Selasa, 10 Januari 2017

Transkrip Wawancara 9 untuk Tesis

Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Catatan:
Penulis telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada, NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus  tepat waktu penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18 narasumber secara berseri dan berurutan:



TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
9
Hari/Tanggal
Rabu, 24 Februari 2016
Nama Informan
Wenslaus Naru/WN
Waktu
16.30 – 18.30 Wita
Jabatan
Sekretaris Pengawas
Tempat
Kantor Kopdit Sangosay
Topik
1.      Jati Diri Koperasi                      3. Partisipasi Anggota
2.      Pengembangan Kopdit


Hasil wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Wenslaus Naru (WN) sebagai berikut:
P            : Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami jati diri koperasi dan pengembangan koperasi kredit Bapak. Sejak kapan mengenal koperasi dan Koperasi Kredit Sangosy? Siapa yang memperkenalkan kepada Bapak?
WN        : Terima kasih pak. Saya mengenal koperasi umumnya pada tahun 1977 ketika duduk di kelas 2 SMP. Waktu itu ada koperasi unit desa dan koperasi sekolah.. Saya kenal koperasi dari penjelasan para guru seperti Bapak Niko Sedhu dengan materi “Ekonomi-Koperasi”. Sementara Koperasi Kredit Sangosay, saya dengar tahun 1983  dan tidak terlalu kenal. Yang memperkenalkan Koperasi Kredit Sangosay seperti Bapak Thomas Dola Radho, Bapak Alo Lape, Ibu Bibi Dhongo Oy, Mama Theresia Ngewi. Waktu itu saya bergabung dengan Yasukda.
P            : Bagaimana cara mereka memperkenalkan koperasi kepada Bapak ?
WN        : Koperasi pada umumnya melalui materi dalam kelas sementara Koperasi Kredit Sangosay melalui pendidikan pertama kali 1985 di Susteran FMM Bajawa oleh tim diklat Sangosay dan BK3D NTT Barat. Pelatihan tersebut bersertifikat. Namun saya sudah menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay 1983. Melalui pelatihan tersebut, saya semakin termotivasi untuk menjadi anggota sebagai pilihan hidup meningkatkan kesejahteraan hidup. Dalam perjalanan selanjutnya, saya terus dipercayakan anggota sebagai pengurus dan sekarang menjadi sekretaris pengawas.
                                                                          
P            : Kalau begitu menurut Bapak, apa itu koperasi?
WN        : Kumpulan orang-orang yang melakukan kegiatan bersama dalam hal pengelolaan keuangan mampu berpartisipasi aktif menentukan maju-mundurnya koperasi. Koperasi itu kumpulan orang dan kumpulan modal. Kumpulan orang artinya koperasi berbasiskan anggota melaksanakan berbagai kewajiban dengan modal sebagai sarana. Kumpulan modal artinya anggota menyetor simpanan-simpanan kepada koperasi dalam kebersamaan untuk meraih kesejahteraan.
P            : Bagaimana Bapak sebagai pengurus menerangkan definisi kepada anggota? Bagaimana tanggapan anggota?
WN        : Sosialisasi dan pendidikan kepada anggota termasuk calon anggota. Dalam kegaitan-kegaitan sosial masyarakat senantiasa menerangkan tentang koperasi sehingga ada masyarakat yang mulai tertarik menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay.
P            : Sejauh mana pelaksanaan definisi koperasi dalam keseluruhan lembaga koperasi kredit Bapak?
WN        : Melalui pendidikan, motivasi dan sosialisasi, anggota tahu dan sadar tentang defenisi koperasi. Intinya anggota yakin bahwa mereka sebagai pengguna jasa dan sekaligus sebagai pemilik. Dengan demikian, anggotalah sebagai penanggungjawab utama maju-mundurnya koperasi. Anggota juga tahu, koperasi sebagai kumpulan orang yang berbasiskan anggota dan modal sebagai sarana pemberdayaan dalam koperasi.
P            :  Apa saja tantangan penerapannya? Apa jalan keluar yang Bapak usahakan sebagai pengurus?.
WN        : Tantangan yang kami hadapi adalah anggota anggap sebagai pemilik koperasi sehingga ada sebagian yang pinjam tidak mau angsur; anggota bergabung hanya untuk pinjam (tidak terlalu banyak tetapi ada). Usaha yang kami lakukan adalah sejak 1995, kami berkeliling seluruh daerah Ngada untuk melaksanakan pendidikan bagi anggota baru maupun anggota lama; kunjungan intensif ke penghubung-penghubung yang paling dekat dengan anggota dan melakukan pertemuan-pertemuan kelompok.
P            : (Terima kasih Bapak, mari kita melangkah pada nilai). Menurut Bapak, apa nilai koperasi?
WN        : Sesuatu yang positif, penting. Lahir hati sehingga bisa kerja dengan jujur dan penuh tanggungjawab. Nilai iman sehingga menjadi sesuatu yang dasariah dalam koperasi kredit.
P            : Sebutkan nilai-nilai koperasi yang Bapak ketahui?
WN        : Kejujuran, tanggungjawab, kemandirian, solidaritas dan pengorbanan.
P            : Apakah ada manfaat nilai-nilai koperasi bagi koperasi kredit Bapak?
WN        : Sangat-sangat bermanfaat. Koperasi Kredit Sangosay dapat tercapai perkembangan seperti sekarang ini karena ditunjang nilai-nilai. Tanpa nilai-nilai, koperasi kredit ini akan stagnan.
P            : Bagaimanakah Bapak menerangkan nilai-nilai koperasi kepada anggota? Apa kendalanya? Bagaimana solusinya?
WN        : Saya pikir melalui pendidikan, pelatihan dan motivasi serta pertemuan-pertemuan informal dengan anggota dan masyarakat. Tantangan: belum terlalu nampak, belum ada hal-hal yang mengganggu. Mungkin hanya tingkat kesadaran yang belum sempurna sehingga ada saja sebagian anggota yang kurang memenuhi kewajibannya. Indikatornya, Koperasi Kredit Sangosay maju dan dipercaya masyarakat. Solusi: penyadaran akan nilai-nilai melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, pertemuan serta keteladanan.
P            : Apa tanda-tanda anggota melaksanakan nilai-nilai koperasi dalampartisipasinya sebagai anggota?
WN        : (1) Tertib menyimpan, meminjam dan mengangsur. (2) Tertib mengelola keuangan. (3) Ada peningkatan tabungan dan aset koperasi. (4) Anggota mulai mengembangkan usaha-usaha produktif. (5) Pinjaman berorientasi pada usaha investasi. (7) Fungsionaris sebagai panutan untuk usaha-usaha produktif.
 P           :  (Terima kasih Bapak, kita beralih pada prinsip koperasi). Apa pendapat Bapak tetang prinsip koperasi?
WN        :  Pedoman, pegangan yang harus menjadi darah yang menggerakkan pengurus dan anggota dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya dalam koperasi.
P            :  Seberapa pentingkah prinsip-prinsip koperasi dalam meningkatkan pengelolaan koperasi kredit Bapak?
WN        : Sangat-sangat penting. Tanpa prinsip, pengelolaan koperasi akan mubazir, tidak ada pendapatan. Tanpa pendapatan, koperasi tidak akan berkembang dan tidak akan berkelanjutan seperti yang kami rasakan saat ini.
P            : Prinsip-prinisip manakah yang Bapak ingat dalam pelaksanaannya?
WN        : Pengelolaan secara terbuka, transparan; pengendalian secara demokratis; pendidikan, pelatihan; kerjasama, otonomi dan kemandirian. Hampir 7 prinsip koperasi dapat kami laksanakan dalam keseluruhan pengelolaan Koperasi Kredit kami meski belumlah 100%.
P            : Apa tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan prinsip-prinsip dimaksud?
WN        : Tantangan yang kami hadapi sebagian anggota tidak merasa memiliki, kurangnya tanggungjawab serta belum memanfaatkan pinjaman secara bijaksana; lebih ke hal-hal yang konsumtif.
P            : Bagaimanakah jalan keluar yang Bapak tempuh agar prinsip-prinsip koperasi dapat diterapkan secara konsisten dan komitmen?
WN        : Pendidikan dan pelatihan serta motivasi masih menjadi primadona. Pendidikan hendanya meningkatkan kesadaran anggota dan fungsionaris untuk berkoperasi kredit serta meningkatkan pemanfaatan uang pinjaman untuk usaha-usaha produktif atau pun investasi serta meningkatkan kesadaran anggota dan fungsionaris untuk patuh pada aturan bersama.
P            :  (Terima kasih Bapak. Kita melangkah ke proses pengembangan koperasi kredit). Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
WN        : Ya, sebagai pengawas, saya juga anggota. Sebagai anggota, tentu saya mengembangkan koperasi kredit dengan tertib memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota seperti setia menyetor simpanan, mengikuti pertemuan dan pendidikan koperasi serta meminjam dan mengembalikan secara teratur. Namun sebagai pengawas, saya pun memiliki tugas tambahan yaitu melakukan kontrol, pemeriksaan secara rutin baik setiap bulan untuk pemeriksaan kas maupun pemeriksaan setiap tiga bulan; pemeriksaan lengkap. Waktu pemeriksaan lengkap itu ada lima (5) aspek yang kami periksa yakni hukum, organisasi, kuangan, permodalan dan manajemen. Selain pemeriksaan, kami pun menjaga agar perjalanan pengelolaan koperasi kredit tidak keluar dari aturan dan jati diri.
P            : Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
WN        : Hehehe ada banyak capaian. Saya hanya melihat capaian sebagai pengawas. Secara keseluruhan Koperasi Kredit ini sehat. Kami nilai sesuai Peraturan Menteri Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Kedua, kami melakukan audit setiap cabang pelayanan untuk memastikan ketertiban pengelolaan, melihat rencana-realisasi program pengurus dan yang dilakukan manajemen. Ketiga, Koperasi Kredit Sangosay , pengelolaannya semakin jujur, transparan dan professional. Semuanya itu membuat koperasi kredit memiliki citra yang baik di tengah anggota dan maasyarakat.
P            : Tantangan apa yang paling Bapak rasakan sebagai pengawas dalam karya pelayanan koperasi kredit kepada anggota?
WN        : Ada cukup banyak tantangan yang dihadapi, saya pikir ini juga dialami semua lembaga keuangan. Saya melihat sebagai pengawas bahwa tantangan Koperasi Kredit Sangosay adalah pemanfaatan kredit oleh anggota yang belum terarah sehingga masih ada kredit macet. Walaupun prosentasinya kecil tetapi secara angka mutlak cukup besar hehehe. Ada sebagian besar anggota yang mau bergabung pada koperasi kredit yang mereka pikirkan adalah pinjaman. Selain itu, ada anggota ganda sehingga ada peminjam ganda (satu anggota bisa menjadi anggota pada lebih dari satu koperasi kredit). Dengan demikian, kalau ada macet pun ganda. Yang terakhir ini, saya melihat ada semacam kompetisi dengan lembaga keuangan lain.
P            :  Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan berkembang hingga saat ini?
WN        :  Saya pikir pendidikan dan pelatihan yang terus menerus kepada anggota, pengurus dan pengawas. Melalui pendidikan dan pelatihan, semua orang tahu akan kewajiban dan haknya masing-masing dan sadar berkoperasi kredit. Tidak kalah penting adalah menciptakan variasi produk simpanan dan pinjaman serta perlindungan. Pemberian suku bunga simpanan dan pinjaman yang kompetitif dan juga bagian SHU kepada anggota lebih baik sehingga anggota puas. PUAS menurut saya itu Pasti Urusan Anggota Selesai.
P            : Bagaimana koperasi kredit Bapak menarik minat kaum muda dan anak-anak untuk menjadi anggota? Apa alat ukurnya? Mengapa memilih segmentasi anak-anak dan kaum muda?
WN        : Anak-anak penabung Sipinar (Simpanan Ingin Pintar) mempersiapkan anak-anak ketika usia produktif mereka akan menjadi anggota. Anak-anak itu ketika usia 17 tahun, secara otomatis menjadi anggota. Anak-anak dan kaum muda merupakan cara kami membuat kaderisasi anggota agar koperasi kredit berkelanjutan. Anak-anak dan kaum muda dilatih hidup hemat sejak usia dini dan muda.
P            :  Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
WN        : Pertanyaan menarik. Mungkin lebih tahu adalah pengurus namun sebagai pengawas saya melihat bahwa koperasi kredit ini harus sudah mulai memprioritaskan pinjaman produktif agar meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota dan mengurangi kredit macet. Dengan demikian koperasi kredit akan berkelanjutan. Juga, perlu pendampingan yang teratur dan terprogram usaha-usaha anggota serta pendampingan usaha yang lebih melekat. Tantangan yang dihadapi adalah anggota masih lebuh suka pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti biaya anak sekolah, beli tanah, bangun rumah, beli kendaraan dan lain-lain. Pinjaman untuk usaha produktif masih kurang meski volume pinjaman untuk usaha produktif terus meningkat dari tahun ke tahun. Nanti pak Kosmas bisa cek laporan keuangan yang ada pada pengurus ataupun manajemen. Solusi yang bisa ditawarkan adalah sekali lagi ‘jangan bosan-bosan’ melakukan pendidikan dan pendampingan, sharing pengalaman usaha dan dilibatkan dalam pameran usaha.
P            : (Baik Bapak. Kita sudah tiba pada sesi terakhir tentang partisipasi anggota). Menurut Bapak, apa itu partisipasi anggota dalam koperasi kredit?
WN        : Keterlibatan aktif dalam menyimpan, meminjam dan mengangsur kembali, aktif mengikuti pendidikan, hadir waktu RAT serta pertemuan-pertemuan lain baik di kantor pusat, pos pelayanan dan kantor cabang.
P            : Seberapa penting partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak?
WN        : Sangat penting. Tanpa partisipasi anggota, Koperasi Kredit Sangosay tidak bisa berjalan, semua aktivitas koperasi kredit ini mandek.
P            : Saluran-saluran manakah yang anggota dapat berpartisipasi secara penuh dalam koperasi kredit Bapak?
WN        : Aktif memperoleh pelayanan dari koperasi kredit setelah melakukan berbagai kewajiban. Aktif mengikuti RAT dan memberikan saran-saran, kritika yang memajukan koperasi kredit. Keterlibatan dalam kegiatan koperasi kredit seperti lomba-lomba, gerak jalan sehat bersama serta ikut mempromosikan Koperasi Kredit Sangosay di lingkungan kerja masing-masing.
P            : Bagaimana Bapak mengembangkan partisipasi anggota? Apa alat ukurnya?
WN        : Menyelenggarakan RAT pada setip kantor cabang secara bergilir, aktif dalam kepanitiaan, mengikuti perlombaan serta kerja bhakti. Indikatornya, masyarakat datang menjadi anggota. Anggota, simpanan dan tabungan terus meningkat dari tahun ke tahun.
P            : Mengapa koperasi kredit Bapak membutuhkan partisipasi anggota? Apa dampaknya apabila anggota berpartisipasi dan tidak berpatisipasi secara aktif bagi koperasi kredit Bapak?
WN        : Tanpa partisipasi anggota, koperasi kredit tidak berkembang, lamban dan bahkan bubuar. Melalui partisipasi yang baik, segala aktivitas koperasi kredit dapat berjalan dengan sukses, koperasi kredit berkembang maju dan anggota bisa meraih kehidupan yang lebih sejahtera. Dampak positif, Koperasi Kredit Sangosay makin dikenal dan semakin dipercaya masyarakat pada lima kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Tahun 2016, ada rencana membuka cabang di kabupten lain di ibukota provinsi. Dampak negative bahwa tanpa partisipasi anggota, koperasi kredit tidak akan berkelanjutan dan kami saat ini tidak akan merasakan manfaatnya.
 P            : Benarkah partisipasi anggota membuat koperasi kredit Bapak berkelanjutan? Jelaskan!
WN        : Sangat benar. Partisipasi anggota dalam memenuhi kewajiban, mengikuti pendidikan, kegiatan pra-RAT dan RAT serta berbagai perlombaan termasuk survey kepuasan anggota membuat koperasi kredit ini maju terus dan sukses. Dengan demikian pasti berkelanjutan. Koperasi kredit kami sudah berusia lebih 30 tahun dan terus menunjukkan partisipasi yang positif dan terus berkembang maju.
P            : Bagaiamana Bapak menanamkan jati diri koperasi kepada anggota sehingga meningkatkan partisipasi anggota di dalam koperasi kredit Bapak?
WN        :Keteladanan, panutan dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai anggota seccara konsisten merupakan aktualisasi jati diri koperasi. Kurangnya kredit macet, hanya 0,91% dari standar <5 agar="" aktif="" anggota="" bisa="" dalam="" dan="" dimanfaatkan="" diri="" indikator="" jati="" juga="" kepada="" lainnya.="" masyarakat="" mengangsur="" menimbulkan="" menjadi="" merupakan="" partisipasi="" pemahaman="" penanaman="" penghayatan="" penting="" pinjaman="" promosi="" sehingga="" span="" sungguh-sungguh.="" yang="">
P            : Bagaimana hubungan Bapak dengan anggota? Apakah ada kaitan relasi harmonis dengan tingkat partisipasi? Apakah ada devisi khusus menangani pengaduan anggota? Adalah media lain?
WN        : Turun ke lapangan tempat anggota berada bersama tim manajemen. Memberikan materi pelatihan, membangun relasi informal dengan anggota dan masyarakat. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan anggota dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan serta sosialisasi pada sekolah-sekolah asuhan YASUKDA serta memiliki hubungan timbale-balik dengan semua lembaga pemerintahan dan masyrakat. Belum ada. Tahun 2016, kami usahakan melalui survey kepuasan anggota dan buku pengaduan anggota (pada manajemen.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar