Selasa, 11 Februari 2014

Koperasi Kredit & Pencipta Investor Lokal


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Setiap individu ataupun golongan memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang investor. Mengapa, investor menjadi impian hampir sebagian besar umat manusia di duni ini? Ia, bagaikan gunung tinggi dengan rerumputan hijau yang dipandang dari kejauhan sungguh indah dan menyenangkan. Namun untuk mencapai ke sana, butuh pengorbanan, kerja keras dan kerja cerdas serta memiliki keberanian untuk melewati berbagai tantangan yang menantang maut. Mungkin ada ular berbisa, ular cobra yang siap menerkam serta binatang ganas lainnya belum lagi bukit yang curam yang bisa saja menenggelamkan impian seseorang bersama seluruh dirinya.



Walaupun demikian setiap kita selalu berhasrat untuk menjadi investor andalan. Kehidupan investor yang serba menyenangkan membuat setiap orang bersungguh-sungguh mengejar untuk digapainya. Meski harus disadari bahwa tidak semua orang dapat memperolehnya apalagi dengan cara yang mudah. 

Kita di daerah apabila berbicara tentang investor langsung terlintas dalam benak pikiran kita bahwa itu adalah orang-orang spesial  dan dari latar belakang tertentu. Tidak semua orang dapat menjadi investor. Ditambah lagi bahwa investor adalah mereka-mereka yang banyak uang dan harta serta harus datang dari daerah luar bahkan luar negeri.

Stigmatisasi ini semakin melemahkan posisi dan perjuangan kita untuk menjadi investor pada daerah sendiri. Situasi semakin sulit diperkuat dengan pemikiran dan strategi pemerintah daerah yang senantiasa lebih percaya pada investor luar dari pada memberdayakan orang-orang daerah untuk menjadi investor. Investor selalu dikaitkan dengan kegiatan penambangan. Hal ini semakin menutup peluang bagi para calon dan investor lokal.

Koperasi Kredit haru Melahirkan Investor Lokal
Pemikiran yang keliru di atas, hendaknya diperbaharui oleh gerakan koperasi kredit di daerah. Gerakan koperasi kredit selama ini sudah memiliki kemampuan dan berhasil memobilisasi simpanan dengan rupa-rupa bentuk. Pertumbuhan dan perkembangan gerakan koperasi kredit di daerah Flores terutama Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo yang tergabung pada Puskopdit Flores Mandiri juga cukup signifikan kalau tidak dikatakan sangat luar biasa.

Sekedar contoh konkret, keanggotaan Puskopdit Flores Mandiri 45 koperasi kredit itu telah mengumpulkan anggota individu per 31 Desember 2013 sebanyak 103,011 orang, simpanan saham Rp353,643,680,000, simpanan non saham Rp217,672,343,000, pinjaman beredar Rp484,715,096,000 dan aset Rp695,800,365,000.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa sesungguhnya masyarakat setempat apabila melakukan budaya hidup hemat dan menabung secara simultan bisa menciptakan para pengusaha atau investor lokal.

Koperasi kredit hendaknya terus berupaya untuk mendorong para anggotanya melakukan pinjaman untuk menginvestasikan keuangan itu di dalam koperasi kredit demi mengembangkan usaha yang lebih besar sehingga pada saatnya, ia menjadi investor lokal yang handal. Tanpa bekerja pun, keuangannya akan terus menambah kantung-kantung pendapatannya secara luar biasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar