Rabu, 11 Maret 2015

Manajemen Kopdit: Mutiara Yang Tetap Berkilau Prestasi


Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kepala Bidang SDM Puskopdit Flores Mandiri



Judul di atas berusaha menjawab apa yang menjadi tema umum Tabloid Mentik edisi Maret yang berjudul “Manajemen Kopdit: Tangan-Tangan Ajaib Berharga Militan”. Penulis tidak tahu persis, entahkah judul di atas telah memenuhi harapan pemimpin redaksi dan kru Tabloid Mentik atau tidak. Namun demikian, di tengah kesibukan harian sebagai mahasiswa, penulis berusaha sekuat tenaga untuk urun rembug dalam tema yang bersentuhan langsung dengan karya pelayanan penulis selama ini sebagai bagian dari manajemen koperasi kredit pada Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Flores Mandiri sejak Mei 1997 hingga sekarang meski harus disadari bahwa tulisan ini tentu tidak cukup mendalam apalagi menjawab tuntas harapan redaksi dan pembaca Tabloid Mentik.


Ketika menerima penawaran sang pemimpin redaksi Mentik melalui media online, penulis memang tidak menjawab secara tegas entahkah bisa memenuhi permintaan dimaksud apalagi deadline-nya sudah agak mepet di tengah berbagai kesibukan. Sebagai calon penulis (agak sombong sedikit), tentunya kesibukan tidak menjadi alasan penghambat untuk berbagi sedikit wawasan dan pengalaman apa yang dimiliki agar bisa merangsang diskusi atau pun pembahasan lebih lanjut demi meningkatkan kompetensi dan kinerja manajemen koperasi kredit apalagi menyongsong MEA 2015 akhir Desember tahun ini.

Tema yang diangkat Tabloid Mentik sungguh memiliki sensasi yang luar biasa terutama bagi para aktivis koperasi kredit yang pernah menyandang sebagai manajemen. Dalam ilmu manajemen, kata manajemen sangat luas dan bervariasi. Setiap pakar tidak pernah tuntas merumuskan pengertian atau batasan manajemen yang tunggal. Namun semua pengertian tersebut mengarah pada satu titik benang merah bahwa manajemen adalah seni mengelola. Mengelola perusahaan, mengelola bisnis, mengelola pemerintahan, mengelola Negara termasuk seni mengelola rumah tangga agar visi, misi, tujuan sebuah institusi apa pun dapat direalisasikan secara lebih optimal.

Perangkat organisasi koperasi (kredit) menurut versi UU Koperasi Nomor 25/1992 meski pernah lahir UU Koperasi Nomor 17/2012 yang teah dibatalkan MK terdiri atas Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas, Pengelola (Manajer) dan para staf. Koperasi kredit mengembangkannya dengan menambahkan Panitia Kredit (Tim Kredit), Panitia Pendidikan (Tim Pendidikan) serta Penasihat sesuai kebutuhan dan urgensi pelayanannya. Manajemen menurut versi Undang-Undang sangat luas mencakup semua komponen organisasi yang dimenej secara serasi dan harmonis.

Namun dalam kegiatan pelayanan koperasi kredit, manajemen lebih mengarah kepada para pengelola atau eksekutif seperti general manajer, manajer, kepala devisi (bidang) dan seluruh karyawan yang bertanggung penuh pada operasional pelayanan koperasi kredit yang membedakannya dari pengurus sebagai penetap kebijakan dan Pengawas sebagai pengawas internal agar semua komponen organisasi dapat berjalan secara lebih produktif, efisien dan efektif.

Harus Bangga Menyandang Gelar Manajemen Koperasi Kredit
Membaca tema Tabloid Mentik kali ini, penulis secara pribadi sangat terharu lantaran saat ini, manajemen koperasi kredit sudah dihargai sebagaimana mestinya. Apalagi Tabloid Mentik memberi gelar “Tangan-Tangan Ajaib Berharga Militan”. Penulis terharu lantaran ketika koperasi kredit sedang berada dalam masa krisis, orang bekerja di koperasi kredit sebagai karyawan (pegawai) dianggap sebagai warga kelas dua dan tidak banyak alumnus perguruan tinggi yang merasa terpanggil mengabdi ilmu, ketrampilan dan diri mereka pada koperasi kredit. Alumni perguruan tinggi atau pendidukan lanjut atas lebih ‘bergengsi’ menjadi pegawai negeri atau swasta lainnya selain koperasi termasuk koperasi kredit.
Keadaan itu sangat terbalik 360 derajat dengan saat ini. Setiap koperasi kredit berani merekrut orang-orang yang berpendidikan tinggi bahwa sebagian besar koperasi kredit anggota Puskopdit Flores Mandiri menetapkan para kandidat karyawan koperasi kredit berijazah minimal D3. Antriannya banyak meski yang dibutuhkan sedikit. Ini menandakan bahwa perjuangan, pengorbanan dan kerja keras para ‘tangan-tangan ajaib berharga militan’ masa lalu telah membangun ‘brand image’ yang positif bagi koperasi kredit sehingga saat ini koperasi kredit sudah menjadi ‘gadis cantik’ yang menjadi rebutan para pencahari kerja termasuk dari perguruan tinggi. Inilah tanda-tanda baik bagi koperasi kredit ketika ‘orang’ menjadi bangga menjadi manajemen koperasi kredit sehingga ‘brand image’ yang positif ini harus terus ditingkatkan dan tidak boleh puas dengan apa yang ada. Kebanggaan menjadi manajemen koperasi kredit mendorong lembaga koperasi kredit bisa sejajar dengan lembaga ekonomi lainnya di negeri ini meski kadang belum diakui kiprahnya secara nasional.

Kinerja Manajemen Menentukan Kinerja Koperasi Kredit
            Di tengah polemik tentang berhasil tidaknya koperasi termasuk koperasi kredit dalam membangun perekonomian nasional demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat terutama anggota koperasi, peran manajemen sangatlah strategis. Dalam bahasa Tabloid Mentik edisi Maret 2015 “Majemen Kopdit: Tangan-Tangan Ajaib Berharga Militan” atau dalam bahasa penulis “Mutiara yang Harus Terus Berkilau Prestasi”.  Salah satu jurnal hasil penelitian Tulus Tambunan & Chairulhadi M Anik (2009) dengan judul “Polemik Mengenai Koperasi: Penyebab Masih Buruknya Kinerja Koperasi di Indonesia?” memberikan gambaran telanjang kepada kita bahwa kinerja koperasi termasuk koperasi kredit belum dianggap sebagai sesuatu yang positif dalam perekonomian nasional meski Undang-Undang Dasar pasal 33 cukup terang memuatnya. Dari judulnya saja sudah membuat telinga ktia para aktivis koperasi kredit yang telah bekerja keras, membanting tulang siang dan malam, mengeluarkan segala daya dan energi membangun pemberdayaan masyarakat akat rumput melalui pengembangan koperasi kredit. Judul penelitian itu cukup agresif mengetuk kesadaran dan nurani para aktivis koperasi termasuk koperasi kredit di medan laga.
Walau pun demikian, masukan para pakar terutama melalui skema penelitian sungguh memberikan masukan berharga agar kita para pejuang tanpa ‘tanda jasa’ terus mengobarkan asa dan impian untuk mengembangkan koperasi kredit atau credit union secara lebih profesional dan memberikan dampak positif pemberdayaan masyarakat secara ekonomi, sosial-budaya dan kemanusiaan.
            Kedua peneliti itu memfokuskan penelitian pada buruknya kinerja koperasi termasuk koperasi kredit mendasarkan pada dua pendapat yang saling berseberangan. Kelompok pertama berpendapat bahwa koperasi ‘gagal total’. Rujukan pendapat mereka adalah tujuan koperasi (kopdit) mensejahterakan para anggotanya. Artinya, apabila para anggota tidak sejahtera maka berarti koperasi (kopdit) gagal mewujudkan fungsi dan peran utamanya. Tentunya kita bisa berargumentasi mementahkan pendapat ini namun kita berpikir positif sebagai input berharga lantaran belum semua anggota koperasi (kopdit) sejahtera meski kata ‘sejahtera’ juga bias indikatornya. Paling tidak penelitian keduanya mengarahkan kembali visi, misi dan tujuan awal kita membentuk koperasi (kopdit).
            Pendapat Kelompok Kedua, mungkin membuat kita sedikit tersenyum. Kelompok ini berpendapat bahwa ada koperasi (kopdit) yang ‘berhasil’. Pendapat mereka mengacu pada kinejra koperasi yang menghasilkan SHU, pertumbuhan anggota dan pertumbuhan nilai aset. Untuk yang satu ini, mungkin para aktivis koperasi kredit boleh menepuk dada keberhasilan dan menegak kepala sebab berbagai kemajuan dan keberhasilan yang telah dihasilkan selama ini terutama sejak revolusi pengelolaan awal tahun 2000 hingga saat ini dan masa depan.
           
Kemajuan Fenomenal Saat Ini Harus Tetap Kembali pada Pilar & Nilai Koperasi Kredit
            Koperasi termasuk koperasi kredit yang masih dianaktirikan negeri ini meski sebagian daerah tertentu telah menganggap koperasi (kopdit) sebagai lokomotif peningkatan pendapatan asli daerah atau paling tidak telah berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat pada tingkat mikro. Kegiatan koperasi (kopdit) tanpa sadar telah membantu tugas pemerintah untuk perluasan lapangan kerja, peningkatan pajak bumi dan bangunan (tanah dan kantor pelayanan yang juga sudah mulai mentereng), meningkatkan daya beli dan daya saing pengelolaan (Sikopdit Online) dan kemajuan-kemajuan lainnya.
            Berbagai kemajuan dan brand positif saat ini hendaknya, koperasi termasuk koperasi kredit harus tetap kembali pada pilar dan nilai-nilai koperasi sejati. Hanya dengan kembali pilar dan nilai-nilai koperasi sejati yang terus menghargai dan mengeksekusi kreativitas, inovatif, mau mencoba berbasiskan kejujuran dan terus belajar merupakan kunci sukses koperasi kredit saat ini dan masa depan. Intinya kinerja koperasi kredit ditentukan oleh kemajuan yang bermanfaat bagi pemanusiaan manusia semua yang terlibat di dalam koperasi termasuk koperasi kredit dan masyarakat sekitar. Tantangan dijadikan sebagai peluang untuk mengembangkan kompetensi (KSA = knowledge, Skills dan Attitude) agar peran koperasi (kopdit) lebih nyata bagi negeri ini. Ini ditentukan oleh manajemen koperasi kredit. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan manajemen koperasi kredit sebagai mutiara yang terus berkilau prestasi yang tetap berlandaskan pilar koperasi swadaya, pendidikan, solidaritas dan inovasi dan tidak salah tema umum Tabloid Mentik Maret 2015 “Manajemen Kopdit: Tangan-Tangan Ajaib Berharga Militan”.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar