Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil., M.M
Alumni Mahasiswa S2 Manajemen
Universitas Negeri Malang
b) Nilai
Kegiatan
koperasi senantiasa mendasarkan diri pada nilai-nilai seperti swadaya,
tanggungjawab, demokrasi, kebersamaan, keadilan, kejujuran, keterbukaan,
kesetiakawanan, tanggungjawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain.
Nilai-nilai dimaksud melekat di hati. Lekatnya nilai-nilai di hati berarti
nilai-nilai itu merupakan kebutuhan dasar yang harus diaktualiasasikan.
Pengamalan yang kurang memedai maka koperasi tidak akan berkembang secara
berkelanjutan (Nirbito, 2007: 5-7: Sutrisno, 2011: 7-8).
Dalam sesi wawancara mendalam kesan pernyataan
di atas sungguh terasa dan nyata. Informan anggota “LA” pernah mengatakan:
Nilai koperasi itu sesuatu yang berharga. Nilai sebagai roh yang
menggerakkan orang atau anggota bisa saling membantu dalam wadah koperasi
kredit. Nilai-nilai koperasi sangat bermanfaat bagi kami anggota. Sebagai
anggota, nilai-nilai seperti solidaritas, kerjasama, kejujuran dan komitmen
sangat menguntungkan diri dan lembaga. Anggota melaksanakan hak dan kewajiban
secara baik serta menjaga Koperasi Kredit Sangosay berkelanjutan.
(W14/LA/18-03-2016/10.00-11.25)
Pendapat
“LA” didukung salah seorang anggota paling tua “TN” yang menyatakan bahawa
“Nilai-nilai seperti tanggungjawab, solidaritas, kerjasama dan setiakawan
merupakan sesuatu yang sangat penting yang menjaga agar nilai-nilai luhur
tersebut berada pada jalan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan anggota”
(W4/TN/18-02-2016/11.00-13.00). Berdasarkan wawancara di atas menerangkan bahwa
nilai-nilai koperasi itu sesuatu yang berharga, sesuatu yang penting yang
menjamin keberlanjutan koperasi kredit dan kesejahteraan anggota.
Salah
seorang informan anggota “FAL” menjelaskan cukup panjang lebar tentang
nilai-nilai koperasi. Beliau menguraikan sejak awal mengenal nilai, menyebutkan
nilai yang ia ketahui dan hayati serta manfaat nilai bagi lembaga dan terutama
dirinya sendiri sebagai anggota. Informan “FAL” membeberkan:
Saya mengenal nilai-nilai koperasi sejak tahun 1997 waktu mendaftar
menjadi anggota. Saya mengenalnya dari para staf Koperasi Kredit Sangosay
melalui pendidikan, pelatihan dan pendampingan. Nilai-nilai yang saya ketahui
dan hayati adalah kejujuran, tanggungjawab sosial, solidaritas yang terangkum
dalam motto “”Aku susah, kau bantu; Kau susah, aku bantu””. Inilah nilai-nilai
yang membuat Koperasi Kredit Sangosay sangat berkembang hingga saat ini.
Sebagai pribadi, nilai-nilai tersebut membantu ekonomi-usaha saya berjalan
dengan baik, saya bisa membiayai anak-anak pada sekolah-sekolah favorit,
membuat saya sebagai anggota lebih bertanggungjawab dan berjuang lebih keras
menuju kesejahteraan.
(W5/FAL/18-02-2016/17.00-19.00)
Ternyata
nilai-nilai koperasi sangat menggugah anggota untuk lebih bertanggungjawab pada
diri sendiri dan keluarga serta meningkatkan usaha-usaha produktif anggota itu
sendiri. Nilai-nilai itu lebih bermakna apabila dilakukan atas dasar kemauan
pribadi melalui keteladanan kendatipun pengenalan dan pemahaman awal lahir dari
adanya proses pendidikan, pelatihan dan pendampingan. Apabila rasa
tanggungjawab keteladanan dimiliki dan dihayati dengan baik maka usaha pribadi
akan berjalan dengan baik dengan sejumlah keuntungan lainnya dan koperasi
kredit secara kelembagaan akan berkembang dan berkelanjutan.
Hal
senada diungkapkan anggota “MB” yang mengungkapkan bahwa “ … melalui
nilai-nilai ini saya aktif berkoperasi kredit, belum pernah lalai dan terlibat
dalam pendidikan serta memperkenalkan
Koperasi Kredit Sangosay kepada masyarakat dan keluarga”
(W7/MB/22-02-2016/12.45-14.15).
Wawancara
mendalam juga terungkap bahwa nilai-nilai koperasi tidak hanya bermanfaat bagi
diri anggota bersangkutan dan koperasi kredit namun juga bermanfaat bagi
anak-anak anggota koperasi kredit sebagai pembentukan karakter bertanggungjawab
pada diri sendiri dan memulai budaya menabung sejak usia dini. Ini luar biasa
lantaran nilai-nilai dapat dilanjutkan kepada generasi emas koperasi kredit
atas inisiatif anggota. Apabila mereka sudah besar nanti, koperasi kredit hanya
mengingatkan dan menggugah sesuatu yang sudah direkam di alam bawah sadar.
Informan anggota “SFR” menuturkan pengalaman pribadinya tentang pengenalan,
pemahaman dan penghayatan nilai-nilai koperasi:
Nilai-nilai yang saya ketahui dan hayati itu jujur, tanggungjawab,
terbuka, solider, kemandirian, kreativitas dan inovasi. Nilai-nilai tersebut
sangat bermanfaat sebagai pembentuk kepribadian anak-anak dan anggota keluarga
agar komitmen dengan janji (setor sediri, simpan teratur, pinjam bijaksana,
angsur tepat waktu = realisasi nilai-nilai koperasi), anak-anak tidak banyak
menuntut, diskusi secara terbuka dengan anak-anak (SMA) beri jatah Rp50.000
untuk simpan di Koperasi Kredit Sangosay setiap bulan, anak-anak memiliki buku
kas sendiri (melatih hidup hemat dan tahu menghargai uang).
(W11/SFR/02-03-2016/11.00-13.45)
Manfaat
nilai-nilai bagi keluarga juga diungkapkan secara singkat oleh informan anggota
“YKK” yang menyatakan bahwa “Saya melaksanakan nilai-nilai koperasi dengan
tulus dan itu menguntungkan bagi kehidupan pribadi serta keluarga”
(W15/YKK/18-03-2016/11.30-12.45).
Nilai-nilai
koperasi yang dianggap sebagai roh penggerak organisasi koperasi kredit sangat
dirasakan para pengurus Koperasi Kredit Sangosay. Salah seorang pengurus bahkan
secara terbuka menyatakan bahwa tanpa pemahaman dan penghayatan nilai-nilai
koperasi secara benar maka Koperasi Kredit Sangosay akan bubar.
Informan pengurus “YNR” pun menyatakan secara
lugas:
Saya sebagai pribadi maupun sebagai pengurus (sekretaris 1)
melihatnya sangat bermanfaat. Saya mau katakan secara singkat bahwa tanpa
pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai koperasi, koperasi kredit kami
akan bubar. Bagaimana koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang tanpa ada
penghayatan nilai kejujuran, kepercayaan, solidaritas, kemandirian dan
tanggungjawab sosial. Kami sungguh merasakan bahwa anggota dan fungsionaris
melaksanakan nilai-nilai itu sehingga koperasi kredit bisa bertahan dan
berkembang sampai saat ini. Hal ini bisa dilihat secara anggka-angka statistik.
(W1/YNR/17-02-2016/10.00-12.00)
Pendapat
diatas didukung pengurus lain “PL” yang memberi kesaksian bahwa “Nilai-nilai
menjadi fundamen pelaksanaan koperasi kredit sehingga koperasi kredit kami
dapat berkembang sejauh ini. Bayangkan koperasi kredit tanpa nilai “”bagaikan
membangun rumah di atas pasir sehingga datang angin tantangan dan ujian,
koperasi kredit akan cepat jatuh”” (W2/PL/17-02-2016/13.30-15.00). Hal senada
diungkapkan penasihat “TDR” yang bersaksi bahwa “Nilai-nilai itu sungguh
diwujudnyatakan dalam Koperasi Kredit Sangosay sehingga koperasi kredit ini
dipercaya masyarakat. Jumlah anggota mencapai 31 ribu lebih sebagai salah satu
indikator pemahaman dan penghayatan nilai-nilai koperasi termasuk manajemen
bekerja lebih keras dan mencintai anggota” (W8/TDR/24-02-2016/11.00-14.00).
Pemahaman
dan penghayatan nilai-nilai koperasi juga mendapatkan tantangan dalam
pelaksanaannya. Pola hidup boros, rasa egoistis dan kurangnya slodaritas sesama
anggota dan fungsionaris bisa menjadi salah satu tantangan sehingga pelaksanaan
nilai-nilai belumlah optimal.
Informan general manajer “LL” pun mengatakan:
Tantangan yang kami hadapi adalah pemahaman dan kesadaran sebagian
anggota relatif masih terbatas, partisipasi dalam menghadiri RAT terus
didorong, perilaku konsumtif dan boros, egois (tidak mengembalikan pinjaman
meski prosentasinya kecil), kurangnya solidaritas, rendahnya keterampilan dalam
mengelola pendapatan sertanya rendahnya mengelola usaha produktif. Solusi yang
kami lakukan yaitu pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan dan
simultan bagi para anggota dan fungsionaris, meningkatkan frekuensi rapat dan
pertemuan (semakin sering rapat, semakin baik). Melakukan evaluasi dan
monitoring berkelanjutan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan jati diri
koperasi dalam Koperasi Kredit Sangosay.
(W18/LL/01-04-2016/21.00-23.00)
Tantangan
pelaksanaan nilai-nilai juga diungkapkan salah seorang manajer cabang “VAN”
yang menyatakan bahwa “Masih ada sebagian anggota yang belum jujur dalam
memberikan informasi pinjaman pada tempat lain sehingga macet”
(W12/VAN/04-03-2016/10.30-13.30). Salah seorang manajer cabang lain “FXL” juga
sependapat dengan mengatakan bahwa “Masih ada sebagian anggota yang tidak
terima aturan yang memperketat aturan pinjaman, pemahaman yang berbeda-beda
setiap anggota sehingga kurang konsisten melaksanakannya” (W16/FXL/18-03-2016/15.00-17.00).
Tantangan-tantangan
tersebut selalu melahirkan solusi atau jalan keluar. Kedua manajer cabang ini
mengamini bahwa solusi yang mereka lakukan adalah pendidikan, pelatihan,
keteladanan dan survey kepuasan. Keduanya menyatakan bahwa “Solusi yang kami
lakukan pendidikan, pelatihan, penyadaran, keteladanan dan survey kepuasan
anggota” (W12/VAN/04-03-2016/10.30-13.30; W16/FXL/18-03-2016/15.00-17.00).
Tantangan
pelaksanaan nilai-nilai koperasi juga diakui pengawas Koperasi Kredit Sangosay
meski menurutnya belum terlalu mengganggu. Informan pengawas “WN” menuturkan:
Tantangan yang kami hadapi belum terlalu nampak, belum ada hal-hal
yang mengganggu. Mungkin hanya tingkat kesadaran yang belum sempurna sehingga
ada saja sebagian anggota yang kurang memenuhi kewajibannya. Indikatornya,
Koperasi Kredit Sangosay maju dan dipercaya masyarakat. Solusi yang kami tempuh
adalah penyadaran akan nilai-nilai melalui kegiatan pendidikan, pelatihan,
pertemuan serta keteladanan.
(W9/WN/24-02-2016/16.30-18.30)
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Deprindag
Kabupaten Ngada melihat bahwa Koperasi Kredit Sangosay sudah melaksanakan
nilai-nilai koperasi walaupun belum semuanya dan harus terus ditingkatkan.
Beliau bangga bahwa Koperasi Kredit Sangosay sangat konsen dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dan mendapatkan berbagai penghargaan baik tingkat
kabupaten, provinsi bahkan nasional serta menjadi model pelaksanaan jati diri
koperasi. Informan Kepala Dinas “MNA” menyatakan:
Belum sepenuhnya menjalankan nilai-nilai koperasi, masih perlu
ditingkatkan. Nilai itu yang saya maksud adalah nilai menghargai koperasi atau
koperasi kredit lain dalam merekrut anggota baru. Koperasi Kredit Sangosay
harus merekrut masyarakat yang belum menjadi anggota bukannya anggota yang sudah
menjadi anggota pada koperasi kredit lain atau juga membuka cabang pelayanan
pada daerah yang sudah ada koperasi kredit. Usul saya, bagaimana kalau Koperasi
Kredit Sangosay bisa menggarami koperasi kecil seperti sistem bapak angkat
begitu serta bermitra dalam perputaran modal usaha. Walau pun begitu, saya
sebagai kepala dinas sangat berterima kasih kepada Koperasi Kredit Sangosay
yang telah menerima berbagai penghargaan baik kabupaten, provinsi maupun
nasional karena kiprah mereka memberdayakan masyarakat melalui koperasi kredit.
Koperasi Kredit Sangosay menjadi model pelaksanaan jati diri, membantu
pemerintah daerah dalam penyerapan tenaga kerja dan wirausaha mandiri.
(W17/MNA/01-04-2016/08.15-10.00)
Gambar 3.4 Berbagai piala penghargaan. (Sumber: Koperasi Kredit
Sangosay)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar