Kamis, 01 Februari 2018

Berbisnis Dengan Hati-Hati

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Staf Pengajar Poltek St. Wilhelmus Flores, Boawae
Ketua Koperasi Kredit Serviam Ende, Flores

Ippho Santosa  dikenal sebagai penulis yang nyentrik dan suka keluar dari berbagai tata aturan formal atau lebih bersifat lateral. Suka melompat dan menerobos batas kebiasaan. Gaya kepenulisan seperti ini mengundang decak kagum pembaca. Setiap judul buku yang beliau tulis selalu mendapatkan rangking "best seller".


Ada banyak buku yang ditulisnya. Saya sendiri suka dengan gayanya yang suka membuat kejutan. Awal membaca buku beliau, saya agak kerepotan memahami alurnya sebab banyak sekali kejutan yang sangat dinamis serta ciamik. Selalau mengundang berbagai pemikiran serta tafsiran serta tanya tanya hehehe.

Lama-lama, saya suka bahkan keranjingan membaca tulisannya baik pada buku offline maupun tulisan-tulisan online. Saya memiliki buku offline yang berjudul 10 Jurus Terlarang: Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa?

Judulnya saja sudah membuat pembaca merinding, menggeliar serta memacu adrenalin untuk menguliti huruf demi huruf serta coba mengambil hikmah maknanya.

Sejak awal kalimat sudah membuat kita terkagum-kagum. Cerita yang diangkat sungguh real serta dilukiskan atau ditulis secara meledak-ledak. To the point. Langsung pada tujuan. Fokus pada makna dan aksi. Tidak pernah berputar-putar menyampaikan maksudnya.

Kali ini, saya ingin membagikan sebagian kecil isi buku tersebut. Saya sungguh terkesima dengan tulisannya menyangkut 'Bisnis dengan Hati-Hati".

Beliau membuka tulisan tersebut dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Aa Gym dan Hermawan Kertajaya hal. 136.  "Kalau dulu Aa Gym dan Hermawan Kertajaya pernah menggagas Berbisnis dengan Hati (Conscience), maka setelah peristiwa penipuan teman saya, saya pun mengusulkan Berbisnis dengan Hati-Hati (Cautiousness). Bukan bercanda. Ini serius. Menurut saya, kedua-duanya harus seimbang.

Yah, antara do the rights thing dan do the things right. Apa penjelasannya? Begini, Berbisnis dengan Hati mengandalkan feel sementara Berbisnis dengan Hati-Hati mengutamakan think. Antara nurani dan nalar. Berrbisnis dengan Hati mengajak kita untuk tidak menganiaya sesama, sedangkan Berbisnis dengan Hati-Hati menjaga kita agar tidak teraniaya oleh sesama. Fair khan?" demikian uraiannya yang sangat menggugah.

Lebih lanjut Ippho pun menulis, " Ini semua saya formulasikan dalam E = MC2. Jangan kecele! Formulasi barusan sama sekali tidak ada kaitannya dengan rumus relativitasnya Albert Einstein. Terus, apa maksudnya? Begini. Agar tercipta keseimbangan (E= Equilibrium) maka mencari dan mengelola uang (M=Money) harus berlandaskan hati (C = Conscience) dan hati-hati (C = Cautiousness)."

Selamat membaca lebih lanjut dan praktik. Aksi!

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar