Selasa, 13 November 2012

Kegelisahan Sebuah Hati


Oleh Kosmas Lawa Bagho

Tanggal 11 November 2012, telah terjadi kegiatan Kongres Orang Muda Koperasi Kreatif yang disponsori Koperasi Kredit Serviam Ende dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November 2012 dengan menggandeng BEM Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula Ende di aula STPM dengan menghadirkan rencananya 100 orang muda (mahasiswa/i) namun yang hadir sekitar 6o peserta dengan para pejabat teras seperti Suster Ketua Yayasan Nusa Bhakti, Sr. Kristofora, OSU, Ketua STPM, Ibu Yulita Eme, Manajer Puskopdit Flores Mandiri, Drs. Mikhael H. Jawa, Ketua Kopdit Serviam Ende, Kosmas Lawa Bagho, S.Fil dan seluruh unsure pengurus, pengawas, penasihat dan staf manajemen Kopdit Serviam Ende.

Penulis  mengawali sapaan pembuka ini dengan judul “Kegelisahan Sebuah Hati”. Secara pribadi, penulis sendiri tidak tahu, hati siapa yang sedang dirundung gelisah, sedih dan gundah. Mungkin hati orang yang sedang berbicara, Civitas Akademika & BEM STPM, Para Narasumber, Suster Ketua Yayasan Nusa Taruni Bhakti, Ibu Ketua STPM atapun kita semua yang hadir di dalam ruangan ini. Namun yang pasti bahwa kita semua memadahkan syukur berlimpah kepada Tuhan yang maha pengasih yang telah mengumpulkan ratusan hati untuk berurun-rembug pada momen spesial hari ini.

Mei 1998, penulis mengikuti acara syukuran wisuda seorang teman. Waktu itu, salah seorang pembimbing mahasiswa ekstern STFK Ledalero, Pastor Kirchberger, SVD berkenan memberikan sambutan atau lebih tepat sapaan peneguhan. Pastor misionaris yang berasal dari Jerman itu mengatakan bahwa “Malam ini, kalian para wisudawan diayubahagiakan setinggi langit. Setiap sudut tunduk member salam dan setiap bibir tersungging senyum manis kepada anda sekalian. Akan tetapi, coba kalian lihat besok dan seterusnya, ketika anda kalian dengan baju lengan panjang dan bercelana rapih mengisi lorong demi lorong untuk melamar pekerjaan. Setiap orang yang kalian temui seakan diam membisu dan bahkan ada yang tersenyum sinis serta anda bukanlah orang yang beruntung, hanya menjadi penganggur”.

Pertanyaannya, meski paling tinggi pendidikannya, mengapa kian banyak lulusan universitas menganggur? Apa artinya? Tidak ada jaminan bahwa para lulusan perguruan tinggi akan mudah mendapatkan pekerjaan. Apabila angka ini terus bertambah dari tahun ke tahun, sudah pasti angka pengangguran intelektual akan semakin membengkak. Mengapa angka pengangguran di Indonesia tidak pernah berkurang dari waktu ke waktu? Apa yang salah? Kalau kita boleh menyalahkan, sebenarnya yang salah adalah diri kita sendiri. Mengapa? Siapa yang menyuruh kita menganggur? Tidak ada seorang lain pun yang menyuruh kita menganggur, kecuali diri kita sendiri.

Fenomena ini kian menggelisahkan, ketika kita menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa kurang terlibat atau tertariknya kaum muda termasuk (maaf) mahasiswa/I terhadap kegiatan menabung. Kaum muda lebih tertarik dan berteman dengan hal-hal yang bersifat pembelanjaan dari pada menabung sebagai bekal modal usaha saat ini terutama pada saat setelah wisuda nanti. Orang-orang muda masih lebih berminat pada kegiatan-kegiatan yang menghabiskan dari pada kebiasaan hidup hemat dengan membelanjakan yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. Tentu tidak semua orang muda tetapi yang paling dominan.

Kegelisahan sebuah hati adalah kegundahan hati-hati kita yang sedang berada di ruangan yang monumental pada momen spesial hari ini. Apakah kita tetap dan terus terbenam dalam kolam kegelisahan? Ataukah kita secara bersama-sama berupaya keras untuk mencari jawaban atau paling kurang sebuah alternatif solusi untuk mengatasi kegelisahan yang sedang kita alami saat ini dan masa-masa yang akan datang. Hal itu sangat ditentukan oleh kualitas kegiatan kita hari ini. Mari kita berdiskusi secara cerdas dan bijak agar kita mampu mencairkan batu karang kegelisahan yang kian menggumpal lantaran terus berada dalam kolam pemborosan.

Keprihatinan dan kegelisahan ini terwujud melalui Kongres Orang Muda Koperasi Kreatif dengan nara sumber utama Drs. Mikhael H. Jawa, Manajer Puskopdit Flores Mandiri yang membedah topik “Koperasi dalam Membidik Wirausaha Muda Kreatif”, Paskalis X. Hurint, S.Fil, M.Si menyoroti topik “Posisi Orang Muda dalam Koperasi Kredit”, Kosmas Lawa Bagho, S.Fil membahas tema “Berkenalan Lebih Dekat dengan Kopdit Serviam Ende” serta dua orang narasumber pengusaha sukses lantaran menggunakan pinjaman dari Koperasi Kredit Serviam yakni Ibu Mariam Asi (Usaha Kios) dan Bapak Agustinus Lobo (Pengusaha Bengkel Kayu, Kos-Kosan,  Kendaraan).

Kongres itu sendiri memiliki tujuan mulia antara lain, menata koperasi kredit masa depan dengan melibatkan oran muda sebagai pelanjut pengelolaan dan anggota koperasi kredit, mengonsolidasi orang muda kampus untuk menjadi wirausha muda kreatif serta mendorong STPM sebagai perguruan pertama yang mendekatkan mahasiswa/generasi muda dengan dunia koperasi terutama koperasi kredit sebab ekonomi kerakyatan saat ini dan masa depan menjadi pilihan strategis orang muda dan sebagai langkah konkret kaderisan koperasi kredit yang berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar