Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Universitas Negeri Malang
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
1
|
Hari/Tanggal
|
Rabu, 17 Februari 2016
|
Nama Informan
|
Philipus Lusi/PL
|
Waktu
|
13.30 – 15.35 Wita
|
Jabatan
|
Wakil Ketua Pengurus
|
Tempat
|
Kantor Kopdit Sangosay
|
Topik
|
1. Pengembangan
Kopdit
2. Pengembangan
Wirausaha Anggota
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Philipus Lusi (PL) sebagai berikut:
P : Terima
kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami proses pengembangan koperasi
kredit Bapak dan pengembangan wirausaha anggota. Kapan koperasi kredit bapak
dibentuk?
PL :
Koperasi kredit kami adalah Koperasi Kredit Sangosay dibentuk awalnya tahun
1977 dengan nama KST (Kelompok Studi Tabungan) dan resminya tanggal 28 Mei 1983
dengan anggota 28 orang dan modal Rp3 juta lebih.
P :
Menurut Bapak, apa alasan mendasar sehingga Bapak dan kawan-kawan membentuk
Koperasi Kredit ?
PL :
Kami tidak memiliki impian yang muluk-muluk pada waktu awal. Alasan kami
membentuk koperasi kredit ini pertama, membantu meringankan beban para guru dan
pegawai di lingkungan Yasukda (Yayasan Persekolahan Katolik Ngada) yang
mengalami kesulitan biaya anak sekolah, biaya rumah sakit dan terlibat utang.
Kedua, saling membantu pada lingkungan kecil. Ketiga, membebaskan anggota dari
rentenir dan keempat, membantu anggota membuka usaha produktif.
P : Bagaimana
Bapak mengembangkan koperasi kredit?
PL :
Suatu pertanyaan yang bagus, membuat saya dan kawan-kawan sebagai pengurus yang
mendapatkan mandat langsung dari anggota melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan)
untuk terus mereflesikan diri dalam mengembangkan koperasi kredit ini. Yang
kami lakukan adalah motivasi melalui para guru dengan cara cerita dari mulut ke
mulut, para pengurus (fungsionaris) mengembangkan kapasitas diri melalui
pelatihan dan sharing pengalaman; melakukan studi banding (sejak muncul program
kopdit model 2000 kerjasama dengan CCA-Kanada dengan Inkopdit dan BK3D kini
Puskopdit Flores Mandiri; pengeloalaan manajerial harus mengarahkan pada
manajemen profsional; menciptakan variasi produk pelayanan; pengenalan koperasi
kredit pada anak usia dini dan merangsang jiwa wirausaha anggota melalui
pelatihan, sharing usaha berhasil dan pendampingan.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
PL : Ada
dua jenis capaian yang saya lihat dan saksikan. Pertama, capaian-capaian yang
bersifat kuantitatif seperti pertumbuhan jumlah anggota, peningkatan jumlah
simpanan anggota, pertambahan modal kerja, pertambahan pendapatan, peningkatan
perputaran pinjaman anggota, penurunan kredit macet dan pertambahan aset atau
kekayaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk yang ini pak Kosmas
(peneliti) dapat dilihat pada statistic Koperasi Kredit Sangosay yang termuat
pada Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas pada setiap akhir tahun
pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). Yang kedua adalah capaian kualitatif yang
memang agak sulit diukur secara kuantitatif tetapi dapat dilihat dan dirasakan
yaitu tingkat kesadaran anggota dalam menabung, pola hidup hemat dan ada
perencanaan usaha meski dalam ukuran yang masih sederhana dan kecil-kecil.
Kehadiran koperasi kredit ini cukup membantu anggota dan masyarakat semakin
tidak bergantung pada orang lain tetapi mulai percaya diri untuk membangun
ekonomi sendiri dalam kebersamaan.
P : Tantangan
apa yang paling Bapak rasakan ketika membentuk, menumbuhkan dan mengembangkan
koperasi kredit Bapak?
PL :
Setiap usaha apa saja pasti ada tantangan. Demikian juga dengan koperasi
kredit. Tantangan awal yang paling saya rasakan adalah setiap orang merasa awam
dengan koperasi apalagi koperasi model pemerintah (Koperasi Unit Desa) pernah
ada lalu bubar atau kurang berkembang positif; yang kedua, setiap orang merasa
ragu khususnya pengelolaan koperasi yang semakin besar takutnya bubar seperti
yang lain, ketiga kurangnya pemahaman anggota terhadap koperasi kredit sebagai
lembaga keuangan dan lebih dimengerti sebagai lembaga sosial; respon pesimistis
dari masayarakat untuk menjadi anggota koperasi kredit karena trauma masa lalu
seta perilaku instan sekelompok masyarakat dan sebagian anggota menjadi
tantangan tersendiri.
P : Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk
mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan
berkembang hingga saat ini?
PL : Kami tetap memperhatikan pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan menjadi kunci utama baik tingkat dasar
maupun tingkat lanjutan. Juga peningkatan kemampuan SDM para pengelola baik
pengurus, pengawas, penasihat, general manajer, para manajer cabang dan staf
serta melakukan ekspansi wilayah pengembangan dan pelayanan kepada anggota dan
masyarakat.
P : Apa saja produk dan pelayanan koperasi kredit
Bapak?
PL : Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada
brosur. Yang saya ingat ada macam-macam simpanan seperti simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan kapitalisasi, simpanan bunga harian, simpanan berjangka,
simpanan untuk pendidikan, simpanan pensiunan dan simpanan pelajar-mahasiswa.
Untuk pinjaman ada pinjaman umum khusus untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
pendidikan anak, beli tanah, beli kendaraan, bangun rumah dll serta pinjaman
khusus untuk usaha produktif anggota baik menengah dan besar. Satu lagi
pinjaman microfinance untuk anggota atau kelompok usaha yang masih kecil.
Selain simpanan dan pinajaman ada juga program pendidikan dan pelatihan baik
untuk anggota maupun pengelola serta perlindungan baik yang sakit maupun
meninggal dunia.
P : Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan
usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian
ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
PL :
Baik. Ini pertanyaan yang sulit dan saya berusaha menjawab satu persatu,
mudah-mudahan bisa menjawab rasa penasaran atau rasa ingin tahu peneliti
hehehe. Saya pikir pertanyaan ini sangat penting demi pertumbuhan, perkembangan
koperasi kredit kami secara berkelanjutan. Seharusnya, kami terus melakukan
evaluasi bagian yang penting ini. Yang kami lakukan adalah pertama,
menginventarisir usaha ataupun potensi usaha anggota yang perlu dikembangkan.
Berdaasrkan inventarisasi tersebut kami berikan pendampingan dan pelatihan dan
juga menyiapkan pinjaman khusus untuk usaha produktif mulai dari kecil,
menengah dan besar sesuai kebutuhan usaha anggota. Kami juga mulai merekrut
calon karyawan berdasarkan usaha anggota sehingga mereka kelak bisa menjadi
konsultan usaha anggota sebab kami percaya bahwa apabila usaha produktif
anggota berhasil akan meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota,
anggota sejahtera dan koperasi kredit dapat mengurangi kredit macet sebab
anggota tertib mengangsur pinjaman, juga melalui usaha ini dapat memperluas
segmen anggota dan meningkatkan partisipasi anggota yang tinggi terhadap
koperasi kredit. Tantangan yang kami
hadapi adalah prosentasi pinjaman usaha produktif masih belum optimal sebab
anggota masih lebih ke pinjaman pendidikan dan kesejahteraan, pendampingan dari
kopdit masih kurang optimal juga ditambah lagi pemahaman berwirausaha baik
pengurus maupun anggota masih rendah serta perilaku kurang konsisten terhadap
usaha dan pembukuan usaha masih campur dengan pembukuan rumah tangga bahkan
sebagian anggota yang berusaha belum ada catatan sama sekali hehehe. Ini
menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk mengatasinya. Caranya, memberikan pelatihan,
pendampingan kepada kelmpok-kelompok kategori usaha, sharing usaha bagi
wirausahawan/I yang berhasil dalam pra-RAT, RAT maupun pertemuan-pertemuan
serta sharing usaha pada masing-masing anggota. Saya mau katakan bahwa usaha
produktif anggota sukses, koperasi kredit berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar