Kamis, 13 Juli 2017

GKKI Dukung Keberagaman

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri



Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI) mendukung keberagaman dalam keseluruhan proses pengelolaannya sebagai tiang penopang perekonomian nasional. UU Koperasi Nomor: 25 Tahun 1992 menegaskan secara jelas bahwa keanggotaan koperasi termasuk koperasi kredit bersifat sukarela dan terbuka.


Sukarela artinya keanggotaan sebuah koperasi tidak ada paksaaan sedikit pun oleh siapa pun dan dalam bentuk apa pun. Itulah prinsip dasar keanggotaan koperasi. Selain bersifat sukarela juga “terbuka”. Artinya keanggotaan koperasi dan koperasi kredit di seantero nusantara sangat menghargai kepelbagian atau keberagaman anggota. Terbuka untuk siapa saja dari latar belakang apa pun juga.
Keterbukaan koperasi atau pun koperasi kredit saat ini mendapatkan tantangan yang tidaklah kecil. Memang gerakan koperasi kredit tidak merasa langsung segala dinamika ekslusivitas yang terjadi akhir-akhir ini secara nasional. Namun dampak tak langsung cukup dirasakan sehingga dalam Lokakarya Nasional, Open Forum dan Rapat Anggota Nasional (RATNAS) Gerakan Koperasi Kredit Indonesia yang tergabung pada wadah Induk Koperasi Kredit-Jakarta ramai memperbincangkan, merefleksikan serta memberikan rekomendasi agar persatuan dalam keberagaman ini mendapat perhatian serius demi keberlangsungan dan keberlanjutan “keberagaman” atau “keterbukaan” dalam GKKI.

Dalam perdebatan, perbincangan serta diskursus yang cukup alot, forum LOKNAS berhasil memberikan satu rekomendasi bulat agar ‘persatuan dalam keberagaman” juga masuk dalam pilar koperasi kredit untuk dihidupi, dihayati dan dipedomani seluruh gerakan koperasi kredit di seluruh Indonesia. Pilar-pilar koperasi kredit memang terus berkembang sesuai dinamika usaha dan masyarakat terkini.

Awalnya terinspirasi pendiri Koperasi Kredit atau Credit Union, Frederich Wilhelm Raiffesien di Jerman tahun 1848 dengan tiga pilar utama yakni pendidikan, swadaya dan solidaritas. Tiga pilar ini bertahan cukup lama hingga RATNAS di Yogya tahun 2012. Waktu itu ada wacana menambahkan satu pilar lagi yakni inovasi untuk menjawab perkembangan dunia bisnis yang sangat mengandalkan inovasi dalam pelayanan. Inovasi pelayanan koperasi kredit berbasis IT.

Mei 2017 di Makasar, GKKI menyadari pentingnya persatuan dalam keberagaman menuju integrasi nasional gerakan koperasi kredit maka menambah satu lagi. Saat ini, tidak lagi empat pilar melainkan panca pilar yakni pendidikan, swadaya, solidaritas,inovasi dan persatuan dalam keberagaman.

Panca pilar koperasi kredit dimaksud adalah:

Pendidikan
Pertumbuhan dan keberlanjutan kehidupan koperasi kredit sangat mengandalkan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana utama untuk membangun insan koperasi kredit sadar berkoperasi dan mampu berkoperasi kredit dalam mewujudkan kehidupan anggotanya yang sejahtera dan bermartabat.

Setiap orang untuk menjadi anggota koperasi kredit hanya melalui pintu pendidikan. Sebab pendidikan mempunyai tugas penting untuk menanamkan kesadaran akan nilai-nilai koperasi kredit antara lain kemandirian, solidaritas, kerja sama, kejujuran, bekerja keras dan cerdas, tanggungjawab sosial dan saling percaya.  Koperasi kredit dimulai dari pendidikan, berkembang karena pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan.

Dengan demikian, melalui pendidikan yang terus-menerus, insan koperasi kredit juga dapat disadarkan untuk membangun diri dalam kebersamaan demi membentuk karakter sebagai insan kopdit mulai mengatur ekonomi keluarga secara bijaksana. Pendidikan membuat anggota beralih dari pola hidup boros untuk hidup hemat dan mulai menabung dari penghematan pengeluaran yang kurang urgen saban hari. 
Swadaya
Swadaya berarti membangun kekuatan sendiri. Melalui pilar swadaya ini, para insan koperasi kredit selalu percaya diri dan mempunyai rasa harga diri untuk terus berjuang mempertahankan hidup secara bermartabat dalam kerjasama dan kebersamaan dengan orang lain. Koperasi kredit selalu berusaha untuk sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri untuk mengembangkan koperasi kreditnya semakin besar dan sehat serta para anggotanya semakin sejahtera.

Melalui semangat swadaya, gerakan koperasi kredit membangun kekuatan masyarakat setempat melandaskan pada filosofi pemberdayaan Frederich Wilhelm Raiffesien yakni hanya orang miskin yang dapat mengatasi kesulitannya sendiri” dengan cara menabung dari apa yang ada pada orang miskin, dipinjamkan kepada orang miskin untuk pengembangan ekonomi rumah tangganya.

Koperasi kredit sejak awal terbentuknya tetap konsisten untuk menggerakkan usahanya dengan berpijak pada simpanan dan tabungan dari anggota, kemudian dipinjamkan kepada anggota. anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi kredit.  Kemandirian membebaskan koperasi kredit dari berbagai intrik kepentingan termasuk kepentingan politis yang memudarkan api semangat keswadayaan.

Solidaritas
Solidaritas koperasi kredit mewujud dalam semboyannya “kau susah aku bantu, aku susah kau bantu” menjadi semangat yang menjiwai segenap insan koperasi kredit.

Semangat solidaritas itu nampak secara nyata dalam kegiatan: simpan teratur, pinjam bijaksana dan angsur tepat waktu agar terjadi saling tolong menolong di antara sesama anggota dan masyarakat sekitar. Solidaritas menyadarkan anggota koperasi kredit untuk tidak hanya memikirkan dirinya sendiri melainkan harus saling melayani, tolong menolong dan berbuat baik demi kebaikan bersama. Solidaritas adalah mau berbagi dengan orang lain terutama mereka yang tergolong kurang diperhitungkan secara ekonomis, sosial, budaya dan politik di tengah masyarakat. Koperasi kredit solider dengan “mereka yang lemah dan terpinggirkan”.

Inovasi
Inovasi juga menjadi salah satu pilar penting bagi koperasi kredit untuk bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan koperasi kredit saat ini adalah menggunakan teknologi komputerisasi dalam pelayanan kepada anggota serta variasi produk simpanan dan pinjaman sesuai kebutuhan anggota. Berbagai terobosan dan inovasi tersebut membuat koperasi kredit semakin berkembang besar, sehat dan dicintai oleh masyarakat Indonesia umumnya dan Flores khususnya terutama masyarakat Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo.

Kehadiran koperasi kredit tidak hanya membangun ekonomi anggota saja tetapi juga memberikan nilai menumbuhkan harkat dan martabat segenap insan koperasi kredit berdasarkan panca pilar utamanya yakni pendidikan, swadaya, solidaritas, inovasi dan persatuan dalam keberagaman. Untuk itu, pilar inovasi harus terus dijaga, dipelihara dan dilaksanakan oleh setiap insan koperasi kredit hari ini dan generasi akan datang.

Persatuan dalam Keberagaman
“Betapa indahnya sebuah taman dipenuhi aneka warna bunga. Indahnya sebuah nyanyian terdiri dari berbagai suara yang dipadukan menjadi  sebuah mosaik yang mengharukan”. Demikian dengan koperasi kredit. Koperasi kredit menganut asas terbuka dan sukarela sehingga semua orang bisa menjadi anggota. Koperasi kredit merupakan rumah besar yang menghimpun anggota dari berbagai latar belakang budaya, ras, suku bahkan agama. Kita berbeda namun satu visi, satu tujuan meningkatkan kehidupan yang lebih sejahtera dan manusiawi. Kita bagaikan pelangi yang warna-warni namun satu sebagai manusia ciptaan Tuhan yang tertinggi.

Kita berasal dari suku, ras, agama, sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Namun perbedaan itu tidak membuat kita saling curiga apalagi bermusuhan satu sama lain. Justru perbedaan itu membuat kita semakin bersatu padu bagaikan aneka warna bunga di taman yang sama.  Kita juga bagaikan simfhoni musik yang indah lantaran perpaduan mesrah dari berbagai macam bunyi nada. Perbedaan membuat kita semakin teguh dalam persatuan. Kita bersatu untuk mengatasi berbagai kemiskinan, ketertinggalan dan penyakit sosial lainnya. Bersama kita bisa meraih kesejahteraan dalam wadah koperasi kredit.

Panca pilar dirasakan semakin bernas ketika dikaitkan dengan peringatan HUT Koperasi Nasional yang ke-70, tanggal 12 Juli 2017. Viva GKKI. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar