Kamis, 05 Januari 2017

Transkrip Wawancara 3 untuk Tesis



Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Catatan:
Penulis telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada, NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus  tepat waktu penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18 narasumber secara berseri dan berurutan:


TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
3
Hari/Tanggal
Kamis,  18 Februari 2016
Nama Informan
Wea Hendrikus (WH)
Waktu
08.30 – 10.30 Wita
Jabatan
Manajer Cabang
Tempat
Kantor Cabang Kopdit Sangosay (Bajawa).
Topik
1.      Pengembangan Kopdit
2.      Partisipasi Anggota


Hasil wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Wea Hendrikus (WH) sebagai berikut:
P            : Terima kasih atas kesediaan Bapak dalam wawancara ini di tengah berbagai kesibukan sebagai manajer cabang. Kita akan berdiskusi tentang pengembangan koperasi kredit dan partisipasi anggota. Menurut Bapak, apa alasan mendasar pembentukan koperasi kredit Bapak?
WH        : Terima kasih juga pak Kosmas telah memilih saya sebagai salah satu informan dalam penelitian sebagai persyaratan tugas akhir penulisan tesis. Koperasi kredit kami dibentuk tanggal 6 Juni 1977 dan saya menjadi anggota tahun 1982 dengan NBA (Nomor Buku Anggota) 79. Sejak waktu itu, saya dipercayakan sebagai sekretaris pengurus selama 3 periode. Maret 1993, saya diangkat menjadi staf hingga saat ini dipercayakan general manajer sebagai manajer cabang. Pembentukan koperasi kredit kami berangkat dari sejumlah keprihatian terhadap kesulitan hidup terutama para guru, pegawai dan karyawan Yasukda. Bersama para perintis, koperasi kredit ini dibentuk dengan nama KST Yasukda dan 1979 berubah menjadi KST Sangosay dan tahun 1983 waktu mendapat badan hukum menjadi Koperasi Kredit Sangosay. Berbagai kesulitan hidup para guru dan pegawai menjadi alasan agar dalam kebersamaan dengan jiwa saling tolong menolong bisa keluar dari berbagai himpitan ekonomi tersebut. Para guru bahkan senantiasa minta panjar gaji dan pada akhir bulan; gaji min mengurangi semangat mengajar. Syukurlah koperasi kredit yang seharusnya bersifat internal tetapi bisa terbuka bagi masyarakat umum dan berkembang sungguh luar biasa sampai saat ini.
P            : Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
WH        : Kemampuan dan kemauan diri untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit; memberikan wawasan atau pemahaman kepada masyarakat tentang koperasi kredit; turun ke kantung-kantung masyarakat, keluar-masuk kampong berjalan kaki (waktu itu) mewartakan tentang Koperasi Kredit Sangosay; memotivasi menabung bagi anggota dan masyarakat serta pendidikan, motivasi anggota terutama dengan sistem kelompok.
P            : Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
WH        : Membuka cabang-cabang pelayanan pada lima kabupaten (Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai, Manggarai Barat dan Ngada sendiri); melalui cabang berarti kebutuhan anggota terpenuhi—mendekatkan pelayanan; pertambahan jumlah anggota, simpanan, tabungan, pendapatan, perputaran modal pinjaman, pendapatan dan aset; kesadaran masyarakat berkoperasi kredit makin tinggi (anggota mendekati 32 ribu orang); meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan rumah tangga serta tumbuhnya jiwa wirausaha anggota. Masyarakat (anggota) kita mulai bergairah mengembangkan usaha-usaha mulai dari kecil, menengah bahkan mulai besar. Ini bisa dilihat dari jumlah pinjaman produktif yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
P            : Tantangan apa yang paling Bapak rasakan ketika membentuk, menumbuhkan dan mengembangkan koperasi kredit Bapak?
WH        : Cara atau strategi memotivasi masyarakat berminat ke koperasi kredit antar lembaga kadang saling menjelekkan satu sama lain (tidak banyak tetapi di lapang praktis itu ada); para pelepas uang dengan sistem ijon (mengambil lahan pendapatan orang lain); topografi yang cukup sulit dijangkau dengan infrastuktur yang tidak mudah; trauma atas koperasi kredit masa lalu yang gagal serta kemampuan fungsionaris (pengurus dan manajemen) yang kurang memadai.
P            :  Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan berkembang hingga saat ini?
WH        :  Membentuk kelompok-kelompok penabung; variasi produk; meningkatkan kompetensi manajemen dan aset-aset tidak bergerak. Setiap cabang memiliki tanah dan kantor pelayanan sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menjadi anggota Koperasi Kredit pada 7 cabang yang ada.
P            :  Apa saja produk dan pelayanan koperasi kredit Bapak?
WH        :  Ada variasi produk simpanan dan pinjaman; pendidikan dan pelatihan; perlindungan serta pengembangan kelompok MFI (Microfinance Innovation).
P            : Bagaimana koperasi kredit Bapak menarik minat kaum muda dan anak-anak untuk menjadi anggota? Apa alat ukurnya? Mengapa Koperasi Kredit Bapak memilih segmentasi kaum muda dan anak-anak?
WH        : Mengembangkan tabungan-tabungan anak-anak dan remaja (Sibudi, Sipintar); Cerdas Cermat tingkat SD, SMP dan SMA; jalan sehat antar sekolah. Indikatornya, pertambahan jumlah penabung kalangan remaja dan anak-anak serta peningkatan besarnya jumlah tabungan dimaksud. Ketika SMA mereka bisa membiayai sendiri dari tabungan sibudi maupun sipintar bahkan untuk biaya kuliah tahun pertama meraka biasanya ambil dari simpanan tersebut. Kami memilih ini karena untuk proses regenerasi demi menjamin keberlanjutan serta melatih karakter menabung sejak usia anak-anak dan kaum muda.
P            :  Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
WH        : Memotivasi anggota untuk berwirausaha atau berinvestasi; memberikan pelatihan dan pendampingan usaha anggota misalnya kios, toko dan usaha lainnya; membantu anggota membuat catatan buku kas usaha. Kami memililih ini agar meningkatkan pendapatan keluarga; mengurangi kredit macet dan menjamin kemajuan demi keberlanjutan koperasi kredit kami. Tantangan yang kami hadapi adalah usaha macet atau pendapatan usaha kurang akan berpengaruh pada pencicilan pinjaman. Jalan keluar yang kami tempuh adalah  terus memberikan motivasi, pendampingan dan pendidikan, meningkatkan kompetensi usaha anggota.
P            : (Kita beralih ke partisipasi anggota). Menurut Bapak, apa itu partisipasi? Seberapa pentingkah partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak?
WH        : Partisipasi menurut saya adalah keterlibatan aktif anggota dalam memenuhi hak dan kewajiban di dalam koperasi kredit ini. Penting sekali. Anggota juga sebagai pemilik koperasi sehingga sudah pantas ia berpartisipasi. Tanpa partisipasi anggota yang juga sebagai pemilik, koperasi kredit hancur.
P            : Saluran-saluran manakah yang anggota dapat berpartisipasi secara penuh di dalam koperasi kredit Bapak?
WH        : Memberikan masukan, saran, usul pada saat pra-RAT, RAT, pendidikan dan pertemuan kelompok serta aktif menyetor simpanan, tabungan, meminjam dan mengembalikan pinjaman; mendapatkan perlindungan, dana duka, dana sehat dan kegaitan-kegiatan promosi Koperasi Kredit Sangosay misalnya cerdas cermat, lomba asah terampil dan gerak jalan sehat.
P            : Apa dampak partisipasi anggota pada koperasi kredit Bapak?
WH        : Kesadaran anggota berkoperasi kredit meningkat; peningkatan simpanan, tabungan, tingkat kehadiran anggota dalam kegiatan-kegiatan Koperasi Kredit Sangosay.
P            : Bagaimana Bapak mengembangkan tingkat partisipasi anggota? Apa alat ukurnya?
WH        : Motivasi, sosialisasi dan pendidikan; memberikan saran, masukan dan kritikan. Alat ukurnya, kedaran anggota berkoperasi kredit meningkat; berbagai produk simpanan makin meningkat serta kredit macet rendah.
P            : Apa tantangan partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak? Apa solusi yang ditawarkan?
WH        : Anggota mau berpartisipasi dalam memanfaatkan pinjaman pada Koperasi Kredit Sangosay namun tidak memenuhi persayaratan simpanan. Solusinya, ada tambahan jaminan lainnya.
P            : Pertanyaan konfirmatif. Mengapa koperasi kredit Bapak membutuhkan partisipasi anggota? Apa dampaknya apabila anggota tidak berpartisipasi secara aktif?
WH        : Partisipasi anggota merupakan inti anggota sebagai pemilik Koperasi Kredit Sangosay. Sudah seharusnya anggota mesti menjaga keamanan, kemajuan dan keberlanjutan koperasi kreditnya melalui tingkat partisipasinya yang aktif. Dampaknya jelas bahwa tanpa partisipasi aktif anggota, seluruh pengelolaan Koperasi Kredit Sangosay tidak dapat berjalan sebagaimana biasanya dan lama-lama akan mati.
P            : Bagaimana bentuk-bentuk pelayanan Bapak sehingga meningkatkan partisipasi anggota?
WH        : Pelayanan dengan hati (anggota sebagai sentra pelayanan); pelayanan tulus tanpa pamrih; koperasi kredit menjadi milik anggota sehingga anggota wajib memenuhi berbagai hak dan kewajiban pada anggota; memberikan pelatihan, pendidikan dan motivasi serta pendampingan yang intensif agar anggota makin aktif berpartisipasi dalam keseluruhan pengelolaan koperasi kredit.
P            : Apa hadiahnya apabila anggota berpartisipsi secara aktif pada koperasi kredit Bapak?
WH        : Hadiahnya melalui penerimaan SHU, memberikan kesempatan kepada anggota atau kelompok memberikan kesaksian serta Cabang Berprestasi. Kami belum dapat tahun ini, mudah-mudahan ke depannya, cabang kami bisa mendapatkannya.

P            : Bagaimana Bapak menanamkan jati diri koperasi kepada anggota sehingga meningkatkan partisipasi anggota di dalam koperasi kredit Bapak?
W H       : Melalu pendidikan dengan materi jati diri, badan hukum koperasi, jati diri menjadi landasan pengelolaan koperasi kredit, profesionalisme pelayanan berbasiskan jati diri koperasi, pengelolaan sikopdit on-line, akhir tahun anggota mendapatkan SHU, anggota mencari anggota lain. Berbagai kegiatan dimaksud akan meningkatkan partisipasi anggota berdasarkan jati diri koperasi.
P            : Bagaimana hubungan Bapak dengan anggota? Media-media apa saja yang dibangun sehingga membangun relasi harmonis dengan anggota? Apakah ada hubungan relasi harmonis dengan partisipasi anggota? Apakah ada devisi khusus menangani pengaduan anggota?
HW        : Lembaga atau perorangan membuka komunikasi melalui media massa, kunjungan ke kelompok, kontak melalui telepon (handphone). Relasi harmonis dengan anggota meningkatkan partisipasi anggota. Devisi pengaduan selama ini anggota datang langsung ke kantor dan menyampaikan dari hati ke hati. Anggota sangat pro-aktif terhadap koperasi kredit sehingga terjadilah relasi yang harmonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar