Sabtu, 16 November 2019

ToT Asuransi Mikro AXA-INKOPDIT 1

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kepala Bidang Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Salah seorang utusan menjadi peserta ToT

Peserta dan Fasilitaro ToT
Undangan untuk kegiatan ToT Asuransi Mikro AXA-INKOPDIT diterima tanggal 02 November 2019. Ada pemberitahuan dalam surat undangan tersebut agar setiap peserta utusan mengisi formulir pendaftaran serta mengisi kuisioner TNA (Training Need Assesment) Microinsurance Inkopdit dan harus sudah diterima panitia paling lambat tanggal 05 November 2019 untuk kepentingan kepanitiaan.


Di tengah kegiatan memfasilitasi peserta OJT (On Job Training) calon karyawan koperasi kredit di Hotel Flores Mandiri dengan muatan materi utama Manajemen Dasar dan Public Speaking, saya berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan panitia ToT Asuransi Mikro AXA-INKOPDIT yang merupakan kerjasama atau dalam bahasa saya "kolaborasi" GIZ, AXA, MICRA dan  INKOPDIT dengan tujuan untuk menciptakan fasilitator AXA-INKOPDIT dalam rangka memperkuat Daperma (Dana Perlindungan Bersama).

Saya secara pribadi menyampaikan terima kasih berlimpah kepada Manajer Puskopdit Flores Mandiri, Bapak Drs. Mikhael H. Jawa yang boleh memberikan kesempatan berahmat mewakili gerakan koperasi kredit Puskopdit Flores Mandiri pada tiga kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu, saya begitu semangat dan bergelora untuk memenuhi persyaratan serta berjuang untuk bisa mengambil kesempatan yang luar biasa demikian.

Keberangkatan ke Jakarta tanggal 15 November 2019 sementara kegiatan akan dilaksanakan tanggal 16-18 November 2019. Segala urusan tiketing dan akomodasi akan dihendel Inkopdit dalam kolaborasi dengan pihak mitra. Urusan tiketing memang membutuhkan kerja keras terutama kesabaran sebab hingga tanggal 14 November 2019 siang belum ada berita kepastian keberangkatan. Situasi ini akan berbeda dengan daerah lain yang memiliki alternatif penerbangan yang rutin. Menjadi tantangan tersendiri bagi peserta seperti saya di daerah. Bapak Mikhael sebagai manajer juga terus menanyakan konfirmasi keberangkatan ke Jakarta mengenai tiket. Saya juga tidak kalah terus menghubungi panitia terutama pak Nurdjanto Doi dan pihak Daperma Inkopdit untuk melakukan konfirmasi.

Pukul 14.00 waktu Indonesia Tengah mendapatkan berita bahwa kegiatan tetap jadi dan saya termasuk salah satu pesertanya. Urusan administrasi bisa dilakukan dan pukul 17.30 saya mendapatkan kiriman email. Bisa saja email tiketing sudah dikirim jam sebelumnya namun sejak pukul 16.00, saya lagi memimpin rapat konsultasi dengan konsultan pembuatan maket pembangunan kantor Koperasi Kredit Serviam yang telah berubah menjadi Serviam Bhakti Mandiri maka sekitar pukul 17.30 baru bisa mendapatkan informasi melalui wa dan mendownload tiketing tersebut atas bantuan Bapak Elias Cima, sekretaris pengurus dan Bapak Oswaldus R Minggu, pengawas serta pegawai Kopdit Serviam.

Rasanya ada kepastian. Untung segala administrasi dan jadual rapat sudah dilakukan. Ternyata keberangkatan dari Ende pukul 07.25 pagi. Perjalanan dari Ende, transit di Labuan Bajo dan Denpasar hingga Jakarta tidak mengalami hambatan.

Ada kegiatan unik waktu naik ke pesawat di bandara Ende. Saya memiliki boarding pass dengan seat nomor 11 C. Saya menuju pesawat dan pramugari menanyakan nomor seat saya, saya menjawab 11 C. Pramugari cewek cantik dengan ramah menunjukkan tempat duduk. Saya meletakan tas di atas dan segera mengambil kursi tanpa melihat nomor belakang C. Saya duduk disamping seorang ibu muda yang juga melakukan perjalanan ke Denpasar untuk urusan kantor. Kami berbincang dan ternyata beliau salah seorang pegawai bank di Ende yang kenal pak manajer saya dan sering mengunjungi kantor. Waktu pembicaraan makin hangat tentang pekerjaan yang kebetulan bergerak dalam bidang kerja keuangan dan pemberdayaan, datanglah seorang bapak usia berkisar lebih dari 50 tahunan, mendekati saya dan dengan suara agak tinggi, ini kursi tempat saya. Saya yang masih yakin dengan penunjukkan sang pramugari agak masa bodoh dan yakin saya ambil kursi sesuai nomor seat pada tiket. Sang bapak makin tinggi suaranya lalu ibu di sebelah saya mengatakan bapak mungkin salah nomor. Saya melihat memang ternyata saya salah, saya seharusnya duduk di sebelah. Sambil memohon maaf kepada bapak tadi dan pindah kursi yang bersebelahan saja.

Menarik bahwa kursi sebelah seorang gadis keturunan Barat sana. Saya membuka pembicaraan walau dengan bahasa Inggris yang pas-pasan. Gadis berambut pirang dengan mata yang sangat biru seperti warna langit itu menyambut percakapan dengan hangat. Beliau bahkan sangat cerdas menangkap apa yang saya katakan. Pembicaraan sekedarnya saya menanyakan nama, asal dan untuk apa di Indonesia. "I am Melanie from Switzerland. I am 23 years old. I have visited Bali, Labuan Bajo, Komodo isalnd, Manggarai, Bena Bajawa, Kelimutu lake and now i will back to Switzerland but i take a holiday in Bali for two days".

Percakapan yang hangat membuat saya agak bersemangat mempraktikkan sisa-sisa pengatahuan dan keterampilan berbahasa inggris. Beliau menceritakan tentang pekerjaannya sebagai akuntan pada sebuah perusahaan dan sudah memiliki 'boyfriend' juga sudah bekerja dalam usia yang masih sangat muda 23 tahun. Mendengar cerita-ceritanya yang mengagumkan tersebut, saya sedikit tercenung. "Wah, semuda itu, sudah mengelilingi dunia. Sendirian. Perempuan lagi". Hal tersebut tidaklah terjadi di Indonesia dan terutama di Flores.

Saya mulai berimpian agar orang-orang muda terutama anggota Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri harus mendapatkan berbagai cerita tentang perjalanan gadis Switzerland dalam usia 23 tahun sendiri melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia. Melanie juga bercerita bahwa dia menabung kurang 10 tahun lalu untuk membiayai perjalanan ke Indonesia dan ke negara lain. Melanie turun di Denpasar, saya melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Di ruang tunggu Denpasar, saya terus terbawa cerita Melanie. Saya bahkan berimpian untuk menulis entah dalam bentuk apa dengan tema utama "Melanie, Gadis Switzerland Sang Inpirasi Kehidupan" hahaha.

Demikian cerita perjalan menuju tempat kegiatan ToT. Apabila kita sedikit memiliki telinga untuk mendengar dan hati untuk melihat ternyata banyak pembelajaran kehidupan yang dapat kita pelajari dalam seluruh proses kehidupan di planet bumi ini. Proses kesabaran untuk menanti detik-detik terakhir tiketing dan kepastian keberangkatan, kita belajar untuk bersabar serta inspirasi untuk manajemen tiketing di lembaga kita masing-masing, proses kerendahan hati untuk mengakui kesalahan sebab sebagai manusia kadang kita merasa benar ternyata kita salah dan keliru serta inspirasi impian dan motivasi menabung sehingga bisa berkeliling ke seluruh penjuru dunia tanpa melihat usia dan gender. Apresiasi kepada orang dan lembaga yang telah mempercayakan kita (Pusat Koperasi Kredit Flores Mandiri, Induk Koperasi Kredit, GIZ, AXA dan MICRA). Tetap terus belajar meningkatkan nilai kehidupan, berbagai peluang akan datang dengan sendirinya. Amin. 

Terima kasih untuk proses pembelajaran. Tulisan akan dilanjutkan pada edisi berikutnya.

***

2 komentar:

  1. Luar biasa bapa..sangat menginspirasi...

    BalasHapus
  2. Mohon maaf ini dengan siapa? Terima kasih berlimpah untuk atensinya. Semoga semakin terinspirasi untuk menciptakan kehidupan kita semakin mulia hehehe.

    BalasHapus