PAR Bagi Koperasi Kredit

Oleh Kosmas Lawa Bagho, S. Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang

PAR adalah singkatan dari Portofolio at Risk. Lembaga keuangan apa pun sudah terasa kebiasaan mendengar kata yang satu ini. Tidak asing lagi. Termasuk lembaga pemberdayaan akar rumput koperasi kredit. Setiap lembaga bisnis yang bersentuhan dengan kredit kepada anggota atau nasabah tentu sangat familiar dengan portofolio at risk atau lebih dikenal dengan singkatan PAR.



PAR berkaitan dengan resiko pinjaman yang akan dialami oleh koperasi kredit atau lembaga keuangan apa pun. PAR adalah pontensi kerugian dialami lembaga apabila sejumlah pinjaman yang dilepaskan kepada anggota atau nasabah dalam satu bulan tidak mengembalikan angsuran pokok dan bunga pinjaman atau pun anggota atau nasabah mengembalikan angsuran pokok dan bunga tidak sesuai jumlah berdasarkan perikatan pada surat perjanjian pinjaman.

Anggota mengembalikan pinjaman tidak tepat waktu dan tidak tepat jumlah sudah dikategorikan memiliki potensi kerugian. Koperasi Kredit (45) dibawah payung Puskopdit Flores Mandiri sudah menyepakati dalam suatu forum rapat mengikuti kriteria macet sesuai standar internasional yakni PAR.

Awalnya pengurus, pengawas dan manajemen cukup banyak nada penolakan lantaran hal itu dirasakan sungguh berat dan tak mampu dipenuhi oleh koperasi kredit mana pun di daerah ini. Namun seiring perjalanan usaha di tengah persaingan kompetensi dan performance lembaga keuangna di dunia dan Indonesia maka pengurus, pengawas dan manajemen (fungsionaris) koperasi kredit di Puskopdit Flores Mandiri menerima dengan tangan dan hati terbuka, bahkan menjadi persyaratan utama menuju koperasi kredit sehat versi Puskopdit Flores Mandiri.

Ada banyak forum pertemuan untuk mendesiminasi dan menyadarkan fungsionaris agar menciptakan performance lembaga keuangan koperasi kredit maka PAR adalah alat atau cermin bagi pengelolaan koperasi kredit yang bersih, jauh dari kredit macet dan transparan. Berbagai forum pertemuan itu pun seperti satu suara untuk mengimplementasikan PAR pada setiap koperasi kredit masing-masing.

Selasa, 15 November 2016 kemarin sore, forum pengurus, pengawas dan manajer koperasi kredit sekota Ende pun digelar. Momen itu dimanfaatkan oleh seluruh fungsionaris untuk bercermin diri pada data PAR yang lebih memprioritaskan pada ring 1 dan lembaga koperasi kredit. Koperasi kredit yang hadir memiliki PAR cukup tinggi dan sudah berkomitmen untuk menurunkannya dengan dua tindakan utama yakni curatif apa yang sudah terjadi dan preventif agar ke depan tidak terjadi lagi.

Pertemuan sore kemarin juga membahas PAR pada tingkat pengurus, pengawas dan manajemen (manajer dan para staf). Semuanya melihat PAR sebagai cambuk untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas koperasi kredit sebagai lembaga keuangan agar bisa bersaing. "Kita mengimplementasi ""Saber Pungli"" Presiden Jokowi dengan "Saber tata kelola keuangan (PAR) koperasi kredit", tegas manajer Puskopdit Flores Mandiri, Drs. Mikhael Hongkoda Jawa pada acara pembukaan pertemuan konsolidasi internal koperasi kredit sekota Ende.

Dalam pertemuan ini juga membahas tentang kriteria koperasi kredit SEHAT versi Puskopdit Flores Mandiri. Ada pun tiga komponen yang menjadi dasar pijak sebagai berikut:

SEHAT ORGANISASI
* Tata aturan yang jelas: simpanan, pinjaman, kinerja kerja karyawan, persus kepegawaian dll.
* Pengurus, pengawas dan karyawan kopdit tidak termasuk daftar PAR.
* Kepatuhan/tidak ada pelanggaran terhadap peraturan kredit termasuk set up data.
*Internal kontrol: pengurus dan pengawas melakukan evaluasi keuangan berkala dengan fokus pada kelalaian dan pencairan pinjaman - kantor cabang dan paripurna.

SEHAT USAHA
* PAR (berdasarkan tunggakan pokok & bunga): rata-rata 10% dalam satu periode pembukuan.
* Tidak ada data cash bon bagi fungsionaris dan anggota.
* Perbandingan modal sendiri dan pinjaman Puskopdit yakni 3:1.
* Tidak ada pinjaman atau penyertaan dari luar jaringan Puskopdit (swadaya modal perputaran).

SEHAT ADMINISTRASI
* Disiplin laporan (data real time).
* Data PAR dilaporkan secara kepada pengurus dan manajer.
* Daftar PAR dilampirkan pada laporan pra-RAT (TP/Kancab) dan laporan RAT (tanpa TP/Kancab).

Ini baru mulai. Tentu ada banyak tantangan. Tantangan dijadikan sebagai peluang untuk lebih berprestatif.

***