Rabu, 28 November 2018

Karakter Pemenang dan Pecundang Ada Serentak di Dalam Diri Kita

Oleh Kosmas Lawa Bagho
 Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Pengajar Pengantar Bisnis
Politeknik Santu Wilhelmus Flores, Boawae
Ketua Pengurus Koperasi Kredit Serviam Ende
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang

"Di dalam diri kita masing-masing ada pemenang dan pecundang" Robert Kyosaki

Bangkok, Februari 2008

Mohon maaf sebelumnya bahwa penulis cukup lama tidak lagi menggoreskan kata-kata dalam blog ini. Ada yang sampai bertanya kepada penulis pada waktu kopi darat di suatu pertemuan. Penulis tidak terlalu mengenalnya secara pribadi. Ternyata beliau juga salah satu yang setia mengikuti dan membaca tulisan-tulisan pada blog yang sederhana ini. Ada banyak tema yang dibahas namun mengerucut pada proses pemberdayaan masyarakat melalui koperasi kredit atau kegiatan simpan pinjam.



Bukan hanya satu orang. Berpapasan dengan beberapa orang, mereka umumnya dalam perkenalan senantiasa menyebut tulisan penulis pada blog. Ada yang sangat detail menyebut judul tulisan terbaru atau terkini. Menurut pendapat mereka bahwa mereka cukup terinspirasi dengan tulisan-tulisan pada blog. Penulis sendiri merasa belum apa-apa apabila dibandingkan dengan para bloger terkenal dan sangat inspiratif. Walau pun agak malu-malu, penulis hanya ucapkan limpah terima kasih.

Beberapa pekan kemarin, penulis juga dikejutkan dengan pertanyaan serupa. "Belum ada judul tulisan baru yang diposting. Saya selalu mengikuti tulisan bapak pada blog".  "Oh, ya, belum". Penulis mulai menerapkan sikap apologetis untuk menutup rasa malu karena "malas" dengan mengatakan penuh percaya diri. "Saya sedikit sibuk akhir-akhir ini".

Tidak sibuk juga. Apabila ada kegiatan yang harus diselesaikan maka menulis dan memposting di blog harus menjadi bagian dari pelayanan. Apalagi ternyata ada sebagian pembaca yang merasa terbantu, terinsipirasi dan terdorong dengan tulisan-tulisan pada blog ini meski penulis sendiri, guratan dan tuangan kata serta kalimat tidak berarti apa-apa.

Ok. Penulis berusaha untuk selalu menulis dan memposting walau di tengah berbagai kesibukan. Intinya tidak mengganggu penyelesaian kegiatan-kegiatan kantor yang mendesak.

Saat ini, penulis membuat judul "Dalam Diri Kita: Ada Karakter Pemenang dan Pecundang." Judul ini terinpirasi tulisan Robert T. Kyosaki bersama John Fleming dan Kim Kyosaki dengan judul "Rich Dad- The Business of The 21st Century" terjemahan Sugianto Yusuf, terbitan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta tahun 2010.

Penulis memang salah satu mungkin pencinta tulisan Robert Kyosaki. Ada beberapa buku yang penulis beli. Menarik perhatian penulis adalah "Rich Dad- The Cashflow Quadrant". Penulis hampir saban hari membaca tulisan-tulisan pada buku tersebut. Namun hingga saat ini, penulis masih juga penasaran sebab belum bisa mengimplementasikan seratus persen sehingga cita-cita buku dimaksud dan cita-cita pribadi penulis blog ini "Kebebasan Finansial dengan berada pada kuadran B dan I" belum tercapai. Terus berjuang dan terus menguliti isi buku dimaksud.

Tahun 2014. Penulis blog mengalami suatu berkat yang luar biasa. Penulis mendapatkan kesempatan langka untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana dengan segala pembiayaan dari kantor, tempat penulis mengabdi sejak Mei 1997. Puskopdit Flores Mandiri yang sebelumnya BK3D NTT bagian Barat, meningkat menjadi Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada dan terakhir Puskopdit Flores Mandiri. Kebahagiaan itu bertambah sebab penulis pernah gagal test masuk pascasarjana di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) April 2009.

Waktu kuliah berlangsung, penulis suka mengunjungi toko buku gramedia. Bisa berlama-lama di sana apalagi hari Minggu setelah perayaan Ekaristi (Kebaktian menurut iman penulis Katolik) untuk melahap berbagai judul buku terutama resume atau pengantar atau tulisan singkat tentang isi buku dengan para penulis yang juga berkelas. Penulis suka pada penulis yang pernah bukunya dibeli sehingga selalu ada benang merah pemahaman meski tidak 100%.

Buku-buku karya Robert T. Kyosaki, Anthony Robbins, Shakespeare, Tony Buzan, Rhenald Kasali dan lainya sering menjadi langganan bacaan penulis. Jika ada uang lebih pasti membeli satu sampai tiga buah setiap kali mengunjungi Toko Gramedia yang kebetulan di salah satu paroki Malang yakni Gereja Kayu Tangan Malang yang berhadapan dengan toko penjual ilmu pengatahuan, keterampilan dan karakter tersebut.

Suatu kesempatan 17 Agustus 2015, penulis berkesempatan lagi ke Toko Buku dimaksud. Penulis tertarik dengan seri "Rich Dad" yang kebetulan hari ini berjudul "The Business of The 21st Century". Penulis memang suka menulis pada lembaran kedua buku tentang tempat, waktu dan besaran harga. Ini semacam motivasi pribadi agar setelah dibeli harus dibaca walau isinya belum dipahami. Namun bacaan senantiasa membuka jendela pengatahuan dunia dan jendela misteri Surgawi. Itu keyakinan penulis yang suka sekali mengoleksi buku. Selama hampir 2 tahun di Malang, penulis membelanjakan untuk buku hampir mendekati Rp30.000.000. Investasi yang tidak sedikit.

Oh ya. Kita kembali pada fokus judul tulisan. Buku Robert T. Kyosaki bersama Fleming dan Kim kali ini menarasikan banyak hal tentang bisnis atau wirausaha sistem jaringan. Ia, semacam MLM. Memang bagi sebagian orang, MLM memberikan keuntungan namun ada lebih banyak orang MLM mendatangkan kemalangan. Salah seorang teman dekat penulis bahkan pernah stress berat hingga kini meski beliau sudah menjadi PNS. Penulis pernah beberapa kali bersamanya. Orangnya dulu sangat cerdas secara skolastik atau akademik. Namun setelah peristiwa itu, beliau sepertinya tampak tak berakademik, suka melamun dengan tatapan yang sangat kosong. Penulis mendoakan agar beliau sekarang harus lebih baik ketimbang waktu bersama beberapa waktu dulu.

Kyosaki memberikan gambaran yang agak lain tentang bisnis sistem jaringan. Ada nilai plus minusnya. Robert menekankan cara cerdas kita memilih bisnis sistem jaringan. Jangan lihat penggandaan uangnya terlebih dahulu tetapi melihat penggandaan sistem pembelajarannya. Perusahaan yang mengutamakan sistem pembelajaran akan mensejahterakan anggota atau penggunanya. Kegagalan dalam bisnis jaringan (MLM) lantaran orang lebih terbius pada bagaimana cara cepat meraih keuntungan dengan proses instan dan tanpa pengorbanan. Orang-orang ini akhirnya gagal dalam memulai dan menjalankan usaha.

Penulis sangat terpukau pada subjudul "Pemenang dalam Diri Anda dan Pecundang dalam Diri Anda". Robert T. Kyosaki membuka dengan pernyatan yang menggelitik dan penuh nuansa reflektif. "Di dalam diri kita masing-masing ada pemenang dan pecundang. Saya juga termasuk: ada pemenang dan pecundang di dalam diri saya, yang sering bersaing satu sama lain. Alasan sebagian besar orang hanya lewat bukannya benar-benar sukses dalam kehidupan adalah mereka membiarkan pecundang dalam diri mereka mendominasi. Saya tidak. Saya berkeras pemenanglah yang wajib dimenangkan". p. 75.

Kata-kata atau kalimat ini membuat penulis tertegun dan sangat terinspirasi. Penulis, salah satu orang yang membiarkan pecundang menang dalam proses panjang perjalanan merah hitamnya kehidupan ini menjelang 51 tahun. Pecundang yang menang maka kehidupan sukses dan bahagia seakan menjauh. Impian dan cita-cita besar seakan mengecil dan tak tergapai dengan sukses.

Robert melanjutkan bahwa apabila pecundang menang dan hadir dalam diri anda ketika muncul ide-ide tanpa sadar dalam diri seperti "Duh, saya tidak mampu membelinya".  "Wah, terlalu berisiko". "Kalau gagal bagaimana". Sang pemenang siap mengambil risiko tetapi pecundang hanya memikirkan keamanan dan jaminan. Pecundang selalu mengeluh dan berkeluh kesah. Kata-katanya selalu membunuh impian. Mematikan kerja keras dan kerja cerdas apalagi kerja tuntas. Tidak mau mencoba. Kalah sebelum melakukan. Suka mencari alasan untuk tidak bertindak. Padahal tindakan membawa hasil, membawa keajaiban dalam kehidupan yang merdeka.

Pecundang adalah ketika diri kita membiarkan rasa takut, ragu atau rendah diri menang.  Bermalas-malasan, tidak mau belajar, tidak mau melakukan kesalahan sebagai sumber pembelajaran, tidak mau bekerja keras, suka mempersalahkan orang lain, lingkungan dan tidak merefleksi diri untuk berbenah secara sungguh-sungguh.

Apabila muncul perasaan dan ide semacam demikian, kita segera beralih ke diri kita sebagai pemenang. Pemenang adalah orang yang setia dengan risiko, tidak mau aman dan tidak tinggal dalam jaminan, selalu berusaha mencari solusi, tidak mempersalahkan lingkungan apalagi orang lain. Pemenang selalu berusaha keras, cerdas dan sudah tentu dengan narasi optimis dan kuat serta penuh percaya diri. Pemenang adalah orang yang terus melangkah dan menggelorakan karya meski di depannya ada begitu banyak rintangan bahkan risiko.

Pertanyaan retoris-reflektif. Kita mau memelihara pecundang atau pemenang yang sudah ada di dalam diri kita. Jawaban hanya satu. Jadi pemenang. Marilah kita terus menjaga asa dan perjuangan untuk menjadi pemenang. Itulah ciri utama pebisnis atau wirausahawan. Itulah jiwa credit union.

Selamat berpraktik. Semoga terinspirasi!!!

Ende, 29 November 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar