Selasa, 09 Oktober 2012

Membentuk Kader Yang Berkarakter

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Proses membentuk kader yang berkarakter atau dalam bahasa yang agak filosofis memanusiakan manusia untuk menjadi pribadi yang unggul, jujur dan bertanggungjawab tidak semudah membalikkan telapak tangan apalagi di tengah dunia yang semakin mementingkan materi dan uang. Mikhael H. Jawa dalam acara pembukaan pertemuan anak-anak fungsionaris koperasi kredit tingkat SLTA dari tiga kabupaten (Ende, Ngada dan Nagekeo) di Aula Puskopdit Flores Mandiri tanggal 19-21 Agustus 2012, mengatakan bahwa pertemuan seperti ini tidak hanya membangun semangat kebersamaan dan persaudaraan sejati di antara anak koperasi kredit tetapi lebih dari itu justru membentuk kader yang berkarakter. “Pertemuan ini untuk melanjutkan apa yang telah dirintis para pendiri, orang tua, kakak dan saudara yang telah berupaya memanusiakan manusia menjadi pribadi yang unggul, jujur dan bertanggungjawab melalui koperasi kredit dan Puskopdit, “ urai Mikhael H. Jawa yang juga manajer Puskopdit Flores Mandiri. Kegiatan pertemuan anak-anak tingkat SLTA saat ini menghadirkan 31 utusan dari 5 koperasi kredit anggota Puskopdit Flores Mandiri dengan komposisi nuansa gender, 15 laki-laki dan 16 perempuan. Tiga puluh satu orang ini merupakan akumulasi dari 12 orang utusan Kopdit Boawae 8 orang Kopdit Sartika 6 orang Kopdit Sangosay 3 orang Kopdit Bahtera dan 2 orang Kopdit Malajaya. Kebersamaan dan Persaudaraan Sejati Hanya dalam Tuhan Pastor Elias Doni, SVD baik dalam rekoleksi maupun perayaan ekaristi senantiasa menegaskan bahwa kebersamaan dan persaudaraan sejati ada hanya dalam Tuhan sebab yang ada di dunia biasanya membangun kebersamaan atau persaudaraan selalu diukur dengan nilai uang atau materi. Itu yang kita kenal dengan kebersamaan dan persaudaraan palsu atau tidak asli, kata Elias Doni, pastor yang sudah diplotkan pemimpinnya untuk menjadi pastor tetap gerakan koperasi kredit yang berpayung dibawah Puskopdit Flores Mandiri sejak Agustus 2012. Selain itu, yang sejati hanya ada didalam hati. Hati itu memiliki filter/ saringan untuk menyaring hal-hal buruk untuk tidak masuk ke dalam hati nurani. Hati nurani setiap detik memiliki sintesa untuk membersihkan kita dari sikap hidup boros, pola hidup konsumtif untuk membangun karakter hidup hemat dan mulai menabung dari uang jajan yang diberikan orangtua. “Apabila itu terjadi maka diri kita akan menampakkan aura positif yang menyebar dan dirasakan sesama dengan sendirinya meski terkadang hati nurani kita kering, kosong, rapuh, hampa, tak ada isinya namun Tuhan Yesus membuatnya menjadi indah dan utuh pada waktunya” ujar pastor Elias lebih lanjut. Mikhael H. Jawa diakhir perayaan ekaristi, sekali lagi menyampaikan terima kasih kepada pastor Elias Doni, SVD dan juga provinsial SVD Ende yang dengan rela memberikan tetap kepada gerakan di wilayah ini untuk mendampingi penguatan rohani para aktivisnya. Kepada anak-anak gerakan, Mikhael mengingatkan bahwa “Gerakan kita bukan hanya urus uang tetapi juga membangun karakter dan martabat sejati dan bukan yang palsu. Untuk itu, di atas pundak kalian, ada tanggungjawab besar untuk melestarikan gerakan ini di masa depan. Tanggungjawab itu bisa dilaksanakan apabila kamu bisa menghargai para perintis dan pengorbanan orang tua kalian selama ini. Sementara itu, Pastor Elias Doni, SVD ketika diberi kesempatan untuk berbicara mengawalinya dengan menceritakan kembali suka duka waktu awal sekolah dulu terutama masuk seminari baik seminari rendah di Hokeng maupun di Ledalero. “Saya berasal dari keluarga miskin dan hanya bermodalkan Rp125 tahun 1967 dan hanya karena kebaikan misi waktu itu maka saya bisa menjadi imam. Seandainya tidak ada misi, saya tidak bisa menjadi seperti ini. Namun misi (dukungan uang) saat ini sudah tidak ada lagi. Sekolah-sekolah menjadi mahal. Untuk itu, saya hanya berpesan kepada anak-anakku generasi penerus bahwa mendapatkan uang itu sulit tetapi apabila ada banyak uang, jangan salahgunakan uang. Apabila uang itu digunakan untuk sekolah maka sekolah yang sungguh-sungguh untuk menjadi kader yang berkarakter koperasi kredit masa depan,” demikian Pastor Elias yang disambut tepuk tangan peserta yang sebagian besar anak-anak SLTA. Membangun Monumen Pendiri Disela-sela rekoleksi dan perayaan ekaristi pastor Elias juga menyampaikan bahwa untuk menghargai dan menghormati karya besar sang fundator, perintis gerakan koperasi kredit atau Credit Union maka Puskopdit Flores Mandiri melalui Manajer telah mendapatkan restu membangun patung Pastor B.J. Baak, SVD di Puskopdit ini. Peristiwa ini bukan sebagai bentuk pemujaan (pendewaan) manusia tertentu tetapi monumen menjadi visualisasi perjuangan, pengorbanan tak terlupakan bagi generasi penerus koperasi kredit masa depan untuk tetap menghayati nilai-nilai yang sudah ditanam Pastor B.J. Baack, SVD sejak awal 1970-an. “Benih yang kecil itu telah tumbuh dan mekar begitu indah dan sekarang berkecambah serta menjadi pohon yang besar yang bisa mengayomi seluruh anggota dan masyarakat di wilayah ini terutama masyarakat kecil yang berkekurangan”, jelas pastor Elias Doni. Kegiatan pertemuan anak-anak kopdit tingkat SLTA ini juga diberikan pembekalan mengenai Kopdit dalam Dinamika Sejarah dan Tiga Pilar Koperasi Kredit yang difasilitasi oleh Kosmas Lawa Bagho. Kosmas menegaskan bahwa generasi penerus yang berkarakter hendaknya belajar sejarah dan nilai-nilai yang ditanamkan sejak awal pergerakan koperasi kredit agar menjadi pijakan yang kuat untuk terus melanjutkan karya-karya besar secara lebih bertanggungjawab dan tidak dikenal sebagai generasi penghancur. Tiga pilar (Kemandirian, Pendidikan dan Solidaritas) menjadi fundamen penting dan daya perekat di tengah dunia yang makin invidualistik dan penuh konflik kepentingan. Tanpa penanaman nilai-nilai ini yang kuat maka kita akan berebutan “mammon” dan koperasi kredit cepat atau lambat akan ambruk, urai Lawa Bagho. Sementara itu, Paskalis X. Hurint dalam pemaparannya tentang jati diri koperasi dan pembangunan manusia melalui koperasi menegaskan lagi, anak-anak generasi penerus koperasi kredit masa depan hendaknya mendalami dan menghayati keunikan atau jati diri koperasi pada umumnya dan koperasi kredit pada khususnya. Jati diri koperasi termuat secara jelas dalam defenisi, prinsip dan nilai-nilai sebagai benang merah nilai-nilai moral yang harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-sehari dan bukan saja hafalan untuk mendapatkan nilai bagus di sekolah. Pelaksanaan jati diri koperasi dalam praktek merupakan penghayatan membangun pribadi seutuhnya. Mikhael H. Jawa dalam penyampaiannya mengenai filosofi uang dan gerakan menabung menabung sekali lagi menegaskan bahwa menabung harus bangun dari kesadaran diri melalui sarana-sarana yang sederhana seperti celengan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Menabung menjadi karakater atau nilai utama bagi masa depan dan kesejahteraan anak-anak koperasi kredit sekaligus menjadi nilai lebih yang membedakan dengan anak-anak yang tidak bergabung dalam keluarga koperasi kredit. Mikhael H. Jawa juga menjelaskan tentatang uang (Usahakan, Aturlah, Nabung dan Gunakan secara bijaksana). Melalui penghayatan nilai-nilai ini membutuhkan pengendalian diri untuk mempersiapkan masa depan yang lebih sejahtera, kata Mikhael dengan penuh antusias. Untuk mendukung gerakan menabung secara mandiri dibutuhkan pencatatan dalam buku kas harian. Vilomena Peti mengajak peserta, bagaimana mengelola uang secara bertanggungjawab, mengarahkan pada penghematan dengan melakukan pencatatan secara tertib berapapun rupiah yang diterima dan yang dikeluarkan setiap saat. Kami menyadari bahwa untuk mencatat buku kas harian membutuhkan keuletan, ketekunan dan keterbukaan. Untuk itu, “Anak-anak harus berbangga di saat usia masih sangat muda, adik-adik sudah mendapatkan pembekalan membuat buku kas harian. Dengan demikian pengelolaan uang secara bijaksana pasti bisa direalisasi,” tambah Vilomena Peti sembari melatih peserta membuat buku kas harian yang disiapkan panitia. Pemenang Perlombaan Kali ini, Puskopdit Flores Mandiri juga menggelar berbagai perlombaan kreatif sebagai sarana pembekalan uji ketangkasan, kecerdasaan dan terutama sikap mental bertanding dan mau menghargai yang menang maupun yang kalah. Kadang kala dalam suatu pertandingan, orang hanya menghargai pemenang tetapi melalui media ini, anak-anak sejak usia dini untuk tahu menghargai yang menang dan kalah sebagai pribadi yang memiiliki karakter positif. Dalam nuansa kebersamaan dan persaudaraan sejati, para pemenang perlombaan adalah cerdas cermat seputar dunia koperasi kredit diraih juara I Koperasi Kredit Sangosay, juara II Koperasi Kredit Boawae, Juara III Koperasi Kredit Bahtera. Perlombaan mengetik cepat yang meraih juara I Zother Sonata (Kopdit Bahtera), juara II Maria Y.T. Bupu Rinu (Kopdit Sangosay), juara III Maria F. Elo Tegu (Kopdit Bahtera). Perlombaan catur diraih oleh Zother Sonata (Kopdit Bahtera), juara II oleh Elphianus Soro Wea (Kopdit Boawae), juara III oleh Yosef A.P. Dopo (Kopdit Boawae), juara IV oleh Inda Lenga (Kopdit Sangosay), membaca puisi juara I diraih oleh Inda Lenga (Kopdit Sangosay), juara II oleh Maria E.O. Oy (Kopdit Boawae), juara III diraih oleh Priska Wea (Kopdit Sangosay) dan pop singer, juara I oleh Thesa Rato (Kopdit Sangosay), juara II oleh Maria E.O. Oy (Kopdit Boawae) dan juara III diraih oleh Priska Wea (Kopdit Sangosay).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar