Rabu, 13 September 2017

Bisakah Orang Hidup dari Koperasi Kredit?

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Penggiat Koperasi Kredit sejak Mei 1997

Pertanyaan yang menjadi judul tulisan kali ini semestinya tidak perlu ada. Apalagi bagi seorang penulis yang telah bergelut dan hidup dari koperasi kredit sejak tamat perguruan tinggi dan hingga detik ini belum mau berpaling ke tempat yang lain. Ada berbagai tawaran namun penulis terlanjur yakin dan jatuh cinta dengan koperasi kredit.



Pertanyaan di atas sesungguhnya tidak perlu dibuat menjadi judul pada blog ini. Namun penulis, entah karena apa, pada siang ini koq terngiang dengan pertanyaan seorang aktivis gerakan koperasi kredit pada suatu kegiatan pelatihan tahun 2009 di Thailand.

Kebetulan kami berangkat bersama dan bersama-sama dari Indonesia. Nama dan lembaganya tak perlu penulis sebutkan untuk mejaga privasi serta persahabatan yang sudah bertaut sangat lama dan akrab.

Namun, pertanyaan itu sangat relevan ketika dalam sebuah group WA, ada sejumlah pertanyaan tentang kriteria sejahtera. Group itu bahkan secara khusus membahas tentang kriteria sejahtera anggota koperasi kredit. Penulis belum memberi catatan atau sekedar urun rembung. Penulis hanya menikmati setiap postingan yang dilakukan.

Ada postingan yang bernada positif untuk memberikan dukungan atau pencerahan namun ada juga catatan kritis yang butuh jawaban dengan sikap bijak. Itulah realitas diskursus atau urun rembug agar bisa mendapatkan jawaban atau solusi yang cerdas.

Lalu apa hubungan diskursus kesejahteraan dengan judul tulisan di atas?
Jawabannya bahwa diskursus kesejahteraan adalah bahasa lain dari pertanyaan sahabat penulis "Bisakah orang hidup dari koperasi kredit?'

Waktu itu, penulis jawab tegas. Tergantung pada si penanya. Namun apabila penulis bisa memberikan jawaban, penulis sangat yakin bahwa penulis hidup dari koperasi kredit. Tidak lagi pada yang lain.

Jawaban itu tidak memuaskan penanya. Sekembalinya dari sana, penanya tampaknya ragu dengan masa depannya bersama koperasi kredit. Beliau dengan bebas meninggalkan atau tidak lagi berkarya pada koperasi kredit.

Sama halnya dengan kesejateraan melalui koperasi kredit. Apabila kita tidak yakin bahwa koperasi kredit bisa membawa kesejahteraan bagi anggota dan para pelakunya maka bukan tidak mungkin orang bisa meninggalkannya.

Apabila anggota meninggalkan koperasi kredit maka menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita para pelakunya. Namun apabila kita para pelaku merasa bahwa kita tidak sejahtera melalui berkarya pada koperasi kredit, bertanyalah pada "rumput yang bergoyang".  Jawabannya tenty ada pada diri masing-masing.

Bisakah orang hidup dari koperasi kredit? Bisakah orang sejahtera melalui koperasi kredit?

Penulis blog ini menjawab "BISA".

Selamat berkarya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar