Rabu, 05 Februari 2014

Apa Sih Susahnya Menjadi Pengusaha!


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Kurang lebih sudah 15 tahun bergelut pada pemberdayaan masyarakat akar rumput yang namanya koperasi kredit. Koperasi yang fokus utama pengelolaannya pada simpan-pinjam yang dilandasi empat (4) pilar yakni Pendidikan, Swadaya/Kemandirian, Solidaritas dan Inovasi serta ditopangi tiang kejujuran dan saling percaya.


Pendidikan membuat anggota untuk secara sadar dan bertanggungjawab menjalankan hak dan kewajibannya sebagai anggota. Pendidikan membuat anggota merasa memiliki, at home dan memperjuangkan segalanya demi keberlanjutan koperasi kredit dan demi kesejahteraan anggota. 

Swadaya atau kemandirian,koperasi kredit dalam seluruh proses pengelolaannya tidak mengharapkan dari pihak lain termasuk pemerintah sekalipun. Jangankan modal perputaran, para pengurus dan pengelolanya benar-benar mandiri dari anggota, oleh anggota dan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Gerakan koperasi kredit 'alergi' dan 'trauma' dengan banyaknya campur tangan dari pihak ketiga. Dana-dana kucuran dari pemerintah atau pihak ketiga lainnya, sungguh telah mengkerdilkan keswadayaan atau kemandirian fungsionaris dan anggota koperasi kredit. Bahkan ada koperasi kredit tertentu yang telah menerima keuangan (modal berputar) dari pemerintah, perjalananya agak macet dan ada koperasi kredit mati suri dan terus mati sampai saat tulisan ini ditulis.

Solidaritas adalah kesetiakawanan yang tinggi dalam seluruh komponen kehidupan koperasi kredit. Setia kawan dalam kesedihan, kekurangan dan juga dalam kelebihan. Solidaritas menggungah semua lapiran yang bergerak dalam koperasi kredit untuk maju dan sejahtera secara adil dan bermartabat dalam kesatuan yang pluralis. Solidaritas merekat semua lapisan menuju satu dermaga impian adalah kehidupan yang lebih memiliki harga diri.

Inovasi membuat koperasi kredit untuk terus melakukan pro perubahan dan disesuaikan dengan perubahan atau kemajuan zaman. Inovasi membuat koperasi kredit tetap up to date segala proses pengelolaan dan produk-produk yang dihasilkannya. Inovasi mendorong koperasi kredit untuk mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.

Usaha/Bisnis Belum Optimal
Namun satu hal yang masih mengganjal adalah mengapa orang-orang gerakan koperasi kredit takut mengembangkan usaha produktif. Mengapa orang (anggota) koperasi kredit takut menjadi pengusaha. Data mencatat bahwa gerakan koperasi kredit saat ini telah mampu memobilisasi simpanan baik simpanan saham maupun non saham dari anggota sehinggan terjadi idle cash (kas nganggur) namun ada juga koperasi kredit yang kredit bermasalah cukup tinggi lantara sebagian besar anggota meminjam hanya untuk membiayai hal-hal yang konsumtif.

Untuk itu, sudah saatnya, orientasi fungsionaris dan anggota koperasi kredit mengarahkan pada satu impian yakni menciptakan pengusaha-pengusaha lokal boleh bertumbuh dan berkembang dengan mekar bagaikan cendawan di musim hujan. Kebetulan sekali saati lagi deras-derasnya air mata langit turun membasahi planet bumi.

A. Khoerussalim Ikhs, penulis buku "Aku harus Jadi Pengusaha"  memberikan tips-tips agar kita berani menjadi pengusaha. Ada banyak tips yang diberikan namun saya fokuskan pada beberapa pikiran praktis dan sederhana agar memudahkan kita memulai berusaha dan sekalian menjadi pengusaha sukses di daerah kita masing-masing sekaligus mengurangi idle cash dan kredit macet.

Beliau menganjurkan sama seperti para pakar dan pelaku bisnis lainnya:
Pertama, mulailah dari diri anda sendiri. Sukses anda tidak bisa diwakilkan kepada orang lain termasuk saudara kembar sekalipun. Tiap-tiap orang memiliki sidik jari kemenangan sendiri. Demikian juga dalam dunia bisnis. Anda mesti memulai dan mengembangkannya sesuai minat dan bakat serta skill yang anda miliki. Anda harus membangun di kaki kemandirian sendiri. Tidak bisa didelegasikan kepada orang lain. Intilah diri anda sebagai penentu sukses tidaknya bisnis yang akan anda bangun dan anda kembangkan dengan sepenuh hati. Andalah orang yang harus berjibaku bagaimana membangun dan sukses di bisnis yang anda pegang saat ini.

Kedua, mulailah dari yang terkecil. Anda harus memulai dari yang terkecil untuk memulai. Bisnis tidaklah mesti bermodalkan besar. Anda cukup memulai dari yang terkecil dan bangun kepercayaan diri dan tenaga serta skill maka semuanya itu bisa dijadikan uang untuk modal usaha. Banyak pengusaha sukses saat ini, bermula dari yang kecil. Bob Sadino, salah satu pengusaha sukses negeri ini memulai dengan menjajakan telur ke warung dan atau toko. Oleh karena itu, jangan gentar kalau bisnis anda saat ini masih kecil. Optimislah bahwa itu hanya tunggu waktu untuk menjadi besar dan luar biasa. Bisnis anda pasti akan menjadi besar manakala anda juga berupaya membesarkannya.

Ketiga, mulailah dari sekarang. Anda tak bisa menunggu kalau nanti sudah pensiun baru anda mulai bisnis. Anda tidak bisa mengatakan bahwa saya akan bisnis kalau saya sudah tidak diterima melamar kerja di tempat lain. Anda harus mengatakan pada diri anda sendiri bahwa saya harus memulai bisnis ini dari sekarang. Menunda hanya akan membuat anda semakin ketakutan untuk memulai. Menjadi pengusaha tidak bisa ditunda-tunda. Jangan banyak tanya, jangan banyak pikir dan lakukan sekarang. Orang Inggris bilang 'just do it now and here".

Kalau begitu, apa susanya sih menjadi Pengusaha!

Ende, 06 Februari 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar