Rabu, 24 Juli 2013

Lokakarya Nasional sebagai Media Pembelajaran


 Oleh Kosmas Lawa Bagho & Yohanes Satu

Suatu kebanggaan bahwa kami bisa menghadiri hajatan besar Induk Koperasi Kredit Indonesia (INKOPDIT)  dalam bentuk kegiatan  lokakarya nasional (Loknas),  rapat anggota tahunan nasional (Ratnas)  dan Open Forum Tahun Buku 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 15-19 Mei 2013 di Hotel Ibis Trans Studio, Bandung.


Pelaksanaan Loknas, Ratnas dan Open Forum dimaksud mengusung tema, “Membangun Sistem Informasi Komunikasi untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan” menghadirkan 34 Puskopdit/BK3D, 194 koperasi kredit dan 791 anggota perorangan dengan perincian 626 laki-laki dan 165 perempuan yang merupakan wakil dari seluruh gerakan dari Sabang sampai Merauke, dari Flores sampai Manokwari-Papua.

Kegiatan Loknas,  Ratnas dan open Forum yang berlangsung kurang lebih empat hari  seakan  menghipnotis ratusan peserta dari seluruh pelosok tanah air untuk berpikir, berdebat, berdiskusi dan berkreasi secara positip tentang keberlanjutan dan masa depan kehidupan koperasi kredit dalam naungan payung INKOPDIT. Banyak hal yang menjadi pembelajaran dalam hajatan demokrasi tahunan ini.  

Abat Elias, General Manager INKOPDIT sebagai panitia mengharapkan agar 791 peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik sebagai momen pembelajaran yang sangat berarti supaya sekembali dari Loknas, Ratnas dan Open Forum, para utusan bisa melakukan berbagai perubahan di koperasi kredit atau puskopdit masing-masing. Apalagi dalam Open Forum, menghadirkan juga tiga pembicara profesional yang didatangkan dari luar negeri, salah satunya adalah Mrs. Sheila, mantan wakil perdana mentri Kanada.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Syafrizal Ikram, Ketua Puskopdit Jabar Barat. Beliau mengungkapkan kebanggaannya atas kehadiran para aktivis koperasi kredit dari seluruh tanah air. “Kita bangga sebagai orang gerakan, melakukan segala sesuatu dengan kekuatan sendiri termasuk pembiayaan. Terima kasih untuk kehadiran kalian dan terutama Inkopdit yang telah mempercayakan Bandung sebagai tuan rumah. Kita akan saling membagi pengatahuan terutama pengalaman dalam menumbuh kembangkan koperasi kredit/credit union di seluruh dunia di tempat ini dan akan diperkaya dengan sharing pengalaman dari para pelaku sukses dari luar negeri dan kunjungan pada koperasi kredit primer yang ada di Bandung”, katanya penuh haru.

Sementara itu Romanus Woga, Ketua Pengurus INKOPDIT dengan gaya khas menggugah peserta dengan mengatakan bahwa selama 3-4 hari, peserta akan mendalami dan menggeluti topik-topik seperti agri-finance, membangun karakter, komunikasi berbasis IT dan audit sosial termasuk review tiga jenjang gerakan koperasi kredit di Indonesia, model jejaring yang memenangkan persaingan dan kepemimpinanan yang berkesinambungan. Materi-materi ini akan dilengkapi dengan Daperma (Dana Perlindungan Bersama) dan Launching Sikopdit On-Line.

Agri-Finance dalam Koperasi Kredit
Materi ini disampaikan oleh Fransiscus de Fransu, Manajer Puskopdit Swadaya Utama Maumere dan Daniel, Bendahara Kopdit Lantang Tipo, Puskopdit Borneo, Kalimantan Barat secara bergantian. Fransu memulai presentasinya dengan memberikan pertanyaan reflektif “Apakah Kopdit/CU masih prihatin dan memperhatikan pemberdayaan masyarakat (anggota) yang mayoritasnya petani?” Agri-Finance merupakan produk perkenalan baru dari ACCU-Bangkok yang sesungguhnya mewujud pada CUMI (Credit Union Microfinance Innovation) buatan ACCU juga. Hal ini menjadi penting lantaran anggota CU mayoritasnya petani dengan cara: lakukan pemetaan potensi usaha masyarakat desa, membuat proposal usaha, membuat pakan ternak kerjasama dengan instansi teknis terkait, pelatihan ternak ayam serta promosi dan pemasaran produk anggota. Keterangan ini dilengkapi dengan video BIS (Business Information System).

Sementara itu, Daniel melengkapi presentasi Fransu dengan menyoroti 10 metodologi agri-finance pada koperasi kredit/CU sebagai berikut: Pemahaman area pertanian (perlu database yang akurat tentang jumlah luasnya arealnya pertanian yang dimiliki oleh anggota koperasi kredit, tingkat kesuburan dll), melakukan pemetaan sumber-sumber pertanian anggota secara akurat,  mengindentifikasi tantangan dan isu-isu yang dihadapi petani, membuat rencana aksi agri-finance (menargetkan jumlah anggota petani yang dilayani, membuat poljak simpanan dan pinjaman petani), melakukan pengembangan dan penguatan lembaga-lembaga petani (membentuk kelompok sesuai jenis usaha masing-masing, pelatihan kahlian teknis kerjasama dengan instansi terkait),  menggencarkan promosi asosiasi petani lokal (masyarakat yang telah terorganisir), meningkatkan kualitas kelompok-kelompok kecil petani, mendesain produk pelayanan pinjaman agri-finance, membangun hubungan kerjasama kelembagaan (petani bisa akses pada lembaga pemerintah, pertanian modern dengan menggunakan teknologi, membantu petani menentukan harga produksi pertanian) dan menciptakan program menarik bagi petani dan masyarakat.

Character Building (Tugas Para Pahlawan untuk Menyelamatkan Nilai)
Sesi Membangun Kepribadian dipandu oleh Mona Sugianto dan Michael Chandra, pasangan suami-istri yang psikolog ini sungguh menggugah dan menarik minat peserta dengan presentasi mereka yang menggelitik serta mengena. Keduanya membuka presentasi dengan mengangkat fenomena konkret manusia Indonesia saat ini yang diasumsi hedonisme, komsumerisme dan budaya instan yang telah mengangkangi nilai-nilai koperasi kredit /CU seperti kejujuran, tanggungjawab dan pengorbanan. Fenomena ini membuat orang gampang depresi sehingga mudah melakukan hal-hal yang melanggar norma atau hukum seperti bunuh anak kandung, bunuh diri sendiri, pencurian, perampokan bersenjata dll.

Fungsionaris Kopdit/CU harus melihat fenomena ini sebagai tantangan sebab Kopdit/CU sesungguhnya membangun manusia dengan segala kepribadiannya.  Keduanya juga mengemukan hukum “Tanam, Tuai” dalam siklus PIKIRAN, TINDAKAN, KEBIASAAN, KARAKTER, HASIL dan NILAI.

Karakter adalah ciri khas, unik, yang melekat pada diri seseorang. Karakter berarti tetap melakukan tanpa diawasi. Tiga karakter yang perlu dimiliki fungsionaris dan anggota kopdit/CU adalah sejati (berkata benar, berbuat benar), baik (memikirkan orang lain sebelum kepentingan dirinya pribadi) dan sabar ( kuat menanggung penderitaan).

Jejaring Koperasi Kredit
Abat Elias, General Manager INKOPDIT mengampu sesi ini dengan menyatakan bahwa  Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI) memiliki suatu sistem jejaring baik jaringan vertikal maupun jaringan horizontal yang membuat satu sama lain saing menguatkan atau pelayanan dalam praktiknya timbul kewajiban dan hak dari setiap anggota jaringan.

Di Indonesia jaringan koperasi kredit ada tiga tingkat yaitu Kopdit, Puskopdit dan Inkopdit. Kopdit merupakan koperasi kredit primer yang melayani anggota perorangan. Puskopdit merupakan koperasi kredit sekunder tingkat daerah yang melayani (memediasi) koperasi kredit primer. Inkopdit adalah sekunder nasional yang memediasi (melayani) Puskopdit di seluruh Indonesia.

Abat Elias melanjutkan bahwa jejaring 3 level ada tinggal di Indonesi sementara di negara lain hanya dua level yakni koperasi kredit primer langsung dimediasi sekunder nasional. Ada beberapa keuntungan apabila jejaring dalam tiga level yakni jangkauan pelayanan lebih pendek, pengawasan lebih cepat karena lebih dekat, adanya pemerataan kesempatan kerja setiap daerah, semakin banyak kesempatan orang menjadi pemimpin dan otonomi daerah semakin kuat meskipun ada juga kelemahan namun harus tetap dibangun diatas komitmen yang kuat dalam selimut saling percaya.

Sesi ini dilengkapi dengan Informasi Teknologi yang dipandu oleh Ahmad Safrudin.  Menurut Ahmad Safrudin, informasi adalah aset organisasi yang paling vital maka perlu dijaga secara optimal tingkat keamanannya. Teknlogi informasi on line (internet) memiliki keuntungan bisa secara cepat tersebar atau mendapatkan informasi bahkan pembayaran secara on line namun ada potensi serangan ketidaknyamanan terutama transaksi keuangan. Internet adalah jalur informasi yang tidak terpercaya sehingga perlu dijaga keamananannya.

Apapun alasannya bahwa koperasi kredit/CU membutuhkan informasi on line hanya perlu dijaga tingkat keamanannya dari berbagai serangan dari luar yang bisa saja merugikan organisasi apalagi organisasi keuangan seperti koperasi kredit/CU”, kata Ahmad tegas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar