Jumat, 21 Februari 2014

Kopdit & Dialog Kehidupan


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Manusia bukanla sebuah pulau dalam kesendirian. Thomas Merton penulis Inggris menulis itu dalam refleksi perjalanan hidupnya "No man is island".  Thomas Merton sungguh menyadari bahwa sejak kelahirannya dari perut ibu dan menumpang kembali ke dalam perut bumi, seorang manusia itu bukan sebuah pulau mati yang kesendirian. Manusia selalu berhubungan dengan yang yang lain. Saban detik, senantiasa berdialog dengan sesama yang lain, alam sekitar dan lingkungan yang didiaminya secara gratis meski saat ini tidak ada lagi tempat yang gratis bagi seorang anak manusia.



Refleksi dan permenungan Thomas Merton sungguh menyentuh hati setiap insan di plenet bumi ini utnuk hidup selalu berdampingan dan berbagi dengan yang lain. Betapa indahnya kalau sebuah taman kehidupan manusia ditaburi beraneka ragam warna dan jenis bunga pribadi manusia yang unik namun tetap dalam kebersamaan.

Suatu yang mustahil terjadi apabila seorang manusia hidup dalam kesendirian. Hidup hanya untuk dirinya sendiri. Hidup tanpa berbagi kehidupan dengan yang lain. Omong kosong bahwa satu golongan di tengah dunia yang makin pluralis seperti saat ini, ia mau hidup tanpa berkorealasi secara manusiwi dengan yang lain. Ada orang atau kelompok-kelompok tertentu mau meniadakan yang lain dan hanya mengutamakan dirinya dan golonganya. Apalagi berkesan mau memaksa orang lain harus mengikuti dirinya atau golongannya. Wah, berarti mereka meniadakan diri dan martabatnya sebagai manusia.

Kecenderungan untuk meniadakan yang lain, saat ini makin terasa. Di mana-mana kelompok minoritas selalu menjadi korban kehausan kekuasaan orang atau kelompok mayoritas bahkan dengan cara-cara yang meniadakan harkat dan martabat mereka sebagai manusia yang senantiasa berbagi kehidupan dengan yang lain. 

Peristiwa itu patut kita sayangkan. Kita berupaya keras agar spirit yang demikian tidak lagi tumbuh subur di tengah Indonesia yang pluralis dari sononya. Indonesia menjadi lebih indah karena keberagamannya yang tetap satu, solid dan penuh rasa solidaritas. Bahasa kerennya, "Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu Indonesia Raya".

Spiritualitas Bhineka Tungga Ika harus kita kembangkan, budidayakan dan lestarikan tanpa diadudomba oleh orang-orang atau kelompok yang tidak menghargai harkat dan martabatnya sebagai manusia yang hanya menghidup pribadinya atau golongannya.

Gerakan koperasi kredit atau credit union sejak awal berdirinya sungguh menganut prinsip ini. Apalagi dibarengi dengna empat pilar tiang penopang kehidupannya yang berkelanjutan. Pendidikan, swadaya, solidaritas dan inovasi. 

Koperasi kredit atau credit union mengusung "One for Others and Others for One". Manusia berbagi dengan kehidupan yang lain. Koperasi kredit tidak mengutamakan satu golongan apalagi satu orang. "People for Others" istilah kerennya.

Untuk itu, sudah selayaknya koperasi kredit merupakan lembaga dialog kehidupan yang tidak hanya dengan motto-motto yang indah melainkan indah dalam perbuatan. Indalah dalam implementasi. Indah dalam contoh-contoh sukses karena melakukannya. 

Koperasi kredit terus berupaya dalam keseluruhan pengelolaannya selalu mengusung keberagaman yang bersatu atau terus berdialog dengan yang lain tanpa melihat latar belakang apapun. Koperasi kredit menjadi rumah dialog kehidupan yang aman bagi semua anak manusia yang tentu tetap mempertahankan keunikan masing-masing pribadi atau pun kelompoknya. 

Tidnakan koperasi kredit mau memberikan 'best practice' bagi negeri ini yang sebagian individu atau golongan tertenu yang mulai menekan golongan minoritas untuk menjadikan golongan mayoritas sebagai hal atas kehidupan dan hak-hak spesial lainnya di negeri yang berbineka tunggal ika, Pancasila, UUD 1945 dan negara kesatuan Republik Indonesia. 

Semoga kontribusi koperasi kredit atau credit union ini menyadarkan para pihak untuk kembali berdialog kehidupan yang lain tanpa paksaan apalagi dengan pamrih tertentu.

'No man is island' Thomas Merton menggugah dan menggugat dialog kehidupan kita yang semakin indah dan nyata. Mudah-mudahan!

Ende-Flores, 22 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar