawas. Secara keseluruhan Koperasi Kredit ini sehat. Kami nilai sesuai Peraturan Menteri Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Kedua, kami melakukan audit setiap cabang pelayanan untuk memastikan ketertiban pengelolaan, melihat rencana-realisasi program pengurus dan yang dilakukan manajemen. Ketiga, Koperasi Kredit Sangosay , pengelolaannya semakin jujur, transparan dan professional. Semuanya itu membuat koperasi kredit memiliki citra yang baik di tengah anggota dan maasyarakat.
P            : Tantangan apa yang paling Bapak rasakan sebagai pengawas dalam karya pelayanan koperasi kredit kepada anggota?
WN        : Ada cukup banyak tantangan yang dihadapi, saya pikir ini juga dialami semua lembaga keuangan. Saya melihat sebagai pengawas bahwa tantangan Koperasi Kredit Sangosay adalah pemanfaatan kredit oleh anggota yang belum terarah sehingga masih ada kredit macet. Walaupun prosentasinya kecil tetapi secara angka mutlak cukup besar hehehe. Ada sebagian besar anggota yang mau bergabung pada koperasi kredit yang mereka pikirkan adalah pinjaman. Selain itu, ada anggota ganda sehingga ada peminjam ganda (satu anggota bisa menjadi anggota pada lebih dari satu koperasi kredit). Dengan demikian, kalau ada macet pun ganda. Yang terakhir ini, saya melihat ada semacam kompetisi dengan lembaga keuangan lain.
P            :  Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan berkembang hingga saat ini?
WN        :  Saya pikir pendidikan dan pelatihan yang terus menerus kepada anggota, pengurus dan pengawas. Melalui pendidikan dan pelatihan, semua orang tahu akan kewajiban dan haknya masing-masing dan sadar berkoperasi kredit. Tidak kalah penting adalah menciptakan variasi produk simpanan dan pinjaman serta perlindungan. Pemberian suku bunga simpanan dan pinjaman yang kompetitif dan juga bagian SHU kepada anggota lebih baik sehingga anggota puas. PUAS menurut saya itu Pasti Urusan Anggota Selesai.




P            :  Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
WN        : Pertanyaan menarik. Mungkin lebih tahu adalah pengurus namun sebagai pengawas saya melihat bahwa koperasi kredit ini harus sudah mulai memprioritaskan pinjaman produktif agar meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota dan mengurangi kredit macet. Dengan demikian koperasi kredit akan berkelanjutan. Juga, perlu pendampingan yang teratur dan terprogram usaha-usaha anggota serta pendampingan usaha yang lebih melekat. Tantangan yang dihadapi adalah anggota masih lebuh suka pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti biaya anak sekolah, beli tanah, bangun rumah, beli kendaraan dan lain-lain. Pinjaman untuk usaha produktif masih kurang meski volume pinjaman untuk usaha produktif terus meningkat dari tahun ke tahun. Nanti pak Kosmas bisa cek laporan keuangan yang ada pada pengurus ataupun manajemen. Solusi yang bisa ditawarkan adalah sekali lagi ‘jangan bosan-bosan’ melakukan pendidikan dan pendampingan, sharing pengalaman usaha dan dilibatkan dalam pameran usaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar