Selasa, 14 Oktober 2014

Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Komunikasi Bisnis 3

Oleh Kosmas Lawa Bagho & Akhmad Sanhaji



2.2.2 Kelemahan
Namun selain kekuatan di atas, masih terdapat faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai kelemahan (weakness) dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain: lingkungan usaha belum sepenuhnya kondusif, terutama belum adanya kepastian hukum; dukungan riset dan pengembangan dan transfer teknologi masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan; belum tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk teknologi informasi dan komunikasi; pasar ekspor yang masih terbatas; ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku impor masih tinggi, sehingga mudah terpengaruh oleh perubahan global; terbatasnya SDM yang profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri teknologi informasi dan komunikasi; potensi usaha berbasis teknologi informasi dan komunikasi belum dikembangkan secara optimal misalnya industri animasi; tingginya tingkat pembajakan produk piranti lunak. 
 
2.2.2   Peluang
Beberapa aspek penting yang dapat dijadikan peluang dalam penelitian, pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain: membaiknya perekonomian Nasional Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005-2025 berada pada kisaran 6 persen per tahun; semangat reformasi dan demokrasi, maraknya semangat reformasi dan demokrasi dapat dijadikan momentum untuk melakukan perubahan mendasar di segala bidang, termasuk dalam upaya penelitian, pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi; berkembangnya ekonomi baru, perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya (resource based economy) menuju transisi ekonomi baru menjadi perekonomian berbasiskan pada pengetahuan (knowledge based economy) dengan dukungan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; meningkatnya akses informasi, akses informasi yang semakin luas membawa implikasi pada tuntutan konsumen terhadap barang dan jasa yang semakin meningkat.
Hal ini merupakan peluang untuk meningkatkan produktivitas dengan memperbaiki Quality, Cost & Delivery (QCD) barang dan jasa di bidang teknologi informasi dan komunikasi; globalisasi memberikan peluang untuk memperluas jaringan kerjasama regional maupun internasional, khususnya bagi penelitian, pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
2.2.3   Tantangan
Selain peluang yang terbuka, terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam penelitian, pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain: menyelaraskan kebijakan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi dengan kebijakan ekonomi. Pengembangan teknologi sangat terkait dengan kemajuan perekonomian. Diperlukan kebijakan agar dunia usaha berpihak terhadap penggunaan hasil riset dan produk teknologi yang dikembangkan di dalam negeri.
Hasil riset yang dilakukan harus diserap oleh dunia usaha dengan dukungan pasar terhadap produk bangsa sendiri; Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling strategis dalam penelitian, pengembangan dan penguasaan teknologi. Dalam hal ini, secara simultan harus dilakukan pengembangannya baik sumber daya manusia yang terdapat dalam industri teknologi informasi dan komunikasi serta praktisinya di organisasi (ICT Worker), maupun pemakainya (Enabled Worker). Dalam hal ini termasuk juga peningkatan partisipasi perempuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi; Meningkatkan pemahaman pentingnya budaya informasi.
Meskipun beberapa tahun belakangan ini, pengembangan teknologi sudah dilakukan, tetapi belum diimbangi dengan tumbuhnya kesadaran baru dari masyarakat akan pentingya informasi. Padahal masyarakat informasi (information society) akan mungkin dicapai, apabila pengembangan teknologi informasi dan komunikasi disertai oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya informasi; Meningkatkan peranan dunia usaha besar, menengah dan kecil dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Daya tarik dan daya saing untuk berinvestasi di bidang teknologi masih rendah.
Oleh karena itu harus ada upaya untuk meningkatkan insentif dari pemerintah, struktur biaya dan kepastian hukum; Meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Berdasarkan data global software piracy tahun 2004 yang dilansir oleh Business Software Alliance (BSA) (Juli, 2004) Indonesia merupakan salah satu dari empat negara dengan pembajakan perangkat lunak terbesar yakni 88%, setelah China (92%), Vietnam (92%) dan Ukraina (91%).
Kenyataan ini merupakan tantangan yang harus dihadapi, karena persoalan seperti ini akan menghambat perekonomian Indonesia dengan disepakatinya Trade Related aspect to Intellectual Property Rights (TRIPs) yang memungkinkan negara-negara maju menggunakan isu Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk menjaga posisinya dalam perdagangan internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar