Jumat, 07 Februari 2014

Koperasi (Kredit) versi Ketua DPRD Ende Periode 2009-2014


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Pagi itu hujan terus mengguyur Kekandere, Nangapenda. Dalam suasana hujan yang terus membasahi bumi Kekandere, sejumlah besar anggota terus berbondong-bondong menuju suatu tempat di samping sebuah bangunan nan megah dan luas. Gedung itu adalah kantor pelayanan Koperasi Kredit Ampera Kekandere, Rajawawo, Nangapenda, Ende.


Untuk apa anggota dan simpatisan termasuk undangan berbondong-bondong ke sana. Ternyata di sana ada hajatan masyarakat akar rumput yakni pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-25 Koperasi Kredit Ampera.

Sungguh luar biasa. Mungkin suasana solidaritas dan saling mendengarkan di kampung masih alami sehingga 3/4 dari jumlah anggota per 31 Desember 2013, 779 orang bertumpah ruah pada aula terbuka yang telah disiapkan panitia untuk hajatan dimaksud. Tidak ketinggalan 4 kepala desa pada wilayah tersebut, utusan Puskopdit Flores Mandiri dan Ketua DPRD Kabupaten Ende periode 2009-2014 sekaligus bupati Ende terpilih periode 2014-2019.

Dia adalah Marsel Petu. Ketua DPRD dan bupati terpilih yang akan dilantik tanggal 07 April 2014 itu sungguh antusias dengan pemberdayaan akar rumput di pedesaan yang bernama koperasi kredit. Bahkan ia sendiri masuk menjadi anggota dan berkomitmen untuk mengikuti seluruh proses dan mekanisme koperasi kredit termasuk mengikuti pendidikan dasar 7 jam koperasi kredit. Ini sungguh luar biasa lantaran biasanya para politisi dan pejabat masuk menjadi anggota koperasi kredit sebelum proses pemilihan. Namun tokoh yang satu ini masuk menjadi anggota setelah seluruh proses pemilihan dan menang dalam pemilukada pada putaran 2.

Marsel Petu mengawali sambutannya dengan memberikan apresiasi yang tinggi kepada fungsionaris dan anggota Koperasi Kredit Ampera yang berada di desa namun memberikan prestasi yang luar biasa. Per 31 Desember 2013, kopdit ini mengumpulkan 779 anggota, simpanan saham 2,2 miliar lebih, simpanan non saham 0,1 miliar lebih, pinjaman beredar pada anggota 1,6 miliar lebih, dan aset atau kekayaan 2,9 miliar lebih. Angka-angka ini kalau dibandingkan dengan koperasi kredit atau lembaga keuangan di kota memang belum apa-apa. Akan tetapi di desa atau kampung seperti Kekandere, hal ini merupakan prestasi yang luar biasa. Angka-angka ini merupakan visualisasi pengorbanan dan kerja keras semua pihak untuk memobilisasi budaya menabung pada masyarakat desa terutama anggota. 

Untuk itu, Marsel Petu mengatakan bahwa ini perbuatan penting dan luar biasa apalagi dimulai dari penderitaan sehingga sesuai dengan namanya AMPERA (AManat PEnderitaan RAkyat). Beliau juga menjelaskan upaya-upaya pemerintah Kabupaten Ende dalam kerjasama dengan DPRD berkomitmen membangun koperasi di Kabupaten Ende cukup besar terutama alokasi dana APBD kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN untuk peningkatan kualitas koperasi-koperasi di wilayah kabupaten. Meski beliau sadari bahwa untuk koperasi kredit tidak lagi membutuhkan dana berputar karena asas kemandirian namun kita berusaha memberikan dana untuk penguatan kapasitas fungsionaris dan pendidikan anggota.

Dengan berbagai dukungan tersebut, diharapkan jiwa dan semangat koperasi benar-benar ditanam di sanuberi setiap anggota. Koperasi itu adalah wujud nyata ekonomi kerakyatan yang adalah juga sebagai basis-basis ekonomi yang dirasakan oleh kita setiap hari. Koperasi adalah bentuk dan modal ekonomi dalam sistem ekonomi Pancasila dan Pancasila sebagai asas demokrasi ekonomi. Oleh karena itu koperasi = kresejahteraan bersama yang melibatkan partisipasi anggota menjadi sesuatu yang wajib.

Marsel juga menambahkan untuk membangun koperasi (kredit) yang kuat maka kita anggota dan fungsionaris hendaknya kembali ke dalam 5 filosofi kita yakni gege, sike, ako, wangga dan su'u.

Gege artinya kita saling bergandengan tangan, bahu-membahu membangun koperasi. Tidak ada yang tidak digandeng menjadi anggota. Setelah kita menggandeng, kita perlu sike artinya saling menopang agar tidak mudah jatuh, kopdit tidak mudah bangkrut. Gege dan sike harus didukung dengan ako artiya kita telah menggandeng, menopang lalu menggendong untuk kesejahteraan bersama. Tidak ada anak ema dan anak tiri dalam koperasi kredit. Ako atau gendong selesai, kita perlu wangga, memikulnya dengan bahu kita sendiri. Jangan terlalu mengharapkan kekuatan pada orang lain. Kita wangga dengan kekuatan kita sendiri dalam kebersamaan. Akhirnya kita su'u artinya kita saling menjunjung. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Apabila kita menganuti 5 filosofi ini dan menjalakannya secra konsisten dan komitmen, maka saya yakin koperasi kredit Ampera akan kuat, besar, sehat dan berkelanjutan.

Demikian satu dua pikiran koperasi (kredit) versi Ketua DPRD Ende yang sempat penulis rekam. Ada banyak komitmen apabila setelah dilantik nanti menjadi orang nomor 1 di Kabupaten Ende, berjanji untuk mengembangkan ekonomi rakyat pedesaan melalui lembaga koperasi termasuk Koperasi Kredit Ampera. Beliau juga menitipkan pesan agar Kopdit Ampera juga mulai meningkatkan wirauhsa anggota apalagi ada program 2 miliar per desa dari pemerintah. Dana sebesar itu harusnya meningkatkan pendapatan ekonomi rakyat dan kita harus malu bahwa kita  orang miskin. 

"Saya berkomitmen apabila setelah dilantik nanti, kita bersama-sama membangun koperasi (kredit) sebagai wadah ekonomi kerakyatan. Saya hari ini telah didaftar menjadi anggota Koperasi Kredit Ampera dan apabila ada pendidikan, tolong disampaikan juga kepada saya, agar saya bisa mengikutinya sebagai kewajiban anggota yang baik!" 

Kata-kata ini mendapatkan aplaus yang besar anggota yang hadir. Ada komentar lepas, "Ini baru pemimpin". Mudah-mudahan pernyataan komitmen ini bisa lestari diimplementasikan dalam seluruh periode pemerintahnya 2014-2019.

Proficiat Ketua DPRD Kabupaten Ende 2004-2009 sekaligus Bupati Terpilih 2014-2019.

Dicatat ulang tanggal 08 Februari 2014

1 komentar: