Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Universitas Negeri Malang
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
3
|
Hari/Tanggal
|
Rabu, 24 Februari 2016
|
Nama Informan
|
Thomas Dola Radho/TDR
|
Waktu
|
11.00 – 14.00 Wita
|
Jabatan
|
Penasihat
|
Tempat
|
Kantor Kopdit Sangosay
|
Topik
|
1. Pengembangan
Kopdit
2. Pengembangan
Wirausaha Anggota
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Thomas Dola Radho (TDR) sebagai
berikut:
P :
Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami proses pengembangan
koperasi kredit Bapak dan pengembangan wirausaha anggota. Kapan koperasi kredit
bapak dibentuk?
TDR :
Koperasi kredit kami adalah Koperasi Kredit Sangosay dibentuk awalnya tahun
1977 dengan nama KST (Kelompok Studi Tabungan) dan resminya tanggal 28 Mei 1983
dengan anggota 28 orang dan modal Rp3 juta lebih.
P :
Menurut Bapak, apa alasan mendasar sehingga Bapak dan kawan-kawan membentuk
Koperasi Kredit ?
TDR : Prihatin
terhadap hidup sosial ekonomi para guru dan pegawai Yayasan (Yasukda) yang
sulit membiayai pendidikan anak, membangun rumah, beli tanah dan biaya
kesehatan waktu rujukan ke rumah sakit. Juga biaya masa pension yang agak
merana serta biaya-biaya sosial lain seperti adat-istiadat. Baru akhir-akhir
ini, anggota mulai memikirkan biaya usaha produktif.
P :
Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
TDR : Ada
macam cara. Mendidik para penghubung untuk membentu melakukan sosialisasi
mencari anggota baru; memperkuat para penghubung untuk memperluas segmentasi
pelayanan lintas kabupaten dengan izin operasional tingkat provinsi,
meningkatkan SDM para fungsionaris dan anggota, penguatan kapasitas staf,
perekrutan staf melalui seleksi yang ketat, reformasi pelayanan sejak tahun
2015 dengan mengadakan survey kepuasan pelayanan kepada anggota (survey
mendengarkan langsung apa kata anggota), melakukan lokakarya internal serta
menciptakan kmunikasi yang responsif.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
TDR : Baik.
Capaian peningkatan secara kuantitatif dapat dilihat pada laporan keuangan
koperasi kredit setiap bulan dan setiap akhir tahun pada laporan RAT seperti
peningkatan simpanan, pinjaman, pendapatan, pembukaan cabang pada lima
kabupaten, penggunaan IT dan kantor palayanan yang representatif baik di kantor
pusat dan sekarang mulai membangun di kantor-kantor cabang. Secara kualitatif,
ada perubahan cara hidup anggota serta kesadaran anggota berkoperasi kredit
makin baik dan perrencanaan hidup yang makin meningkat.
P :
Tantangan apa yang paling Bapak rasakan ketika membentuk, menumbuhkan dan
mengembangkan koperasi kredit Bapak?
TDR : Saya
lebih melihat, awalnya masyarakat kurang percaya kepada koperasi. Pernah muncul
koperasi namun gagal sehingga masyarakat trauma dan tidak merasa tertarik.
Selain itu juga nama ‘credit union’ menimbulkan pro-kontra dengan pemerintah
sehingga tidak cepat mendapatkan badan hukum.
P : Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk
mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan
berkembang hingga saat ini?
TDR : Pendidikan dan pelatihan menjadi roh gerakan
koperasi kredit ini; penguatan kapasitas manajemen dan pengurus; membangun
kekompakkan ke dalam, memberikan keteladanan yang baik, yang dapat dipercaya
serta membangun komunikasi yang harmonis dengan pemerintah melalui prestasi
sehingga pemerintah pun mengakui dan menerbitkan badan hukum. Citra dan
perkembangan koperasi yang makin meningkat membuat publik termasuk pemerintah
mulai percaya terhadap koperasi kredit atau credit union.
P : Apa saja produk dan pelayanan koperasi kredit
Bapak?
TDR : Variasi produk simpanan. Variasi produk
pinjaman. Variasi produk pendidikan dan perlindungan. Produk dan pelayanan
Koperasi Kredit Sangosay bagaikan ‘plavat’ menu makanan yang ada di warung
sehingga anggota bebas memilih sesuai seleranya hehehe.
P : Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan
usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian
ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
TDR : Pertanyaan
bagus. Yang selama ini kami buat adalah pendidikan untuk memotivasi anggota
menggunakan pinjaman berorientasi usaha produktif sesuai potensi dan peluang
pasar seperti pertanian, peternakan, kios, jasa kendaraan, jasa hiburan (soundsystem
waktu pesta) , jasa konstruksi dan toko. Yang kedua, pengurus menyiapkan
prosentasi pinjaman investasi lebih besar sehingga anggota bisa melakukan
pinjaman untuk investasi demi menciptakan rasa aman waktu sudah pension atau
tidak bisa kerja lagi. Tantangan
yang kami hadapi adalah belum semua anggota berminat usaha produktif; pinjaman lebih
besar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Jiwa wirausaha masih belum nampak atau
optimal. Tidak semua tetapi secara kasat mata dapat kami lihat. Jalan keluar yang kami tempuh adalah terus melakukan pendidikan untuk mengubah cara
pikir agar mulai mengarahkan diri pada usaha produktif dan investasi; kami juga
menyediakan forum-forum sharing pengalaman para wirausaha sukses, melakukan
kunjungan serta melibatkan mereka untuk ikut pameran usaha yang dilakukan
pemerintah setempat melalui Dinas Koperasi dan UMKM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar