Minggu, 01 Juli 2018

Sudahkah Kopdit Menimbulkan 'Rasa Penasaran" Anggota dan Masyarakat

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Konsentrasi Manajemen Pemasaran

Ada banyak teori dan pembahasan tentang marketing. Ada yang dikenal dengan 7 P dengan rincian 4 P untuk barang dan 3 P tambahan khusus untuk jasa. Ada yang menambahkan lagi dengan STPD.



Empat P untuk produk barang yakni Product, Place, Price dan Prmotion sementara 3 P tambahan yakni People, Process dan Pysical Evidence. STPD singkatan dari Segmentation, Targetting, Positioning dan Differention.

Kali ini, penulis tidak akan membahas secara detail tentang berbagai hal yang telah disebutkan di atas. Penulis ingin mengulas sedikit dari hal besar tentang pemasaran atau marketing.

Strategi matketing atau pemasaran yang baik adalah para marketer mampu menimbulkan atau melahirkan 'rasa penasaran" bagi pelanggan atau customer tentang suatu produk jasa atau barang. Produk barang atau jasa yang dijual atau dipasarkan menimbulkan rasa penasaran apalagi penasaran positif akan memancing dan menyakinkan banyak pelanggan untuk memiliki produk barang dan jasa yang ditawarkan.

Produk barang dan jasa yang dipasarkan kepada publik dengan tingkat rasa penasaran yang tinggi makan sudah bisa dipastikan bahwa produk barang atau jasa tersebut akan sangat laku di pasar publik dan dengan demikian akan memunculkan kebutuhan yang memiliki.

Apabila kebutuhan untuk memiliki digencarkan secara terus-menerus akan membuat pelanggan rela untuk mengeluarkan seberapa besar pun untuk membeli barang atau jasa dimaksud. Pembelian tidak hanya dilakukan satu kali bahkan berulang-ulang kali. Pembelian yang berulang kali akan mendatangkan profit yang berlimpah ruah. Profit yang berlimpah ruah dengan tingkat pembelian berulang yang mumpuni akan membuat perusahaan atau organisasi bisnis tersebut berkelanjutan. Tidak akan lekak oleh badai kompetisi atau persaingan.

Sebaliknya produk barang dan jasa tidak menimbulkan rasa penasaran customer, tidak akan ada rasa membutuhkan, tidak ada kebutuhan untuk memiliki atau menikmati, tentu tidak akan ada pembelian apalagi pembelian berulang. Apabila tidak ada rasa penasaran, tidak pembelian apalagi pembelian berulang maka tidak akan ada profit yang melimpah. Tidak ada profit yang melimpah ruah dengan proses pembelian berulang maka cepat atau lambat, perusahaan atau organisasi bisnis bersangkutan tidak akan berkembang dan tidak akan berkelanjutan.

Kesimpulan di atas menjadi pembelajaran penting bagi organisasi jsasa keuangan seperti koperasi kredit. Pertanyaan kritis bernuansa reflektif perlu ditanyakan kepada gerakan koperasi kredit atau credit union sejagad terutama di lingkungan Puskopdit Flores Mandiri, Ende, Flores, NTT.

"Sudahkah Koperasi Kredit kita dalam proses pemasaran produk pelayanan dan mutu layanan sudah menimbulkan ""rasa penasaran" bagi anggota dan masyarakat??? Jika sudah maka syukurlah dan tingkatkan strategi pemasaran yang terus memancing 'rasa penasaran" dimaksud. Diharapkan dengan demikian, koperasi kredit kita akan berkembang pesat dan berkelanjutan. Sebaliknya, apabila belum maka dibutuhkan kerja keras dan kerja cerdas agar seluruh program pelayanan baik produk simpanan dan pinjaman serta perlindungan yang didukung dengan pelatihan agar menimbulkan 'rasa penasaran' anggota dan masyarakat bahwa produk dan mutu layanan koperasi kredit memancing anggota dan masyarakat untuk menikmatinya.

Apabila sudah sedemikian, boleh kita memiliki keyakinan bahwa koperasi kredit kita berkelanjutan.

Selamat berpraktik!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar