Senin, 23 Maret 2015

Pengeceran dan Perdagangan Grosir 2

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang



3.1.2   Keputusan Pemasaran Pengecer
    Pengecer selalu mencari strategi pemasaran baru untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Masa lalu, pengecer menarik pelanggan dengan pilihan unik dan pelayanan yang lebih banyak atau lebih baik. Saat ini, pilihan jasa dan produk pengecer makin mirip. Diferensiasi jasa antara pengecer juga makin tergerus. Banyak department store merampingkan pelayanan sementara toko diskon meningkatkan pelayanan. Pelanggan makin cerdik dan lebih sensitif terhadap harga. Untuk alasan ini, saat ini pengecer memikirkan kembali strategi pemasaran. Pengecer menghadapi keputusan pemasaran utama tentang pasar sasaran dan positioning, pilihan produk dan layanan, harga, promosi dan tempat.


3.1.3        Keputusan Pasar Sasaran dan Positioning
     Pengecer harus mendefenisikan pasar sasaran dan kemudian memutuskan bagaimana akan memposisikan diri pada pasar. Toko memposisikan diri pada pembelanja kelas atas, kelas menengah atau kelas bawah. Pembelanja sasaran menginginkan keberagaman, kedalaman pilihan, kenyamanan atau harga murah. Kadang pengecer tidak bisa membuat keputusan konsisten tentang pilihan produk, jasa, penetapan harga, iklan, dekorasi toko atau pun keputusan lain yang mendukung positioning.
Terlalu banyak pengecer yang gagal mendefenisikan pasar sasaran dan positioning secara jelas. Pengecer berusaha memiliki ‘sesuatu untuk semua orang’ dan pada akhirnya gagal memuaskan pasar. Sebaliknya, ada pengecer yang berhasil mendefenisikan pasar sasaran dengan baik dan memposisikan diri dengan kuat. Contohnya, Wal-Mart memposisikan diri secara kuat pada harga murah.
 
Positioning eceran adalah untuk menghindari persaingan saling memakan dengan Wal-Mart dan pemimpin pasar yang terfokus pada biaya, PetSmart Petco mengubah dirinya menjadi kerajaan perawatan hewan peliharaan yang mewah. (Gambar keputusan pemasaran pengecer)


3.1.4 Keputusan Pilihan Produk dan Layanan
      Pengecer harus memutuskan tiga variable produk utama: pilihan produk, baruran pelayanan dan atmosfer toko.

Pilihan produk, pengecer harus bisa mendiferensiasikan pengecer sambil menyesuaikan dengan ekspektasi pembelanja pemasaran. Salah satu strategi adalah menawarkan barang yang tidak dijual oleh pesaing lain seperti merek pribadi atau merek nasional yang eksklusif. Misalnya, Saks mendapatkan hak eksklusif menjual label desainer terkenal. Strategi lain adalah menampilkan acara perdagangan yang sukses, misalnya Bloomingdale’s dikenal akan keahliannya mengadakan pertunjukkan spektakuler yang menampilkan barang-barang dari Negara tertentu seperti India dan Cina.
Bauran layanan juga bisa membantu memisahkan satu pengecer dari pengecer lainnya. Misalnya, beberapa pengecer mengundang pelanggan utnuk mengajukan pertanyaan atau berkonsultasi dengan perwakilan pelayanan secara pribadi atau melalui telepon atau keyboard. Home Depot menawarkan beragam pelayanan sampai dengan swalayan dari kelas ‘bertanya’  hingga kartu kredit mewah. Nordstorm berjanji untuk ‘memperhatikan pelanggan, bagaiman pun caranya’.
Atmosfer  toko adalah elemen lain dalam perlengkapan perang produk penjual. Setiap toko mempunyai penataan fisik yang membuat pergerakan orang menjadi sulit atau mudah. Masing-masing toko mempunyai ‘rasa’ satu toko berantakan, toko lain ceria, toko ketiga mewah, toko keempat membosankan. Pengecer harus merancang satu atmosfer yang sesuai pasara sasaran dan mendorong pelanggan untuk membeli.   
3.1.5   Keputusan Harga
Kebijakan harga pengecer harus sesuai dengan pasar sasaran dan positioning-nya, pilihan produk dan jasa serta persaingan. Semua pengecer ingin mengenakan harga setinggi mungkin dan mencapai volume tinggi, tetapi keduanya jarang bisa berjalan beriringan. Sebagian besar pengecer mencari mark-up tinggi pada volume rendah atau mark-up rendah pada volume tinggi. Butik Bijan’s yang berada di New York City dan di Rodeo Drive, Brevly Hills menjual ‘pakaian pria termahal di dunia. Pengecer juga harus memutuskan sejauh mana akan menggunakan penjualan dan promosi harga lainnya. Beberapa pengecer tidak menggunakan promosi harga apa pun dan sebagai gantinya bersaing dalam kualitas produk dan jasa ketimbang harga. Pengecer lain mempraktikan ‘penetapan harga tinggi rendah’ mengenakan harga lebih tinggi pada basis harian disertai obral dan promosi harga lain sesering mungkin untuk meningkatkan lalu lintas toko, membersihkan barang yang tak terjual, menciptakan citra murah atau menarik pelanggan yang akan membeli barang lain pada harga penuh. Strategi mana yang paling baik bergantung pada strategi pemasaran pengecer dan pendekatan penetapan harga pesaing.
3.1.6   Keputusan Promosi
Pengecer menggunakan satu atau semua sarana promosi yakni iklan, penjualan pribadi, promosi penjualanm hubungan masyarakat dan pemasaran langsung untuk mencapai konsumen. Pengecer beriklan di surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet. Iklan mungkin didukung oleh sisipan surat kabar dan surat langsung. Penjualan personal memerlukan pelatihan wiraniaga yang hati-hati tentang cara menyapa pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan dan menangani keluhan pelanggan. Promosi penjulan mungkin meliputi demonstrasi dalam toko, pajangan, kontes dan kunjungan selebriti. Kegiatan hubungan masyarakat seperti konferensi pers dan pidato, pembukaan toko, acara khusus, bulletin, majalah dan kegiatan pelayanan masyarakat, selalu tersedia bagi pengecer. Sebagian besar pengecer juga membuat situs Web, menawarkan informasi dan fitur lain kepada pelanggan dan sering kali menjual barang secara langsung.

3.1.7 Keputusan Tempat
Pengecer sering menunjuk tiga faktor penting dalam keberhasilan pengeceran: lokasi, lokasi dan lokasi. Penting sekali bahwa pengecer memilih lokasi yang mudah diakses oleh pasar sasaran di wilayah yang konsisten dengan positioning pengecer. Misalnya, Apple meletakkan tokonya di mal berkelas dan distrik belanja trendi seperti Miracle Mile di Michigan Avenue, Chicago atau Fifth Avenue di Manhattan bukan mal kecil dengan harga sangat murah di pinggiran kota. Pengecer kecil mungkin harus menempati lokasi yang dapat dijangkau meski demikian pemilihan tempat menggunakan metode canggih.
Sebagian besar toko saat ini bersatu untuk meningkatkan kekuatan menarik pelanggan dan memberikan kenyamanan belanja satu atap kepada konsumen. Semua kota besar mempunyai satu distrik pusat bisnis dengan department store, toko khusus, bank dan bioskop. Tahun-tahun terakhir, banyak kota bergabung dengan pedagang untuk mencoba memulihkan wilayah belanja di pusat kota denegan membangun mal dan menyediakan parker bawah tanah.
Pusat perbelanjaan (shopping center) adalah sekelompok bisnis eceran yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai satu unit. Pusat perbelanjaan regional atau mal perbelanjaan regional, pusat perbelanjaan terbesar dan paling dramatis berisi 40 sampai 200 gerai lebih. Pusat perbelanjaan ini seperti pusat kota mini tertutup dan menarik pelanggan dari berbagai daerah. Sebagian besar pusat perbelanjaan adalah pusat perbelanjaan lingkungan atau mal kecil yang biasanya berisi 5 sampai 15 gerai. Tempat ini menjadi dekat dan nyaman bagi konsumen (pelanggan).

***
Diposting Malang, 23 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar