Kamis, 30 Juli 2020

Spin-Off: Impian Sejuta Usaha Menuju Kesejahteraan Bermartabat 4

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Ketua Pengurus Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri Ende


Spin-Off Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri
Rapat Tim Editor Penerbitan Buku SPG
Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri terutama pengurus periode 2017-2019 berkeinginan kuat mewujudkan “double passive income” anggota secara sungguh-sungguh dan dikelola secara profesional sehingga memberikan asas manfaat tambahan bagi setiap anggota. 

Spin off perusahaan (bdk. https://www.simulasikredit.com/apa-itu-spin-off-dalam-perusahaan-bisnis/) merupakan tindakan atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) untuk memisahkan usaha secara parsial atau sebagian sehingga mengakibatkan sebagian aktiva dan passiva perusahaan tersebut beralih karena hukum kepada dua perseroan atau lebih. Dengan demikian, spin off perusahaan dapat dipahami sebagai pemisahan sebagian perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas secara hukum menjadi dua atau lebih perusahaan baru.


Spin off perusahaan sebagai salah satu upaya restrukturisasi perusahaan dapat dilakukan dengan mengacu pada dua aturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Jenis perusahaan selain perbankan, spin off mengacu pada Undang-Undang Perseoran Terbatas (UUPT) sedangkan spin off perusahaan perbankan mengacu pada Undang-Undang Perbankan Syariah (UUPS).

Pakar manajemen bisnis atau lebih dikenal sebagai tokoh perubahan, Rhenald Kasali dalam tulisannya baik berupa hasil wawancara dengan Tonnio Irnawan dalam PICU (Pusat Informasi Credit Union: Edisi September-Oktober & November-Desember 2019 serta dalam bukunya yang terakhir dengan judul MO: Series On Disruption: Sebuah Dunia Baru Yang Membuat Orang Banyak Orang Gagal Paham, sangat mendukung gerakan koperasi kredit Indonesia untuk melakukan perubahan pelayanan berhadapan dengan perkembangan ilmu teknologi atau lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0.

Beliau menulis, “Revolusi Industri 4.0 mengubah pendekatan dan menjadikan pengusaha-pengusaha baru dengan pendekatan baru. Dari product based yang mengedepankan fitur, desain, positioning dan compliance beralih menjadi ecosystem based dengan penciptaan nilai (value creation) yang diperoleh dari efek jejaring. Jangan tempatkan banyak telur hanya dalam satu keranjang karena jika jatuh, semua telur pecah. Sebar risiko dengan menaruh di beberapa keranjang” (bdk. Kasali, Rhenald. 2019. MO: Series On Disruption: Sebuah Dunia Baru Yang Membuat Orang Banyak Gagal Paham. Mizan Anggota IKAPI. Jakarta. p. 4-6; PICU No.51/Th.10, Edisi September-Oktober 2019. p.29 dan PICU No.52/Th.10, Edisi November-Desember 2019. p. 36).

Memang Rhenald Kasali tidak membahas khusus tentang spin-off dan dalam bahasanya “jangan menepatkan telur dalam satu keranjang” menunjukkan bahwa perubahan pelayanan dan inovasi sangat dibutuhkan koperasi kredit apabila mau survive di tengah arus digitalisasi serta covid-19 yang lagi mendera dunia usaha saat ini.

Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri dengan mengusung visi dan misi menciptakan pengusaha sebanyak-banyaknya juga berjuang untuk melakukan spin-off dengan harapan anggota mendapatkan double atau multi passive income selain dividen akhir tahun dan bunga setiap bulannya.

Kegiatan spin-off yang dilakukan Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri tidak pada lembaganya melainkan pengembangan pada anggota yang bersama-sama melakukan usaha bersama, modal bersama dan pengelolaan secara bersama. Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri bagaikan seorang bidang yang membantu melahirkan ibu melahirkan dan tidak menjadi ibu dari anak yang dilahirkan.

Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri membidani kelahiran kelompok-kelompok usaha dengan nama Kelompok Serviam’s Pig Consortium (SPC), dengan fokus usahanya beternak babi yang dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2019 dengan anggotanya berjumlah 17 orang, Serviam’s Marketing Link (SML) dibentuk tanggal 22 September 2019 dengan anggota 37 pengusaha dalam segala bidang; Serviam’s Publishing Grup (SPG) dengan anggota 31 orang yang memiliki fokus pada menulis buku, membangun jaringan komunikasi antar media dan lembaga pendidikan guna mendukung kemajuan koperasi kredit dibentuk tanggal 08 Maret 2020. Serviam’s Publishing Group (SPG) sedang berjuang keras menerbitkan buku perdananya yang akan dilaunching pada Rapat Anggota Nasional (RATNAS) INKOPDIT Tahun Buku 2019 dengan tema “Masa Depan Koperasi Kredit di Tengah Arus Digitalitasi & Covid-19”. SPG didukung dengan kelompok riset yang bernama Serviam’s Research Group (SRG) yang dilaunching tanggal 12 Januari 2020.

Pembentukan kelompok usaha anggota ini bertujuan untuk menciptakan “double atau multi passive income anggota dan keberlanjutan lembaga. Bahasa Robby Tulus “membuat CU tambah kuat sekaligus membantu pengembangan sektor riil”. Tentu belum menjadi contoh terbaik (best practice) bagi pengmbangan spin-off, Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri baru memulai dengan menggunakan ilmu teknologi serta revolusi industry 4.0 sebagai panduan untuk berubah cara pengelolaan yang selaras dengan perubahan bisnis terkini.

Penutupan
Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri yang sebelumnya dikenal dengan Koperasi Kredit Serviam terus melakukan terobosan agar pengelolaan koperasi kredit memberikan asas manfaat lebih bagi peningkatan kesejahteraan anggota dan keberlanjutan lembaga yang kuat, sehat, aman dan profesional. Koperasi Kredit SBM belum menemukan format ideal dari berbagai kemungkinan yang bisa dikembangkan sesuai regulasi yang berlaku di negeri ini misalnya Wirakop, Spin-In, Holding Usaha maupun Spin-In. Tulisan ini hanya mengungkapkan apa yang sudah dilakukan dan akan dilakukan Koperasi Kredit SBM sebagai api percikan kesadaran bagi generasi selanjutnya untuk mewujudkan impian sejuta usaha menuju kesejahteraan bermartabat.


 Daftar Pustaka

Alibaba Global Initiatives. 2020. Panduan Aksi Digital Bagi Pengusaha di Tengah Covid-19: Pembelajaran dari Alibaba. Alibaba Group Holding Limited.
Flores Pos, 04 Oktober 2017.
Inkopdit. 2019. “PICU: Pusat Informasi Credit Union”, Edisi September-Oktober & November-Desember 2019. Jakarta.
Kasali, Rhenald. 2019. MO: Series On Disruption: Sebuah Dunia Baru Yang Membuat Orang Banyak  Gagal Paham. Mizan Anggota IKAPI. Jakarta.
Lawa Bagho, Kosmas dkk (ed). 2010. Kopdit Serviam & Kemiskinan di Flores. Ende, Percetakan Arnoldus.
Wawancara pribadi penulis dengan Robby Tulus. 2020. “Massanger Facebook”.


*Seri Tulisan Buku "Koperasi Kredit di Tengah Arus Digitalisasi" yang penulis kata pengantarnya Bapak Teten Masduki, Mentri Koperasi & UKM RI, penulis Prolog Bapak Prof Rhenald Kasali dan Bapak Drs. Robby Tulus. Diterbitkan oleh tim Serviam's Publishing Group (SPG) Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri Ende (SBM Ende) tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar