Senin, 28 Mei 2018

Anak-Anak Bisa Menjadi Anggota Koperasi dan Koperasi Kredit

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Peserta Loknas dan Open Forum Inkopdit 2018 di Palembang
Utusan Puskopdit Flores Mandiri Ende, Flores, NTT

Utusan Serviam bersama pak Munaldus
Suatu kepercaayaan mengandung tanggungjawab besar bahwa penulis memperoleh kesempatan lagi untuk menghadiri kegiatan akbar Lokakarya Nasional, Open Forum dalam rangka Rapat Anggota Nasional (RATNAS) Inkopdit-Indonesia Tahun Buku 2017 di Palembang tanggal 02-07 Mei 2018.



Puskopdit Handrya Sangraha Sumtra Selatan, Palembang menjadi tuan rumah untuk menampung para utusan pengurus, pengawas, penasihat, manajer dan staf manajemen koperasi kredit dari Sabang sampai Marauke, dari Natuna hingga Pulau Flores. Tempat berlangsungnya kegiatan di Hotel Horison Ultima Palembang. Peserta menginap pada dua hotel yakni Horison sendiri dan hotel Anugerah.

Peserta yang hadir 716 orang terdiri dari panitia lokal, panitia nasional, para undangan dan 703 utusan dari seluruh Indonesia. Mereka berkumpul pada satu tempat untuk mengevaluasi pengelolaan serta kemajuan yang dicapai sebelumnya serta menrancang berbagai strategi inovasi ke depannya dengan lebih progresif, produktif serta profesional di era milenial.

Koperasi kredit memang harus terus melakukan refleksi serta mencari terobosan-terobosan baru agar seluruh produk dan pelayanan tidak ketinggalan zaman. Koperasi kredit harus berpikir sebagai manusia pesisir tegas Rhenal Kasali pada suatu momen membangi pengalaman dalam workshop tentang "change leader menuju koperasi kredit besar".

Banyak sekali pakar koperasi, bisnis dan manajemen yang hadir untuk saling meneguhkan dan menguatkan agar perkembangan koperasi kredit di mana saja berada di planet bumi Indonesia bisa memberikan daya dongkrak kenajuan ekonomi dan kesejahteraan anggota dan masyarkat seluruh Indonesia.

Hal yang tidak kalah menarik, tampilnya Bapak Tri Untung Basuki, Deputi Mentri Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang membahas tentang regulasi perkoperasian membantu pengembangan perkoperasian di Indonesia lebih bisa bersaing dengan lembaga bisnis lainnya di Indonesia. Berbagai tata aturan dan regulasi dibuat pemerintah untuk melindungi pengelolaan perkoperasi dari berbagai intrik yang menjauhkan koperasi dari definisi, prinsip dan nilai atau lebih dikenal dengan jati diri koperasi sejati.

Koperasi kredit merupakan salah satu koperasi yang setia pada jati diri. Koperasi kredit adalah salah satu bentuk koperasi sejati. Tidah mengharapkan banyak bantuan apalagi bantuan modal perputaran anggota dari pemerintah. Koperasi kredit taat asas pada lima pilar mereka yakni pendidikan, kemandirian, solidaritas, inovasi dan persatuan dalam keberagaman.

Diharapkan ke depannya, koperasi kredit bisa menunjang PDB bangsa dan negara ini, tegas pak Untung.

Satu hal menarik yang bisa penulis petik dengan jelas bahwa anak-anak bisa menjadi anggota koperasi terutama koperasi kredit sebab regulasi memberi ruang kepada anak-anak menjadi anggota luar biasa. Anggota luar biasa ditandai dengan anggota belum bisa dipertanggungjawabkan secara hukum tetapi diberi ruang agar mereka bisa membudayakan sikap hidup hemat dan mau menabung sejak usi dini.Semakin bayak oraang menabung berarti kemajuan suatu negara dapat ditingkatkan.

Hal ini menjadi sangat krusial sebab dalam sesi tanya-jawab ada yang mulai mempertanyakan atau mengeluh di berbagai daerah bahwa anak-anak tidak bisa diterima menjadi anggota koperasi atau koperasi kredit sebab melanggar regulasi. Dengan demikian salah satu peserta workshop dengan suara lantang memohon pak Untung agar memberikan surat pemberitahuan kepada para kepala dinas koeprasi dan UMKM di daerah baik provinsi maupun kabupaten.

Kini, kita sudah lega bahwa anak-anak bisa mejadi anggota koperasi kredit dengan status dalam regulasi sebagai anggota luar biasa.

Penulis meski tanpa regulasi pun, pasti akan membiasakan anak-anak terjaring dalam keanggotaan koperasi kredit sebab kita melatih mereka untuk hidup hemat dan mau menabung. Masa sih mengajak anak-anak utnuk hidup hemat dan menanbung koq dilarang. Yang benar sajalah. Namun demikian, negeri ini sungguh mencintai benih-benih kebaikan yang harus ditanam sejak usia dini. Karakter anak-anak kita bentuk dengan budaya hidup hemat dan mau menabung akan membentuk generasi bangsa ini yang tidak konsumtif dan konsumeristis.

Selamat berparaktik. Selamat datang anak-anak bagi yang belum bergabung pada koperasi kredit. Masa depan koperasi kredit ada di tangan dan otak kalian.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar