Rabu, 15 Juni 2016

Wawancara Informan Wirausaha Anggota 1

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa S2 Universitas Negeri Malang



TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
1
Hari/Tanggal
Rabu, 17 Februari 2016
Nama Informan
Philipus Lusi/PL
Waktu
13.30 – 15.35 Wita
Jabatan
Wakil Ketua Pengurus
Tempat
Kantor Kopdit Sangosay
Topik
1.      Pengembangan Kopdit
2.      Pengembangan Wirausaha Anggota

Hasil wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Philipus Lusi (PL) sebagai berikut:
P            : Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami proses pengembangan koperasi kredit Bapak dan pengembangan wirausaha anggota. Kapan koperasi kredit bapak dibentuk?

PL          : Koperasi kredit kami adalah Koperasi Kredit Sangosay dibentuk awalnya tahun 1977 dengan nama KST (Kelompok Studi Tabungan) dan resminya tanggal 28 Mei 1983 dengan anggota 28 orang dan modal Rp3 juta lebih.
P            : Menurut Bapak, apa alasan mendasar sehingga Bapak dan kawan-kawan membentuk Koperasi Kredit ?
PL          : Kami tidak memiliki impian yang muluk-muluk pada waktu awal. Alasan kami membentuk koperasi kredit ini pertama, membantu meringankan beban para guru dan pegawai di lingkungan Yasukda (Yayasan Persekolahan Katolik Ngada) yang mengalami kesulitan biaya anak sekolah, biaya rumah sakit dan terlibat utang. Kedua, saling membantu pada lingkungan kecil. Ketiga, membebaskan anggota dari rentenir dan keempat, membantu anggota membuka usaha produktif.
P            : Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
PL          : Suatu pertanyaan yang bagus, membuat saya dan kawan-kawan sebagai pengurus yang mendapatkan mandat langsung dari anggota melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan) untuk terus mereflesikan diri dalam mengembangkan koperasi kredit ini. Yang kami lakukan adalah motivasi melalui para guru dengan cara cerita dari mulut ke mulut, para pengurus (fungsionaris) mengembangkan kapasitas diri melalui pelatihan dan sharing pengalaman; melakukan studi banding (sejak muncul program kopdit model 2000 kerjasama dengan CCA-Kanada dengan Inkopdit dan BK3D kini Puskopdit Flores Mandiri; pengeloalaan manajerial harus mengarahkan pada manajemen profsional; menciptakan variasi produk pelayanan; pengenalan koperasi kredit pada anak usia dini dan merangsang jiwa wirausaha anggota melalui pelatihan, sharing usaha berhasil dan pendampingan.
P            : Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
PL          : Ada dua jenis capaian yang saya lihat dan saksikan. Pertama, capaian-capaian yang bersifat kuantitatif seperti pertumbuhan jumlah anggota, peningkatan jumlah simpanan anggota, pertambahan modal kerja, pertambahan pendapatan, peningkatan perputaran pinjaman anggota, penurunan kredit macet dan pertambahan aset atau kekayaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk yang ini pak Kosmas (peneliti) dapat dilihat pada statistic Koperasi Kredit Sangosay yang termuat pada Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas pada setiap akhir tahun pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). Yang kedua adalah capaian kualitatif yang memang agak sulit diukur secara kuantitatif tetapi dapat dilihat dan dirasakan yaitu tingkat kesadaran anggota dalam menabung, pola hidup hemat dan ada perencanaan usaha meski dalam ukuran yang masih sederhana dan kecil-kecil. Kehadiran koperasi kredit ini cukup membantu anggota dan masyarakat semakin tidak bergantung pada orang lain tetapi mulai percaya diri untuk membangun ekonomi sendiri dalam kebersamaan.
P            : Tantangan apa yang paling Bapak rasakan ketika membentuk, menumbuhkan dan mengembangkan koperasi kredit Bapak?
PL          : Setiap usaha apa saja pasti ada tantangan. Demikian juga dengan koperasi kredit. Tantangan awal yang paling saya rasakan adalah setiap orang merasa awam dengan koperasi apalagi koperasi model pemerintah (Koperasi Unit Desa) pernah ada lalu bubar atau kurang berkembang positif; yang kedua, setiap orang merasa ragu khususnya pengelolaan koperasi yang semakin besar takutnya bubar seperti yang lain, ketiga kurangnya pemahaman anggota terhadap koperasi kredit sebagai lembaga keuangan dan lebih dimengerti sebagai lembaga sosial; respon pesimistis dari masayarakat untuk menjadi anggota koperasi kredit karena trauma masa lalu seta perilaku instan sekelompok masyarakat dan sebagian anggota menjadi tantangan tersendiri.
P            :  Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan berkembang hingga saat ini?
PL          :  Kami tetap memperhatikan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan menjadi kunci utama baik tingkat dasar maupun tingkat lanjutan. Juga peningkatan kemampuan SDM para pengelola baik pengurus, pengawas, penasihat, general manajer, para manajer cabang dan staf serta melakukan ekspansi wilayah pengembangan dan pelayanan kepada anggota dan masyarakat.
P            :  Apa saja produk dan pelayanan koperasi kredit Bapak?
PL          :  Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada brosur. Yang saya ingat ada macam-macam simpanan seperti simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan kapitalisasi, simpanan bunga harian, simpanan berjangka, simpanan untuk pendidikan, simpanan pensiunan dan simpanan pelajar-mahasiswa. Untuk pinjaman ada pinjaman umum khusus untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, beli tanah, beli kendaraan, bangun rumah dll serta pinjaman khusus untuk usaha produktif anggota baik menengah dan besar. Satu lagi pinjaman microfinance untuk anggota atau kelompok usaha yang masih kecil. Selain simpanan dan pinajaman ada juga program pendidikan dan pelatihan baik untuk anggota maupun pengelola serta perlindungan baik yang sakit maupun meninggal dunia.
P            :  Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
PL          : Baik. Ini pertanyaan yang sulit dan saya berusaha menjawab satu persatu, mudah-mudahan bisa menjawab rasa penasaran atau rasa ingin tahu peneliti hehehe. Saya pikir pertanyaan ini sangat penting demi pertumbuhan, perkembangan koperasi kredit kami secara berkelanjutan. Seharusnya, kami terus melakukan evaluasi bagian yang penting ini. Yang kami lakukan adalah pertama, menginventarisir usaha ataupun potensi usaha anggota yang perlu dikembangkan. Berdaasrkan inventarisasi tersebut kami berikan pendampingan dan pelatihan dan juga menyiapkan pinjaman khusus untuk usaha produktif mulai dari kecil, menengah dan besar sesuai kebutuhan usaha anggota. Kami juga mulai merekrut calon karyawan berdasarkan usaha anggota sehingga mereka kelak bisa menjadi konsultan usaha anggota sebab kami percaya bahwa apabila usaha produktif anggota berhasil akan meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota, anggota sejahtera dan koperasi kredit dapat mengurangi kredit macet sebab anggota tertib mengangsur pinjaman, juga melalui usaha ini dapat memperluas segmen anggota dan meningkatkan partisipasi anggota yang tinggi terhadap koperasi kredit. Tantangan yang kami hadapi adalah prosentasi pinjaman usaha produktif masih belum optimal sebab anggota masih lebih ke pinjaman pendidikan dan kesejahteraan, pendampingan dari kopdit masih kurang optimal juga ditambah lagi pemahaman berwirausaha baik pengurus maupun anggota masih rendah serta perilaku kurang konsisten terhadap usaha dan pembukuan usaha masih campur dengan pembukuan rumah tangga bahkan sebagian anggota yang berusaha belum ada catatan sama sekali hehehe. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk mengatasinya. Caranya, memberikan pelatihan, pendampingan kepada kelmpok-kelompok kategori usaha, sharing usaha bagi wirausahawan/I yang berhasil dalam pra-RAT, RAT maupun pertemuan-pertemuan serta sharing usaha pada masing-masing anggota. Saya mau katakan bahwa usaha produktif anggota sukses, koperasi kredit berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar