Jumat, 31 Januari 2014

Ekonomi Kerakyatan Itu adalah Koperasi Kredit


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Undang-Undang Negeri ini sangat mengagungkan ekonomi kerakyatan sebagai tiang penopang perekonomian nasional. Ekonomi kerakyatan sebagai penopang ekonomi nasional secara de yure sungguh luar biasa diganungkan bahkan menjadi salah satu pasal fundasi legitimasi perundang-undangan Republik Indonesia secara khusus pasal 33 ayat 1 UUD 1945.


Namun dalam tataran pelaksanaan atau de facto sungguh di luar kenyataan. Ekonomi nasional tidak lagi menopangkan tiang-tiangnya pada ekonomi kerakyatan tetapi malah ekonomi kapitalis. Yang unggul yang menang.

Hal ini mungkin saja terjadi bahwa lantaran kebanyakan kita belum memahami pengertian dasar, apa itu ekonomi kerakyatan atau apa sih wujud dari ekoonmi kerakyatan itu?

Kebanyakan pakar ekonomi sejagad bisa saja memberikan pengertian yang berbeda-beda sesuai kapabilatas intelektualitasnya secara pribadi atau kelompok atau berbeda karena perbedaan kepentingan dan persepsi.

Di antara semuanya itu, ada satu titik simpul bahwa ekonomi kerakyatan adalah yang berdaulat adalah rakyat dengan prinsip 'dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat'. Slogan atau motto ini belumlah kehilangan daya magis atau maknanya hingga saat ini ketika ekonomi sudah sangat mengglobal.

Sejajar dengan pengertian tersebut di atas maka ada sebagian besar pakar ekonomi tidak ragu dan tidak malu-malu mengakui bahwa koperasi (kredit) adalah bentuk atau wujud dari ekonomi kerakyatan. Untuk itu, pemberdayaan ekonomi melalui wadah koperasi kredit adalah tepat sesuai filosofi dan dasar ekonomi kerakyatan.

Walau demikian, belum sepenuhnya seluruh rakyat apalagi para petinggi menghargai apalagi menghayatinya. Namun harapan dan kenyataan itu datang dalam diri Ketua DPRD Ende sekaligus bupati terpilih Kabupaten Ende yang akan dilantik pada tanggal 07 Apri 2014 nanti untuk periode 2014-2019  Bapak Marsel Petu. 

Pernyataan dan komitmennya dihadpan forum Rapat Anggota (RAT) ke-25 Kopdit Ampera-Kekandere tanggal 30 Januari 2014 sungguh patut diapresiasi. Beliau memiliki pengatahuan yang baik tentang ekonomi kerakyatan dan komit dengan tindakan dengan menjadi anggota Kopdit Ampera dan berkomitmen mengikuti seluruh proses dan mekanisme yang terjadi pada Kopdit Ampera termasuk komitmennya untuk mengikuti pendidikan dasar kopdit 7 Jam. 

Bagi penulis, ini sesuatu yang luar biasa dan memiliki harapan besar bagi pemberdayaan koperasi kredit-koperasi kredit di seluruh Kabupaten Ende. "Ikan itu busuk dari kepala dan enak karena kepala". "Ikan" pemberdayaan ekonomi kerakyatan atau koperasi kredit mulai tahun 2014 akan menjadi tahun kebangkitan komitmen dan perhatian pemerintah bukan hanya dengan janji-janji tetapi dengan melakukan. 

Kita berharap ekonomi kerakyatan itu adalah koperasi kredit dengan teladan dari sang kepala pemerintah kabupaten memberikan dampak dan efek positif bagi peningkatan pendapatan ekonomi masing-masing keluarga. 

Ende, 1 Februari 2014


3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Salam sukses untuk seluruh Koperasi di Indonesia.
    Tulisannya sungguh luar biasa Paakk.. Terima kasih dan kami menunggu postingan selanjutnya.

    BalasHapus
  3. Terima kasih untuk komentarnya yang memotivasi. Saya hanya menulis apa yang dilihat, dirasakan dan dilakukan dengan kelebihan maupun keterbatasan sebagai manusia. Sukses juga pak Yeremias

    BalasHapus