Kamis, 04 Agustus 2016

Aktualisasi Jati Diri Koperasi 10

Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil., M.M
Alumni Mahasiswa S2 Manajemen
Universitas Negeri Malang



b)      Nilai
Kegiatan koperasi senantiasa mendasarkan diri pada nilai-nilai seperti swadaya, tanggungjawab, demokrasi, kebersamaan, keadilan, kejujuran, keterbukaan, kesetiakawanan, tanggungjawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain. Nilai-nilai dimaksud melekat di hati. Lekatnya nilai-nilai di hati berarti nilai-nilai itu merupakan kebutuhan dasar yang harus diaktualiasasikan. Pengamalan yang kurang memedai maka koperasi tidak akan berkembang secara berkelanjutan (Nirbito, 2007: 5-7: Sutrisno, 2011: 7-8).
Dalam sesi wawancara mendalam kesan pernyataan di atas sungguh terasa dan nyata. Informan anggota “LA” pernah mengatakan:
Nilai koperasi itu sesuatu yang berharga. Nilai sebagai roh yang menggerakkan orang atau anggota bisa saling membantu dalam wadah koperasi kredit. Nilai-nilai koperasi sangat bermanfaat bagi kami anggota. Sebagai anggota, nilai-nilai seperti solidaritas, kerjasama, kejujuran dan komitmen sangat menguntungkan diri dan lembaga. Anggota melaksanakan hak dan kewajiban secara baik serta menjaga Koperasi Kredit Sangosay berkelanjutan.
(W14/LA/18-03-2016/10.00-11.25)


Pendapat “LA” didukung salah seorang anggota paling tua “TN” yang menyatakan bahawa “Nilai-nilai seperti tanggungjawab, solidaritas, kerjasama dan setiakawan merupakan sesuatu yang sangat penting yang menjaga agar nilai-nilai luhur tersebut berada pada jalan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan anggota” (W4/TN/18-02-2016/11.00-13.00). Berdasarkan wawancara di atas menerangkan bahwa nilai-nilai koperasi itu sesuatu yang berharga, sesuatu yang penting yang menjamin keberlanjutan koperasi kredit dan kesejahteraan anggota.  
Salah seorang informan anggota “FAL” menjelaskan cukup panjang lebar tentang nilai-nilai koperasi. Beliau menguraikan sejak awal mengenal nilai, menyebutkan nilai yang ia ketahui dan hayati serta manfaat nilai bagi lembaga dan terutama dirinya sendiri sebagai anggota. Informan “FAL” membeberkan:
Saya mengenal nilai-nilai koperasi sejak tahun 1997 waktu mendaftar menjadi anggota. Saya mengenalnya dari para staf Koperasi Kredit Sangosay melalui pendidikan, pelatihan dan pendampingan. Nilai-nilai yang saya ketahui dan hayati adalah kejujuran, tanggungjawab sosial, solidaritas yang terangkum dalam motto “”Aku susah, kau bantu; Kau susah, aku bantu””. Inilah nilai-nilai yang membuat Koperasi Kredit Sangosay sangat berkembang hingga saat ini. Sebagai pribadi, nilai-nilai tersebut membantu ekonomi-usaha saya berjalan dengan baik, saya bisa membiayai anak-anak pada sekolah-sekolah favorit, membuat saya sebagai anggota lebih bertanggungjawab dan berjuang lebih keras menuju kesejahteraan.
(W5/FAL/18-02-2016/17.00-19.00)

Ternyata nilai-nilai koperasi sangat menggugah anggota untuk lebih bertanggungjawab pada diri sendiri dan keluarga serta meningkatkan usaha-usaha produktif anggota itu sendiri. Nilai-nilai itu lebih bermakna apabila dilakukan atas dasar kemauan pribadi melalui keteladanan kendatipun pengenalan dan pemahaman awal lahir dari adanya proses pendidikan, pelatihan dan pendampingan. Apabila rasa tanggungjawab keteladanan dimiliki dan dihayati dengan baik maka usaha pribadi akan berjalan dengan baik dengan sejumlah keuntungan lainnya dan koperasi kredit secara kelembagaan akan berkembang dan berkelanjutan.
Hal senada diungkapkan anggota “MB” yang mengungkapkan bahwa “ … melalui nilai-nilai ini saya aktif berkoperasi kredit, belum pernah lalai dan terlibat dalam pendidikan serta  memperkenalkan Koperasi Kredit Sangosay kepada masyarakat dan keluarga” (W7/MB/22-02-2016/12.45-14.15).
Wawancara mendalam juga terungkap bahwa nilai-nilai koperasi tidak hanya bermanfaat bagi diri anggota bersangkutan dan koperasi kredit namun juga bermanfaat bagi anak-anak anggota koperasi kredit sebagai pembentukan karakter bertanggungjawab pada diri sendiri dan memulai budaya menabung sejak usia dini. Ini luar biasa lantaran nilai-nilai dapat dilanjutkan kepada generasi emas koperasi kredit atas inisiatif anggota. Apabila mereka sudah besar nanti, koperasi kredit hanya mengingatkan dan menggugah sesuatu yang sudah direkam di alam bawah sadar. Informan anggota “SFR” menuturkan pengalaman pribadinya tentang pengenalan, pemahaman dan penghayatan nilai-nilai koperasi:
Nilai-nilai yang saya ketahui dan hayati itu jujur, tanggungjawab, terbuka, solider, kemandirian, kreativitas dan inovasi. Nilai-nilai tersebut sangat bermanfaat sebagai pembentuk kepribadian anak-anak dan anggota keluarga agar komitmen dengan janji (setor sediri, simpan teratur, pinjam bijaksana, angsur tepat waktu = realisasi nilai-nilai koperasi), anak-anak tidak banyak menuntut, diskusi secara terbuka dengan anak-anak (SMA) beri jatah Rp50.000 untuk simpan di Koperasi Kredit Sangosay setiap bulan, anak-anak memiliki buku kas sendiri (melatih hidup hemat dan tahu menghargai uang).
(W11/SFR/02-03-2016/11.00-13.45)

Manfaat nilai-nilai bagi keluarga juga diungkapkan secara singkat oleh informan anggota “YKK” yang menyatakan bahwa “Saya melaksanakan nilai-nilai koperasi dengan tulus dan itu menguntungkan bagi kehidupan pribadi serta keluarga” (W15/YKK/18-03-2016/11.30-12.45).
Nilai-nilai koperasi yang dianggap sebagai roh penggerak organisasi koperasi kredit sangat dirasakan para pengurus Koperasi Kredit Sangosay. Salah seorang pengurus bahkan secara terbuka menyatakan bahwa tanpa pemahaman dan penghayatan nilai-nilai koperasi secara benar maka Koperasi Kredit Sangosay akan bubar.
Informan pengurus “YNR” pun menyatakan secara lugas:
Saya sebagai pribadi maupun sebagai pengurus (sekretaris 1) melihatnya sangat bermanfaat. Saya mau katakan secara singkat bahwa tanpa pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai koperasi, koperasi kredit kami akan bubar. Bagaimana koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang tanpa ada penghayatan nilai kejujuran, kepercayaan, solidaritas, kemandirian dan tanggungjawab sosial. Kami sungguh merasakan bahwa anggota dan fungsionaris melaksanakan nilai-nilai itu sehingga koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang sampai saat ini. Hal ini bisa dilihat secara anggka-angka statistik.
(W1/YNR/17-02-2016/10.00-12.00)

Pendapat diatas didukung pengurus lain “PL” yang memberi kesaksian bahwa “Nilai-nilai menjadi fundamen pelaksanaan koperasi kredit sehingga koperasi kredit kami dapat berkembang sejauh ini. Bayangkan koperasi kredit tanpa nilai “”bagaikan membangun rumah di atas pasir sehingga datang angin tantangan dan ujian, koperasi kredit akan cepat jatuh”” (W2/PL/17-02-2016/13.30-15.00). Hal senada diungkapkan penasihat “TDR” yang bersaksi bahwa “Nilai-nilai itu sungguh diwujudnyatakan dalam Koperasi Kredit Sangosay sehingga koperasi kredit ini dipercaya masyarakat. Jumlah anggota mencapai 31 ribu lebih sebagai salah satu indikator pemahaman dan penghayatan nilai-nilai koperasi termasuk manajemen bekerja lebih keras dan mencintai anggota” (W8/TDR/24-02-2016/11.00-14.00).
Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai koperasi juga mendapatkan tantangan dalam pelaksanaannya. Pola hidup boros, rasa egoistis dan kurangnya slodaritas sesama anggota dan fungsionaris bisa menjadi salah satu tantangan sehingga pelaksanaan nilai-nilai belumlah optimal.  
Informan general manajer “LL” pun mengatakan:
Tantangan yang kami hadapi adalah pemahaman dan kesadaran sebagian anggota relatif masih terbatas, partisipasi dalam menghadiri RAT terus didorong, perilaku konsumtif dan boros, egois (tidak mengembalikan pinjaman meski prosentasinya kecil), kurangnya solidaritas, rendahnya keterampilan dalam mengelola pendapatan sertanya rendahnya mengelola usaha produktif. Solusi yang kami lakukan yaitu pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan dan simultan bagi para anggota dan fungsionaris, meningkatkan frekuensi rapat dan pertemuan (semakin sering rapat, semakin baik). Melakukan evaluasi dan monitoring berkelanjutan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan jati diri koperasi dalam Koperasi Kredit Sangosay.
(W18/LL/01-04-2016/21.00-23.00)

Tantangan pelaksanaan nilai-nilai juga diungkapkan salah seorang manajer cabang “VAN” yang menyatakan bahwa “Masih ada sebagian anggota yang belum jujur dalam memberikan informasi pinjaman pada tempat lain sehingga macet” (W12/VAN/04-03-2016/10.30-13.30). Salah seorang manajer cabang lain “FXL” juga sependapat dengan mengatakan bahwa “Masih ada sebagian anggota yang tidak terima aturan yang memperketat aturan pinjaman, pemahaman yang berbeda-beda setiap anggota sehingga kurang konsisten melaksanakannya” (W16/FXL/18-03-2016/15.00-17.00).
Tantangan-tantangan tersebut selalu melahirkan solusi atau jalan keluar. Kedua manajer cabang ini mengamini bahwa solusi yang mereka lakukan adalah pendidikan, pelatihan, keteladanan dan survey kepuasan. Keduanya menyatakan bahwa “Solusi yang kami lakukan pendidikan, pelatihan, penyadaran, keteladanan dan survey kepuasan anggota” (W12/VAN/04-03-2016/10.30-13.30; W16/FXL/18-03-2016/15.00-17.00).
Tantangan pelaksanaan nilai-nilai koperasi juga diakui pengawas Koperasi Kredit Sangosay meski menurutnya belum terlalu mengganggu. Informan pengawas “WN” menuturkan:
Tantangan yang kami hadapi belum terlalu nampak, belum ada hal-hal yang mengganggu. Mungkin hanya tingkat kesadaran yang belum sempurna sehingga ada saja sebagian anggota yang kurang memenuhi kewajibannya. Indikatornya, Koperasi Kredit Sangosay maju dan dipercaya masyarakat. Solusi yang kami tempuh adalah penyadaran akan nilai-nilai melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, pertemuan serta keteladanan.
(W9/WN/24-02-2016/16.30-18.30)

Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Deprindag Kabupaten Ngada melihat bahwa Koperasi Kredit Sangosay sudah melaksanakan nilai-nilai koperasi walaupun belum semuanya dan harus terus ditingkatkan. Beliau bangga bahwa Koperasi Kredit Sangosay sangat konsen dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan mendapatkan berbagai penghargaan baik tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional serta menjadi model pelaksanaan jati diri koperasi. Informan Kepala Dinas “MNA” menyatakan:
Belum sepenuhnya menjalankan nilai-nilai koperasi, masih perlu ditingkatkan. Nilai itu yang saya maksud adalah nilai menghargai koperasi atau koperasi kredit lain dalam merekrut anggota baru. Koperasi Kredit Sangosay harus merekrut masyarakat yang belum menjadi anggota bukannya anggota yang sudah menjadi anggota pada koperasi kredit lain atau juga membuka cabang pelayanan pada daerah yang sudah ada koperasi kredit. Usul saya, bagaimana kalau Koperasi Kredit Sangosay bisa menggarami koperasi kecil seperti sistem bapak angkat begitu serta bermitra dalam perputaran modal usaha. Walau pun begitu, saya sebagai kepala dinas sangat berterima kasih kepada Koperasi Kredit Sangosay yang telah menerima berbagai penghargaan baik kabupaten, provinsi maupun nasional karena kiprah mereka memberdayakan masyarakat melalui koperasi kredit. Koperasi Kredit Sangosay menjadi model pelaksanaan jati diri, membantu pemerintah daerah dalam penyerapan tenaga kerja dan wirausaha mandiri.
(W17/MNA/01-04-2016/08.15-10.00)

 













Gambar 3.4 Berbagai piala penghargaan. (Sumber: Koperasi Kredit Sangosay)

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar