Rabu, 13 Mei 2020

Saat Covid-19, Kita Perlu Belajar Pada Alibaba Group Holding Limited

Oleh Kosmas Lawa Bagho


Sungguh di luar dugaan. Alibaba memanfaatkan salah satu pepatah berbahasa Inggris "Blessing in Disguise". Semua orang sudah sangat familiar dengan peribahasa tua tersebut. Terjemahan bebasnya, selalu ada berkah dibalik kemalangan atau peristiwa yang menyedihkan. Berkah dibalik bencana.



Dua tiga hari lalu, penulis mendapatkan kiriman email tentang "Panduan Digital Bagi Pengusaha di Tengah Covid-19" hasil karya Alibaba Business School baik dalam edisi bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Penulis berusaha membaca keduanya. Walau edisi bahasa Inggris selalu ditemani dengan kamus selain 'google translate'. Penulis lebih suka yang berbahasa Inggris agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih asli. Tidak berarti yang edisi bahasa Indonesia tidak bagus dan sudah tambah sana sini untuk mempercantik tulisan.

Terserah pada pembaca memilih edisi yang mana.

Buku panduan tersebut mengurai lengkap tentang bagaimana Alibaba Group Holding Limited bisa memanfaatkan bencana virus SARS untuk mendapatkan penghasilan yang luar biasa dengan melakukan inovasi dan terobosan yang tepat melalui pengaplikasian manajemen kolaborasi. Setiap perusahaan dikolaborasi secara positif untuk menciptakan pasar bersama serta profit  pasif secara bersama.

Luar biasa bahwa virus SARS 1996 yang menyerang sebagian wilayah planet bumi ini seperti yang sedang kita rasakan saat ini dengan wabah Covid-19, justru membuat Alibaba mendongkrak performance usaha atau perusahaannya sehingga mendapatkan keuntungan tak terhitung nilainya hingga saat sekarang.

Alibaba memulai dengan tagline iklan pembukaan lowongan kerja tahun 1999 itu dengan sangat menyentuh hati setiap pembacanya "Jika bukan sekarang, kapan lagi? Jika bukan saya, siapa lagi?"

Di tengah virus SARS, Alibaba berinisiatif mengerahkan semua kekuatan perdagangan menjadi satu kekuatan bersama dengan strategi:

a. Membangun infrastruktur digital.
b. Menciptakan rantai pasokan baru.
c. Menumbuhkan permintaan konsumen.
d. Mempromosikan cara-cara perdagangan baru lebih agresif.

Strategi ini ternyata jitu mengatasi kelesuan usaha akibat penyebaran virus SARS. Walau para pemilik dan aktivis Alibaba mengakui bahwa bukan virus SARS yang membuat Alibaba melakukan inovasi melainkan Alibaba memanfaatkan bencana menjadi motivasi pendorong melakukan inovasi yang mendatangkan keuntungan usaha sampai tujuh turunan.

Savio Kwan, CEO pertama Alibaba Group Holding Limited menulis,
"Peluang bisnis Alibaba bukan disebabkan SARS. Justru tim Alibabalah yang berhasil mengubah bencana menjadi mtivasi pendorong. Keberhasilan ini bisa tercapai karena kesolidan tim, kejelasan dan kesamaan arah yang kami tuju bersama dan inisiatif masing-masing karyawan untuk berkontribusi.

Sejujurnya dalam keadaan krisis, tim manajemen tidak bisa memberikan instruksi bagaimana tim harus beroperasi. Yang bisa mereka lakukan hanyalah memperhatikan dan memotivasi tim mereka".

Penulis terkagum-kagum dengan Alibaba bagaimana bisa melakukan perubahan mendasar serta mendapatkan keuntungan besar-besaran di dalam bencana virus SARS.

***
Saat ini, kita sedang dalam kecemasan dan kepanikan yang terus meningkat seiring dengan semakin menyebarnya virus covid-19 yang telah meluluhlantakan impian serta rencana strategis yang ingin dibangun oleh setiap manusia baik individu terutama secara berkelompok.

Sendi-sendi usaha anggota ambruk seketika. Langkah dan alur cashflow seolah terhenti tanpa prediksi. Semua orang jatuh dalam kesulitan. Para pengusaha kehilangan sumber pendapatan. Tidak mampu lagi membiayai beban operasional dan para karyawan tidak bisa mendapatkan penghasilan setiap bulannya. Pengusaha meliburkan dan bahkan paling pahit merisain para karyawannya.

Memang pilihan paling sulit di sini. Tidak merisain karyawan, dari mana pendapatan yang bisa didapatkan ketika virus covid-19 telah membatasi perjumpaan manusia dan produk-produknya.

Kita semua hampir putus asa. Apabila covid-19 berlanjut maka sudah sepantasnya bahwa perusahaan konvensional tidak bisa beroprasi termasuk usaha jasa koperasi kredit. Oleh karena itu, panduan dan kesaksian pengalaman nyata bagaimana Alibaba bisa bangkit secara luar biasa di tengah virus SARS harus menjadi pembelajaran bagi kita sekalian.

Ada banyak nilai yang kita petik. Penulis petik satu hal dari Alibaba Group Holding Limited. Perusahaan ini tetap fokus pada impian besarnya. Mereka tetap optimis menjalani hidup walau dunia di sekitarnya tampak buram, lesu dan mati kreasi. AGHL selalu menanamkan dalam alam bawah sadar "Sinar Matahari akan selalu muncul setelah hujan. Di masa krisis, peluang bisa melebihi tantangan selama ada optimisme dan tekad semangat kewirausahaan" Daniel Zhang, CEO Alibaba Group Holding Limited saat ini.

Untuk lebih lengkapnya bisa pelajari panduan dimaksud baik dalam edisi bahasa Indonesia juga berbahasa Inggris.

Selamat mencoba, semoga berhasil!

***

2 komentar:

  1. Tulisan yang bagus dan menjadi bahan permenungan kita semua terutama gerakan Koperasi Kredit. Semoga mata kita terbuka dan cepat tanggap agar tidak sedang menjerumuskan diri ke liang kematian gerakan CU. Badai Covid-19 menjadi bantu loncatan bagi kita untuk menanggalkan pola-pola konvensional, dan bukan roh-filosofi gerakan. Mari kita bangun infrastruktur digital menuju kejayaan gerakan Koperasi Kredit. Sumber Daya Manusia yang ada dalam gerakan ini sangat potensial dan menjadi aset tak berharga menuju kejayaan gerakan. Tuhan memberkati setiap niat baik untuk memberdayakan manusia. Thanks and never quit..

    BalasHapus
  2. Terima kasih ade. Ayo, mari kita tetap optimis dan melakukan apa yang bisa kita sumbangkan dengan sumber daya yang kita miliki. Elan vita tetap kita utamakan.

    Kita boleh meninggal dan Kopdit/CU tidak boleh mati hingga generasi anak cucu.

    #JanganMenyerah apalagi Kalah.

    BalasHapus