Senin, 04 Mei 2020

Kekuatan Keyakinan: Solusi Krisis Bisnis Saat Covid-19

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Ketua Tim Editor Penulisan Buku
"Kopdit Serviam dan Kemiskinan di Flores" dan
"Koperasi Kredit Jalan Menuju Sukses"


Saat Peluncuran Buku Edisi Perdana
Tidak satu orang pun menyangka bahwa virus kecil berasal dari Wuhan Negeri Cina bisa menghantam nyawa seluruh umat manusia tanpa kecuali. Muncul awal di Wuhan akhir 2019, tidak banyak orang peduli. Hanya masyarakat dan pemerintah Cina seolah berjuang sendirian. Ironis lagi dalam media sosial, sebagian netizen menertawakan bahkan secara sarkasme mengejek warga Cina yang terkena dampak langsung covid-19. Negeri Cina berjuang ekstra keras dengan menaati protokol kesehatan ala covid-19. Cina bisa bangkit dan mengalahkan covid-19.



Awal tahun 2020, di tengah euforia warga dunia merayakan Pesta Natal 25 Desember 2019 serta Bahagia Tahun Baru 01 Januari 2020, dunia seakan tersentak dengan virus kecil yang awalnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya, kini menjadi virus yang sangat mengancam sendi-sendi kehidupan manusia bahkan nyawa melayang begitu banyak jumlahnya. Bukan hanya ribuan, puluhan ribuan bahkan ratuan ribu warga yang meninggal dan hampir mendekati jutaan warga dunia yang terinfeksi covid-19.

Sejumlah Negara memberlakukan "lockdown" bagi parsial dan ada yang seluruhnya. Warga dunia yang biasanya dengan mobilitas yang tinggi dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu negara ke negara lain seakan terhenti dengan tiba-tiba. Sebagian manusia sepertinya tidak bisa menerima dengan keadaan demikian.

Berhadapan dengan covid-19, setiap individu seakan kehilangan cara untuk melakukan sesuatu. Ada kecemasan dan kepanikan mulai memuncak ketika pemerintah setiap daerah baik kabupaten atau provinsi mulai menerapkan pembatasan pergerakan berskala besar atau istilah keren "lockdown" terbatas pada wilayahnya.

Keadaan ini apabila terus berlanjut akan berdampak pada menurunnya kekebalan secara psikologis. Penurunan kekebalan secara psikologis atau mental akan melahirkan beragam kekacauan atau tindakan kriminal lainnya seperti saat ini mulai ada wabah pencurian orang tak dikenal. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak swasta bahu-membahu agar masyarakat tetap waspada, taati instruksi dan tidak panik berlebihan. Hadapi kesulitan ini dengan tenang.



Salah satu solusi yang patut direnungkan dan diamalkan adalah tawaran yang diberikan Brian Tracy melalui bukunya  “The Power of Self-Confidence” dialihbahasakan oleh Desak Pusparini, editor Selviya Hanna, terbitan MIC PT Menuju Insan Cemerlang, Surabaya, Juni 2013, p. 81-83.

Brian Tracy sembari mengutif naas Kitab Suci (Alkitab) bahwa tidak ada yang mustahil bagi yang orang yang percaya. Beliau melanjurkan dengan sebuah kisah menarik yang menggambarkan kekuatan keyakinan sebagai salah satu solusi bagi bisnis pada saat krisis.

Inilah narasi selengkapnya tanpa edit penulis blog ini.  "Bertahun-tahun silam ada sebuah kisah tentang seorang pria yang bisnisnya terjerat masalah serius. Ia gagal membukukan beberapa penjualan besar, tenggelam dalam utang serta terus dikejar para pemasok dan kreditur.

Ia tidak tahu apakah ia harus terus berjuang atau menyatakan diri bangkrut dan membiarkan bisnisnya gulung tikar. Ia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di taman malam itu untuk merenung dan memutuskan langkah yang akan diambilnya. 

Ia berdiri di atas sebuah jembatan kecil di taman sambil menunduk mengamati air, ketika seorang pria tua muncul dari dalam gelap. Melihat wajahnya yang muram, pria tua itu berhenti dan menanyakan masalahnya.

Entah kenapa, pengusaha tersebut lalu menceritakan semua masalah keuangan dan nasib bisnisnya yang berada di ujung tanduk, padahal bisnis itu bagus dan bermasa depan cerah. Orang tua itu menyimak dengan penuh perhatian, kemudian berkatan ""Sepertinya saya bisa membantu Anda"".

Pria itu mengeluarkan cek dari sakunya, menanyakan nama lelaki itu dan menulis cek untuknya. Kemudian, ia menjejakan cek itu ke tangan sang pengusaha sambil berkata ""Ambillah uang ini. Temui saya di sini tepat setahun dari hari ini dan Anda dapat melunasi pinjaman ini pada waktu itu."" Kemudian pria itu berbalik dan menghilang dalam kegelapan.

Ketika pengusaha itu kembali ke kantornya, ia membuka cek dan mendapati bahwa cek itu bernilai sebesar $500.000. Ia pikir itu hanya lelucon sampai ia membaca tanda tangannya. ""John D. Rockefeller"". Tertera  di sana. Ia telah menerima cek setengah juta dolar dari orang terkaya di dunia pada saat itu, pria yang telah membangun Standard Oil Company dan terkenal karena suka membagi-bagikan uang kepada banyak orang.

Awalnya, ia berniat menguangkan cek itu dan membereskan semua masalah keuangannya. Akan tetapi kemudian ia memutuskan bahwa alih-alih menguangkannya, ia menyimpan cek itu di brankas. Dengan demikian, ia bisa memanfaatkannya kapan pun ia mau. Ia akan menggunakan jaminan ini untuk menghadapi para pemasok dan kreditur dengan lebih percaya diri serta melambungkan bisnisnya.

Dengan semangat baru, ia terjun kembali ke perusahannya dan membuat perjanjian, menegosiasikan pembayaran, memperpanjang waktu pembayaran dan berhasil melakukan beberapa penjualan besar. Dalam hitungan bulan, usahanya membaik, bebas dari utang dan mencetak keuntungan.

Setahun kemudian, ia kembali ke jembatan taman dengan membawa cek yang belum diuangkan. Ia tak sabar ingin menceritakan apa yang telah terjadi pada dirinya kepada pria tua itu. Tepat pada waktu yang telah disepakati, pria tua itu muncul lagi dari kegelapan. Ketika si pengusaha hendak menyerahkan kembali cek itu dan menceritakan kisah menarik mengenai keberhasilan dan pencapaiannya selama dua belas bulan sebelumnya, seorang perawat berlari menuju pria tua itu dan mencekal lengannya.

Perawat itu meminta maaf kepada pengusaha tersebut dan berkata ""Syukurlah saya bisa menemukannya. Smeoga ia tidak mengganggu Anda. Ia selalu melarikan diri dari panti jompo, berkeliaran dan mengaku dirinya John D. Rockefeller"". Perawat itu pun meraih lengan pria tua tersebut dan membawanya pergi.

Pengusaha itu hanya berdiri di sana, tercengang. Sepanjang tahun kemarin, ia beraksi membeli dan menjual serta membangun bisnisnya degnan perasaan tenang, yakin bahwa di brankasnya ada sehelai cek senilai $500.000 yang bisa diuangkannya sewaktu-waktu. 

Tiba-tiba ia sadar bahwa keyakinan itu membuat bisnisnya sukses meski pun informasi yang diyakininya ternyata salah. Kepercayaan dirinyalah yang berperan besar membalikkan nasib perusahaannya".

Cerita ini penulis tampilkan lengkap tanpa editing tidak bermaksud bahwa Anda bisa melakukan penipuan agar bisa menyelamatkan diri dari krisis apalagi covid-19 yang sedang mendera. Cerita Brian Tracy ini mau menunjukkan kepada kita sebuah kenyakinan bisa melahirkan ketenangan, jauh dari kepanikan dan kecemasan yang bisa saja secara mental menjatuhkan kita. Buat kita gagal fokus menjalankan bisnis.

Di luar dugaan bahwa di tengah situasi  yang lagi terpuruk selalu tampil kepercayaan diri atau keyakinan bisa keluar dan bangkit dari krisis.

Saat ini, kita semua sedang mengalami kepanikan hebat. Rasa cemas dan sedikit mulai putus asa. Covid-19 membuat perencanan indah bisnis atau usaha kita sepertinya mati kutu, mati suri dan lemah semangat. Bagaikan pengusaha yang sedang mengalami krisis, tentu pasti datang jalan keluar. 

Kita boleh mengalami krisis dan tidak boleh menyerah apalagi kalah terhadap covid-19 yang sedang mengancam nyawa kita. Kita yakin kita bisa mengakhirinya. Kita percaya, covid-19 akan berakhir. Mari kita terus berjuang dengan kepercayaan diri, penuh keyakinan sebab kekuatan keyakinan adalah salah satu solusi bisnis saat covid-19.

Silahkan mencoba. 
Semoga Anda Berhasil***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar