Sosok Pejuang Pendidikan Berjiwa Koperasi Kredit Telah Pergi: Mengenang Rinu Romanus, S. Ag

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kepala Bidang Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Rinu Romanus, S.Ag (Alm)

“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia meninggal meninggalkan nama”. Itulah perasaan dan suasana duka yang dialami gerakan koperasi kredit primer terutama 64 ribu lebih anggota dan fungsionaris  Koperasi Kredit Sangosay serta fungsionaris Puskopdit Flores Mandiri tanggal 07 Agustus 2019 lalu ketika salah seorang sosok pejuang pendidikan yang berjiwa koperasi kredit, Bapak Rinus Romanus, S.Ag pergi meninggalkan sahabat-sahabat seperjuangannya untuk selamanya tanpa satu pesan sedikit pun. Jangankan gerakan koperasi kredit dan pusat koperasi kredit, keluarga pun demikian. Atas dasar itu, sebagai manusia biasa tentu gerakan ini sungguh merasa sangat kehilangan tokoh murah senyum, berpikir ke depan dan selalu membangun persahabatan yang mendalam serta mengabdi tanpa pamrih. Namun dalam iman, para pejuang pemberdayaan masyarakat akar rumput yakin bahwa beliau sudah mendapatkan tempat istimewa yang bahagia bersama Bapa di Surga.

Biasanya dalam kepergian orang yang telah berbuat bagi banyak orang tentu mendatangkan berbagai komentar. Komentar mereka sebagai berikut:

Lodofikus Lenga, General Manager Kopdit Sangosay dengan 19 cabang tersebar di Kabupaten Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Pulau Sumba, Kupang dan Malaka. “Sesungguhnya saya tak bisa berkata-kata lagi tentang figur yang satu ini. Namun dalam kedukaan yang masih saya rasakan, saya punya kesan bahwa Rinu Romanus, S.Ag adalah figur sederhana, sangat berempati dan merupakan salah satu tokoh muda yang visioner, enerjik, humanis dan berintegritas. Beliau seorang pejuang sejati di dunia pendidikan formal yang berjiwa koperasi kredit (mempraktikkan secara nyata nilai dan pilar koperasi kredit kehidupan keluarga dan masyarakat). Koperasi Kredit Sangosay sungguh berduka dan merasa sangat kehilangan tokoh inspiratif tersebut. Selamat Jalan Bapak Rinu Romanus” .

Pastor Petrus Bate, SVD salah seorang yang juga sebagai pastor pendamping Puskopdit Flores Mandiri bersama Pastor Elias Doni Seda, SVD (tidak sempat hadir) dalam perayaan ekaristi mengenang kepergian beliau di Hotel Flores Mandiri tanggal 30 Agustus 2019 berujar,

 “Rinu Romanus tak henti bekerja untuk mengembangkan lembaga pendidikan SMUK Regina Pacis agar memiliki reputasi yang positif baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Bidang akademik, para peserta anak didik meraih prestasi tidak kalah degan sekolah unggulan lain Flores bahkan NTT dan bidang non-akademik menghasilkan anak didik meraih prestasi dalam bidang bola voli dan baskat meraih juara 1 dalam setiap momen pertandingan hingga tingkat provinsi serta bidang music telah menghantar Aldo Longa menjadi juara The Voice Indonesia tahun 2018. Beliau bahkan pergi meninggalkan kita semua sedang dalam karya untuk kepentingan sekolah di Surabaya. Beliau juga sangat aktif memberdayakan ekonomi masyarakat melalui credit union yang sekarang lebih dikenal dengan koperasi kredit. Beliau saat ini masih menjabat sebagai ketua pengurus Koperasi Kredit Sangosay, Bajawa sebagai koperasi kredit terbesar dibawah payung Puskopdit Flores Mandiri serta sedang menjabat sebagai sekretaris 2 Puskopdit Flores Mandiri. Beliau pergi meninggalkan kita dalam karya. Semoga ini menjadi sedikit teladan bagi kita yang hadir di sini”,

Ungkapan kebanggaan dalam balutan kesedihan datang dari putra sulungnya, Vinsentius Gratian Sawu melalui tulisannya ke Kosmas Lawa Bagho melalui Philipus Lusi menulis,”Bagi saya anak sulungnya, Bapak Romanus itu adalah seorang ayah yang telah berhasil menjadi seorang ayah. Dia telah menjadi ayah yang baik bagi kami anak-anaknya. Dia selalu ada dalam situasi apa pun yang terjadi pada kami anak-anaknya. Dia sering berkata kami berempat adalah kebanggaannya. Dengan cara apapun, dia ingin kami berhasil, terlebih untuk saat ini, dia ingin kami berhasil dalam proses pendidikan. Oleh karena pendidikan adalah salah satu pilar kesuksesan. Yang saya ingat ketika saya wisuda, dia mengatakan bahwa keberhasilan atau kesuksesan orang tua itu terletak pada momentum anak-anaknya telah berhasil menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi. Ketika saya bekerja di Yasukda (Yayasan Persekolahan Katolik Ngada, red), dia berpesan agar saya bekerja untuk melayani banyak orang dengan hati, tanpa mengejar kakayaan duniawi secara berlebihan dengan teladan dan motto yang selalu beliau ulang-ulang “Berani Bermimpi Besar, Disitu Akan Timbul Kekuatan Untuk Bisa Meraihnya Tetapi Harus Tetap Rendah Hati”.

Rasa kehilangan juga diungkapkan oleh Martinus Madha, Ketua Puskopdit Flores Mandiri yang menyatakan bahwa Puskopdit Flores Mandiri kehilangan salah seorang pengurus yang memiliki mimpi besar terhadap kemajuan, perkembangan dan keberlanjutan gerakan koperasi di NTT pada umumnya dan Puskopdit Flores Mandiri pada khususnya. Beliau sapaan khas ROMANUS Pengurus Puskopdit Flores Mandiri periode 2017 – 2019 yang juga adalah Ketua Kopdit Primer Sangosay sebagai Kopdit terbesar di wilayah tiga kabupaten yakni Ende, Ngada dan Nagekeo yang bernaung dibawah payung Puskopdit Flores Mandiri kini telah tiada. “Jasadnya memang telah tiada,namun pikiran, ide, gagasan serta semangat berkoperasi kredit sudah menjangkau seantero NTT”.

Pernyataan Martinus Madha didukung komentar singkat dan padat bermakna Mikhael H. Jawa, Manajer Puskopdit Flores Mandiri. Mikhael menulis,”Saya mengenal Bapak Rinus Romanus sebagai seorang sosok pemimpin yang rendah hati dan pembelajar sejati. Beliau senang belajar dan terus belajar pada yang memiliki komitmen pada kata dan tindakan. Internalisasi pembelajaran ini tervisualisasi berbagai ide dan gagasan brilian yang diterapkan pada organisasi atau lembaga yang dipimpinnya; berpikir global dan bertindak lokal. Ia sangat menekankan kualitas diri yang berelaborasi dalam kualitas kerja tim sehingga menghasilkan keunggulan komparatif dan kompetitif yang nampak pada lembaga pendidikan SMUK Regina Pacis dan Kopdit Sangosay serta Puskopdit Flores Mandiri yang beliau pimpin”.

Testimoni terakhir datang dari Philipus Lusi, Wakil Ketua Kopdit Sangosay kini didaulat menggantikan Rinu Romanus sebagai Ketua Pengurus Kopdit Sangosay periode 2017 – 2019 berujar, “Sebagai teman, guru dan sahabat, kami bersama dan bergabung di SMAK Regina Pacis Bajawa dan di Kopdit Sangosay 26 tahun yang lalu sejak tahun 1993. Dalam kebersamaan dan keseharian kami, Beliau (Pak Romanus) adalah  pribadi yang sangat rendah hati dan penuh perhatian. Dalam tugas panggilan di berbagai medan bhakti, sebagai guru, anggota Dewan Pastoral Paroki, Pengurus dan Ketua Koperasi Kredit Sangosay, beliau adalah sosok seorang pemimpin yang visioner dan sangat inspiratif. Dalam manajemen kepemimpinannya, beliau memiliki mimpi besar untuk membuat lembaga SMUK Regina Pacis dan Koperasi Kredit Sangosay agar dicintai oleh masyarakat dengan semboyan yang selalu beliau beri teladan “”Lakukan apa yang dikatakan dan katakan apa yang dilakukan secara jujur dan bertanggungjawab””.  

Philipus dalam lanjutan testimoni menulis penuh haru, “Pa Romanus, engkau sebagai guru, teman dan sahabat, dalam situasi susah ataupun senang, sedih ataupun gembira tentu ungkapan khasmu “dukamu dukaku juga, dukaku dukamu juga”. Tentu moto ini syarat pesan sosial tentang arti pentingnya berbagi, berbagi rasa, berbagi prinsip, berbagi harta sekalipun dan dengan berbagi kita tidak akan pernah miskin. Selamat jalan teman, guru dan sahabatku, selamat jalan sang pemimpin visioner, sang inspirator dan sang motivator. Doa kami menyertaimu”.

Rinu Romanus lahir di Bopoma, Ngada 08 Agustus 1961 sehari sebelum ulang tahun ke-58, beliau meninggal dunia tanggal 07 Agustus 2019 di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya. Beliau meninggalkan seorang isteri (Sawu Romana Fransiska) serta 4 orang putra/i yakni Vicentius Gratian Sawu, S1 Akuntansi; Dominika Bernadian Uge Riwu, dokter manusia; Maria Y.T. Bupu Rinu, S1 Fisika dan Jeane Teresa Meo Rinu, SMU Kelas XI IPA. Beliau mulai sekolah dasar tamat tahun 1975; SMP tamat 1979; SMU tamat 1982, D3 Pendidikan Agama tamat tahun 1988 dan S1 Pendidikan Agama tamat tahun 2015.

Menarik bagi Rinu Romanus seorang sukses dalam bidang pekerjaan saat ini diawali pekerjaan dari bawah sebagai kondektur Truk “Soga Belu”tahun 1982 – 1983, menjadi penjahit tahun 1983 – 1985, menjadi guru Agama pada SMU Regina Pacis tahun 1988 – hingga meninggal dan menjadi kepala sekolah SMUK Regina Pacis sejak tahun 2001 hingga dipanggil Tuhan tanggal 07 Agustus 2019.

Beliau juga berkontribusi pada gerakan koperasi kredit. Tanggal 12 Oktober 1988 menjadi anggota biasa, tahun 1993-1995 menjadi anggota panitia pendidikan; tahun 1996-2004 menjadi anggota dewan pimpinan pengurus; tahun 2005-2007 menjadi wakil ketua ; tahun 2008-2016 menjadi wakil ketua 1 dan tahun 2017 menjadi ketua pengurus Kopdit Sangosay hingga meninggal. Beliau juga memegang sejumlah jabatan di Puskopdit Flores Mandiri untuk periode 2017-2019 beliau menjabat sebagai sekretaris 2 pengurus.

Bidang sosial menggereja, beliau menjabat sebagai pengurus Mudika atau sekarang OMK (Orang Muda Katolik) dan terakhir sebagai anggota dewan pastoral paroki. Bidang sosial-politik, Rinu Romanus pernah menjabat sebagai anggota pengurus Partai Golkar tahun 1999-2004; tahun 2004-2007 menjadi wakil ketua Partai Golkar dan 2008-2014 menjabat sebagai sekretaris Partai Republik. ***