Minggu, 16 Februari 2014

Kopdit & Pergulatan Sosial


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Hampir tujuh belas tahun mengabdi diri pada lembaga pemberdayaan masyarakat akar rumput dengan sebutan keren koperasi kredit atau credit union. Sejak itulah, penulis yang miskin prestasi fenomenal ini jatuh cinta dan tidak mau lepas dari lembaga itu sejak Mei 1997. Tidak main-main sejak tamat sekolah pada perguruan tinggi di Sikka-Maumere, penulis menerjunkan diri pada lembaga ini dan hampir pensiun pada lembaga yang sama.


Hal ini diluar dugaan dan impian pribadi. Sejak masih sekolah, kadang cepat puas dan bosan pada satu tempat kegiatan serta mau terus berubah-ubah dari suatu waktu ke waktu yang lain dan dari tempat yang satu ke tempat lain. Sesungguhnya penulis bukan tipe yang mau bertahan mapan pada suatu tempat.

Akan tetapi itulah kenyataan yang penulis alami. Sejak menjatuhkan pilihan pada lembaga ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penulis mampu bertahan selama 17 tahun lamanya dan tinggal 9 tahun lagi memasuki masa pensiun. Belum ada tanda-tanda untuk meninggalkan lembaga ini dan mau berpaling pada yang lain. Keren juga, setia sampai akhir pengabdian (pensiun) pada lembaga yang sama sejak jatuh cinta pertama kali hehehehe

Apa yang membuat penulis mampu bertahan pada lembaga ini. Lembaga yang bergerak pada usaha simpan pinjam dengan dilandasi empat pilar utama yakni pendidikan, kemandirian, solidaritas dan inovasi senantiasa bergulat dengan masalah sosial dan bersama masyarakat mencari jalan keluarnya.

Koperasi kredit sejak sejarah berdirinya senantiasa bergelut dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan serta mencari solusi alternatif penyelesaiannya. Sebut saja, masalah sosial yang sering menimpa bagian terbesar masyarakat Flores misalnya budaya pesta, hura-hura, bersifat konsumtif, mau menghabiskan, tidak mau bekerja keras, mau yang instan-instan saja, tidak mau menabung hanya mau meminjam untuk membelanjakan hal-hal yang konsumtif.

Pergulatan sosial itu menjadi tantangan nyata di depan mata bagi lembaga koperasi kredit yang senantiasa mengusung nilai-nilai kejujuran, mau hidup hemat, menunda kesenangan hari ini untuk kenikmatan hidup masa depan, saling percaya, menjauhkan pola hidup boros, mabuk-mabukkan, pesta pora, menjanjikan pendidikan yang berkualitas, memberi harapan usia hidup yang lebih panjang dengan masa pensiun bahagia, masa yang tidak lagi bekerja tetapi uang mengalir terus ke dalam saku pendapatan keluarganya, hidup saling bertenggangrasa, tidak menghakimi, menghormati harkat-martabat pribadi dan orang lain, menghindari kehidupan dari gangguan narkoba, minuman keras, pergaulan tidak sehat dan tindakan sosial lainnya.

Penulis pun bangga bahwa ada tanda-tanda perubahan kehidupan pada masyarakat setelah mendapatkan animasi dan desiminasi informasi dari gerakan koperasi kredit. Mobilisasi simpanan berjalan cukup berhasil dan pinjaman untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga serta menciptakan para pengusaha (investor) lokal yang handal. Koperasi kredit ampu mengatasi berbagai masalah sosial dan menciptakan keseimbangan kehidupan.

Catatan harian , 17 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar