Selasa, 03 Februari 2015

Berburu Ingatan secara Permanen

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Univesitas Negeri Malang

Sejak 11 Oktober 2014, saya menemukan buku sangat spesial selain buku-buku lain yang mulai saya baca dengan teliti. Saya memang seorang yang suka baca namun kadang tidak bisa mengingat apa yang telah saya baca. Saya mengalami sedikit kemunduran dalam mengingat apalagi dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan demikian saya tidak pernah menjadi orang nomor satu di dalam kelas selama proses belajar hehehe



Waktu setelah tamat perguruan tinggi dan melanjutkan dengan pekerjaan juga demikian. Tidak pernah ingat secara persis dan apabila ada pertanyaan baru dicari jalan keluarnya. Namun membaca sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan meski tidak pernah mengerti atau ingat pada waktu itu. Walau pun demikian, membaca ternyata membawa perubahan sedikit demi sedikit, otak saya untuk mengingat apa yang telah saya baca apabila ada pekerjaan yang menutut untuk itu.

Hal ini yang membuat saya agak was-was ketika sang menajer mempercayakan saya sekali lagi untuk melanjutkan ke jenjang pascasarjana ketika usia saya sudah menginjak yang ke-47 tahun. Tidak mudah memang. Apalagi mengingat, saya pernah gagal dalam test masuk Bulan April 2009. Tahun 2014, sang manajer memberikan saya kesempatan sekali lagi setelah salah seorang teman atas rekomendasi saya hampir menyelesaikan studi pascasarjananya.

Memang luar biasa. Tidak semua orang memperolehnya. Apalagi memperoleh kesempatan itu kedua kali. Jarang sekali kesempatan itu datang dua kali dan banyak orang bijak mengatakan bahwa "Kesempatan dan peluang itu tidak pernah dua kali". Saya tidak tahu apa yang terjadi sehingga saya mendapatkan kesempatan dan peluang indah untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dua kali dan semua proses perkuliahan ditanggung oleh lembaga yang saya dan teman-teman bekerja.

Lama memang saya memikirkan untuk menerima kesempatan itu. Sang manajer sangat berbaik hati. Beliau menyakinkan pengurus dan semua anggota agar memberikan kesempatan kedua bagi saya untuk melanjutkan studi, tentu untuk kebutuhan dan keberlanjutan lembaga pemberdayaan masyarakat akar rumput yang kami abdi sejak paruh waktu 1994-an (saya sendiri baru bergabung pada lembaga ini Mei 1997).

Kendati dengan berat hati akibat trauma dan kemunduran dalam mengingat (belajar yang baik) tersebut, saya pun memohon bantuan Tuhan Yesus untuk membantu saya dalam proses ini. Saya memberanikan diri untuk menerimanya dan aktivitas ini diumumkan secara terbuka kepada para pengurus, manajer dan kepala bidang 46 koperasi kredit (primer) yang membuat saya semakin tertantang dalam kecut hehehe.

Saya mencoba sekali lagi. Teman saya yang lebih dahulu, memproses dan membantu mempersiapkan agar saya pun bisa tembus pada kampus yang telah ia alami. Semuanya berjalan hingga proses wawancara dan memenuhi segala persyaratan. Memang ada satu dua persyaratan akademik yang tidak memenuhi namun masih ada harapan untuk diterima. Tidak ada alternatif untuk mencari kampus lain selain yang telah dibidik dari awal. Di tengah hampir semua kampus telah melakukan test masuk awal, ternyata saya belum beruntung bersaing dengan para pelamar pada kampus bersangkutan. Ada nada putus asa dan mau menyerah. Namun sang teman terus mendorong saya dan berusaha mencari alternatif.

Hampir semua kampus dicari dalam 'search google' bagi yang masih membuka test gelombang akhir. Kami memutuskan pada dua kampus yang berdekatan pada kota yang sama. Mengikuti test keduanya. Menunggu dalam ketidakpastian namun Tuhan Yesus sungguh baik sehingga saya diterima pada dua kampus yang saya ikuti pada gelombang akhir meski pengumumannya hari berbeda secara berurutan. Otomatis saya memilih kampus yang lebih dahulu menginformasikan berita kelulusan secara on-line dan pada hari yang sama langsung ada acara penerimaan mahasiswa baru.

***
Koq lari tulisan ini jauh sekali dari judul. Untuk itu, mari kita kembali pada judul di atas. Cerita pengalaman di atas hanya mau mengantar saya pada buku yang saya sebut spesial dan amat membantu saya dalam proses belajar di pascasarjana. Buku itu dikarang oleh Tony Buzan yang dialihbahasakan oleh Susi Purwoko dengan judul "Buku Pintar Mind Map" terbitan Gramedia, cetakan keduabelas, Februari 2013. 

Mungkin sedang mujur. Saya lagi kebingungan. Suat hari Minggu tanggal 11 Oktober 2014, saya mengikuti perayaan Ekaristi (Katolik, red) di Gereja Kayutangan yang biasanya saya mengikutinya di Gereja Katedral Ijen Malang. Gereja Kayutangan dekat dengan pusat penjualan buku, Gramedia. Saya sebenarnya ke sana untuk membeli buku-buku yang berhubungan dengan materi perkuliahan aplagi perkuliahan senantiasa melibatkan keaktifan mahasiswa membuat makalah. Saya berjalan mengelilingi toko Gramedia tersebut dan mendapatkan sejumlah buku yang sedang saya butuhkan. Saya langsung membelinya. Ketika mau berjalan ke kasir, saya melewati lorong buku-buku motivasional. Saya berhenti dan mulai melihat serta membaca judul-judul buku yang ditawarkan dengan prmosi "best-seller". Mata saya langsung tertuju pada satu buku Mind Map tadi. Saya mengambilnya dan membaca bagian belakang buku (itu sudah menjadi kebiasaan) dan langsung tertarik. Saya membelinya.

Cukup lama buku saya letakkan di rak lantaran masih sibuk membaca buku-buku perkuliahan untuk menyelesaikan penulisan makalah baik secara pribadi maupun kelompok. Namun sudah menjadi kebiasaan saya bahwa setiap buku harus saya baca bagian belakang dan bagian pendahuluan atau sekurang-kurangnya bab 1. Saya mengambil buku Mind Map tersebut. Membaca halaman depan hingga bab 1, sepertinya buku tipis itu koq semakin merangsang saya untuk terus melanjutkan membacanya. Saya menyisihkan buku-buku lain dan melahap buku tersebut sampai selesai. Umur-umur saya membaca begitu semangat. Biasayan paling tinggi satu bab apabila yang tidak terlalu tebal selebihnya mengantuk atau merasa jenuh, namun saat ini sepertinya ada dorongan lain.

Saya terus membaca dan mulai tertarik pada salah satu ulasan tentang Mind Map yang telah membantu orang-orang sukses lantaran kreativitas dan daya ingat mereka yang sangat kuat bahkan Tony Buzan menyebutnya "permanen". Wah, kebetulannya ini, batin dalam hati. Saya tentu tidak berambisi untuk mengingat secara permanen tetapi paling tidak membantu saya dalam proses perkuliahan agar bisa ikut bersaing secara sehat dengan teman-teman lain yang masih "fresh" sebab ada mahasiswa ketika saya bekerja baru masuk kelas 1 SD dan sekarang kuliah pascasarjana bersama saya. Tentu sangat beda daya ingat mereka yang masih 'fresh graduate" dengan saya yang sudah cukup lama (17 thn) meninggalkan bangku perkuliahan apalagi memang saya sedikit bermasalah dengan daya ingat hehehe.

Saya mengambil intisari paparan Tony Buzan tentang manfaat Mind Map bagi kreativias dan memburu daya ingat yang sempurna. Tony memparkan dengan mengangkat orang-orang kreatif dan memiliki daya ingat yang mencipkan hasil yang sangat luar biasa bagi dunia dan tentuanya memberikan keuntungan financial dan spiritual bagi pribadi, keluarga dan negaranya masing-masing.

Mind Map menciptakan produktivitas kreatif dan daya ingat yang luar biasa (hal.117-125).
Volume dan produktivitas serta daya ingat pemikir besar sungguh menakjubkan.

@Maria Curie: ahli ilmu besar, bukan saja dihadiahi satu Hadiah Nobel, tetapi dua dalam bidang yang berbeda yaitu fisika dan kimia. Karyanya berkisar dari bidang magnetik, radioaktivitas, pengembangan kegunaan medis dari sinar X dan ia mengisolasi unsur-unsur radium dan polonium.

@Leonardo da Vinci: menciptakan begitu banyak ide dalam begitu banyak bidang sehingga belum ada orang yang berhasil menghitungnya.

@Charles Darwin: pencipta Teori Evolusi, bukan saja menulis buku setebal lebih dari 1000 halaman untuk hal ini, ia juga menulis 119 makalah, buku dan buklet ilmiah lainnya.

@Thomas Edison: mendaftarkan 1.093 paten orisinal yang masih merupakan rekor dunia untuk jumlah paten terbanyakk yang didaftarkan oleh satu orang. Ia juga menyelesaikan 350 buku catatan tentang karya dan idenya.

@Albert Einstein: selain karya besarnya tentang Relativitas, ia juga menerbitkan lebih dari 248 makalah ilmiahnya.

@Sigmund Freud: menulis dan menerbitkan lebih dari 330 makalah psikologi.

@Goethe: jenius besar Jerman, menulis begitu banyak sehingga dalam semua tulisannya ia menggunakan 50.000 kata yang berbeda.

@Garry Kasparov: pemain catur terbesar dalam sejarah, memainkan, menganalisis, mengingat dan mengomentari secara kreatif ribuan pertandingan catur terbesar dunia.

@Mozart: dalam masa hidupnya yang singkat menulis lebih dari 600 karya musik jenius termasuk 40 simfoni lengkap.

@Pablo Piccaso: tokoh kreatif abab ke-20, menghasilkan lebih dari 20.000 karya seni.

@Rembrandt: yang terlibat dalam banyak kegiatan termasuk bisnis, juga berhasil menyelesaikan lebih dari 650 lukisan dan 2.000 gambar.

@William Shakespeare: jenius kreatif yang dianggap sebagai penulis Inggris terbesar sepanjang masa dalam waktu 20 tahun menulis 154 soneta dan 37 drama besar.

Apa yang membuat mereka demikian? Salah satunya adalah menciptakan kreativitas dan daya ingat permanen melalui Mind Map dengan cara sebagai berikut:

Ada rumus khusus tentang seberapa seringa Anda harus mengkaji ulang informasi agar informasi tersebut melekat di ingatan dalam jangka panjang. Rumusnya adalah:

Pengulangan ke-1       Tepat setelah Anda pertama kali memperlajarinya
Pengulangan ke-2       Satu hari setelah Anda pertama kali mempelajarinya
Pengulangan ke-3       Satu minggu setelah Anda pertama kali mempelajarinya
Pengulangan ke-4       Satu bulan setelah Anda pertama kali mempelajarinya
Pengulangan ke-5       Tiga sampai enam bulan setelah Anda pertama kali mempelajarinya

Apabila Anda mengiktui rumus ini, Anda akan mengingat apa yang ingin Anda pelajari secara permanen dan bahkan akan mulai ingat lebih banyak karena otak akan berpikir sinergis tentang informasi yang disimpannya dan mulai membuat kaitan atau kreativitas baru di antara apa yang diketahuinya.

Marie Curie dkk telah membuktikannya. Saya bagaimana? Baru sedikit mempraktikkannya dan sudah memberikan sedikit dampak bagi proses perkuliahan pada semester 1. Mudah-mudahan prestasi terus saya pertahankan dan tingkatkan pada semester berikutnya hingg penyelesaian penulisan tesis dan lebih penting dari semuanya itu bisa memberikan dukungan bagi saya untuk mengaplikasikannya pada lembaga yang telah mempercayakan dan memberikan kesempatan dua kali kepada saya hehehe. Doakan ya. 

Terima kasih untuk semua bentuk doa, dukungan, kebersamaan dan cinta kita selama ini. Mari kita mencoba! Semoga bermanfaat.

***
Ditulis Malang, 04 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar