Kamis, 26 Maret 2015

Analisis Peluang Pasar Global 1

Oleh Akhmad Sanhaji & Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang

1 Pendahuluan

No man is island”. Itulah pemikiran Thomas Merton, sang penulis spiritual dari Inggris. Peribahasa ini menggambarkan bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini dapat hidup sendirian tanpa berrelasi dengan orang lain. Manusia bukanlah sebuah pulau yang tak berpenghuni. Demikian juga dengan Negara atau bangsa. Tanpa suatu Negara atau bangsa di planet bumi ini yang masyarakatnya dapat hidup  sendirian. Setiap Negara, sekuat apapun tentu berhubungan dengan Negara lain. Apalagi dunia ini sudah semakin global dan sempit.

Berkat kemajuan teknlogi, informasi, tranportasi dan arus keuangan, waktu dan jarak sudah tidak bermakna. Dunia yang begitu luas dan berjarak telah menjadi satu desa atau dalam bahasa Ohmae dan Druker (1995) dalam Agung Utama (2003) adalah global village. Keduanya menyatakan bahwa “mekanisme perdagangan (pasar) dunia saat ini digambarkan sebagai sebuah pasar di desa. Global village artinya pasar semakin kecil (compressed) dengan dunia yang terasa semakin kecil karena dukungan kemajuan teknologi dan informasi yang tidak pernah terbayangkan oleh siapa pun sebelumnya”.
Oleh karena itu, Negara mana pun di dunia, mau tidak mau, suka tidak suka harus terlibat dalam persahabatan internasional termasuk perdagangan. Negara yang mau eksis, siap tidak siap, didorong sedemikian untuk masuk pada pemasaran global. “Globalisasi pasar sudah dekat.
Bersamaan dengan itu, dunia komersial multinasional semakin mendekati akhirnya dan  demikian pula halnya dengan perusahaan multinasional.  Preferensi budaya yang berbeda, selera dan standar nasional serta lembaga-lembaga bisnis merupakan sisa-sisa masa lalu”. Itulah gambaran nyata dunia bisnis dan pasar saat ini oleh Theodore Levitt, seorang profesor bisnis Harvard dalam Donald A. Ball, et al., (2007).
Melalui berbagai kemajuan ilmu pengatahuan dan revolusi teknologi dan informasi telah membuat dunia semakin homogeny dan perusahaan-perusahaan yang cerdas menjual produk-produk yang distandarisasi dengan  menggunanakan metode-metode promosi yang juga terstandar di pasar internasional. Pasar yang demikian biasanya dibentuk oleh konsumen akhir lebih menyukai harga rendah. Perusahaan global adalah perusahaan dengan kantor pusat di suatu Negara yang mempunyai anak perusahaan di Negara lain.
Banyak perusahaan bersaing di luar batas nasionalnya untuk mengejar segala peluang pasar di seluruh dunia. Sebagai contoh yang cukup menjamur di Indoensia adalah KFC, CFC, Texas Fried Chicken, Pizza Hut yang bersaing secara global dalam bisnis restoran cepat saji.
Sebelum perusahaan memasuki pasar global maka perusahaan dimaksud menurut Pearce dan Robinson (1997:151) dalam Kosmas & Dwi Putra (2015:4) melalui empat langkah yakni: (1) mengamati situasi global; pengamatan meliputi membaca jurnal dan laporan-laporan paten serta sumber-sumber bacaan lain; (2) membina hubungan dengan perguruan tinggi dan organisasi riset; perusahaan yang aktif dalam penelitian dan pengembagan (litbang) manca Negara seringkali mempunyai proyek-proyek kerja bersama akademi-akademi asing dan adakalanya mengikat kesepakatan konsultasi; (3) meningkatkan ketampakan global perusahaan, cara yang lazim adalah berperan serta dalam pameran-paeran dagang, mengedarkan brosur; (4) menyelenggarakan proyek riset kerjasama. Beberapa perusahaan melibatkan diri dalam proyek riset bersama dengan perusahaan asing untuk memperluas konteks, mengurangi pengeluaran dan mengurangi resiko.
Dunia perusahaan tidak bisa hidup dalam sebuah ‘gheto’ maka perusahaan Negara Indonesia pun memiliki peluang yang sama untuk bisa bersaing di pasar internasional. Negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya dengan populasi penduduk yang juga besar tentu bisa bersaing secara unggul untuk memasarkan produk-produknya di pasar internasional. Negeri kita telah memiliki tujuh (7) komoditi unggulan yang juga diakui dan dibutuhkan di pasar internasional. Untuk itu, berbicara tentang peluang, negeri kita pun bisa memasuki pasar intrnasional meski harus dibarengi dengan berbagai upaya peningkatan SDM yang lebih sungguh serta produk-produk yang memenuhi standar pasar internasional.
***
Diposting Malang, 27 Maret 2015
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar