Minggu, 13 Mei 2018

Perjalanan Loknas Induk Koperasi Kredit ke Palembang

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri

Bersama Uskup Agung Palembang
Hampir saban tahun, gerakan koperasi kredit/Credit Union melakukan perjalanan dari suatu tempat di seluruh Indonesia menuju satu titik tempat tujuan untuk menghadiri kegiatan Lokakarya Nasional (Loknas), Open Forum dan Rapat Anggota Nasional (Ratnas) Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT). Tahun lalu, semuanya berkumpul dan berdiskusi di Makassar dan tahun ini, 2018 untuk tahun buku 2017 di Palembang dengan Puskopdit Handrya Sanggraha sebagai tuan rumah pelaksanaan.



Palembang tahun ini sepertinya mendapatkan durian runtuh sebagai tuan rumah penyelenggara even-even besar berskala nasional bahkan internasional. Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI) yang tersebar pada 36 Puskpodit dan 800 lebih primer di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Natuna hingga Flores berkumpul di Palembang, khususnya di Hotel Horison Ultima dan Hotel Anugerah, Palembang juga pada bulan Agustus nanti akan menerima rombongan internasional, negara-negara Asia dalam rangka Asian Gemes.

Perjalanan rombongan Puskopdit Flores Mandiri ada 3 kloter besar. Utusan seluruhnya paling sedikit sebab kali ini, pesertanya dibatasi dari pihak Inkopdit. Puskopdit Flores Mandiri hanya mengutus peserta dari beberapa primer dengan peserta perorangan hanya 42 orang. Empat puluh dua orang tersebut terbagi dalam 3 rombongan besar yakni gelombang pertama dengan peserta 25 orang, kedua sekitar 7 orang dan ketiga 10 orang.

Rombingan 25 orang melalui fasilitasi Puskopdit Flores Mandiri dan utusan Puskopdit Flores Mandiri. Penulis termasuk dalam rombongan 25 orang dan merupakan utusan Puskopdit Flores Mandiri yang dipercayakan bersama sahabat Hendrikus Tewa untuk mengkoordir para peserta.

Perjalanan cukup santai dan menggembirakan. Namun selalu ada saja satu dua hal sebagai kerikil tantangan dalam setiap kali perjalanan. Saat ini, rombongan agak kecil ketimbang tahun-tahun sebelumnya mencapai 70-80 orang dan dalam rombongan besar. Biasanya ada barang yang tertinggal, orang tertinggal atau pun kelebihan bagasi sudah menjadi menu rutin para koordinator.

Kali ini lebih spesial. Rombongan kecil. Ada hal-hal lucu yang seharusnya tidak perlu terjadi. Awal perjalanan dari Bandara Abroesman Ende sudah terjadi hal yang paling menggelikan. Ada beberapa penumpang yang terlambat check in. Semuanya bisa teratasi. Satu penumpang hingga pesawat take off, belum juga tiba. Segala perjuangan dilakukan. Berbagai nomor hp dan wa dikontak.

Sialnya, hp dan wa penumpang bersangkutan off sejak pagi pukul 05.30 hingga 07.00. Hal ini bisa dimaklumi bahwa sebelumnya check in seharusnya pukul 09.00 namun ada perubahan pesawat dan perubahan jadual check in serta keberangkatan ke Kupang. Perubahan ini sudah disampaikan koordinator sehari sebelumnya.

Penulis sesungguhnya utusan Puskopdit Flores Mandiri namun menjadi beban tanggungjawab tersendiri sebab calon penumpang tersebut adalah salah seorang utusan koperasi kredit primer yang kebetulan penulis sebagai ketua pengurus.

Tidak ada tanda-tanda bahwa koper penulis tidak sempat di check in di Ende sebab penulis sudah mengumpulkan koper-koper para peserta untuk dicheck in sebagai barang bagasi. Sialnya, koper penulis tidak sempat dicheck in bersama koper peserta lainnya. Penulis masih sibuk mengurusi para calon penumpang yang terlambat dan salah seorang yang sampai keberangkatan tidak bisa diselamatkan lagi.

Tiba di Bandara Eltari Kupang setelah transit di Tambolaka, setelah diantrian pengambilan bagasi lantaran ganti pesawat baru ketahuan bahwa koper penulis tertinggal di Ende, Flores.Wah, gawat nih sebab penulis tanggal 03 Mei 2018 harus tampil di depan peserta Loknas untuk melaunching buku padahal semua pakaian di dalam koper yang tertinggal di Ende.

Penulis sempat panik. Namun ada akal bahwa masih ada satu penumpang yang tertinggal. Kontak ke Ende, petugas bandara El Tari Kupang juga membantu kontak ke Ende, ternyata penumpang bersangkutan masih bisa dapat pesawat dan koper ada di Ende. Negosiasi berjalan dan semuanya bisa terselamatkan.

Perjalanan kami lakukan dari Ende tanggal 02 Mei 2018. Kami berangkat dari rumah pukul 05.30, lama transit di Kupang hingga 3 jam lebih, berangkat dari Kupang ke Denpasar lalu transit di Jakarta dan pukul 19.30 WIB tiba di Hotel Horison Ultima Palembang.

Di bandara Palembang, kami sudah dijemput panitia lokal. Terima kasih kawan-kawan panitia lokal yang telah bekerja keras selama penjemputan hingga pelaksanaan sejak tanggal 02 hingga 07 Mei 2018 dan tanggal 08 Mei bagi peserta RATNAS.

Kerikil-kerikil kecil selama perjalanan menggambarkan bahwa usaha koperasi kredit juga demikian. Semua perencanaan yang matang tentu ada saja tantangan di tengah perjalanan. Oleh karena itu, butuh kesabatan, ketekunan dan kreativitas dalam mencari solusi dengan prinsip "win-win solution". Ada tantangan berarti koperasi kredit atau CU kita segera akan naik kelas hehehe.

Penulis menulis kisah perjalanan ini ditengah duka mendalam akibat bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya setelah berbagai peristiwa tragedi kemanusiaan di Makobrimob Jakarta serta berbagai tindakan bom bunuh diri di berbagai tempat.

Mari kita mendoakan para korban yang juga tidak tahu mengapa mereka menjadi sasaran apalagi masih anak-anak serta meminta Pemerintah serta Negara harus tegas terhadap berbagai tindakan atau rencana yang mengacaukan NKRI dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Mari kita tetap membangun hubungan kemanusiaan di antara kita mulai dari lingkungan terkecil. Koperasi kredit atau CU salah satu wadahnya apalagi kita sudah berikrar setia pada LIMA PILAR KOPERASI KREDIT DI BUMI PANCASILA. Lima pilar itu adalah pendidikan, kemandirian, solidaritas, inovasi dan persatuan dalam keberagaman yang oleh penasihat Koperasi Kredit Serviam menggambarkannya dalam lima jari manusia.

Hindari cara-cara kekerasan untuk mengatasi persoalan. Negara dan Pemerintah harus tegas terhadap berbagai tindakan teroris dengan alasan apa pun. Terorisme adalah musuh kemanusiaan kita bersama tanpa memandang ras, suku, pilihan politik dan agama.

Kita semua adalah manusia yang bermartabat. Mari kita hargai kemanusiaan kita dan sesama kita sebagai ciptaan "Sang Maha Penghidupan".

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar