Selasa, 26 September 2017

Prof. Dr. Fuad Hassan Ternyata Juga Dewan Penyantun CUCO, saat ini Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT)

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Penggiat koperasi kredit/credit union sejak Mei 1997

Fuad Hassan, https://id.wikipedia.org/wiki/
Hari ini, saya sungguh berbahagia. Sejak pagi berselancar di internet terutama mbah google sambil mencari literatur yang berkaitan dengan pendidikan transformatif koperasi kredit sebagai bekal untuk menghadiri pertemuan Tim Pendidikan Transformatif GKKI (Gerakan Koperasi Kredit Indonesia) yang akan berlangsung sejak tanggal 29 September - 01 Oktober 2017 di Hotel Inkopdit, Jl. Gunung Sahari III No. 11 Jakarta Pusat.



Saya termasuk salah satu anggota Tim tersebut berdasarkan Rekomendasi Lokakarya Nasional dan Open Forum GKKI 2017 serta SK Pengurus Inkopdit Nomor: 05/SK/DP/Inkopdit/VII/2017 sebagai utusan dari Puskopdit Flores Mandiri.

Dalam upaya pencarian dimaksud, saya harus berterima kasih kepada Emanuel Agung Noetjahjono melalui blognya https://tentangcreditunion.blogspot.co.id/2012/08/tokoh-credit-union-di-indonesia.html?showComment=1506480643171 yang mengulas dan menulis tentang koperasi kredit atau credit union Indonesia.

Salah satu tema tulisan adalah tentang Tokoh Credit Union di Indonesia. Beberapa tokoh yang ditulis di sana cukup familiar dengan telinga para penggerak koperasi kredit terutama saya pribadi yakni Haji Ir. Ibnoe Soedjono, Pastor Albrecht Karim Arbie, SJ, Robby Tulus, Hubertus Woeryanto dan lain-lain namun yang cukup mengejutkan saya secara pribadi muncul nama Prof. Dr. Fuad Hassan (pernah menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan masa pemerintahan Soeharto, 1985-1993) masuk dan terdaftar sebagai salah seorang anggota Dewan Penyantun CUCO (Credit Union Counselling Office) sekarang lebih dikenal dengan Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT) dan sebagai ketua Dewan Penyantun adalah Haji Ir. Ibnoe Soedjono (waktu itu sebagai Dirjen Koperasi).

Ternyata ada orang-orang besar Republik ini yang sangat konsen mengembangkan koperasi kredit atau credit union. Mereka bahu-membahu dari berbagai latar belakang ilmu, profesi, ras dan agama untuk mengembangkan koperasi kredit atau credit union agar masyarakat Indonesia terbebaskan dari kemiskinan, kemelaratan dan kebergantungan secara ekonomi, sosial, budaya, politik  termasuk agama.

Saya mengangkat pada tulisan ini untuk memberikan kesadaran dan penguatan bagi para pelaku atau penggiat saat ini yang nama koperasi kredit atau credit union belum termaktub dalam UU namun seharunsya kita bangga untuk terus berjuang mengembangkan koperasi kredit ke arah yang besar, profesional dan sehat demi melanjutkan pemberdayaan masyarakat akar rumput.

Prof. Dr. Fuad Hassan dikenal sebagai tokoh pendidikan nasional yang juga pernah menjabat sebagai Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang cukup disegani dengan ide-ide kemandiriannya, toh pernah berkecimpung di dalam pengembangan awal credit union di Indonesia. Siapa pernah menyangka dan menduga bahwa beliau bahkan sebagai salah satu anggota dewan penyantun.

Hal ini perlu disebarluaskan kepada anggota dan masyarakat bahwa koperasi kredit sejak awal pergerakkannya di Indonesia bukanlah lembaga kelas dua melainkan sama sederajat dengan lembaga keuangan lainnya. Salah seorang anggota dewan penyantun juga sebagai pendiri BNI 46 yakni Raden Mas Margono Djoyohadikusumo.

Menurut  Emanuel Agung seperti dikutif dari blog Inkopdit para perintis adalah:
1. Albrecht Karim Arbie, SJ.
2. Robby Tulus.
3. Ir. Ibnoe Soedjono.
4. John Collins, SJ.
5. Raden Mas Margono Djoyohadikusumo.
6. Prof. Dr. Fuad Hassan.
7. Mochtar Lubis.
8. Prof. Dr. A.M. Kadarman, SJ.
9. A. J. Sumandar.
10. John Dikstra, SJ.
11. FX. Bambang Ismawan.
12. Frans Lubbers, OSC.
13. Nico Susilo.
14. Sumitro.
15. FX. Susanto.
16. Hubertus Woeryanto.
17. Theodorus Thrisna Ansarli.
18. A.C. Lunandi.
19. Suharto Nazir.
20. Sukartono.

Mari kita berbangga dan terus menggelorakan semangat awal para penyantun dan pendiri kita.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar