Minggu, 26 Januari 2014

Mengapa Kopdit Bangkrut!

Oleh Kosmas Lawa Bagho


Pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit dari sisi anggota, modal, aset dan kantor pelayanan cukup menjanjikan. Di mana-mana gerakan koperasi kredit atau credit union di seantero bangsa menunjukkan grafik pertumbuhan yang cukup konsisten dan signifikan. Kita lihat saja apa yang terjadi dengan pergerakan fenomenal koperasi kredit atau credit union di Kalimantan Barat, Sumatra Utara dan Nusa Tenggara Timur akhir-akhir ini.



Untuk kedua pulau Kalimantan dan Sumatra sudah sejak tahun 1990-an menunjukkan prestasi fenomenal di tingkat nasional. Lantaran pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa demikian mendorong aktivis gerakan koperasi kredit Nusa Tenggara Timur banyak melakukan studi banding pengelolaan koperasi kredit atau credit union ke dua pulau tersebut selain Denpasar-Bali, Jakarta, Lampung dan Yogyakarta.


Para aktivis terutama pengurus dan fungsionaris koperasi kredit dan puskopdit yakni Puskopdit Flores Mandiri yang sebelumnya bernama Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada melakukannya pada bulan Mei 2005. Ada sekitar 26 pengurus, pengawas, manajer dan staf ikut dalam rombongan besar dimaksud. Melakukan kegiatan sejak tanggal 02 - 26 Mei 2005 dengan mengunjungi Inkopdit Jakarta, Puskopdit Caraka Lampung, Puskopdit Kalbar-Pontianak, Puskopdit SUMUT di Medan dan Puskopdit Yogyakrta.


Para aktivis belajar mengapa koperasi kredit atau credit union di tanah seberang sangat fenomenal pertumbuhan anggota, modal, aset dan kantor pelayanan yang representatif. Ada banyak pembelajaran yang diperoleh dan sudah penulis input dalam enam bagian dalam blog ini. Ada satu benang mereah penghubung yang kuat adalah mereka melakukannya diatas fundasi nilai-nilai dan empat pilar sebelumnya tiga pilar serta yang memayunginya semua itu adalah pendidikan anggota baik dasar dan lanjutan serta peningkatan ketrampilan para fungsionaris.


Sekembali dari studi banding tersebut, pendidikan menjadi yang utama dengan tetap berpedoman pada empat pilar yakni pendidikan, kemandirian/swadaya, solidaritas dan inovasi. Nilai-nilai itu diselimuti nilai-nilai utama seperti kejujuran, kedisiplinan, penuh pengorbanan tanpa pamrih, kerjasama, kepercayaan, kebenaran, keterbukaan, demokratis, transparan.

Sejak paruh waktu 2005 hingga sekarang, pertumbuhan secara statistik baik anggota, modal, aset sungguh nyata dan mengundang decak kagum anggota maupun masyarakat. Studi banding yang dilakukan di beberapa tempat ternyat memberikan makna positif bagi koperasi kredit/credit union di Puskopdit Flores Mandiri saat ini.

Salah satu koperasi kredit/credit union yang menjadi sumber inspirasi dan menjadi tempat studi banding adalah Koperasi Kredit/CU Cinta Mulia, Pematangsiantar, Medan.

Saat itu, Mei 2005, CU Cinta Mulia merupakan salah satu kopdit besar di Puskopdit SUMUT dengan pengelolaan yang profesional. Namun hal itu terjadi sebaliknya saat ini. Penulis tidak tahu pasti, apa penyebabnya sehingga dalam berita malam TVRI, Jumat, 24 Januari 2014 ada tayangan tentang Koperasi Kredit/CU Cinta Mulia. Namun sayang bukan berita positif melainkan berita anggota CU dimaksud tidak bisa mendapatkan kembali keuangan yang telah mereka investasikan. 

Koperasi kredit/Credit Union yang dikelola secara profesional ternyata juga tersandung masalah. Mungkin para pengelola dan pengurus sudah mulai melupakan nilai-nilai dasar yang membangunnya awal hingga mencapai prestasi yang sangat fenomenal. Pertanyaan, "Mengapa Kopdit Bangkrut". 

Kita bisa berdebat, berdiskusi banyak hal, banyak alasan dan banyak penyebab. Namun yang pasti, mungkin kita terlalu mengagungkan uang tanpa mendongrak nilai-nilai dalam proses pengelolaannya. Mungkin uang tidak lagi dilihat sebagai sarana, manusia menjadi pusatnya. Akan tetapi sebaliknya, manusia (anggota) hanya sebagai sarana dan uang menjadi sasaran utama. Modal dan aset besar sudah mejadi kebanggaan tanpa melihat lagi kualitas anggota dan kompetensi serta integritas para pengelolanya sebagai titik fokus koperasi kredit.

Persoalan yang sedang dialami CU Cinta Mulia hendaknya menjadi pembelajaran penting agar gerakan kita tidak lagi terpesrosok ke dalam masalah kebangkuratan. CU CInta Mulia tidak harus menjadi obje kritik kita tetapi mengambil hikmah positif dibalik kendala yang sedang mereka hadapi. Suhartno Kasdani, pakar motivator nasional pernah melansir bahwa agar organisasi bisnis bisa langgeng maka perlu menerapkan tiga hal: Stop, Start, Evaluasi. Baca lebih lanjut pada blog ini dengan judul Tiga Hal Menuju Sukses ...

CU Cinta Mulia, bangkitlah segera dari mati suri sebab kami pun pernah mengalaminya. Semuanya bisa dilalui apabila diikuti dengan kejujuran untuk bekerja keras dan komitmen untuk bangkit kembali. CU Cinta Mulia, kamu pasti bisa, kami mendoakan, mendukungmu dengan emosi-emosi postif. "Badai pasti cepat berlalu dan Tuhan menyertaimu hingga akhir zaman" Amin

Ende, 27 Januari 2014

2 komentar: